1 Jul 2013

Tenang Saja, Segalanya Bikinan Manusia

"Tidak akan kuciptakan kucing, marmut dan tikus kalau tidak untuk bersujud kepada-Ku," begitulah firman Dewa Anjing. Berasal dari nabi-Nya yg bernama Scooby Doo. Tidak dituliskannya sendiri, karena Scooby Doo buta huruf. Yg menuliskan anjing-anjing lainnya. Dengan bahasa anjing, tentu saja. Scooby Doo cukup menyalak saja, dan salakannya itu langsung digoreskan di atas sisa-sisa bungkusan makanan.

Joko Tingtong tidak percaya.

Itu kisah di dunia anjing yg semata cuma fiksi belaka, hasil rekaan manusia. Di dunia manusia juga ada kisah serupa itu. Joko Tingtong juga tidak percaya. Yg Joko percaya, ada manusia yg mengucapkan atau menuliskan kata-kata atas nama Dewa atau Dewi, bisa juga atas nama Allah.

"Akulah Tuhan, Allahmu, yg membawa kamu keluar dari tanah Mesir". Itu ayat yg ada di kitab Genesis. Bahasa Indonesianya kitab Kejadian. Menurut tradisi dituliskan oleh Musa. Kemungkinan benar dituliskan oleh Musa, seorang yg sangat terdidik. Anak angkat dari putri Firaun, dibesarkan dan disekolahkan sebagaimana layaknya bangsawan Mesir. Tetapi, apakah benar itu perkataan Allah tentu saja soal lain. Yg jelas itu perkataan manusia. Dituliskan dengan bahasa manusia, dalam hal ini menggunakan bahasa Ibrani. Aslinya bahasa Ibrani, tetapi sekarang telah diterjemahkan ke semua bahasa manusia. Menjadi karya sastra. Alkitab Kristen adalah karya sastra terbesar sepanjang segala abad, dibaca oleh semua manusia terpelajar dari dahulu sampai sekarang. Isinya khazanah terindah dari budaya Yahudi dan Kristiani selama sekitar 1700 tahun. Dari tahun 1500 SM sampai 200 M. Isinya tulisan atau rekaman ucapan nabi-nabi Yahudi, baik yg resmi seperti Musa. Maupun yg sesat seperti Yesus. Walaupun orang Yahudi juga, status Yesus di Keyahudian termasuk sesat. Tidak diakui. Yahya juga tidak diakui. Siti Maryam juga tidak diakui. Tetapi mereka semua diakui oleh Kekristenan dan kisahnya dituliskan. Ada kisah yg menggunakan kata ganti pertama seolah-olah yg berbicara itu Yesus, Yahya atau Siti Maryam sendiri.

Ada pula seolah-olah Allah atau malaikat.

Yg bicara cuma pikiran manusia, kata Joko Tingtong.

Pikiran manusia yg berniat menuliskan dialognya dengan diri sendiri. Dituliskannya dialog itu seolah-olah ada Allah yg datang, malaikat yg datang. Bukan hal aneh. Sampai detik ini juga masih terjadi. Kalau ada yg bilang oh Tuhan, apakah benar orang itu bicara dengan Tuhan? Atau, ya Allah, apakah benar dia berbicara dengan Allah? Tentu saja tidak. Orang itu cuma berbicara dengan dirinya sendiri saja. Begitu pula ketika dituliskan dan menjadi ayat-ayat yg disucikan. Artinya dianggap suci.

Kalau anda bilang Tuhan maha adil, apakah itu ayat yg diturunkan Allah? Tentu bukan. Itu pikiran anda sendiri. Dan pas, benarlah begitu. Isi kitab-kitab Yahudi dan Kristen memang seperti itu. Namanya Alkitab. The Bible dalam bahasa Inggris. Bukan Yahudi dan Kristen saja, melainkan semua agama. Semua kitab dari segala macam agama dan kepercayaan, di semua bangsa yg pernah dan masih ada di atas bumi.

Apabila ada kitab Darmo Gandhul yg punya tokoh bernama Sabdo Palon, apakah benar ada Sabdo Palon yg berbicara? Apakah benar Sabdo Palon bilang ke Prabu Brawijaya bahwa dirinya akan datang kembali? Bukankah yg ada disana cuma Prabu Brawijaya saja? Apakah kisah Darmo Gandhul dituliskan oleh Prabu Brawijaya? Ataukah oleh Sabdo Palon sendiri?

Bukan lagi.

Walaupun dipercaya sebagai kitab suci asli, atau setengah suci, semuanya cuma rekaan. Kisah tentang moralitas manusia di masa lalu. Ada yg bejat, dan ada yg kurang bejat. Alam semesta atau Allah lebih berkenan kepada manusia yg kurang bejat. Dan untuk mengurangi kebejatan manusia, maka pada suatu saat di masa yg akan datang, seorang tokoh akan diutus oleh Allah. Dunia harus benar-benar bejat barulah muncul utusan seperti itu. Seperti Yesus yg akan datang kembali. Atau mungkin titisan Kresna yg menitis kembali. Atau Sabdo Palon, atau siapapun. Tidak jadi masalah. Yg jelas, kita tahu semuanya merupakan hasil imajinasi manusia.

Joko Tingtong ahli berimajinasi, pertama kali belajar berimajinasi dari kitab-kitab suci. Seperti Bhagavad Gita yg memuat percakapan antara Kresna dan Arjuna dalam perjalanan menuju medan perang Kurusetra.

"Engkau tak ingat, wahai Arjuna, tetapi aku ingat. Kita telah bersama-sama entah berapa kali, tak terhitung, sebelum kehidupan kita kali ini."

Itu kata Sri Kresna kepada Arjuna. Yg menuliskan adalah pengarang itu kitab Bhagavad Gita, bagian dari Mahabharata. Kisah kolosal wangsa Arya. Termasuk buku suci bagi orang-orang India. Tapi apakah benar ditulis oleh Dewa Dewi? Tidak benar. Apakah benar ditulis oleh pengarangnya? Benar.

Kitab-kitab Yahudi dan Kristen juga begitu. Apakah benar ditulis oleh Allah? Tidak benar. Apakah benar ditulis oleh pengarangnya? Benar.

Karena segalanya merupakan hasil pemikiran atau permainan imajinasi manusia, tanpa ada Allah atau Dewa Dewi yg bisa dikonfirmasi mengenai pencatutan namanya, maka sebaiknya kita tenang saja. Walaupun telah jadi agama, atau ajaran yg juga, sekali lagi, mencatut nama Allah atau Dewa Dewi.

Tenang saja, segalanya bikinan manusia.

Dan berikut percakapan hari ini.

T = Mas Joko, saya berkesimpulan kesadaran diri itu pokok dari segala kehidupan ini, dan adanya dalam diri kita sendiri-sendiri, sepahamku itu disebut sukma sejati pancere hidup yang membawahi sedulur papat (kalo di Mas Joko: elemen air, api, udara, tanah).

J = Ok.

T = Dan dimana orang sudah paham disini, orangnya akan netral kalo menurut saya, namun dari kenetralan ini seseorang Kejawen harus memilih satu jalan agar hidupnya berguna untuk orang lain, harus jadi putih, hitam, merah. Dari sini saya bingung, rasanya ada benturan, mungkin Mas Joko melihat ada benang merah kesana?

J = Hm..

T = Kalo mau jadi orang putih harus tirakat/kultivasi mati-matian dengan meniatkan untuk menemukan si sejatinya aluwamah. Bila beruntung ketemu dia akan bisa menolong orang, bisa melihat sakjeroning winarah untuk menolong orang lain menuju kebaikan. Contoh: menyembuhkan orang kena tenung, santet dan sebangsanya.

J = Ok.

T = Kalo mau jadi orang hitam harus tirakat/kultivasi mati-matian dengan meniatkan untuk menemukan si sejatinya mutmainah. Bila beruntung ketemu dia akan bisa sakti mandraguna, bisa melihat sakjeroning winarah, juga untuk menolong orang lain menuju keburukan. Contoh: tenung, santet, dll.

J = Ok.

T = Kalo mau jadi orang merah tirakat/kultivasi mati-matian dengan meniatkan untuk menemukan si sejatinya amarah, bila beruntung ketemu dia akan bisa sakti mandraguna dalami ilmu kadikdayaan.

J = Ok.

T = Dari sedulur papat yang satunya entah dikemanakan aku juga gak ngerti. Sebatas itu kayaknya yang aku pahami, sepahamku dari Kejawen yg ini tak mengenal ritual patokan yg pasti untuk yg dicari itu, tergantung si manusianya sendiri memilih ritual apa untuk mencapai ke arah situ, kuncinya jujur pada diri sendiri dan keberuntungan diri.

J = Ok.

T = Cuman disana masih memakai perhitungan Jawa, kalo mau laku 40 hari bisa diringkas hanya dalam tiga hari tiga malam dalam hari dan pasaran tertentu, dll. Suksesnya dari misi yang dilakukan pasti bertemu dengan sesuatu, entah orang, cahaya simbol atau apapun yg akhirnya setelah itu orangnya jadi bisa begini begitu.

J = Ok.

T = Dan ini yg jadi ganjalan dalam hatiku, faktor keberuntungan ini, bila si pelaku tidak beruntung maka tidak akan menemukan yg dicari, malah bisa-bisa gila kalo tidak lenggono dengan kenyataan ini.

J = Ok.

T = Dan fakta temenku dengan perhitungan Jawanya bisa tahu sembuh ato mati pada orang yg sakit detail di tepat hari dan pasarannya, juga tahu berhasil tidaknya sesuatu yang akan dilakukan, misalnya daftar lurah jadi ato tidaknya, tapi itu semua disampaikan dengan gaya bahasa perlambang. Dan kayaknya dia juga tahu aku sharing ini dengan Mas Joko, nih tubuhku gemetar, ada hawa panas dari bawah tulang punggungku ke dada, deg-degan, dan ke atas lagi, ke tengkuk, kepalaku klieng-klieng, trus umbunku berasa berdenyut kencang hehehe... emmmm

J = Emmmm

T = Aku pemula dalam spiritual, aku tahu ini rahasia dan ada pantangan-pantangannya, karena kata orang ini ilmu tua dan bisa kuwalat bila mewartakannya, bila sakit tidak ada penyembuhnya, bila gila tidak akan pula kembali pulih kesadarannya, tapi kesadaranku yg berontak, aku ndak kuat nahan ini semua tanpa penjelasan selamanya, semoga pencipta alam semesta yg menghidupi kita semua mengerti dan memaafkanku serta menjauhkanku dari hal-hal yg tidak kuinginkan itu semua. Aku hanya mau tahu dan mengerti untuk apa sih hidupku ini sebenarnya... hikss hikss...

J = Urip yo urip. Enjoy aja, tanpa perlu neko-neko menjadi putih, hitam, merah, kuning, dsb... walaupun kalau mau juga bisa karena tidak ada yg larang, dan konsekwensinya tanggung sendiri. Itu inti ajaran Kejawen, sehingga pertanyaan anda akhirnya balik kembali ke diri anda sendiri. Anda mau hidup anda untuk apa? Kalau mau jadi orang sakti mandraguna menggunakan kepercayaan Kejawen klenik, ya jalanilah. Mungkin berhasil, mungkin pula tidak berhasil. Mungkin setengah berhasil. Mungkin ketika tidak berhasil jadi stress dan orang lain bilang kuwalat atawa setengah gila. Semuanya pilihan dan ada konsekwensinya. Konsekwensinya anda sendiri yg tanggung. Paling saya cuma bisa mengkomentari bahwa Kejawen klenik seperti itu cuma permainan pikiran thok. Mind game. Kalau orangnya percaya, maka jadilah.

Kalau orangnya tidak percaya, ya tidak jadilah.

 by Leonardo Rimba


Tidak ada komentar:

Posting Komentar