22 Jul 2013

Lemuria

Dua hari lalu saya menulis: "Kalau mengikuti cerita-cerita legenda atau mitos, maka Lemuria itu isinya manusia yg terlalu pasif, Atlantis itu manusia yg terlalu aktif, so dari ekstrim ke ekstrim. Yg jelas, di setiap era peradaban kita memiliki peluang atau kesempatan untuk berkiprah sebebas-bebasnya melalui berbagai macam eksperimen."
Lalu seorang teman bertanya: "Maksud postingan (note) ini... would you mind explaining in the way you like most? It's fine with me."

Yg akan saya jawab sbb: Menurut sebagian kalangan, Lemuria adalah peradaban pertama yg ada di atas bumi ini, para manusianya adalah mereka yg sifatnya terlalu pasif dan selalu berusaha untuk menghindari konflik dengan para makhluk yg ada di atas bumi pada saat itu.
Jadi, penduduk Lemuria sering diibaratkan sebagai peri yg tidak tampak di permukaan bumi, melainkan hidup di dalam bumi, di lorong-lorong yg dibuat sambung menyambung, dengan pos-pos pengintai di tempat-tempat strategis untuk mengamati kegiatan di atas bumi. Di atas bumi hidup makhluk-makhluk purba seperti Dinosaurus dan sebagainya yg so jelas seram sekali.
Lemuria lalu musnah, tenggelam ke dasar laut. Sebagian pengungsi dari  Lemuria kemudian mendirikan peradaban kedua yg dikenal sebagai Atlantis. Atlantis ini memiliki manusia yg bersifat kebalikan dari Lemuria. Kalau Lemuria sifatnya pasif, maka Atlantis berisikan manusia yg hiperaktif, mengandalkan kekuatan supranatural as well as natural untuk menguasai alam sekitar. Lalu ego meraja-lela dan terjadi perebutan kekuasaan untuk menguasai alat pemusnah massal yg konon berupa suatu kristal raksasa pembangkit energi. Dalam perebutan kekuasaan ini sang kristal meledak dan menghancurkan benua Atlantis yg lalu tenggelam ke dasar lautan.
Peradaban kita yg sekarang adalah yg ketiga kalau menurut mitos ini.

For your information, yg namanya mitos sebenarnya cuma hikayat half truth, ada kebenarannya walaupun banyak juga isapan jempolnya. So, Lemuria mungkin pernah existed, dan manusianya mungkin masih berupa setengah hewan, yg jelas lebih hewani (or lebih manusiawi even?) daripada sebagian manusia yg memiliki ego dan teknologi seperti mereka yg hidup di peradaban berikutnya, yaitu Atlantis. Atlantis memiliki ego dan teknologi as well as agama. Agama orang Atlantis adalah penyembahan energi. Nama Tuhan disana bukan Allah.
Allah juga merupakan mitos yg bahkan lebih extravagan daripada mitos  Lemuria dan Atlantis karena Allah meng-klaim menciptakan langit dan bumi yg umurnya sudah entah berapa ribu juta tahun ini. Pedahal, kita semua tahu bahwa paling tua Allah usianya 5,000 tahun saja, yaitu tidak lebih tua dari Nabi Musa yg mengarang segala macam kisah penciptaan manusia di Taman Firdaus dan lain sebagainya, termasuk kisah perjalanan Nabi Ibrahim, yg semuanya ditulis oleh Musa, seorang yg sangat terpelajar dan terdidik di istana Firaun Mesir.

Musa adalah seorang manusia yg menciptakan suatu sintesa yg akhirnya melahirkan agama-agama Timur Tengah (Yahudi, Kristen, Islam, dan segala macam turunannya). Di India ada juga para brahmana yg menciptakan agama Hindu yg akhirnya melahirkan agama Buddha dan segala macam turunannya seperti Zen. Di Amerika Pre-Columbus juga ada agama-agama asli. Di Cina agama aslinya adalah Tao dan Konghucu. Di Jepang agama aslinya disebut Shinto.
Di Indonesia terdapat berbagai macam agama asli, maupun setengah asli seperti Kejawen dengan berbagai macam alirannya. So, kisah tentang peradaban manusia adalah kisah sambung menyambung bersifat half truths tentang bagaimana manusia tercipta, tentang bagaimana ada sang pencipta, tentang segala macam perbuatan halal dan haram, yg semuanya merupakan ide belaka. Karena isinya ide belaka akhirnya kita mengenal istilah "ideologi".

Nah, kita sebagai suatu peradaban sudah bergerak dari ekstrim ke ekstrim. Lemuria dengan agamanya yg ekstrim pasif. Atlantis dengan agamanya yg ekstrim aktif. Dan era kontemporer sekarang yg mungkin bermula sejak 10,000 tahun yang lalu dengan peradabannya yg terkadang pasif, terkadang aktif, dan terkadang fanatik juga, dan terkadang bahkan bisa belajar juga dari kesalahan sendiri di masa lalu. Kalau kita mau, maka kita semua bisa menggabungkan apa yg terbaik dari ide-ide yg kita miliki. Kita mengerti bahwa segalanya itu buatan saja, yg mungkin telah pernah berjasa bagi masyarakat banyak ketika peradaban kita masih primitif. Dibandingkan dengan saat ini, maka 1,500 tahun yg lalu itu termasuk masa primitif. Tetapi, segala macam ide-ide yg berasal dari 1,500 tahun yang lalu jelas sudah tidak relevan lagi di masa sekarang. Dulu manusia masih takjub mendengar kisah petualangan Allah yg menciptakan Adam dan Hawa di Taman Firdaus. Kita sekarang tidak takjub lagi karena kita tahu bahwa semuanya itu dikarang oleh Musa, yg juga kemungkinan besar seorang plagiator.
Kisah itu sudah ada sejak ribuan tahun sebelumnya lagi, bahkan sebelum Musa menconteknya; contekan mana sayangnya akhirnya menjadi bagian dari kitab suci di sebagian agama. Dan itu semuanya terjadi dalam peradaban kontemporer, di era kita saat ini, dan bukan di Lemuria ataupun Atlantis. Hikmahnya itu cuma satu sebenarnya. Kalau Lemuria dan Atlantis akhirnya hilang lenyap tenggelam ke dalam lautan karena manusianya bersifat ekstrim, maka kita yg hidup di peradaban terakhir ini memiliki kesempatan yg sama untuk berbuat sesuatu yg berbeda.
Kita bisa belajar dari kesalahan peradaban masa lalu: Ekstrim selalu menyakitkan, baik bagi diri sendiri maupun bagi kita sebagai suatu komunitas. So, akhirnya kita akan menjadi moderat saja.
Kita akan biasa-biasa saja tanpa menyembah ide ini dan itu, tetapi menjalani saja apa yg bisa dan harus dijalani. Peace for all, without discrimination based on anything.

(sumber: salah satu e-book tulisan Leonardo R.)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar