26 Jul 2013

Mata Ketiga Tidak Bisa Kabur

PAGI HARI (AL DUHA)


Dalam nama Allah yg penuh kasih dan pengampun.

Di siang maupun malam hari, Tuhanmu tidak pernah meninggalkanmu, tidak pula Dia mengenyahkanmu.

Kehidupan yg akan datang mengandung penghargaan yg lebih besar bagimu dibandingkan kehidupan sekarang. Engkau akan terpuaskan dengan apa yg akan diberikan oleh Tuhanmu.

Apakah Dia tidak membawa anak yatim kepadamu dan menyediakan tumpangan juga?

Apakah Dia tidak menuntunmu ketika engkau tersesat?

Apakah Dia tidak memperkayamu ketika engkau miskin?

Karenanya janganlah menyalahkan anak yatim, maupun mengusir pengemis. Tetapi tunjukkanlah kebaikan Tuhanmu.

(QS 93: 1-11)


Menurut Joko Tingtong, dalam surah berjudul "Pagi Hari" yg diterjemahkannya sendiri itu, yg berkata adalah Nabi Muhammad. Istilahnya memberikan exhortation (bahasa Inggris). Dorongan bagi orang lain untuk berbuat sesuatu. Semua ayat di kitab-kitab Samawi memang diucapkan atau dituliskan oleh manusia. Kalau kemudian dianggap sebagai firman Allah, maka itu soal lain lagi.

Bukan hanya Al Quran berbahasa Indonesia, Alkitab berbahasa Indonesia juga aneh. Nilai rasanya beda jauh dibandingkan ketika kita membaca terjemahan berbahasa Inggris. Joko Tingtong lebih suka membaca kitab-kitab samawi, baik dari versi Yahudi, Kristen maupun Islam, dalam terjemahannya yg berbahasa Inggris. Lebih akurat sekaligus tidak ada nilai rasa penghambaan yg begitu keterlaluannya seperti kalau kita menggunakan bahasa Indonesia. Atau, mungkin saja, karena penerjemahnya yg sifatnya begitu. Sebab, kalau Joko yg menerjemahkan, nilai rasanya jadi beda. Orang jadi merasa lega dan tidak terhimpit lagi. Joko Tingtong sudah menerjemahkan 22 surah dalam Al Quran selama dua hari ini. Mungkin cukup untuk sementara, dan besok mau coba menerjemahkan beberapa ayat dari kitab Yahudi dan Kristen.

Buktikan seperti apa wajah Daud dan Yesus ketika dipermak oleh tangan Joko Tingtong. Mungkin permak bahasa Inggrisnya upgrade. Seperti komputer saja, bisa upgrade. Seperti hand phone juga, bisa upgrade. Apapun yg masih berada di dimensi kemanusiaan selalu terbuka untuk upgrade. Artinya penyempurnaan yg tak pernah selesai karena memang tak ada yg sempurna.

Terkadang penerjemah kitab suci ingin menggunakan kata-kata yg jarang digunakan, maksudnya supaya terasa sakral. Kita ambil contoh Basmalah. Bismillahirrohmanirrohim. Dalam bahasa Inggris terjemahan standard adalah: In the name of God, the most gracious, the most beneficent. Ada juga yg menerjemahkan: In the name of God, the most gracious, the most merciful. N.J. Dawood menerjemahkan menjadi: In the name of God, the compassionate, the merciful. - Nah, kita bisa bandingkan sendiri ada tiga terjemahan bahasa Inggris, dari yg bahasanya paling abstrak sampai yg bahasanya paling sederhana. Paling membumi dan mudah dicerna. Dari terjemahan Basmalah N.J Dawood, Joko Tingtong menuliskan Basmalah berbahasa Indonesia sebagai: Dalam nama Allah yg penuh kasih dan pengampun.

Anda sekarang mungkin mau bertanya, mana yg paling akurat? Jawabannya mungkin semua sama akuratnya, tetapi ada yg pakai bahasa abstrak, dan ada yg pakai bahasa sehari-hari. Joko lebih suka pakai bahasa sehari-hari saja, yg langsung dimengerti orang.

T = Mas Joko, saya hanya mau tahu apakah saya selama ini sudah benar dalam menjalani hidup sebagai manusia karena saya orang yg tidak terlalu baik dan juga tidak terlalu jahat. Dan meskipun saya orang Kristen, saya juga tidak terlalu mengikuti kegiatan gereja dan ritualnya, hanya kadang-kadang saja kalo mood, dan bukannya sombong saya sendiri kadang-kadang gak sepaham tentang pemamahan mereka soal Alkitab maupun ritualnya, atau mungkin saya sudah banyak membaca buku-buku, sebab saya senang membaca buku, dan buku-buku yg saya baca itu tidak hanya sebatas agama Kristen, tapi juga  Islam, Budha, Hindu dan Kejawen. Itu mungkin yg mempengaruhi cara berfikir saya.

Saya sudah jenuh dengan cara pandang mereka tentang Tuhan yg mereka pahami; tidak hanya agama Kristen tapi seluruh agama yg dilegalkan di Indonesia ini. Jadi intinya saya malas untuk beragama, dan saya menjalani kehidupan spiritualitas saya dengan cara saya sendiri. Kadang-kadang saya menterjemahkan Tuhan itu hanya berdasarkan batin saya saja, dan gimana caranya agar saya dapat berkomunikasi dengan Tuhan tanpa terjatuh dalam halusinasi tentang gambaran Tuhan? Saya sudah pernah dan tahu cara bermeditasi tapi kadang-kadang kalo mau melakukan itu sering terganggu dengan waktu dan kesibukan saya, jadi sering hanya berfikir saja di dalam hati. Dan gimana caranya agar hidup saya dapat tenang dan santai karena saya orang type yg terburu-buru, kemrungsung bahasa Jawanya, Mas.
Saya belum tahu apakah mata ketiga saya ini tajam atau malah kabur, saya pengen tahu itu, dan apakah saya salah selama ini memandang Tuhan dan jadi orang yg tahu banyak tentang spiritualitas kebanyakan, dan malah gak melakukan spriritualitas apa-apa? Mata ketiga saya apa kabur ya, Mas?

J = Mata ketiga adalah kelenjar pineal, letaknya di dalam batok kepala kita. Tidak punya kaki sehingga tidak bisa kabur. Tidak punya kelopak juga sehingga tidak bisa membuka dan menutup. Anda praktekkan saja meditasi mata ketiga secara rutin tiap pagi dan malam. Untuk mulai cukup 10 menit setiap kali meditasi. Punggung tegak, kepala tegak, lalu pandang ke arah atas dengan kelopak mata anda. Pandang ke atas, lalu tutuplah kelopak mata anda perlahan-lahan sambil tetap mempertahankan fokus pandangan ke arah atas. Bisa anda memejamkan mata secara penuh, bisa juga dibuka sedikit ujungnya. Napas biasa saja. Telapak tangan juga biasa saja, terserah mau taruh dimana. Nah, anda sudah masuk ke gelombang otak Alpha. Gelombang otak meditasi yg pertama. Kalau anda lanjutkan, gelombang otak anda akan turun terus. Masuk gelombang otak lebih bawah, dengan ciri napas lebih lambat, yaitu gelombang otak Theta. Setelah itu Delta.

Sensasi tidak perlu, walaupun tidak salah juga kalau ada. Ada yg merasa memperoleh penglihatan dewa dewi. Ada yg merasakan energi bergerak di telapak tangan. Menjalar dari puncak kepala ke wajah, leher, dada dan bahkan sampai ujung telapak kaki. Tidak apa kalau ada. Dan tidak usah dicari kalau tidak ada. Yg penting anda bisa menikmati meditasi anda. Menikmati bahwa anda sadar. Anda sadar bahwa anda sedang meditasi. Itulah meditasi mata ketiga!

Agama tidak menjadi masalah bagi masyarakat maju, semua tahu itu buatan. Agama adalah produk budaya masa lalu, yg gunanya untuk menjerat akal manusia, demi pendayagunaan tenaga dan uangnya oleh negara dan ulama. Menurut Islam, semua orang beriman adalah Islam. Tidak tergantung dari agamanya apa yg cuma formalitas saja. Kita semua sudah tahu agama berevolusi dari Animisme, Dinamisme, Politheisme, sampai akhirnya jadi Monotheisme. Bahkan Hindu yg sering dituduh politheistik atau menyembah banyak Dewa-Dewi juga sudah punya kecenderungan monotheistik sejak ratusan tahun lalu. Masalahnya sekarang, Dewa apa yg mau dijadikan fokus sebagai simbol dari semua Dewa-Dewi itu. Di India ada yg fokus ke pemujaan Surya atau Dewa Matahari. Di Indonesia berevolusi kepada puja Sang Hyang Widhi Wasa. Bahkan di Bali, semua Dewa-Dewi itu sekarang dianggap sebagai emanasi atau pancaran dari Sang Hyang Tunggal itu. Terkadang disebut Tuhan oleh orang Bali.


(Leonardo R.)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar