30 Sep 2013

Allah adalah Kesadaran Anda Sendiri



T =  Bukti sadar itu yg gimana?

J = Anda sadar bahwa anda sadar, apa yg mau dibuktikan lagi?

T = Semua agama yg ada, termasuk agama samawi itu semuanya lahir di bumi, yg menciptakan juga manusia sendiri. Diibaratkan agama adalah anak-anak yg lahir dari sebuah keluarga. Kebanyakan anak ke 2, ke 3,ke 4 dan seterusnya itu pasti lebih sempurna/lebih pintar dari anak pertama. Katakanlah anak pertama adalah Hindu, lalu Budha, lalu Kristen/kembar, lalu Islam. Kalo menurut adat & budaya kemanusian.. Biarpun yg lebih muda lebih sempurna tapi tetap aja harus menghormati yg lebih tua. Dan biarpun yg tua gak sempurna tapi tetep aja yg tua itu lebih bijak, lebih dewasa dan lebih tenang bila dibandingkan dengan yg muda. Tapi kenyataannya yg terjadi tidak seperti itu. Yg lebih muda, yg merasa lebih sempurna dan yg merasa mendapat anugrah serta jaminan lebih dari orang tua karena paling muda/kecil justru malah jadi pemaksa dan lupa akan hormat pada yg lebih tua. Itulah gambaran hubungan antar umat di Indonesia sekarang ini.

J = Saya tidak setuju dibilang Islam sebagai turunan termuda dari Yudaisme. Mungkin benar seperti itu di abad ke 7 M. Tetapi setelah itu Islam mandeg. Mungkin cuma berjaya selama 200 tahun saja, dan setelah itu dibekukan. Penggunaan akal pikiran diharamkan. Akhirnya sekarang menjadi yg paling terbelakang karena Yudaisme dan Kekristenan jalan terus, selalu memperbaharui diri. Bahkan sudah menjadi sekuler. Demokrasi dan Hak Asasi Manusia adalah turunan langsung dari Yudaisme dan Kekristenan. Turunan yg sekuler. Begitu pula sosialisme, yaitu paham keadilan sosial bagi rakyat.

Pemikiran seperti saya mungkin dianggap terlalu tinggi buat orang kebanyakan, pedahal tidak. Pada kenyataannya, dunia kita saat ini memang kelanjutan dari Kekristenan. Ini dunia Kristen kalau mau dilihat dari satu sudut pandang. Bisa pula dibilang dunia sekuler kalau kita allergi terhadap istilah keagamaan. Yg jelas, memang turunan dari Kekristenan yg diperbaharui terus. Islam ketinggalan ratusan tahun di belakang. Akibatnya sekarang mereka yg berada di lembaga-lembaga keagamaan Yahudi dan Kekristenan selalu berusaha menunjukkan wajah simpatik kepada Keislaman. Yahudi dan Kristen tahu, bahwa Islam saat ini seperti mereka juga ratusan tahun yg lalu. Untuk Yahudi dan Kristen sudah menjadi bagian masa lalu. Untuk Islam masih menjadi tantangan yg tetap harus dilewati sendiri tanpa bantuan orang lain. Tantangan untuk terus-menerus memperbaharui diri supaya tetap relevan.

 Agama tidak langsung jadi, melainkan lewat proses juga. Sudah pakai nama berbagai Dewa Dewi, sampai akhirnya dijadikan satu saja oleh orang Yahudi. Lahirlah Monotheisme. Dari situ menurun jadi Kekristenan dan Islam. Tidak semata-mata Timur Tengah, melainkan pakai campuran dari Yunani dan India juga. Yunani dan India masih satu keturunan dari Sumeria. Setidaknya pemikirannya sama. Di India namanya Siwa, di Yunani namanya Zeus.

Di Timur Tengah menjadi El dengan segala variasinya, termasuk Allah.

Tapi itu juga tidak final karena tradisi Yahudi-Kristen berkembang terus, bahkan sampai detik ini. Dari gurun pasir, kawin campur dengan sepupunya yg Yunani. Pakai perhiasan berupa cara berpikir logis yg diaktifkan oleh sistem bilangan dari Hindu India. Semuanya hibrida. Blasteran. Campuran. Tidak ada yg asli. Dan tidak bisa dipatok mati di masa lalu.

T = Tauhid secara bahasa Arab merupakan bentuk masdar dari fi’il wahhada-yuwahhidu (dengan huruf ha di tasydid), yang artinya menjadikan sesuatu satu saja. Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin berkata: “Makna ini tidak tepat kecuali diikuti dengan penafian. Yaitu menafikan segala sesuatu selain sesuatu yang kita jadikan satu saja, kemudian baru menetapkannya” (Syarh Tsalatsatil Ushul, 39). Secara istilah syar’i, makna tauhid adalah menjadikan Allah sebagai satu-satunya sesembahan yang benar dengan segala kekhususannya (Syarh Tsalatsatil Ushul, 39). Dari makna ini sesungguhnya dapat dipahami bahwa banyak hal yang dijadikan sesembahan oleh manusia, bisa jadi berupa Malaikat, para Nabi, orang-orang shalih atau bahkan makhluk Allah yang lain, namun seorang yang bertauhid hanya menjadikan Allah sebagai satu-satunya sesembahan saja.

J = Allah adalah kesadaran anda sendiri, yg sadar bahwa dirinya sadar. Itu definisi dari saya, gratis untuk anda yg mau jujur dan melepaskan diri dari jerat agama. Kalau anda tidak mau terima, dan masih mau mencari Allah di agama, maka itu urusan anda sendiri. Resiko dan bebannya anda yg tanggung. Itu hidup anda sendiri.

T =   Saya sadar kalo saat ini lagi tidak punya uang.  

J =  Bukan itu yg saya maksud dengan kesadaran. Kesadaran adalah yg sadar bahwa dirinya bisa sadar tidak puya uang, bisa sadar sedang lapar, bisa sadar sedang segala macam, mau segala macam, dan tidak mau segala macam. Singkatnya, sadar bahwa dirinya sadar. Sadar thok.

Tuhan atau Allah cuma konsep saja. Anda bisa jungkang-jungking menyembah konsep, itu urusan anda sendiri. Asal anda tidak ganggu orang lain, anda berhak melakukannya. Saya pakai konsep Allah sebagai kesadaran manusia. Valid untuk yg mau pakai. Tidak perlu diperdebatkan. Kalau mau lebih netral lagi, kita bisa tidak usah pakai konsep Allah. Tidak perlu menyebut-nyebut Allah. Sama saja, tidak ada bedanya. Banyak manusia yg tidak pakai konsep Allah bisa hidup biasa saja tanpa kekurangan sesuatupun.

T = Agama adalah sekolah kepribadian, tak ubahnya seperti TK, SD, SMP, SLTA ato SMK. Bila terus bergelut di dunia agama apa lagi ngributin agama atau tauran agama itu tak beda dengan tauran sekolah ato memang siswanya yang agak lambat sehingga gak pernah tau kapan lulusnya.

J = Kurikulum sekolahnya memang dirancang agar muridnya tidak lulus-lulus.


(Leonardo R.)


https://fbcdn-sphotos-g-a.akamaihd.net/hphotos-ak-frc3/1374963_528629347214211_36345635_n.jpg

Coming Soon: Mata Ketiga dan Cara Menggunakannya



My gentong tempat simpan Jin tingginya satu setengah meter, garis tengah mungkin 90 cm, tebal paling tidak 5 cm. Tidak bisa diangkat oleh 4 orang. Paling tidak harus 6 orang yg very kuat. Mungkin peninggalan Kesultanan Banten. Pernah dipakai untuk tempat wudhu di masjid. Bagi orang Indonesia, benda-benda peninggalan berusia ratusan tahun seperti ini dibuang-buang begitu saja. Orang Barat tidak begitu, mereka bisa menghargai hasil budaya masa lalu. Kita tidak menghargai budaya masa lalu kita. Gentong-gentong antik dibuang-buang, dan diganti dengan ember plastik. 

Saya justru kumpulin gentong antik, kata Joko Tingtong. Buat saya masih bisa digunakan untuk simpan Jin dan berbagai makhluk halus lainnya. Ditaruh di taman saja, karena mereka dikasih tugas untuk jaga rumah saya. Daripada pasang CCTV mending suruh Jin jaga rumah.

Saya kasih tahu anda, gebyok antik berusia ratusan tahun dari Jawa boleh bilang sudah habis diangkut ke luar negeri. Meubel jati juga. Kalaupun masih ada yg jual, itu reproduksi, dibuat dari jati murahan. Yg asli sudah habis dieksport. Kita sekarang duduk di bangku plastik. Banyak yg merasa bangga duduk di kursi buatan baru dengan kayu jati Belanda, yg tidak lain dan tidak bukan jati bongkaran peti kemas. Bangku-bangku antik kita dengan jati asli kualitas tinggi justru sudah lenyap disambar orang luar. Segala macam benda pembuat rumah dan isinya yg berasal dari Jawa dan terbuat dari Jati menjadi incaran orang asing, karena mereka tahu kualitasnya tinggi. Pendopo Jawa bisa dibongkar dan diangkut, begitu pula dinding dan pintu rumah Jawa yg total dari kayu Jati. Penduduk bangga kalau rumahnya sudah jadi tembok, dan bongkaran jatinya dibuang-buang. Yg seperti itu dipungut untuk eksport. Kita sendiri makin lama makin tidak punya lagi rumah jati. Sebagian besar sudah jadi rumah tembok dengan disain jelek. Bahan murahan, disain jelek, ikut-ikutan sok Barat, dengan lubang angin yg segede moncong tikus. Rumah pengap dari tembok.Itu situasi di Jawa. Saya lihat, di Denpasar juga sudah mulai seperti itu.Arsitektur asli Nusantara mengikuti iklim yg panas dan lembab, makanya banyak ruang terbuka, pendopo. Arsitektur seperti itu dianggap ketinggalan jaman, dan orang sekarang buat rumah tembok mengikuti model Barat dengan lubang angin yg sempit sekali. Diikuti begitu saja tanpa berpikir. Pedahal lubang angin sempit dan atap rendah gunanya agar pendingin dan pemanas ruangan bisa efisien. Kita tidak pakai pendingin dan pemanas, kita cuma ikut-ikutan. Maka jadilah rumah Indonesia yg pengap. Seperti rumah ayam. 

T = Terima kasih kepada Joko Tingtong atas ilmunya yang dibagikan secara gratis, sangat bermanfaat. Saya setuju dengan beberapa pernyataan dari Joko Tingtong yang saya baca pada e-book Meditasi Mata Ketiga. Berikut ini adalah beberapa statement Joko Tingtong yang menurut saya sangat baik untuk didiskusikan:

- "...Belanda itu zakelijk, artinya lugas, cermat, polos, sederhana. Dan energi itulah yg bisa menyatukan kepulauan Indonesia di masa lalu dan di masa sekarang. Hampir 100% kebalikan dari tradisi leluhur pribumi yg gila-gilaan membanggakan diri, walaupun melalui ajang penipuan.

Indonesia tidak akan bisa mengejar ketertinggalan di bidang kedewasaan mental dan spiritual sebelum mengakui bahwa negara ini dibentuk oleh Belanda. Indonesia merupakan bentukan Belanda, disatukan satu demi satu, dan bukan warisan dari nenek moyang kita. Kalau kita pakai nilai-nilai Belanda : pemerintahan bersih, kejujuran, kesederhanaan, mungkin kita akan bisa mempertahankan keutuhan Indonesia. Kalau kita mau menggantikan nilai-nilai kemanusiaan yg diajarkan Belanda dengan nilai-nilai arogansi Jawa, maka saya tidak yakin bisa dipertahankan. Luar Jawa tidak suka itu. Mereka tahu, yg menyatukan Indonesia adalah orang Belanda. Bukan orang Jawa.

Demi mempertahankan NKRI, yg harus dibuang adalah arogansi etnik. Arogansi Jawa terhadap luar Jawa. Itu mutlak dibuang. Luar Jawa benci sekali dengan arogansi Jawa. Ini bukan agama, melainkan arogansi budaya. Merasa diri berbudaya tinggi. Dan etnik lain dianggap berbudaya lebih rendah.

Solusinya adalah ambil budaya internasional yg bisa mempersatukan kita, yaitu nilai-nilai yg dianut Belanda. Dari dahulu sampai sekarang, Belanda itu liberal. Selalu paling depan dalam penegakan Hak Asasi Manusia. Sejak ratusan tahun lalu, secara relatif dibandingkan bangsa-bangsa lain, Belanda selalu paling depan. So, kita harus bisa mengikuti Belanda terus, karena energi pemersatu Indonesia berasal dari simbol Belanda. Bukan dari simbol Jawa." (Joko Tingtong)

- "...Saya merasa sudah waktunya kita belajar membedakan topik pembicaraan, dan tidak asal saja mengecam. Topik Arab, misalnya, tidak berarti semuanya jelek. Banyak yg bagus juga. Kalau Arab Saudi bergajul begitu, bukan berarti semua Arab jadi jelek. Jangan terjebak kepada salah kaprah model Jawa.

Di seluruh dunia, proporsi Arab Kristen sekitar 3 persen dari seluruh keturunan Arab. Proporsi ini jauh lebih banyak di kalangan orang Lebanon dan Palestina, walaupun yg terakhir ini sudah tidak lagi tinggal di tempat asalnya, sebagian besar sudah ber-imigrasi. Saat ini Lebanon memiliki sekitar 30% populasi Kristen. Kuwait sekitar 11%. Suriah 10%. Mesir 6%. Yordania 5%. Dari keturunan Arab yg ada di Amerika Serikat, bisa dilihat aliran keluar ini; 2/3 dari seluruh keturunan Arab yg menjadi warga AS adalah Arab Kristen.

Setahu saya Kahlil Gibran yg menempati posisi teratas sebagai penulis Arab paling populer satu dunia berasal dari keluarga Kristen. In other words, Kristen Arab or Arab Kristen (sama saja).

Setidaknya otak Arab termasuk kaliber dunia. Otak Jawa tidak. Bahkan Sukarno tidak masuk kaliber dunia. Sukarno itu lokal. Di dunia internasional tidak ada prestisenya. Menurut saya, Sukarno tidak punya prestise di dunia internasional. Saya sudah cek literatur yg ada.

Suharto juga tidak punya prestise di dunia internasional. So, kita harus terima fakta ini, bahwa dunia internasional menggolongkan Sukarno dan Suharto sebagai diktator-diktator yg sudah digulingkan. Prestisenya sama seperti Marcos di Philipina atau Idi Amin di Uganda. Sama-sama diktator yg sudah out. Sama seperti Mubarak dari Mesir. Sudah digulingkan, tidak ada harganya. Orang cuma ingat kegilaannya saja, atau korupsinya. Itupun lama-lama dilupakan. Ini fakta, bukan berarti menghina.

Sukarno had no prestige among the civilized countries. Waktu ke AS, dia disuruh tunggu di depan kamar kerja Presiden AS. Disuruh tunggu sekitar 10 menit. Dalam pandangan Barat, Sukarno itu kolaborator Jepang. Memang benar. Harusnya dihukum, tetapi dibiarkan saja oleh Barat sampai akhirnya jatuh sendiri.

Indonesia merdeka atas jasa AS yg menekan Belanda. Irian Barat masuk Indonesia juga atas jasa AS. Itu yg tidak dimengerti oleh orang Indon. Mereka pikir Sukarno berjasa, pedahal Sukarno cuma aktor. Kalau masanya harus ditendang, ya ditendanglah. Suharto juga begitu. Ketika harus ditendang, ya ditendang juga. Indonesia ini bagian dari percaturan politik internasional. Posisi Indonesia lemah sekali. Tidak punya kekuatan fisik, finansial, maupun semangat..." (Leonardo Rimba)

Di atas adalah beberapa pernyataan dari Joko Tingtong yang saya pribadi sangat sependapat, selain itu banyak hal baru juga yang saya temukan pada e-book Meditasi Mata Ketiga, semoga cepat terbit dan kembali laku keras seperti buku-buku sebelumnya, amin.

J = Amin.

T = Saya juga setuju dengan statement dari Joko Tingtong yang berikut ini :

"...Kenapa saya menyodorkan meditasi mata ketiga sebagai alternatif? Jawab : karena selama ini hampir semua orang diajarkan untuk pegang dada atau cakra jantung, dengan salah kaprah yg keterlaluan, yaitu otaknya tidak dipakai untuk berpikir. Seolah-olah otak adalah Setan, dan perasaan adalah Tuhan. Ini salah kaprah yg sangat menyesatkan, dan banyak orang masih percaya itu. Oh (percaya mempercayai)

Meditasi mata ketiga mempunyai banyak manfaat. Selain secara implisit memindahkan pengertian kita dari perasaan ke pikiran, meditasi ini juga memunculkan intuisi. Intuisi artinya tahu sendiri tanpa melalui panca indra. Manfaat lainnya adalah tersambungnya kehidupan kita dengan Alam Semesta. Jadi, seperti ada yg menggerakkan segalanya sehingga apa yg kita niatkan bisa tiba-tiba muncul di depan mata. Oh (bahkan sebelum diucapkan)..."

J = Buku baru Joko Tingtong, berjudul "Mata Ketiga dan Cara Menggunakannya" terbit bulan depan, Oktober 2013, penerbitnya BIP (Gramedia).

Seperti biasa, Joko akan pakai nama samaran, yaitu Leonardo Rimba.


(Leonardo R.)
 
Coming soon: Buku Baru  'Mata Ketiga dan Cara Menggunakannya', oleh Leonardo Rimba , BIP (Gramedia).
Coming soon: Buku Baru 'Mata Ketiga dan Cara Menggunakannya', oleh Leonardo Rimba , BIP (Gramedia).