13 Jul 2013

Serigala Berbulu Domba

Saya tidak pernah tanya apa agama orang, dan tidak mau ditanya apa agama saya. Menanyakan agama orang merupakan kelakuan yg tidak sopan. Kita disini mulai pakai standard internasional, tidak perlu menanyakan apa agama orang. Itu inti dari khotbah Joko Tingtong hari Minggu ini, 14 Juli 2013. Khotbah di facebook saja sebab tidak ada lembaga keagamaan yg mau terima Joko. Pesan-pesannya dianggap terlalu nyeleneh, bisa membuat standard baku menjadi beku. Beku dan tinggal dimusiumkan saja.

Oh (dilihat boleh dipegang jangan)

Masalahnya dengan manusia beragama, adalah merasa bumi ini dan segala isinya adalah ciptaan Allah mereka, dan semua orang lain numpang. Contohnya banyak sekali, terutama di Indonesia ini. Untungnya sebagian umat Allah sudah sadar dan tidak lagi menuduh sesama umat Allah lainnya sebagai sesat. Aliran Kristen yg bernama Saksi Yehuwa dilarang hidup di Indonesia selama Suharto berkuasa, dengan alasan sesat. Pelarangan itu dicabut oleh Presiden Gus Dur. Sekarang Saksi Yehuwa bebas bergerak, tanpa stigma sebagai heretic atau sesat. Bahkan PGI, organisasi yg beranggotakan gereja-gereja Protestan di Indonesia, mengeluarkan pernyataan tahun lalu bahwa tidak pantas melabel sesama pengikut Yesus sebagai sesat.

Oh (kemajuan)

Kemajuan besar sekali mengingat Saksi Yehuwa tidak mengakui Dogma Trinitas dimana didefinisikan Allah terdiri dari tiga pribadi: Allah Bapa, Allah Putra dan Allah Roh Kudus. Tritunggal. Three in one. Setahu Joko, penerimaan Trinitas merupakan syariat mutlak untuk diakui oleh gereja-gereja mainstream sebagai sesama penganut Kekristenan orthodox. Kalau tidak mengakui artinya heterodox. Dengan kata lain sesat.

Seorang teman menulis: "Saat masih banyak simbol-simbol Allah yang saya pegang, pengalaman spiritual saya banyak sekali. Termasuk perjumpaan dengan tokoh-tokoh spiritual dan isyarat-isyarat, baik dalam mimpi maupun setengah tidur saat meditasi. Entah mengapa setelah berpegang pada 'sadar', sekarang saya miskin sekali simbol dan kehilangan hasrat untuk melakukan simbolisasi. Namun hal positifnya adalah produktifitas saya meningkat setidaknya 300%. Dan segalanya terasa ringan-ringan saja."

Tentu saja ringan, kata Joko di dalam hatinya. Ringan karena tiada beban. Tidak ada keharusan mengakui Allah terdiri dari tiga pribadi. Tidak ada keharusan mengakui Allah adalah dzat. Kayak pelajaran Ilmu Kimia saja. Ada zat cair, padat dan gas. Apakah Allah unsur kimia? Rumus kimianya apa?

Allah kata biasa, yg tidak biasa juga ada. Kata "Ikhsan" muncul sendiri waktu Joko sedang mengumpulkan bahan yg kemudian akan terbit menjadi buku-buku yg menggemparkan dunia persilatan di Nusantara. Joko baru tahu artinya sekarang, terimakasih. Ternyata "Ikhsan" berarti good will, niat baik. Apa yg diniatkan baik, lakukanlah. Hasilnya seperti apa terserah. Itu artinya berserah kepada Allah. Dan kebalikannya, apa yg diniatkan tidak baik, jangan lakukanlah. Kalau sudah tahu tidak baik, kenapa dilakukan? Kalau anda bilang tidak kuasa menahan diri, maka anda harus koreksi konsepsi anda tentang apa yg baik dan tidak baik. Apa yg anda lakukan harus bermakna baik, paling tidak buat diri anda sendiri. Kalau anda sendiri tidak yakin itu baik, lebih baik stop. Kalau mau terus, anda harus bilang itu baik. Menghisap gele baik karena anda doyan itu. Orang lain bisa bilang tidak baik, tetapi gele tetap baik bagi anda. Resikonya anda yg tanggung sendiri. Ikhsan, niat baik yg dijalankan oleh diri sendiri, dan bukan orang lain. Menjalankan niat sendiri, itu kuncinya.

Oh (seperti pintu ada kuncinya)
Puasa baik bagi kesehatan, bisa dilakukan sepanjang tahun kalau mau. Ada banyak jenis puasa, termasuk puasa makan daging. Tidak juga mutlak perlu dilakukan bersama-sama dengan banyak orang seperti kebiasaan selama ini karena faedahnya akan bisa hilang tertelan histeria massal. Lebih baik sendiri-sendiri, tanpa perlu orang lain tahu. Joko Tingtong pernah puasa tidak makan selama tiga minggu berturut-turut. Itu bisa. Minum dan rokok jalan terus, yg stop cuma makan. Stop total. Ternyata tidak mati.
Total tidak makan selama 21 hari cuma sekali saja dijalaninya, mungkin 10 tahun yg lalu. Tidak saya ulangi lagi karena manfaatnya tidak jelas, kata Joko. Kalau puasa makan daging, itu jalan terus sampai sekarang. Joko semi vegetarian. Bukan vegetarian fanatik melainkan semi saja. Artinya tetap makan daging, walaupun sekali-sekali saja. Menurut Joko, yg paling seimbang itu kalau kita semi vegetarian. Banyak penyakit datang karena konsumsi daging setiap hari. Seharusnya yg mutlak makan daging cuma mereka yg masih dalam tahap pertumbuhan saja, anak-anak dan remaja. Selepas usia 25 tahun sebaiknya daging mulai dikurangi. Menjaga kesehatan tubuh termasuk jalan spiritual juga. Bukan pikirannya sehat tapi badannya sakit. Tidak begitu. Spiritualis yg seimbang harus punya tubuh yg sehat juga. Sehat lahir batin.
Joko minum apa saja, terutama kopi tanpa gula. Kalau sedang berada di negara yg bercuaca dingin, setiap hari Joko minum wine atau vodka. Paling tidak beer. Rokok jalan terus. Merknya Marlboro kalau sedang berada di AS. Sekali-sekali menghisap cimeng atawa ganja karena, ketahuilah, di negara dingin itu cimeng sudah di-decriminalized. Bisa dikonsumsi, bukan zat terlarang. Kalau di Indonesia, Joko cuma minum aqua, teh dan kopi tanpa gula. Boleh bilang tidak menyentuh minuman beralkohol. Tidak mengkonsumsi ganja. Apalagi shabu. Saya sudah bosan shabu, kata Joko. Banyak asapnya. Tapi shabu memang bisa membantu konsentrasi dalam meditasi. Judulnya "you can fly me to the moon". Termasuk psikotropika yg bebas beredar di Belanda, tetapi terlarang di Indonesia karena orang tidak bisa kontrol diri. Kalau lepas kontrol bisa paranoid.

Jalan spiritual memang jatuh bangun. Tanpa jatuh bangun kita tidak bisa belajar. Tidak bisa menjadi dewasa. Dan tentu saja puasa menurut saya tidak termasuk menahan coli dan ngesex, kata Joko Tingtong. Yg ini jalan terus, tidak batal.

Oh (konsepsi baik dan buruk yg dibuat sendiri)
Yg namanya nabi-nabi seperti itu, membuat konsep sendiri, walaupun umumnya selalu mendapat tentangan dari masyarakat sekitar. Kalau tidak ditentang, namanya bukan nabi. Kalau tidak didzolimi, bukan nabi. Baiklah kita bahas satu aspek saja sekarang, tentang zakat. Konsepsi dari Nabi Isa AS atau Yesus.

Setahu Joko, sama sekali tidak ada ajaran eksplisit dari Yesus maupun murid-muridnya tentang persentasi penghasilan untuk zakat. Cuma dituliskan agar umat jangan melupakan para janda dan anak yatim. Sama sekali tidak ada peraturan tentang perpuluhan, atau kewajiban memberikan 10% dari penghasilan, di dalam Injil maupun kitab-kitab Kristen lainnya. Ada peraturan perpuluhan di kitab Musa, mungkin yg namanya kitab "Imamat" dalam bahasa Indonesia. Ini isinya syariat Yahudi. Sudah diputuskan oleh murid-murid langsung dari Yesus untuk meninggalkan syariat Yahudi. Diputuskannya 2000 tahun lalu, ketika Kekristenan baru muncul, dan belum secara resmi memisahkan diri dari Yudaisme. Orang Kristen tidak terikat dengan syariat itu lagi, walaupun tetap ada di dalam Alkitab, yaitu bagian Perjanjian Lama, yg isinya 39 kitab-kitab Yahudi.
Joko tahu, cukup banyak ulama Kristen yg memelintir ayat-ayat Alkitab. Karena tidak ada aturan perpuluhan di Perjanjian Baru, yaitu bagian Alkitab yg isinya 27 kitab Kristen, maka mereka buat sendiri ayatnya. Antara lain dengan bilang: "Di jaman Musa, 10% dari pendapatan menjadi bagian Allah. Di jaman Yesus, 100%"  Joko bilang, pemelintiran ayat itu pekerjaan setan. Asli ayat dari setan. Masih beredar sampai detik ini.
Makanya orang Kristen yg melarat ditipu pendeta juga cukup banyak. Katanya 100% penghasilan manusia adalah milik Allah, dan penyalurannya lewat pendeta. Kasusnya tidak terhitung. Ini busuknya Kekristenan. Bukan ajarannya. Ajarannya sama sekali tidak mengandung begituan. Tidak main duit. Yg main duit adalah para pendeta itu, terutama dari aliran Pentakosta dan Karismatik. Sedikit-sedikit harus setor duit. Lebih dari 10% kalau mau dihitung. Bisa separuh penghasilan orang disedot oleh pendeta jemaatnya sendiri. Dan kemungkinan, sebagian besar tidak masuk pembukuan gereja, melainkan langsung masuk rekening pribadi pendeta. Jadi, jangan anda pikir Joko bercanda ketika bilang ada orang yg jualan Yesus. Banyak. Para pendeta Pentakosta dan Karismatik itu rata-rata jualan Yesus. Jual Yesus dengan imbalan duit perpuluhan!

Dan jangan anda pikir mereka mau penginjilan di daerah miskin, bagi-bagi sembako, atau paling tidak bagi-bagi Indomie seperti disinyalir. Tidaklah. Mereka penginjilan di hotel-hotel, paling tidak di ruko-ruko. Sasarannya keturunan Cina yg punya banyak duit. Bukan Muslim yg jadi sasaran, tapi komunitas Buddhist. Buktinya tidak terhitung. Dan yg jadi korban mulutnya dibungkam, antara lain dengan bilang itu kemauan Tuhan Yesus. Yg benar, kemauan ulama Kristen cari duit dengan cara tipu-tipu. Antara lain, sekali lagi, dengan slogan bahwa di masa Perjanjian Baru (yaitu sekarang ini), milik Allah adalah seluruh milik kita. Kalau di masa Musa (atau Perjanjian Lama), yg diwajibkan adalah 10%. Di masa sekarang 100%. Dan orang-orang bodoh tapi berniat baik itu tutup mata sumbang uang. Tidak terhitung jumlahnya. Mungkin triliunan setiap tahun. Mungkin jauh lebih banyak dibandingkan sumbangan yg masuk ke masjid. Dan logika Joko bilang, sebagian besar sumbangan orang Kristen baru, berniat baik, dan malas berpikir ini masuk ke rekening pribadi para pendeta Pentakosta atau Karismatik itu.

Merekalah serigala berbulu domba, kalau kita pakai perumpamaan dari Yesus. Aliran Kristen lainnya tidak begitu. Katolik dan Protestan umumnya jujur. Cuma Pentakosta dan Karismatik yg punya banyak setan berkedok pendeta dan penginjil. Joko bilang, bukan urusan saya kalau orang mau dibohongin. Bukan duit saya!
Tidak ada satupun ayat dalam Perjanjian Baru yg mewajibkan umat memberikan 10% dari penghasilannya kepada gereja. Dalam Perjanjian Lama, 10% itu diberikan kepada Suku Lewi oleh mereka yg berasal dari suku-suku lainnya. Alasannya, karena Suku Lewi tidak dapat bagian tanah. 11 suku Israel dapat tanah, Lewi tidak dapat tanah, tetapi dapat bagian 10% dari penghasilan orang yg dapat tanah. Sebagai imbalannya, orang Lewi bertugas menjadi imam dan hakim bagi suku-suku lainnya. Itu pengaturan yg bagus di jaman Musa dan penerusnya. Lebih dari 1000 tahun sebelum Yesus. Mungkin sudah tidak dipakai lagi di masa Yesus.

Eh, ini para pendeta Pentakosta dan Karismatik, bukan hanya menghidupkan kembali syariat usang itu, yg sebenarnya sudah dibuang, malahan menambahkannya lagi. Sekarang jadi 100%. Seluruh milik anda merupakan milik Tuhan Yesus, katanya, dan harus disalurkan lewat pendeta jemaat anda. Di Indonesia orang tidak berani mempertanyakan. Joko berani. Saya akan tunjuk hidung pendeta yg berani khotbah seperti itu di muka saya, kata Joko. Saya akan bilang terus terang, penipu!

Anda bisa lihat sendiri, ini bukan tentang hukum cinta kasih. Ini tentang duit. Duit sumbangan begitu besar yg masuk kantong pribadi pendeta. Kalau anda mau masuk perangkap, masuklah. Kalau mau keluar, keluarlah. Anda bisa berpikir sendiri. Hukum cinta kasih dari Yesus sama sekali tidak mengkhotbahi kantong anda. Tidak ada konsep amal ibadah di Kekristenan. Yesus atau Nabi Isa AS tidak dijual. Anda bisa terima Yesus, gratis.

Bahkan detik ini.
 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar