26 Mar 2014

Dukun Serius dan Dukun Goyang

Komunitas Spiritual Indonesia dengan cabang-cabang resmi di Jakarta, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Denpasar, Medan dan Makassar tidak keberatan menerima sumbangan uang tanda kasih atau simpati melihat kegiatan sosial kita yg sama sekali tidak membedakan latar-belakang orang, bertujuan pencerdasan umum, berazaskan kerja keroyokan tanpa dibayar dan non profit. Uang kontan bisa disumbangkan oleh partai politik maupun para kandidatnya, asalkan bersifat sukarela, bebas dan tidak mengikat. Sayangnya belum ada sampai saat ini. Mungkin karena kita susah dipegang atawa terlalu licin. Dengan kata lain, berlendir. Anda bisa terpeleset kalau tidak pas... lobangnya.

Manusia dan alam cuma wadah, makanya perlu pembersihan. Dibersihkan dari lendir atau pelicin, baik alamiah maupun buatan. Yg membersihkan kita juga. Kita membersihkan diri kita sendiri dan alam sekitar. Dalam bahasa spiritual, jagad cilik dan jagad gede. Istilah saja. Macam-macam istilah, termasuk istilah dukun. Dukun artinya penyembuh, memiliki banyak arti. Bisa arti serius sebagai penyembuh atau istilah guyon saja. Maksud saya, ada orang yg bakatnya menjadi dukun, baik serius maupun guyon saja. Guyon sambil bergoyang. Dukun serius dan dukun goyang.

T = Saya ingin berbagi pengalaman spiritual yang pernah saya alami ke Mas Leo, saya ingin minta pendapat dan juga arahan atas sesuatu yang terjadi itu, yg kebanyakan saya pribadi belum memahami secara gamblang maksudnya. Ini mengenai kemampuan bernubuah, dan pesan-pesan yang ditujukan untuk saya.

D adalah orang yang mampu bernubuah, pada suatu waktu seperti orang kesurupan kemudian berbicara yang seolah olah adalah pribadi lain. Nada suara berbeda, intonasi dan gaya bicara semua berbeda. Tapi yang mengucap tetap mulut dari D. Saya kenal Mbak D sewaktu saya bertugas mengajar di Sumatera. Singkat kata kami sering bicara mengenai hal hal yg sifatnya pengalaman spiritual dan gaib, akhirnya kami akrab dan mengadakan acara semacam kirim doa bersama sewaktu malam purnama. Kami (saya, Mbak D, suaminya (E), dan 1 orang kawan. Acara seperti ini biasa kami sebut dengan malam 14an.

Di malam itu, Mbak D seperti kesurupan,masuk kondisi trance, kemudian berbicara dengan bahasa yg tak saya mengerti. Kemudian bicara dengan bahasa Indonesia mengenai perumpamaan-perumpamaan akan kehidupan. Kemudian setelah itu seperti ada sosok pribadi lain yang hadir. Dan tiba-tiba menunjuk ke arah saya sembari mulut Mbak D mengatakan: "Kamu... bernama... bergelar... tenggelamkan pulau Jawa."

Singkat kata acara selesai. Dan kami semua berbincang mengenai apa yg terjadi. Seolah memberitahukan identitas saya di kehidupan sebelumnya.

Apa yg dimaksud "tenggelamkan pulau Jawa"? Saya pribadi belumlah jelas. Kemudian di malam 14an berikutnya kami lakukan hal yg sama. Mbak D kembali masuk kondisi trance dan seolah ada pribadi lain yg berbicara melalui mulut Mbak D.

Kali ini saya mengalami gejala fisik, tubuh seperti berat, dan ubun-ubun berkedut keras, tubuh rasanya merinding dan panas. Lalu saya lakukan sesuatu yg kami biasa sebut dengan "membuka lintasan". Tiba-tiba saya melihat ada banyak sekali hewan bermacam-macam, manusia banyak dan satu lagi menurut pengertian saya waktu itu adalah jin yg banyak juga. Lalu secara spontanitas saya ucap salam tiga kali, pertama untuk manusia, kedua untuk jin, ketiga untuk hewan-hewan. Dan saya melihat ada seorang lelaki besar di belakang saya. Saya berdiri, dia berdiri, dan saya hanya setinggi lututnya. Kemudian seperti muncul begitu saja melalui mulut saya kalimat-kalimat tertentu... seperti berpesan sesuatu. Kemudian singkat cerita yg saya ingat, saya mengucap salam untuk pergi... lalu tubuh saya seperti lemas. Tadinya berdiri kemudian jatuh ke belakang, untung dijaga oleh Mas E. Itu pengalaman di malam 14an kedua.

J = Namanya pengalaman spiritual pribadi, masuk ke dalam kesadaran anda sendiri, yg tentu saja selalu bersambung dengan kesadaran yg ada di semua makhluk lain. Itu saja yg saya lihat, karena tidak terlihat ada pesan apapun di pengalaman anda yg ini, selain kenyataan bahwa anda mengalami menjadi bagian dari semua hal yg tidak berbentuk fisik itu. Pikiran anda tidak punya fisik, bukan materi. Yg anda lihat juga bukan materi. Semuanya ada di dalam pikiran anda sendiri. Dari sudut pandang psikologi modern, anda disebut mengalami halusinasi. Saya sendiri tidak se-orthodox psikologi modern yg memang tidak bisa menafsirkan simbol. Saya berpegang pada depth psychology, psikologi mendalam, yg melihat bahwa ada keterkaitan antara pikiran manusia dan lingkungan fisiknya. Keterkaitan secara fisik tercermin di dalam keterkaitan di dunia pikiran. Anda bisa berkelana di dunia fisik, bisa juga berkelana di dunia pikiran. Nah, pengalaman spiritual anda adalah ketika anda berkelana di dunia pikiran. Bisa dibilang itulah jagad cilik sebagai penyeimbang jagad gede atau dunia fisik. Keduanya selalu ada selama kita masih menjadi manusia hidup yg memiliki tubuh fisik.

T = Mungkin terlalu banyak dan luas cakupan yang akan saya tanyakan jika bermula dari pengalaman-pengalaman yg lalu, terlalu banyak kebetulan demi kebetulan yang awalnya bikin saya geleng-geleng kepala sendiri, tapi sekarang hal-hal seperti itu rasanya sudah biasa saja. Sering sekali membuktikan sendiri mengenai ucap nyata, apa yang kita ucapkan benar-benar terjadi dalam tempo waktu yang relatif sangat singkat, dari beberapa menit sampai beberapa jam kemudian yg saya ucapkan menjadi benar-benar terjadi. Ah itu mungkin sekedar efek saja. Yang saya rasakan sendiri peningkatan pengetahuan, pemahaman mengenai "ini semua" meningkat sangat drastis semenjak dua tahunan ini, sangat drastis di satu tahun terakhir... Saat ini saya sudah tidak lagi fokus ke satu agama seperti kala itu. Semenjak SMP malah sudah pegang yg namanya jimat-jimat, dari akik, keris-keris dll. Untuk anak seusia itu, saya merasa diri saya sangat berbeda dari anak-anak lain, saya sangat menyukai hal-hal yang berbau Tuhan, kesaktian, dan sejenisnya.
Semenjak SMA sudah mulai bergabung dengan beberapa perguruan tenaga dalam dan juga penyembuhan serta meditasi. Yang paling berperan dalam olah batin, spiritualitas saya di masa SMA namanya Paguyuban S, disana diajarkan teologi, meditasi dan penyembuhan. Kemudian ketika masuk universitas, saya mulai bergabung dengan prana, reiki, hipnosis, NLP, ilmu-ilmu kejawen, sastra jendra hayuningrat dll, maklum dulu saya suka sama yang namanya kesaktian, bisa mementalkan orang kalau dia marah sama kita dsb. Pada saat itu sampai juga di pengendalian cuaca, pengendalian peristiwa agar sesuai yang kita inginkan, misalnya ingin ketemu dengan dosen yg sulit ditemui, saya transfer energi agar dimanapun juga saat ini, harus ketemu, alhasil... benar-benar ketemu.

Ah... itu masa-masa dimana sangat menyukai kesaktian dan keluar-biasaan. Saat ini, hal-hal tersebut rasanya biasa saja.

Yang saya takutkan adalah menjaga pikiran saya ketika ada orang lain yg secara sengaja atau tidak sengaja, membuat hati saya tidak nyaman, saya selalu segera menarik diri saya ke posisi netral, artinya saya tidak menaruh "rasa tidak suka atas kejadian yg tidak mengenakkan hati saya", sebab jika saya menaruh rasa tidak suka saya atas orang tsb, selalu saya amati dan buktikan orang-orang tsb tidak lama setelahnya mengalami hal-hal yang kurang baik.

Oleh karenanya jika itu terjadi saya segera menetralkan diri saya, sebab diri ini dan diri lain adalah satu kesatuan, selalu sempurna, seimbang apa adanya. Nah, bagaimana sikap seperti itu Mas Leo? Dan fenomena apakah kalau dalam pemahaman Mas Leo mengenai hal yg saya katakan tadi, ucapan yg menjadi nyata?

J = Fenomena biasa saja, tidak usah dipikirkan. Yg penting anda bisa netral dan tidak terganggu oleh orang lain.

T = Oke, itu memang yang selalu saya jaga atas ucap dan pikiran ini agar benar-benar netral versi saya. Kali ini mengenai mimpi, beberapa waktu terakhir saya sering mimpi terbang, bahkan di mimpi terbang terakhir saya lihat diri saya di kerumuni oleh sangat banyak sekali orang (yg saya tangkap waktu itu dari seluruh dunia), mereka semua terkagum-kagum atas hal tsb (di dalam mimpi tsb), tetapi saya kok rasanya biasa saja. Nah, mimpi terbang itu sebenarnya maknanya seperti apa?

J = Maknanya sudah dirasakan sendiri, yaitu biasa saja.

T = Baik, terimakasih banyak. Sadar tok dan biasa saja, kelihatannya memang disana.

Ada satu hal yg membuat pikiran saya masih mencari cari. Ketika saya berkomunikasi dengan sesuatu di sesi waktu yg lain. Untuk pertama kalinya sesuatu itu mengatakan "aku adalah kamu dan kamu adalah aku". Ada satu tugas yg diamanahkan kepada saya, dikatakan bahwa saya harus menyusun kitabullah, kitab yg murni muncul dari dalam diri. Kitab yang akan dijadikan pedoman anak cucu turunan, turun temurun sampai akhir jaman. Kitab yang isinya akan menggemparkan seluruh dunia, karena isinya adalah pembuktian demi pembuktian atas segala sesuatu yang pernah dikisahkan.

Saya sendiri terus terang masih bingung harus berbuat apa, harus mulai dari mana. Dikatakan bahwa untuk semacam masalah teknis adalah urusan yang masih punya jasad, sedangkan sesuatu itu adalah sebagai penyampai informasi. Dikatakan pula, di dunia ini hanya segelintir orang yang mempunyai kesempatan untuk mendengar langsung dari sumbernya, salah satu yg berkesempatan itu adalah kamu. Setelah mendengar akan melihat, setelah melihat akan menjadi. Begitu dikatakannya.

Di satu masa, saya bertanya ke dalam diri mengenai kebingungan, saya harus mulai dari mana, ada jawaban begini... kamu akan dibimbing secara langsung melalui dirimu dan diri lain. Nah saya mohon saran sama Mas Leo, tentang ini, harus dimulai dari mana?

J = Mulai langsung tulis saja, satu persatu, dari apa yg muncul di pikiran anda. Persis seperti anda tulis sendiri barusan. Satu demi satu, kaki kiri lalu kaki kanan. Bisa berhenti sebentar. Duduk. Jalan lagi. Kaki kiri melangkah, diikuti kaki kanan. Kalau tidak tahu harus belok kemana diam dahulu. Menikmati pemandangan. Dan semuanya ditulis. Tidak usah dipikir lagi. Tapi langsung ditulis. Seperti ini. Itulah kitabullah. Artinya kitabnya Allah. Langsung tanpa melalui perantara karena Allah sendiri sudah bilang: Aku adalah kamu, dan kamu adalah aku.

T = Baik terima kasih banyak Mas, saya memang telah mulai menulis sedikit demi sedikit... muncul dorongan untuk menuliskan tentang diri saya, istilahnya semacam profil, siapa saya secara jasad, lahir dimana, seperti apa perjalanan kehidupan yg telah dilalui dsb. Untuk yang menulis semacam profil ini belum saya lakukan, dikarenakan beberapa kesibukan. Berarti ketika muncul dorongan untuk menuliskannya, saya tuliskan saja apa yg muncul, dimanapun dan kapanpun. Apakah begitu saja? Saya nikmati saja prosesnya?

J = Ya, begitu saja.


(Leonardo R.)


25 Mar 2014

Saya dan Alam Semesta

Nyepi berarti peralihan dari lama ke baru. Cuma satu hari saja. Tradisi Bali memang. Tapi nampaknya sudah mulai diikuti oleh satu dunia menjadi World Silence Day. Hari Menyepi Sedunia. Mungkin seumur hidup kita tidak pernah meniatkan Nyepi karena tidak ada tradisinya di lingkungan dekat kita. Tahun Baru dalam tradisi saya adalah hura-hura. Walaupun saya meditasi sendiri tepat tengah malam. Tapi ini beda, kita mau juga belajar Nyepi yg, menurut saya, maknanya adalah pembersihan Jagad Cilik dan Jagad Gede. Buana Alit dan Buana Ageng. Mikrokosmos dan Makrokosmos. Diri Kecil dan Diri Besar. Saya dan Alam Semesta. Pembersihan sebelum memulai lagi siklus kehidupan di tahun berikutnya.

T = Beberapa bulan ini saya membaca hasil percakapan dengan RA (dewa di peradaban Mesir kuno), yang ditulis dalam sebuah ebook dan telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Apakah Mas Leo pernah juga membaca mengenai sabda RA tentang The Law of One atau Hukum Kesatuan? Sebab, ada 5 ebook yang kesemuanya dalam bahasa inggris, baru ebook pertama yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Soalnya saya kurang jernih dalam membaca ebook berbahasa Inggris.

J = Saya baru dengar ada ebook itu. Seperti sudah saya duga, materinya dibuat berdasarkan "channeling", yaitu lewat alam bawah sadar yg masuk ke dalam memorinya sendiri. Ada tanya-jawab, dan medium (orang yg melakukan channeling) bisa mengaku berbicara atas nama entitas atau makhluk lain. Bisa juga dibilang roh, yaitu entitas yg tidak mempunyai tubuh fisik. Ra termasuk entitas semacam itu. Banyak yg bisa mengambil manfaat dari materi yg dimunculkan dengan cara channeling. Kalau mau bisa dipakai.

Apakah benar materi tersebut berasal dari Ra ataupun entitas lainnya tentu saja berada di ranah spekulasi. Kita cuma bisa tahu pasti bahwa materinya diucapkan oleh mulut medium. Saya sendiri berpendapat, materi semacam itu berasal dari alam bawah sadar medium. Berasal dari segala sesuatu yg pernah dipelajarinya, baik secara sadar maupun tidak. Mungkin terlalu berat untuk diolah secara sadar, dan sekarang menumpuk. Dalam keadaan gelombang otak rendah, materi semacam itu bisa dikeluarkan. Metodenya disebut channeling. Biasanya harus ada yg merekam karena medium dalam keadaan trance. Dan kalau ada materi berbahasa Inggris yg artinya anda ragu, bisa ditanyakan ke saya.

T = Saya mau tanya di buku ke 4 hal 187 bagian Note To Our Readers: Minta tolong untuk dibantu terjemahkan, untuk mengkroscek apa yg saya tangkap:

"We wish not to form that which may be considered by anymind/body/spirit complex to be a complete and infallible series of images. There is a substantial point to be made in this regard. We have been, with the questioner’s aid, investigating the concept complexes of the great architecture of the archetypical mind. To more clearly grasp the nature, the process, and the purpose of archetypes, Ra provided a series of concept complexes. In no way whatsoever should we, as humble messengers of the One Infinite Creator, wish to place before the consideration of any mind/body/spirit complex, which seeks its evolution, the palest tint of the idea that these images are anything but a resource for working in the area of the development of the faith and the will. To put this into perspective we must gaze then at the stunning mystery of the One Infinite Creator. The archetypical mind does not resolve anyparadoxes or bring all into unity. This is not the property of any sourcewhich is of the third density. Therefore, may we ask the student to look up from inward working and behold the glory, the might, the majesty, the mystery, and the peace of oneness. Let no consideration of bird or beast, darkness or light, shape or shadow keep any which seeks from the central consideration of unity.

We are not messengers of the complex. We bring the message of unity. In this perspective only may we affirm the value to the seeker of adepthood of the grasping, articulating, and use of this resource of the deep mind exemplified by the concept Complex of the archetypes...."

J = Intinya, penulis mengharapkan pembaca untuk melihat ke dalam kesadarannya sendiri dan tidak terikat kepada pembahasa tentang archetypes yg pernah diberikan sebelumnya. Yg penting adalah kesatuan (unity), dan bukan berbagai aspek dari kesadaran, yg dalam hal ini disebut archetypes. Itu yg saya lihat sebagai inti tulisan di atas. Kalau mau diterjemahkan secara literal panjang sekali. Yg penting anda mengerti, bahwa penulis tidak mau pembaca terhambat oleh pembahasan sebelumnya tentang archetypes. Mungkin pembahasannya rumit, dan bisa membuat orang merenunginya, atau mencari sendiri detilnya, sehingga melupakan prinsip unity (kesatuan) yg hendak dibawakannya.

T = Baik, saya melihat kejernihan dalam untaian kalimat tersebut. Intinya ada di kesatuan (unity). Jika ingin memahami secara detail per materi yang RA bawakan, rasanya sangat sulit sekali jika menggunakan kecerdasan sadar (bagi saya). Mungkin dengan mengakses catatan akasic (di dalam kesadaran kita sendiri) akan lebih mudah dan aplikatif dalam mengaplikasikan pesan yang disampaikan.

Banyak hal mengenai meditasi mata ketiga yang Mas Leo sampaikan juga sinkron dengan penjelasan yang ada di buku tsb. Bak tali kesadaran yang saling sambung menyambung.

Ada beberapa hal yg terlintas di pikiran saya. Apakah memang benar ada kaitannya antara cakra mata ketiga dan cakra sex? Beberapa orang mengatakan pula bahwa kundalini pengendaliannya ada di cakra sex. Bagaimana sebenarnya penjelasan mengenai hal ini? Sepertinya semakin kita fokus di mata ketiga, orang kebanyakan katakan godaan.. yg berhubungan dengan yg satu itu seolah semakin menjadi-jadi. Dan seolah-olah pula alam semesta mendukung sekali terjadinya godaan itu. Pertanda apakah itu?

Dan bagaimana pula kira-kira sikap kita yg jujur tidak jujur, mau tidak mau, suka tidak suka, benar-benar mengalami godaan tsb?

J = Bukan godaan melainkan alamiah, naluri manusia, untuk mencintai dan berkembang biak. Libido pusatnya di cakra sex. Libido artinya gairah hidup. Penyeimbangnya ada di cakra mata ketiga. Libido bisa disalurkan untuk niat apa saja, tinggal diniatkan di cakra mata ketiga. Begitu kiatnya.

T = Libido ini apakah senada dengan bahan bakar materialisasi atas keinginan/ cita-cita? Manusia di usia produktif, mengkerucutnya ke manusia yg punya banyak cita-cita, harapan hidup, katakanlah ingin sukses apakah pasti diiringi dengan meningkatkanya gairah hidup? Atau libido yang meningkat?

Namun libido ini sepertinya tidak selalu muncul atau tidak muncul pada waktu-waktu teratur, tetapi datang begitu saja tak kenal waktu. Mengapa demikian Mas?

Untuk penyaluran dan pengendalian dari libido ini, apakah ketika muncul langsung kita salurkan untuk niat apa saja di cakra mata ketiga, atau kita diamkan sebentar, amati rasa yang muncul baru kita salurkan, atau bagaimana?  Yang dimaksud penyaluran di cakra mata ketiga bukan berarti kita harus ambil posisi meditasi kan? Misal duduk tegaK dsb? Tetapi cukup dengan menurunkan gelombang otak dengan posisi bebas lalu taroh kesadaran di cakra mata ketiga dan diniatkan untuk apa? Apakah begitu?

J = Libido itu istilah umum, artinya gairah hidup, dan manifestasinya bermacam-macam. Bisa aspirasi humanitarian, bisa keinginan kuat untuk maju, dll yg semuanya seolah ada yg mendorong. Yg mendorong itu namanya libido. Kalau yg anda maksudkan di atas adalah gairah sex, termasuk salah satu manifestasi libido, tapi bukan satu-satunya. Bisa dialihkan, disalurkan untuk sesuatu yg dianggap lebih tinggi. Tapi tidak bisa ditekan, semakin ditekan akan semakin menggila. Daripada menggila lebih baik disalurkan, bisa berdua atau sendiri saja. Jaman dulu dianggap sumber dosa karena manusia belum banyak yg bisa mengendalikan diri. Sekarang sudah bisa. Dan kebanyakan justru dikeluarkan sendiri. Bukan dosa.

(Leonardo Rimba)

24 Mar 2014

energi kreatif meditasi



T= Energi meditasi merupakan jenis energi kreatif, yang mendorong pemiliknya untuk bertindak secara kreatif, energi ini adalah energi yang selaras dengan alam semesta, dan cepat atau lambat, namun pasti energi ini akan menuntut komitmen pemiliknya ke arah yang dinamis, keteraturan, dan harmoni sebagaimana yang dimaksud Dr. David R. Hawking berkaitan dengan teori Dinamika Non Linier. Tinggal sekarang bagaimana energi kreatif tersebut dapat disalurkan, jika masih tidak tahu cara menyalurkan, jangan juga khawatir, pastilah energi tersebut akan keluar melalui kesadaran yang sesuai tingkatannya untuk menemukan saluran yang tentunya paling sesuai dengan potensi diri, ini akan berlangsung alami kadang dapat dirasakan, tidak dirasakanpun tidak apa.

J= Betul.

T = Energy meditasi yang bersifat kreatif, sebaiknya janganlah disalurkan dalam bentuk energi yang bersifat kompetisi, kompetisi hanya akan menghalangi bertumbuhnya energi kreatif dari meditasi untuk bertumbuh dan berperan lebih luas. Seringkali dalam keseharian kita dihadapkan pada hal yang bersifat kompetisi, seperti menjadi juara kelas, juara di bidang olahraga, mengharapkan sebagai pemenang tender proyek-proyek pemerintah, menjadi sales produk dengan penjualan tertinggi dsb, yang kesemuanya itu dilandasi oleh energi berkompetisi. Repotnya kompetisi seringkali dilakukan dengan cara saling sikut, cara-cara yang tak adil, melanggar peraturan dsb yang justru menjerumuskan kita dalam kesedihan, kekecewaan, kemarahan, rasa frustasi dan sejenisnya di saat kita kalah dalam berkompetisi. Justru dengan energi kreatif kita dapat melakukan hal sebaliknya, tidak perlu sedih tidak menjadi juara di kelas, karena telah melalui proses belajar yang menyenangkan dan kreatif. Tidak perlu kecewa tidak menjadi juara cabang olahraga karena telah berjuang, berdisiplin dan tekun berlatih. Tidak perlu marah-marah karena tidak dapat tender proyek, justru dengan energi kreatif perusahaan dapat mengajukan proposal proyek yang lebih butuhkan oleh pemerintah dan masyarakat, dan tidak perlu frustasi menjadi sales dengan target penjualan terendah, namun telah memberikan edukasi kreatif kepada pelanggan tentang manfaat lebih dari suatu produk.

J = Dengan kata lain, lakukan sebisanya. Itu yg penting. Lakukan apa yg bisa dilakukan, hasilnya seperti apa terserah. Kalau tidak mau stress berat begitu modus operandinya.

T = Intinya memanfaatkan energi kreatif meditasi untuk memberikan nilai yang lebih besar dari apa yang kita peroleh dan menjalankan proses tanpa terikat akan hasil, penciptaan hal baru dan berbagai tindakan tertentu yang mengarahkan kita menikmati setiap prosesnya sampai dengan terwujudnya hasil yang diharapkan (menekankan rasa syukur).

(copas)

23 Mar 2014

Dewi Kuan Im Hidup di Dalam Anda

Lucu juga melihat orang-orang yg sok intelek diskusi politik di facebook, tapi pakai nama palsu. Analisanya amburadul tapi merasa diri sudah canggih. Saya saja yg sarjana ilmu politik dari UI tidak tega pakai bahasa tingkat tinggi. Maksudnya, seolah tingkat tinggi tapi omong kosong. Lebih baik pakai bahasa sederhana yg bisa dimengerti banyak orang. Dan juga yg bisa dimengerti oleh dirinya sendiri.

Mana ada orang Cina di dunia internasional yg mau disebut Tionghoa, contohnya. Orang Tionghoa adalah penerima belas kasihan SBY menjelang pemilu 2014 di Indonesia. Konon kalau disebut Tionghoa akan menaikkan derajatnya, yg tentu saja tidak perlu. Cina jauh lebih berderajat dibandingkan istilah Tionghoa. Atau Tiongkok, yg mengingatkan saya akan Samkok. Samkok adalah kisah tiga negeri di Cina masa lalu, yg saling berperang. Tiongkok salah satunya. Yg kedua namanya Indokok. Yg ketiga Bengkok.

Dalam 50 tahun ke depan, Cina akan menjadi superpower yg belum tentu lebih lemah dari AS, Kelebihan AS adalah kemampuan diplomasi untuk menggalang konsensus atau, dengan kata lain, mengutamakan usaha keroyokan daripada satu lawan satu. Sumber ketidak-stabilan kawasan Asia Pacific adalah Cina yg kekuatannya sudah tidak bisa dibendung lagi. Dalam perspektif politik internasional ini, Indonesia tidak masuk hitungan, selain sebagai salah satu wilayah yg harus diproteksi keutuhannya. Demi kestabilan kawasan. Jadi, bukan AS mau melemahkan Indonesia dan memecah-belahnya. Tidak seperti salah kaprah yg sengaja disebarkan selama ini. Sebagai orang spiritual anda perlu tahu juga, jangan cuma mau jadi mercusuar dunia tanpa analisa yg pas... susunya.

Cina-Indonesia adalah orang Indonesia, bukan orang Cina. Sama saja seperti Cina-Amerika adalah orang Amerika, bukan orang Cina. Ini yg orang mungkin masih rancu. Bahkan di AS, sebutannya tetap Cina-Amerika. Chinese-American. Disana tidak ada Tionghoanisasi.

Kenapa begitu? Karena di AS tidak ada upaya sistematis dari pemerintah untuk mendiskreditkan seluruh kecinaan, dari bahasa, budaya, sampai orang-orangnya, seperti yg dilakukan oleh pemerintah NKRI, khususnya selama Orde Baru. Mungkin juga masih. Pokoknya nyokaplu, bokaplu, babulu, keluargalu, semuanya kamsyah. Pemaksaan ganti nama Cina baik secara halus maupun kasar merupakan pelanggaran HAM. Begitu juga pelarangan perayaan keagamaan Cina, aksara Cina, dan segalanya yg berbau Cina. Seolah-olah Indonesia baru terlepas dari cengkeraman Cina yg hendak mencaploknya lewat G30S/PKI, yg kita semua tahu umumnya rekayasa. Direkayasa seolah-olah Cina dalangnya, pedahal you know who.

Muncul istilah bahasa halus dan bahasa kasar. Kalau pakai istilah Cina, maka itu bahasa kasar. Halusnya Tionghoa. Pada pihak lain, dengan sengaja pemerintah melarang penggunaan istilah halus. Semua orang harus pakai istilah kasar, yaitu Cina. Indonesia menjadi negara berderajat tinggi, dan Cina berderajat rendah. Tapi survey membuktikan, pemerintah Indonesia termakan tulahnya sendiri. Dan sekarang, SBY mau mendekritkan kembali pakai istilah yg dianggap halus itu, yaitu Tionghoa. Terlambat sudah, beybeh!

T = Saya mau sharing sekaligus bertanya. Pada saat konsentrasi/ relax, saya mendapat titik fokus di ajna, lama-lama ada energi yg berkumpul di atas ajna. Saat itu saya merasakan pedes/ panas di belakang kepala saya? Sebenarnya itu energi apa ya, Mas Leo?

J = Energi kesadaran anda sendiri, namanya prana, chi.

T = Lalu simbol di atas cakra jantung pada Buddha itu apa ya?

J =  Saya tidak pernah perhatikan. Yg saya tahu simbol mata di dahi Buddha.

T = Oh simbol di dahi Buddha itu ada yg warna emas dan merah? Apa artinya Mas Leo?

J = Energi tubuh dan energi roh. Istilahnya macam-macam, yg penting bisa enjoy.

T = Hm... saya masih penasaran, para Buddha digambarkan duduk di atas teratai.

J = Teratai adalah simbol tanah, dan ada bijinya. Mani padme. Mani padme itu cakra mata ketiga.

T = Yg saya tahu mantra Dewi Kwan Im itu mani padme hum. Saya kira mani padme hum adalah mantra enam cakra di tubuh, kecuali cakra mahkota. Om mani padme hum.

J = Mani padme artinya kepala bunga padma, inti bunga teratai. Kepala manusia. Dan di tengah kepala manusia ada intinya lagi, kelenjar pineal. Cakra mata ketiga. Bahasa simbolik. Saya dikasih tahu oleh Dewi Kuan Im sendiri. Muncul di atas kepala saya. Paling tinggi. Ternyata yg paling tinggi itu Dewi Kuan Im. Muncul sendiri di atas kepala saya waktu saya meditasi. Total putih semua. Saya kaget kenapa Kuan Im muncul di atas kepala saya.

T = Mas Leo, bisa ceritakan bagaimana Dewi Kwan Im dahulunya manusia hingga mencapai pencerahan?

J = Dewi Kuan Im simbol dari tiap manusia, anda dan saya juga.

T = Dan simbol tangan seribunya?

J = Tangan seribu menunjukkan kerja fisik, bukan omdo.

T = Saya belum pernah lihat hasil kerja fisik Dewi Kwan Im, bisa Mas Leo contohkan?

J = Kalau anda berbuat baik, Dewi Kuan Im berbuat baik. Dewi Kuan Im hidup di dalam anda.

oleh Leonardo Rimba

21 Mar 2014

menurunkan gelombang otak


Tempat Semar atau Sabdo Palon di tubuh kita sendiri, di titik antara kedua alis mata, namanya Cakra Mata Ketiga, atau Mata Siwa kalau menurut orang Bali.

Cakra Dasar dan Cakra Jantung adalah dua cakra utama yg digunakan oleh kebanyakan manusia. Orangnya cuma akan tahu ya dan tidak, serta tunggu-menunggu. Manusia yg menjadi pengikut cukup kultivasi dua cakra ini saja. Dan itu juga yg didorong untuk dipelihara. Bukan berarti Cakra Dasar dan Cakra Jantung jelek. Mereka bagus. Tetapi tidak cukup. Kita harus mengenal semua cakra utama dari Cakra Dasar sampai Cakra Mahkota. Cakra Dasar berguna untuk bertahan saja. Sedangkan baca-membaca pikiran itu fungsi dari Cakra Mata Ketiga. Fungsi Cakra Dasar cuma membaca sinyal ya atau tidak. Maju atau diam. Mau atau tidak mau. Ini tentang naluri, dan bukan intuisi. Intuisi tempatnya di Cakra Mata Ketiga. Naluri di Cakra Dasar dan Cakra Sex.

Meditasi saya tetap sama dari dulu sampai sekarang, yaitu merasakan diri sadar. Sadar karena memang sadar, biasanya di titik antara kedua alis mata yg lebih dikenal sebagai Cakra Ajna, Cakra Mata Ketiga atau Mata Siwa. Tapi bisa juga diniatkan untuk fokus pada cakra lainnya, misalnya Cakra Solar Plexus, Cakra Gerbang Alam Semesta, Cakra Jantung, dll. Kata kunci disini adalah niat. Diniatkan untuk menstabilkan cakra tertentu, sedangkan fokus kesadaran ketika meditasi tetap saja di Cakra Mata Ketiga.

Dan saya berkesimpulan bahwa non fokus itu fokus juga, karena ada orang yg meditasi dengan kiat tanpa fokus. Saya tahu ada orang yg tidak logis, mempertahankan pendapat untuk meditasi tanpa fokus, tanpa tahu bahwa tanpa fokus juga merupakan suatu bentuk fokus. Fokus untuk tidak fokus.

Getaran suara yg bisa mempengaruhi tubuh manusia dan gelombang otak bukanlah delusi. Itu fakta. Sama saja seperti kegelapan bisa mempengaruhi kerja kelenjar pineal di kepala kita untuk memproduksi hormon melatonin. Sama saja seperti wangi yg harum bisa menurunkan gelombang otak kita, dan kita merasa tenang. Tanpa kita perlu percaya, itu akan terjadi. Memang alamiah.

Saya punya kiat untuk menurunkan gelombang otak secara cepat: Tutup mata, dan pandanglah ke atas dengan sudut 45 derajat. Pandangnya dengan bola mata. Tidak sampai 5 menit gelombang otak akan turun. Cepat sekali. Paling lama 10 menit akan masuk gelombang otak Alpha. Kalau diteruskan bisa masuk Theta dan Delta. Itu rahasia meditasi.

Tidur lelap tentu bisa menurunkan gelombang otak. Tapi meditasi bukanlah tidur lelap, melainkan menyatukan alam sadar dan alam bawah sadar. Tetap sadar walaupun gelombang otak rendah sekali. Bahkan tanpa kepercayaan tertentu, meditasi akan bisa membawa banyak manfaat. Para filsuf yg atheist itu juga meditasi, walaupun mereka tidak menyebutnya sebagai meditasi.

Ini hal psikologikal biasa. Kalau tidak ada konflik antara alam sadar dan alam bawah sadar, maka banyak hal bisa berjalan lancar. Sinkron. Non konflik terjadi dalam gelombang otak rendah. Rasanya memang beda, tidak sama dengan kesadaran kita dalam gelombang otak melek atau Beta. Gelombang otak rendah adalah rahasia doa dan meditasi. Itu juga rahasia keampuhan ritual-ritual masa lalu dan masa sekarang. Cuma hal gelombang otak rendah. Tetap sadar dalam gelombang otak rendah.



Spiritualitas bermacam-macam jenisnya, termasuk spiritualitas atheist. Konsepnya bisa berbeda, cara menguraikannya berbeda, tetapi kalau merujuk kepada prinsip alamiah, seperti gelombang otak rendah, apapun istilah yg kita gunakan tentu saja hasilnya akan sama. Termasuk disini adalah prinsip moderasi, tidak fanatik. Kalau fanatik di salah satu aliran, jadinya tidak keruan juga. Saya praktisi, bukan teoritisi. Kalau kita berteori saja, kita tidak bisa membantu orang. Kita bahkan tidak akan bisa membantu diri kita sendiri.

Sebagai filsafat, Neo Platonisme atau Tauhidisme itu juga cuma asumsi saja. Diasumsikan seperti itu. Tidak perlu pakai iman. Yg mungkin perlu adalah kultivasi spiritualitas semacam meditasi, dalam berbagai jenisnya. Tanpa ada praktek meditasi, Neo Platonisme, atau Tauhidisme, atau Manunggaling Kawula lan Gusti, atau Union with God, cuma akan menjadi olah intelek belaka. Berputar-putar disitu saja.

Kalau alirannya tauhid, maka ada kepercayaan bahwa kesadaran merupakan bagian dari sesuatu yg konstan, tetap, ada karena ada. Saya juga pakai pengertian itu, makanya kalau meditasi saya menyarankan untuk merasakan saja kesadaran. Sadar bahwa kita sadar. Itu sudah cukup. Dari diam saja, kita menyadari bahwa kita tetap sadar, dan segalanya datang dan pergi.

Orang-orang spiritual di Eropa sudah mencapai ini sejak ratusan tahun yg lalu. Bahkan sejak lebih dari 2,000 tahun yg lalu, kalau kita mau hitung asal muasal ini filsafat tauhid di Yunani. Abad pencerahan di Eropa penuh dengan orang-orang tauhid, walaupun mereka menyebutnya dengan istilah lain.

Istilah "kultivasi" mungkin masih terlalu tinggi juga bagi sebagian orang. Kita tidak harus pakai istilah itu. Cukup bilang kita menikmati diri kita yg sadar thok. Diam saja, nikmati saja bahwa kita sadar. Dan itulah meditasi. Sama saja seperti meditasi yg dilakukan oleh Sabdo Palon kalau benar-benar ada. Sama seperti meditasinya Semar. Sama seperti meditasinya Yesus. Apa bedanya?

(Leonardo R.)