27 Jun 2013

Toleransi Beragama Bukan Berarti Kebebasan Beragama

Di Indonesia ada toleransi beragama, kata Joko Tingtong. Tapi bukan kebebasan beragama. Toleransi beragama tidak sama dengan kebebasan beragama. Toleransi beragama itu kewajiban, sedangkan kebebasan beragama adalah hak. Hak kebebasan beragama. Religious Freedom. Itu yg tidak ada di Indonesia. Kalau orang tidak bisa menganut aliran agama apa saja sesuai pilihannya, maka artinya tidak ada hak kebebasan beragama. NKRI hanya menjamin toleransi, bukan kebebasan beragama. Dan itu sama saja dengan di negara Komunis. Cina Komunis juga menjamin toleransi beragama, tetapi bukan kebebasan beragama. Cina Komunis bergeraknya seperti Orde Baru, lewat para pendakwah yg harus menyuarakan ideologi pemerintah. Di jaman Orde Baru, semua ulama dianggap sebagai kader pemerintah. Tidak bebas mengungkapkan isi pikirannya sendiri. Di Era Reformasi, praktek Orde Baru dihentikan, dan negara cuma menjamin toleransi. Bukan kebebasan beragama. Anda tetap tidak bebas untuk menganut aliran apa saja karena dipaksa dengan kasar maupun halus untuk mengikuti aliran-aliran yg resmi. Atau setengah resmi. Masih mirip dengan praktek di Cina Komunis saat ini dimana para tokoh agama bersimbiosis mutualisma dengan pemerintah. Satu dunia tahu itu. Hak asasi kebebasan beragama paling rendah di Cina, dan Indonesia cuma sedikit lebih baik dibandingkan Cina. Tapi masih jauh terbelakang dibandingkan negara-negara Barat dimana HAM Kebebasan Beragama dijamin penuh. Indonesia ini terbelakang dalam bidang keagamaan. Termasuk salah satu yg terbelakang di dunia. Satu level dengan India.

Joko Tingtong heran melihat begitu banyak pejabat Indonesia berbangga kepada dunia luar tentang indahnya toleransi beragama di Indonesia. Sampah kok dibilang indah? Ada sampah organik, ada sampah non organik. Sampah organik juga berkelas, dari KW 1 sampai KW 3. Kualitas 1 sampai 3. Sampah non organik tidak pakai kelas. Semuanya sampah. Dan harus dipisahkan. Untuk didaur ulang. Itu manajemen sampah di negara-negara maju. Dan padanannya di Indonesia cuma dalam hal manajemen keagamaan. Agama KW 1 tidak boleh dicampur dengan agama KW 2, tidak boleh dicampur dengan agama KW 3. Tidak saling mengganggu. Kepercayaan terhadap Tuhan YME tidak boleh dicampur dengan agama. Tidak boleh dicampur karena akan didaur ulang kalau menurut filosofi manajemen sampah. Tidak boleh dicampur karena akan mengakibatkan tercemarnya ajaran luhur, kalau menurut manajemen agama. Bukan toleransi juga sebenarnya, melainkan pemisahan sampah menurut jenis dan kualitasnya. Kalau tidak mau menjadi sampah bagaimana? Atau, kalau mau menjadi sampah nuklir yg belum bisa diolah oleh Indonesia bagaimana?

Tentu saja tidak bisa. Di Indonesia, semua manusia harus jadi sampah. Semua harus beragama atau menganut kepercayaan kepada Tuhan yg maha esa. Ada toleransi, tapi itu bukan kebebasan beragama. Anda tidak bisa menjadi sampah nuklir. Anda tidak bisa keluar dari kategori sampah seperti ditentukan oleh pemerintah NKRI. Anda harus pakai software seperti telah dilisensi oleh pemerintah kita. Namanya software agama resmi. Atau sampah resmi? Sampah-sampah yg tidak diakui oleh pemerintah NKRI tidak memperoleh hak asasi untuk diolah. Harus mengolah diri sendiri dengan pakai topeng seolah-olah sampah resmi. Kita bisa pakai analogi lain, dengan istilah hardware dan software. Tubuh anda hardware, dan agama itu software. Dalam dunia teknologi informasi, tubuh anda adalah komputer, dan agama adalah program yg anda gunakan. Anda bisa buka internet pakai Mozilla Firefox, bisa juga pakai Internet Explorer. Mozilla dan Explorer itu software, perangkat lunak, bisa dipertukarkan. Komputer anda adalah hardware, perangkat keras. Cuma satu-satunya. Tubuh anda perangkat keras, dan agama dalam berbagai bentuk aliran serta kepercayaannya adalah perangkat lunak. Perangkat lunak ada banyak jenisnya, bisa dipertukarkan. Tapi tubuh fisik anda tetap.

Ada perangkat lunak yg menampilkan tulisan berbunyi, "Semua perangkat lunak lainnya adalah buatan Setan, dan perangkat lunak yg anda pakai sekarang adalah satu-satunya dari Allah; kalau anda berani pakai perangkat lunak lainnya, maka Allah akan mengadzab anda." Begitu tulisan yg muncul setiap kali anda pakai software berupa agama resmi dari pemerintah NKRI. Tapi tentu saja peringatan itu bisa anda abaikan. Anda bisa ganti pakai software lain, bahkan yg tak berlisensi. Bisa diunduh gratis di internet. Memang tidak dilisensi oleh pemerintah, tetapi bisa dipakai. Dan komputer atau tubuh fisik anda tetap. Tidak rusak. Tidak diadzab Allah. Agama seperti itu, maklum perangkat lunak. Saling bersaing yg sebenarnya cukup sehat asalkan pemerintah tidak ikut-ikutan. Sayangnya, NKRI ikut-ikutan mendukung penjarahan pasar oleh perangkat lunak resminya. Tubuh anda adalah perangkat keras. Diharamkan untuk menggunakan perangkat lunak tidak resmi. Pedahal pemilik tubuh fisik anda adalah anda sendiri. Tubuh anda adalah milik anda sendiri, tetapi NKRI bilang anda tidak bisa gunakan tubuh anda untuk pakai software yg anda suka. Ini pelanggaran hak asasi manusia yg sangat serius. Masih berlangsung sampai detik ini.

Kalau pakai software berlisensi dari pemerintah NKRI, anda tidak boleh melenceng satu garispun. Kalau melenceng, anda akan dilabel kena virus. Contoh kena virus adalah mengaku sebagai rosul, atau berpendapat bisa sholat ke arah mana saja. Itu kena virus, kata pejabat pemerintah. Dan harus disetel ulang. Reset. Pedahal anda menggunakan hardware milik anda pribadi. Tubuh anda sendiri. Bukan pinjaman dari pemerintah. Tubuh anda sendiri tidak bisa anda pakai untuk menjalankan software yg anda sukai. Anda dipaksa dengan cara halus maupun kasar untuk bersih dari segala macam software tak berlisensi. Anda bahkan tidak boleh kena virus.

Dan berikut percakapan pelengkapnya:

T = Dari perantauanku yang blusak blusuk sana sini: para kyai yang dibilang linuwih pastilah karena ada keturunan dari orang linuwih juga. So silsilah sangat berperan dalam pembentukan orang linuwih ini di kalangan para kiyai dan para santrinya. Ini copian ato karena gender pembawan seperti ilmu IPA itu. So kalo orang yang ndak punya sisilah ato keturunan dari para orang linuwih akan kesulitan untuk merangkak naik spiritualnya karena banyak sandungan disana. Misalnya wejangan kyai pada santrinya: "Jangan coba aneh-aneh ndak sholat kayak Gus A dan sebagainya, dia itu jelas silsilahnya, kamu wong ndak punya sisilah kok neko-neko?"

J = Kayak anjing ras saja pakai silsilah (stamboom).

T = Ato yang lain juga: "Jangan ngikutin gerak gerik perilaku Gus B, ndak bakalan nyampe kita dengan nalar dia, kita nggak sama dengan makomnya dia." Atau, "Jangan ngikutin Joko Tingtong, makom seseorang berbeda, kamu yg ndak ada nasib sama sekali, jangan aneh-aneh ikut-ikutan kayak Mas Joko, dia itu wes duwur makome". Makom, derajat, tingkatan-tingkatan spiritual itu memang benar ada to?

J = Kalau menggunakan sistem kepercayaan dari kyai yg tinggal di kampung-kampung, ya jelas ada. Saya sendiri tidak pakai pengertian ala makom. Saya membantu manusia biasa untuk menjadi diri sendiri. Sama saja seperti saya, seorang manusia biasa yg menjadi diri sendiri. We don't even use the term linuwih. Linuwih itu apa sih? Bisa naik babut terbang? Bisa panggil Jin? Bisa usir Setan?

T = Apakah memang orang yang berspiritual (kyai linuwih, wali, nabi, orang yg dokdeng ahli spirituallah dan sebagainya) mesti harus dapat isaroh dulu yang aneh-aneh untuk menjadi orang yang spiritualnya paling bagus/ paling oke (dapat maok, derajat tingkatan spiritual) seperti Mas Joko liat Syeh Abdul Khodir Jailani, Dewi Kwan Im, Ganesha, Yesus ato yang lainnya?

J = Saya melihat mereka bertahun-tahun yg lalu ketika saya wirid dengan fokus di cakra gerbang alam semesta. Cakra ini tersembunyi, dan tidak banyak yg tahu. Pedahal tempatnya persis di atas kepala kita. Kalau kita angkat kedua tangan kita setinggi-tingginya di atas kepala, maka kita akan menyentuh cakra gerbang. Jadi, bukan seperti bola yg mengambang persis di atas kepala kita, melainkan lebih atas lagi. Jaraknya setinggi tangan kita. Kalau mau dicoba meditasi dengan fokus disana, mungkin teman-teman lainnya juga akan memperoleh berbagai penampakan. Coba saja, it's very easy. Tanpa perlu makom.


 by Leonardo Rimba


Tidak ada komentar:

Posting Komentar