25 Jun 2013

Tidak Akan Ada Allah yg Protes


Joko Tingtong tidak percaya Allah mengirimkan utusan berupa nabi-nabi dengan alasan tidak bisa dikonfirmasi. Kalau anda pesan kamar hotel lewat utusan, maka anda harus bisa dikonfirmasi. Kalau ditelpon akan bilang, ya saya yg pesan. Allah tidak begitu. Yg ada cuma pesanan kamar hotel saja, lewat para utusan, sedangkan yg pesan sendiri tidak bisa dihubungi. Dan tidak pernah muncul juga.

Kalaupun tidak bawa pesanan kamar hotel, mereka yg mengaku diutus Allah tetap saja cuma mengaku-ngaku. Setiap orang bisa mengaku diutus Allah. Di RS Jiwa banyak utusan Allah. Itu cara aman menjadi gila karena Allahnya sendiri memang tidak pernah muncul. Semua orang tahu itu. Bahkan orang gila juga tahu.

Tapi itu bukan berarti Joko Tingtong anti orang yg mengaku dirinya utusan Allah. Menurut Joko, itu HAM, hak asasi manusia untuk mengaku diutus Allah. Hak orang, bukan urusan saya! Kita bukan anak kecil lagi, sudah tahu bahwa agama dan kepercayaan merupakan hasil budaya manusia. Kita tidak perlu berpura-pura. Saya tidak pura-pura. Kalau saya tidak percaya, saya bilang tidak percaya. Inilah spiritualitas saya. Spiritual, rohaniah, batiniah; bukan atheist dan agamis.

Dan juga bukan berarti kita tidak bisa pakai simbol Allah. Bisa saja kalau mau. Joko sering pakai simbol Allah. Setiap orang bisa pakai simbol Allah yg pengertiannya tergantung kita. Joko punya pengertian sendiri tentang Allah. Menurut Joko, Allah adalah proyeksi dari pikiran kita. Segala yg baik kita proyeksikan menjadi Allah. Dan segala yg jelek menjadi Setan. Keduanya hasil pikiran kita. Joko Tingtong lebih relijius dibandingkan dengan orang-orang yg berteriak-teriak Allah.

Walaupun tidak pakai agama, Joko relijius sekali. Allah adalah Al Ilah, sesuatu yg disembah. Bagian dari kesadaran saya sendiri, kata Joko. Dan bagian dari kesadaran anda juga. Menyembah Allah tidak harus dengan menyiksa diri. Joko tidak suka menyiksa diri. Kalau anda masih waras, seharusnya anda juga tidak mau menyiksa diri.

Konsep itu mati, tetapi ketika kita mempercayainya, dia menjadi hidup. Konsep mati akan jadi hidup ketika kita percaya. Yg bekerja adalah pikiran kita sendiri. Alam sadar dan alam bawah sadar kita. Allah itu konsep mati, menjadi hidup ketika kita percaya. Joko percaya konsep Allah menurut pengertiannya sendiri, bukan dari agama. Jalan terus saja, kata Joko Tingtong kepada mereka yg bertanya. Joko sendiri percaya dirinya satu aliran dengan Syech Abdul Qadir Jaelani dan Hamsah Fansuri. Mereka dengan kosa kata yg sesuai jamannya, Joko dengan kosa kata yg aktual di jamannya juga. Tanpa perlu memuliakan manusia ini dan itu. Kita semua sederajat.

Anda bisa berbagi pemahaman anda pribadi. Tidak perlu mempersoalkan pemahaman orang lain. Itu yg namanya berbagi, saling berbagi, dan orang Indonesia masih sangat bodoh tentang hal itu. Yg selalu diributkan adalah orang lain. Mernurut Joko, anda tidak perlu meributkan orang lain. Tiap orang memang punya pemahaman sendiri, dan tidak perlu diperdebatkan. Tidak perlu diributkan. Orang Indonesia terbiasa menyalahkan orang, dan tidak terbiasa untuk mengemukakan pendapat. Selalu takut disalahkan, makanya selalu menyalahkan orang lain.

Joko berpendapat agama tetap diperlukan. Bukan ajaran agama yg bisa ditinggalkan kalau sudah tidak relevan, melainkan upacaranya. Upacara keagamaan yg baku bisa tetap dipertahankan untuk dilakukan pada saat yg tepat. Cuma itu saja fungsi agama di masa depan. Inggris seperti itu sekarang, masih pakai upacara keagamaan. Belanda bahkan sudah tidak pakai doa-doa lagi. Walaupun upacara penobatan Raja Belanda dilakukan di dalam gedung gereja, tidak ada satupun doa yg diucapkan. Pemisahan agama dan negara secara total bisa dilakukan karena semua orang mengerti bahwa agama dibuat. Karena dibuat maka bisa ditinggalkan. Tidak akan ada Allah yg akan protes.

Dan berikut percakapan hari ini.

T = Setiap manusia selain ada Roh Suci-nya, juga diberi penuntun, yakni Sang Guru Sejati (SGS), pastinya ini nama lain dari Malaikat Pelindung.

J = Setahu saya malaikat pelindung itu kepercayaan yg sudah ada di orang Yahudi sejak lebih dari 2000 tahun yg lalu. Malahan di masyarakat Kristen sudah berkembang sedemikian rupa sehingga dipercayai bahwa tiap orang punya malaikat baik dan malaikat jahat. Malaikat baik warnanya putih, dan malaikat jahat warnanya hitam. Malaikat baik tempatnya di kanan kita, dan malaikat jahat tempatnya di kiri kita. Jadi, kalau kita memutuskan untuk check in di hotel bersama orang yg bukan pasangan hidup kita, maka kedua malaikat ini akan saling adu otot memberikan argumentasi masing-masing. Pros and cons.

Pedahal cuma pikiran kita sendiri saja yg terombang-ambing. Pikiran kita yg dewasa cenderung mau check in saja karena orangnya oke dan kapan lagi bisa dapat kesempatan yg terakhir dan sempurna seperti ini. Tetapi pikiran kita yg kekanak-kanakan akan bilang bahwa ada Allah yg akan menurunkan gempa bumi ketika kita sedang berada di atas ranjang.Ternyata itu benar, ada goyang-goyang di atas ranjang hotel yg rasanya enak. Akhirnya, lama kelamaan kedua malaikat ini akan makin lemah baterainya karena kita sudah bisa berpikir tanpa menggunakan konsep malaikat lagi. Kita sudah bisa berpikir untung rugi secara rasional.

T = By the way, selama beberapa bulan terakhir telinga kanan saya mendenging kencang, sampai saya merasa sangat terganggu. Sekarang sudah mereda.

J = Suara mendenging di telinga bukan hal yg aneh. Banyak dari kita mengalaminya juga. Mungkin penyebabnya perbedaan antara tekanan udara di luar dan di dalam kuping kita. Kalau tekanan udara terlalu rendah atau terlalu tinggi, maka kuping kita bisa sakit sendiri. Kuping itu alat penyeimbang tubuh fisik kita sehingga kita bisa menghadapi pergerakan yg muncul di sekitar kita.

T = Selain itu, dalam beberapa bulan terakhir saya sering mimpi banjir dimana-mana, dan saya selalu nyaris tenggelam, tapi selalu saja selamat, kadang mimpi ada ledakan dimana-mana, juga sesuatu jatuh dari angkasa.

J = Memang akan ada banyak bencana, kita semua sudah tahu itu. Bencana alam terbesar di dunia malahan terjadi di Aceh dan bukan di bagian dunia lainnya. Kita bisa bilang itu kebetulan, tetapi sebenarnya tidak ada yg kebetulan melainkan sinrkon. Sinchronicity is the rule. Sinkronisitas artinya kesesuaian antara energi yg dipancarkan oleh para manusianya dan alam sekitar. Kalau banyak energi resah gelisah yg dipancarkan, maka alam akan menyerap itu. Kalau alamnya sudah tidak kuat lagi maka akan dilepaskan. Bencana banjir di Jakarta yg hadir setiap tahun juga bisa dilihat dalam konteks sinkronisitas itu. Air sifatnya melarutkan segala tindakan yg sifatnya panas seperti api. Karena Jakarta terlalu penuh oleh tindakan manusia api, maka alam mengatur agar dilakukan pembersihan berupa banjir setiap tahun. Beberapa tahun sekali akan ada banjir besar yg akan menenggelamkan separuh Jakarta. Cukup masuk akal bukan?

Kalau mau percaya malaikat, ya percayalah. Ujung-ujungnya akan menjadi orang yg sedikit aneh tetapi masih bisa lebih diterima masyarakat umum dibandingkan dengan orang fanatik beragama. Orang yg percaya bahwa kita manusia bisa berhubungan dengan malaikat bukanlah orang fanatik. Orang fanatik justru akan menyalahkan para pencinta malaikat ini. Akan dibilang sesat.

Pedahal tidak ada yg sesat maupun tidak sesat karena segalanya cuma konsep saja. Kalau konsep itu dihayati, maka manusianya bisa saja bertemu dengan malaikat. Bisa bertemu dalam mimpi, bisa bertemu dalam keadaan antara sadar dan tidur. Banyak orang masa lalu dan masa kini yg mengaku bertemu malaikat. Karena orangnya percaya malaikat, maka muncullah sang malaikat yg secara fisik sebenarnya tidak ada. Yg ada cuma konsep di diri manusianya sendiri. Konsep ini diajak komunikasi. Diajak berbicara... Akhirnya terjadi tanya-jawab antara si manusia dan malaikatnya itu. Manusianya bahkan bisa merasakan mendengar suara secara fisik, bisa merasa melihat secara fisik. Pedahal tidak ada siapapun. Yg ada cuma si manusia itu yg berkomunikasi dengan dirinya sendiri saja.


by Leonardo Rimba

Tidak ada komentar:

Posting Komentar