28 Jun 2013

Bagaimana caranya agar kita dapat mempengaruhi orang lain secara persuasive melalui ucapan?


Siwa itu simbol dari manusia, Buddha juga, Tuhan Yesus juga. Bahkan Allah juga simbol dari manusia. Semua yg baik diproyeksikan oleh pikiran manusia menjadi bentuk ideal yg dinamakan Siwa, Buddha, Allah, Tuhan Yesus. Semuanya simbol dari manusia hidup. Dan bukan berarti benar-benar ada Siwa, Buddha, Tuhan Yesus dan Allah di atas langit. Seolah-olah mereka berbaris di atas sana dan memperhatikan manusia Indonesia. Memberikan pahala kalau rajin sembahyang, puasa dan beramal. Tidak begitu. Itu cara berpikir kekanak-kanakan. Cara berpikir yg rasional dan dewasa secara spiritual adalah mengerti bahwa nama-nama keilahian itu cuma simbol belaka. Simbol dari pengertian kita sendiri. Proyeksi dari pikiran kita. Simbol kesadaran kita sendiri. Hasil budaya kita dan bukan dari luar angkasa.

Semuanya di bumi ini saja seperti percakapan berikut:

T = Apakah itu empati?

J = Empati adalah memahami pengertian orang lain tentang suatu hal. Empati juga bisa berarti merasakan apa yg orang lain rasakan. Ada berbagai teknik penyembuhan yg didasarkan pada empati. Teknik saya dengan berbicara atau menulis, lalu menarik energi negatif itu ke diri saya. Cuma lewat saja, dan setelah itu hilang ditelan Jin.

T = Bagaimana kita dapat melakukan/ melatih empati?

J = Caranya lakukan saja secara langsung, namanya berempati, mencoba memahami tanpa menghakimi. Kalau kita menghakimi orang lain, maka kita tidak bisa berempati. Kalau kita tidak menghakimi, maka kita bisa. Menghakimi itu kalau kita bilang orang lain benar atau salah, kalau kita menyalahkan atau membenarkan. Saya tidak pernah menyalahkan orang. Yg selalu saya bilang, setiap orang bebas untuk berpendapat apapun. Setiap orang bebas untuk memilih apapun. It's his or her own life. Kehidupannya sendiri. Orang itu sendirilah yg harus memutuskan apa yg ingin dipercaya dan dilakukannya.

Who am I to judge another? Memangnya saya hakim?

T = Apa itu channeling?

J = Channeling artinya berbicara atas nama sesuatu yg bukan dirinya. Orang yg melakukan channeling disebut medium. Jadi, si medium bisa berbicara seolah-olah yg bicara itu orang yg sudah mati. Bisa juga berbicara seolah-olah yg bicara itu malaikat Jibril. Bisa juga berbicara seolah-olah yg berbicara itu Allah... Jenis terakhir ini sangatlah berbahaya, namanya bernubuah. Nubuah itu channeling, mediumnya disebut nabi. Nubuah adalah kegiatan berbicara seolah-olah dirinya itu Allah, dan banyak dipraktekkan di Timur Tengah pada masa lalu.

T = Dapatkah seseorang melakukan possessing atau memindahkan kesadarannya kepada orang lain?

J = Bisa saja, apabila orang lain itu mengijinkannya. Ada orang yg bisa mengijinkan kesadaran orang lain masuk ke dalam dirinya, dan ada yg tidak bisa. Cukup banyak orang yg berniat memindahkan kesadarannya kepada orang lain. Cara cangkok-mencangkok otak itu cuma bisa dilakukan terhadap mereka yg lemah mental dan emosionalnya, serta berpendidikan rendah. Kalau untuk kita, saya rasa sudah tidak bisa lagi.

T = Bagaimana caranya agar kita dapat mempengaruhi orang lain secara persuasive melalui ucapan?

J = Be genuine, be real. Jadilah manusia asli. Kalau anda berpura-pura antusias, maka orang akan bisa merasakannya. Kalau anda berpura-pura tulus orang juga akan tahu, walaupun biasanya tata-krama kita mengharuskan kita berpura-pura tidak tahu. Be genuine, be real. Don't be a fake!

Jangan jadi manusia palsu!

(Joko T.)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar