28 Jun 2013

bahkan syahadat atau pengakuan iman juga dibuat oleh manusia


bahkan syahadat atau pengakuan iman juga dibuat oleh manusia. Bukan ada Allah yg memaksakan manusia untuk bersyahadat atau mengakui keimanan kepadanya, melainkan ada manusia tertentu yg memaksa manusia-manusia lain untuk mengucapkan syahadat itu, dengan kepentingan tertentu, biasanya kerelaan untuk menyumbang uang dan tenaga. Resminya bersyahadat atau mengaku iman kepada Allah, tidak resminya untuk manusia. Dan inilah salah satu contoh nyata dari pepatah exploitation de l'homme par l'homme. Artinya, eksploitasi manusia oleh manusia lainnya.

ini rahasia umum, seharusnya semua orang sudah tahu. Tetapi ternyata tidak. Di Indonesia orang masih berpikir ada Allah yg mendiktekan kata-kata syahadat kepada manusia. Tidak begitu, kata Joko Tingtong. Syahadat adalah hasil kompromi antara manusia sendiri. Kompromi politik. Anda bisa pelajari kasusnya yg paling jelas dalam kisah pembentukan agama Kristen. Kisah nyata, tentu saja. Syahadat atau pengakuan iman Kristen yg pertama-kali disahkan pada tahun 325 M, di dalam konsili yg dihadiri oleh Kaisar Romawi, Constantinus. Kaisar Romawi memaksakan diterimanya kompromi-kompromi, demi penggunaan Kekristenan sebagai ideologi negara. Sedikit demi sedikit Kristen menjadi ideologi, makin lama makin kaku. Pedahal asalnya cuma sempalan dari agama Yahudi. Bukan agama, melainkan tarekat, sekte. Kumpulan para praktisi spiritual. Lama-kelamaan menjadi agama dan ideologi karena ada orang-orang ambisius yg menghasilkan banyak tulisan. Yg paling berpengaruh sampai abad pertengahan namanya Santo Agustinus. Bukunya berjudul "Civitate Dei". Atau "Kota Allah".

Inti pemikirannya, Kekristenan wajib membawa berkat ke seluruh alam. Mewujudkan surga di atas bumi, dengan gereja sebagai kepala pemerintahannya. Itu pemikiran Kristen di abad-abad awal tarikh Masehi, sebelum Islam muncul. Menurut Joko, slogan rahmatan lil alamin di Islam sedikit banyak mengambil alih konsep dari Santo Agustinus. Itu Kristen abad pertengahan atau, lebih tepat, abad kegelapan. Otoriter sekali. Kristen sekarang sudah jauh berbeda. Tidak lagi megalomaniak seperti itu.


Untuk anda yg belum tahu, syahadat Kristen tidak berbunyi "aku bersaksi", melainkan "aku percaya". Dan anda tidak perlu bilang aku percaya kalau bicara dengan Thamrin Amal Tomagola, guru besar Sosiologi di Universitas Indonesia. Kalau anda bilang aku percaya, bisa-bisa tidak lulus. Thamrin Amal Tomagola adalah guru saya, kata Joko Tingtong. Asli guru saya dalam mata kuliah Pengantar Sosiologi di FISIP UI. Sudah jadi ketua jurusan Sosiologi ketika Joko baru masuk di tahun 1983.

(Joko T.)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar