oleh Yuan Yudistira :
"Empat Lapisan Penyusun Makhluk Bernama Manusia
Kita – mahkluk yang benama manusia ini – jika disederhanakan memiliki beberapa lapisan kesadaran, antara lain :
1. lapisan kesadaran fisik
2. lapisan kesadaran mental/emosional
3. lapisan pikiran/akal
4. lapisan kesadaran jiwa
Kira-kira itulah yang saya dapat tangkap dari berbagai literature yang saya baca, atau saya dengar dari orang lain.
Dan kira-kira setelah saya teliti, kira kira memang demikian.
(kecuali untuk lapisan kesadaran jiwa ini yg belum bisa saya alami dalam experiment saya).
Dalam
kondisi tertentu lapisan kesadaran kedua dan ketiga bisa kita bedakan
dengan sangat mudah. Terkadang saya pribadi sering mengindikasikan
lapisan kedua ini adalah “suara-suara” yang keluar dari daerah sekitar
dada, dan gambar-gambar bergerak atau diam atau suara-suara dari lapisan
ketiga ini yang keluar dari area sekitar kepala.
Kira-kira –jika
saya menganalogikan dengan sebuah PC - semua lapisan di atas ini masih
tergolong sebagai hardware penyusun makhlus bernama manusia.
Agar
hardware bisa digunakan atau berfungsi sesuai yg diinginkan tentu
membutuhkan program, mulai dari BIOS – untuk basic input output -,
operating system, hingga program pendukung lainnya seperti office dll.
Lantas
jika ke empat lapisan kesadaran manusia di atas adalah sebuah hardware,
maka software nya kira-kira antara lain: pendidikan baik formal/non
formal, norma-norma dan tentu saja adalah doktrin agama.
Dan
doktrin ini mungkin bisa dikatakan sebagai system operasinya. Dengan
doktrin, maka setiap manusia akan bekerja/bergerak/beraktivitas sesuai
dengan doktrin tersebut.
Uniknya, tidak seperti PC yang saya
pahami sekarang ini, mahkluk bernama manusia ini memiliki lapisan
kesadaran pikiran/akal yang mampu memilih, memilah, menganalisa dan
mengambil keputusan sendiri. Semacam kecerdasan dasar/bawaan. Dan dengan
kecerdasan ini, manusia dewasa bisa/boleh menentukan norma mana yang
dia rasa cocok atau bahkan system operasi yg seperti apa yang akan
digunakan.
Walaupun demikian adanya kemampuan ini, tidak semuanya
menggunakan kemampuannya dengan berbagai alasan, antara lain memang
belum menyadarinya atau bisa jadi tidak sadar akan kemampuannya ini
(mungkin karena saking dalamnya doktrin yang menancap).
Jangan
salah pahami saya. Saya tidak menyarankan Anda buru-buru mengganti
system operasi Anda saat ini. Karena bisa jadi hal itu memang tidak
diperlukan.
Agama/Keyakinan Anda ini adalah system operasi dalam
hidup Anda. Dan dengan analogi yang sama, maka tidak akan optimal
‘hidup’ sebuah komputer tanpa adanya system operasi. Yang perlu Anda
lakukan bisa jadi cukup upgrade ke system operasi terbaru yang lebih
sesusai dengan kondisi lingkungan yang ada, atau bisa jadi Anda cukup
mempelajari lebih dalam cara kerja dan cara menggunakan system tersebut.
Sehingga hidup Anda menjadi bahagia.
Bahagia dan Sengsara Hanya Soal Rasa
Jika
survey dilakukan, bisa jadi semua orang menginginkan bahagia. Bahagia
dan sengsara ternyata hanya soal rasa. Dan Rasa ini konon katanya
bermain pada lapisan kesadaran kedua. Bukan pada lapisan fisik. Tapi
bagaimana lapisan mental emosional ini merespons setiap input yg masuk
dengan perasaan bahagia atau sengsara ini sangat bergantung pada program
atau system operasi yang digunakannya.
Contoh seseorang bisa
bersedia mengorbankan hidupnya untuk mati sesuai doktrin yg menancap dan
tetap merasa bahagia – karena sudah bisa menjalankan doktrin. Atau
seseorang yang secara fisik hidup berlimpah kekayaan tetap merasa
sengsara karena merasa berdosa tidak menjalankan doktrin. Dll.
Hypnosis dan Ilmu Tentang Pikiran (serta lapisan-lapisan dibawahnya)
Dengan
segala kecerdasannya Manusia menciptakan berbagai tools dan teknologi
untuk mempermudah hidupnya. Dan tentu saja manusia juga menciptakan
berbagai aturan, norma dan juga doktrin-doktrin yang ada. Semua dibuat
dengan tujuan untuk mempermudah hidupnya dengan keterbatasan dari
pengetahuan,pengalaman si pembuat norma dan doktrin ini dan juga
bergantung situas dan kondisi lingkungan saat ini.
Salah satu temuan atau teknologi atau seni yg terkait dengan cara mengelola pikiran adalah hypnosis.
Hypnosis
yang saya maksud ini adalah sebuah ilmu, teknologi atau seni untuk
mengelola pikiran. Jadi apa saja yang menganalisa cara kerja pikiran dan
mengelola berbagai macam aspek serta pengaruhnya pada lapisan kesadaran
yg lain, inilah yang saya sebut dengan hypnosis.
Dari definisi pribadi saya tersebut di atas, maka menurut pendapat saya, semua orang sebaiknya belajar hypnosis.
Dengan
belajar “hypnosis” seseorang seperti dibekali tools untuk bisa memahami
cara bekerjanya pikiran, memory, emosi dan pengaruhnya pada fisik.
Dengan
belajar “hypnosis” bahkan seseorang bisa dan boleh terbebas dari proses
indoktrinasi yang pernah ia jalani semenjak kecil.
Bisa jadi belajar hypnosis adalah jalan spiritual juga.
Seingat saya dulu pernah ada para pemuka agama yang mengharamkan belajar hypnosis.
Dan
sekarang saya mengatakan bahwa para pemuka agama yang mengharamkan
hypnosis adalah orang yang paham betul-betul potensi dari belajar
hypnosis memang salah satunya adalah bisa terlepas dari doktrin. Dan
bahkan bisa membuat doktrin sendiri yang paling cocok buat dirinya… "
Tidak ada komentar:
Posting Komentar