Saya tidak pakai syariat,
baik di dalam maupun di luar kamar, kata Joko Tingtong. Makanya saya
tidak pernah merasa dijajah Arab ataupun bangsa-bangsa lain. Daripada
diskusi tentang masa penjajahan atau kolonialisme yg umumnya sudah tamat
pada abad ke 20 M yg baru lalu, Joko lebih suka bertanya-jawab saja.
Seperti ini.
T = Apakah Yesus itu Tuhan atau dipertuhankan? Kalau Yesus itu bukan Tuhan, lantas siapa Tuhan yang sebenarnya? Nampaknya ini menarik juga untuk dibahas tanpa berniat untuk mendiskreditkan suatu agama.
J = Yesus memang Tuhan, artinya Tuan. Dalam bahasa Inggris tulisannya Lord Jesus. Dalam bahasa Jawa Gusti Yesus. Tuhan itu istilah Kristen, artinya Tuan. Dalam perkembangannya, muncul salah kaprah, seolah-olah Tuhan artinya Allah. Itu tidak benar. Tuhan dalam makna aslinya adalah Tuan, bahasa Arabnya Robbi, bukan Allah. Tuhan Yesus artinya Tuan Yesus. Robbi Isa dalam bahasa Arab. Rabbi Y'shua dalam bahasa Ibrani. Sama sekali bukan Allah. Masih seperti itu maknanya sampai detik ini.
T = Tapi kadang umat kristiani memaknainya berbeda, dan umat muslim dengan antusias mengolok-oloknya.
J = Ada Dogma Trinitas yg muncul pada abad ke 4 M. Didefinisikan Allah satu, terdiri dari tiga pribadi. Allah Bapa, Allah Putra dan Allah Roh Kudus. Tetapi itu cuma pemikiran. Bukan berarti benar-benar ada demikian. Dogma artinya ajaran yg dibuat oleh manusia, dan tidak boleh dipertanyakan, haram. Solusinya adalah buang itu dogma. Tidak usah pakai dogma Trinitas, dan anda tetap akan bisa hidup. Tidak lebih dan tidak kurang. Orang-orang Kristen awal juga tidak pakai Trinitas. Mereka mengakui Yesus sebagai Tuhan/Tuan, Robbi/Rabbi, dan tidak kenal Trinitas. Sekarang Trinitas menjadi bagian dari syahadat Kristen, di Katolik maupun Protestan. Bisa dipakai kalau orang mengerti bahwa itu ajaran spiritual. Sangat spiritual. Simbolik. Allah Bapa adalah simbol kesadaran manusia. Allah Putra adalah simbol diri kita sendiri. Dan Allah Roh Kudus adalah simbol energi kita. Semuanya menceritakan tentang diri kita sendiri. Sebagai manusia. Dan tidak ada hubungannya dengan Allah-Allahan. Sayangnya banyak orang Kristen yg tidak sadar itu.
T = Yang diangkat ke langit itu bukan Yesus, melainkan Nabi Isa AS yang diamanati Oleh Allah SWT, mengajarkan apa yang tertulis di dalam Injil yang asli, bukan yang sudah dimanipulasi, dan Nabi Isa akan diturunkan ke bumi nantinya untuk menghilangkan Dajjal bersama Imam Mahdi di akhir zaman. Sedangkan Yesus itu merupakan orang yang diserupakan seperti Nabi Isa AS, pada saat Nabi Isa dikejar dan akan dibunuh oleh orang yang memusuhinya.
J = Kalau mau ngomong tentang Dajjal-Dajjalan, saya bisa buktikan bahwa itupun asalnya dari kepercayaan Kristen. Namanya Eskatologi, kepercayaan tentang akhir zaman. Islam copas itu dari ajaran Kristen. Makanya tetap ada Isa AS disitu yg orang Kristen sebut dengan panggilan Lord Jesus atau Tuhan/Tuan Yesus. Tapi saya kira khayalan tentang akhir jaman itu tidak bermanfaat. Tidak ada nilai spiritualnya kecuali anda mau jualan agama.
T = Isa Al-Masih adalah “seorang anak laki-laki yang suci.” (Qs 19:19). Pernyataan ini didukung dalam Injil (Kisah Para Rasul 4:30). Jika kita menyelidiki Al-Quran maupun Alkitab, kita akan melihat bahwa semua nabi lain pernah berdosa. Isa Al-Masih adalah satu-satunya nabi yang tidak pernah berdosa. Dan HANYA Allah yang tidak berdosa! Kesimpulannya: Isa Al-Masih adalah Tuhan karena Ia juga tidak pernah berdosa.
Isa Al-Masih diberi gelar “Kalimat Allah.” (Qs 3:35, 39; Injil, Rasul Yohanes 1:1) Jelas “Kalimat Allah” tidak mempunyai permulaan. Jika ada permulaan, maka ada masa dimana Allah tidak berkalimat. Itu mustahil! Karena Isa Al-Masih adalah “Kalimat Allah” maka Ia juga Allah.
Isa Al-Masih adalah “terkemuka di dunia dan di akhirat.” (Qs 3:5; Injil, Surat Filipi 2:9-11). Disini kita melihat bahwa Ia lebih dari semua nabi yang pernah hidup. Juga, Dia lebih dari semua malaikat. Walaupun hal ini tidak membuktikan bahwa Isa Al-Masih adalah Tuhan, tapi jelas memberi Dia kedudukan di atas semua mahluk di dunia dan di sorga.
Isa Al-Masih merupakan “Tiupan Roh dari Allah.” (Qs 4:171; Injil, Surat Filipi 1:19). Kita tahu bahwa Roh Allah kekal adanya. Jika Isa Al-Masih adalah tiupan dari Roh Allah, Ia juga kekal adanya. Maka: Isa Al-Masih adalah juga Tuhan.(5) Isa Al-Masih disebut “rahmat dari Kami [Allah].” (Qs 19:21; Injil, Lukas 2:34; Injil, Surat Ibrani 2:17; Injil, Surat Titus 3:5). Jelas hanya Allah yang mempunyai rahmat. Jika Isa Al-Masih disebut ‘rahmat’ berarti Dia juga Tuhan.
Nabi Yesaya meramalkan bahwa seorang anak akan dilahirkan dan akan diberi nama: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang kekal, Raja Damai. Nubuat ini terdapat dalam Kitab Nabi-Nabi.
Yesaya 9:5-6(2) Nabi Mikha meramalkan bahwa akan datang dari kota Betlehem seorang yang akan memerintah. Permulaannya sudah sejak purbakala, sejak dahulu kala. Artinya Raja yang akan datang kekal adanya. Nubuat ini mengenai kedatangan Isa Al-Masih dan memuat kenyataan bahwa Isa Al-Masih, seperti Allah, kekal adanya. (Kitab Nabi-nabi, Mikha 5:1)
J = Itu nubuatan nabi-nabi Yahudi mengandung makna spiritual. Ya, Yesus menjadi Tuan dari manusia. Ya, Yesus Kalimatullah. Lalu anda terima Yesus sebagai Tuan dari anda sendiri. Anda mengikutinya, dan lalu anda menjadi Yesus sendiri. Dengan kata lain, andalah Yesus. Ini ajaran esoterik Kristen. Tidak diajarkan di gereja-gereja. Anda harus mengertinya secara intuitif. Untuk anda pribadi dan mereka yg bisa mencapai tingkat itu.
T = Lalu Siapakah Tuhan Yang Sebenarnya?
J = Kalau pakai kata Tuhan, artinya Tuan. Siapa yg mau anda pertuan tentu saja ditentukan anda sendiri. Bisa apa saja. Bisa benda konkrit atau tidak konkrit. Bisa manusia hidup ataupun mati. Bisa diri anda sendiri. Bisa Allah. Bisa Dajjal. Bisa Setan. Siapa saja. Suka-suka anda saja.
Memuakkan sekali melihat orang yg memakai istilah Kristen dan dipelesetkan. Tuhan itu istilah Kristen, artinya Tuan. Tetapi dipelesetkan menjadi Allah. Seolah-olah Allah diterjemahkan ke bahasa Indonesia menjadi Tuhan. Tidak begitu. Allah adalah Allah, orang Kristen selalu pakai kata Allah kalau yg dimaksud adalah Allah. Tuhan lain lagi. Tuhan adalah Tuan, bukan Allah.
Ini batu sandungan yg berat sekali untuk anda yg berbahasa Indonesia. Mereka yg pakai bahasa Inggris tidak seberat ini. Beratnya kenapa? Karena ada pelesetan itu. Arti salah kaprah yg dianggap benar. Pedahal tidak benar. Kalau anda bisa membedakan kata Tuan dan Allah, maka perjalanan spiritual anda akan lebih lancar. Contoh kata Tuhan dalam penggunaan umum adalah Kanjeng dan Gusti. Anda bisa menyebut siapapun yg anda ikuti sebagai Kanjeng atau Gusti. Atau Tuan, yg dalam hal ini pakai h, tapi artinya tetap sama. Itulah Tuhan menurut pengertian asli. Artinya Tuan, Kanjeng, Gusti. Bukan Allah. Jangan dipelesetkan! Walaupun arti pelesetan atau salah kaprah sudah menjadi-jadi, Joko tetap bertahan pada pengertian asli.
Orang Yahudi yg orthodox malahan tidak pakai kata God atau Allah. Karena JHVH tidak boleh diucapkan, dulu mereka pakai kata Adonai yg diterjemahkan ke bahasa Indonesia menjadi Tuan tapi dituliskan pakai h, menjadi Tuhan. Sekarang orang Yahudi menyebut Allah sebagai Hashem. Yg artinya sama seperti Hashim dalam bahasa Arab.
Pengertian keilahian dalam kekristenan awal mirip sekali dengan pengertian keilahian dalam keislaman. Mirip sekali. Kita tidak membicarakan syariat, melainkan pengertian keilahian. Nabi Muhammad itu Kristen, pengertiannya adalah pengertian keilahian menurut Kristen awal. Bukan Kristen yg masuk ke Eropa. Tapi, bahkan kita tidak bisa membahas apa yg sebenarnya dipercaya oleh Nabi Muhammad. Orang akan panik dan membawa-bawa syariat. Dan yg Kristen akan panik dan berpegangan kepada hasil konsili Nicea di tahun 325 M dimana Dogma Trinitas disahkan.
Kristen awal tidak seperti itu. Kristen awal mirip kepercayaan Muhammad sebelum dibakukan dan tidak boleh dipertanyakan. Memang bebas menentukan apa yg baik. Itu Kristen awal. Dan itu juga Islam awal. Semuanya jalan spiritual, sebelum menjadi agama. Setelah jadi agama, segalanya baku. Beku.
Nabi Muhammad penganut Kristen dengan satu bukti jelas, yaitu percaya Yesus. Kalau percaya Yesus, otomatis anda menjadi Kristen. Tidak perlu dibaptis dan menjadi anggota gereja seperti propaganda selama ini. Bagi Kristen yg masuk ke Arabia, tanda menerima kekristenan adalah disunat. Yg masuk ke Barat menghapuskan sunat, yg masuk ke Arabia justru melestarikannya. Yg di Barat membuat Dogma Trinitas, yg di Arabia tetap mengambangkan status Yesus. Setengah ilahiah, tapi tidak didefinisikan lebih lanjut lagi.
Status Yesus yg mengambang seperti itu membawa perpecahan di Barat, sehingga akhirnya dipaksakanlah Dogma Trinitas. Demi persatuan politik. The rest is history.
Sekali lagi, kerancuan kata Tuhan cuma ada di bahasa Indonesia saja. Di bahasa-bahasa lain tidak ada. Mulai rancu sejak istilah khas Kristen itu diambil-alih secara meluas dan diberikan arti baru. Tuhan artinya Tuan bagi orang Kristen. Dari dulu sampai detik ini tetap berarti Tuan. Kalau yg dimaksud adalah Allah, orang Kristen akan pakai istilah Allah. Kalau orang Kristen pakai kata Tuhan thok, maka kita masih bisa bertanya lebih jauh. Tuhan atau Tuan mana yg dimaksud? Bisa berarti Tuhan atau Tuan Yesus. Bisa juga berarti Tuhan atau Tuan Allah. Di Islam, yg ikut-ikutan pakai istilah Tuhan juga, Tuhan otomatis berarti Allah. Makanya, untuk menghindari kerancuan, anda perlu jelaskan pakai istilah Tuhan menurut pengertian yg mana.
T = Apakah Yesus itu Tuhan atau dipertuhankan? Kalau Yesus itu bukan Tuhan, lantas siapa Tuhan yang sebenarnya? Nampaknya ini menarik juga untuk dibahas tanpa berniat untuk mendiskreditkan suatu agama.
J = Yesus memang Tuhan, artinya Tuan. Dalam bahasa Inggris tulisannya Lord Jesus. Dalam bahasa Jawa Gusti Yesus. Tuhan itu istilah Kristen, artinya Tuan. Dalam perkembangannya, muncul salah kaprah, seolah-olah Tuhan artinya Allah. Itu tidak benar. Tuhan dalam makna aslinya adalah Tuan, bahasa Arabnya Robbi, bukan Allah. Tuhan Yesus artinya Tuan Yesus. Robbi Isa dalam bahasa Arab. Rabbi Y'shua dalam bahasa Ibrani. Sama sekali bukan Allah. Masih seperti itu maknanya sampai detik ini.
T = Tapi kadang umat kristiani memaknainya berbeda, dan umat muslim dengan antusias mengolok-oloknya.
J = Ada Dogma Trinitas yg muncul pada abad ke 4 M. Didefinisikan Allah satu, terdiri dari tiga pribadi. Allah Bapa, Allah Putra dan Allah Roh Kudus. Tetapi itu cuma pemikiran. Bukan berarti benar-benar ada demikian. Dogma artinya ajaran yg dibuat oleh manusia, dan tidak boleh dipertanyakan, haram. Solusinya adalah buang itu dogma. Tidak usah pakai dogma Trinitas, dan anda tetap akan bisa hidup. Tidak lebih dan tidak kurang. Orang-orang Kristen awal juga tidak pakai Trinitas. Mereka mengakui Yesus sebagai Tuhan/Tuan, Robbi/Rabbi, dan tidak kenal Trinitas. Sekarang Trinitas menjadi bagian dari syahadat Kristen, di Katolik maupun Protestan. Bisa dipakai kalau orang mengerti bahwa itu ajaran spiritual. Sangat spiritual. Simbolik. Allah Bapa adalah simbol kesadaran manusia. Allah Putra adalah simbol diri kita sendiri. Dan Allah Roh Kudus adalah simbol energi kita. Semuanya menceritakan tentang diri kita sendiri. Sebagai manusia. Dan tidak ada hubungannya dengan Allah-Allahan. Sayangnya banyak orang Kristen yg tidak sadar itu.
T = Yang diangkat ke langit itu bukan Yesus, melainkan Nabi Isa AS yang diamanati Oleh Allah SWT, mengajarkan apa yang tertulis di dalam Injil yang asli, bukan yang sudah dimanipulasi, dan Nabi Isa akan diturunkan ke bumi nantinya untuk menghilangkan Dajjal bersama Imam Mahdi di akhir zaman. Sedangkan Yesus itu merupakan orang yang diserupakan seperti Nabi Isa AS, pada saat Nabi Isa dikejar dan akan dibunuh oleh orang yang memusuhinya.
J = Kalau mau ngomong tentang Dajjal-Dajjalan, saya bisa buktikan bahwa itupun asalnya dari kepercayaan Kristen. Namanya Eskatologi, kepercayaan tentang akhir zaman. Islam copas itu dari ajaran Kristen. Makanya tetap ada Isa AS disitu yg orang Kristen sebut dengan panggilan Lord Jesus atau Tuhan/Tuan Yesus. Tapi saya kira khayalan tentang akhir jaman itu tidak bermanfaat. Tidak ada nilai spiritualnya kecuali anda mau jualan agama.
T = Isa Al-Masih adalah “seorang anak laki-laki yang suci.” (Qs 19:19). Pernyataan ini didukung dalam Injil (Kisah Para Rasul 4:30). Jika kita menyelidiki Al-Quran maupun Alkitab, kita akan melihat bahwa semua nabi lain pernah berdosa. Isa Al-Masih adalah satu-satunya nabi yang tidak pernah berdosa. Dan HANYA Allah yang tidak berdosa! Kesimpulannya: Isa Al-Masih adalah Tuhan karena Ia juga tidak pernah berdosa.
Isa Al-Masih diberi gelar “Kalimat Allah.” (Qs 3:35, 39; Injil, Rasul Yohanes 1:1) Jelas “Kalimat Allah” tidak mempunyai permulaan. Jika ada permulaan, maka ada masa dimana Allah tidak berkalimat. Itu mustahil! Karena Isa Al-Masih adalah “Kalimat Allah” maka Ia juga Allah.
Isa Al-Masih adalah “terkemuka di dunia dan di akhirat.” (Qs 3:5; Injil, Surat Filipi 2:9-11). Disini kita melihat bahwa Ia lebih dari semua nabi yang pernah hidup. Juga, Dia lebih dari semua malaikat. Walaupun hal ini tidak membuktikan bahwa Isa Al-Masih adalah Tuhan, tapi jelas memberi Dia kedudukan di atas semua mahluk di dunia dan di sorga.
Isa Al-Masih merupakan “Tiupan Roh dari Allah.” (Qs 4:171; Injil, Surat Filipi 1:19). Kita tahu bahwa Roh Allah kekal adanya. Jika Isa Al-Masih adalah tiupan dari Roh Allah, Ia juga kekal adanya. Maka: Isa Al-Masih adalah juga Tuhan.(5) Isa Al-Masih disebut “rahmat dari Kami [Allah].” (Qs 19:21; Injil, Lukas 2:34; Injil, Surat Ibrani 2:17; Injil, Surat Titus 3:5). Jelas hanya Allah yang mempunyai rahmat. Jika Isa Al-Masih disebut ‘rahmat’ berarti Dia juga Tuhan.
Nabi Yesaya meramalkan bahwa seorang anak akan dilahirkan dan akan diberi nama: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang kekal, Raja Damai. Nubuat ini terdapat dalam Kitab Nabi-Nabi.
Yesaya 9:5-6(2) Nabi Mikha meramalkan bahwa akan datang dari kota Betlehem seorang yang akan memerintah. Permulaannya sudah sejak purbakala, sejak dahulu kala. Artinya Raja yang akan datang kekal adanya. Nubuat ini mengenai kedatangan Isa Al-Masih dan memuat kenyataan bahwa Isa Al-Masih, seperti Allah, kekal adanya. (Kitab Nabi-nabi, Mikha 5:1)
J = Itu nubuatan nabi-nabi Yahudi mengandung makna spiritual. Ya, Yesus menjadi Tuan dari manusia. Ya, Yesus Kalimatullah. Lalu anda terima Yesus sebagai Tuan dari anda sendiri. Anda mengikutinya, dan lalu anda menjadi Yesus sendiri. Dengan kata lain, andalah Yesus. Ini ajaran esoterik Kristen. Tidak diajarkan di gereja-gereja. Anda harus mengertinya secara intuitif. Untuk anda pribadi dan mereka yg bisa mencapai tingkat itu.
T = Lalu Siapakah Tuhan Yang Sebenarnya?
J = Kalau pakai kata Tuhan, artinya Tuan. Siapa yg mau anda pertuan tentu saja ditentukan anda sendiri. Bisa apa saja. Bisa benda konkrit atau tidak konkrit. Bisa manusia hidup ataupun mati. Bisa diri anda sendiri. Bisa Allah. Bisa Dajjal. Bisa Setan. Siapa saja. Suka-suka anda saja.
Memuakkan sekali melihat orang yg memakai istilah Kristen dan dipelesetkan. Tuhan itu istilah Kristen, artinya Tuan. Tetapi dipelesetkan menjadi Allah. Seolah-olah Allah diterjemahkan ke bahasa Indonesia menjadi Tuhan. Tidak begitu. Allah adalah Allah, orang Kristen selalu pakai kata Allah kalau yg dimaksud adalah Allah. Tuhan lain lagi. Tuhan adalah Tuan, bukan Allah.
Ini batu sandungan yg berat sekali untuk anda yg berbahasa Indonesia. Mereka yg pakai bahasa Inggris tidak seberat ini. Beratnya kenapa? Karena ada pelesetan itu. Arti salah kaprah yg dianggap benar. Pedahal tidak benar. Kalau anda bisa membedakan kata Tuan dan Allah, maka perjalanan spiritual anda akan lebih lancar. Contoh kata Tuhan dalam penggunaan umum adalah Kanjeng dan Gusti. Anda bisa menyebut siapapun yg anda ikuti sebagai Kanjeng atau Gusti. Atau Tuan, yg dalam hal ini pakai h, tapi artinya tetap sama. Itulah Tuhan menurut pengertian asli. Artinya Tuan, Kanjeng, Gusti. Bukan Allah. Jangan dipelesetkan! Walaupun arti pelesetan atau salah kaprah sudah menjadi-jadi, Joko tetap bertahan pada pengertian asli.
Orang Yahudi yg orthodox malahan tidak pakai kata God atau Allah. Karena JHVH tidak boleh diucapkan, dulu mereka pakai kata Adonai yg diterjemahkan ke bahasa Indonesia menjadi Tuan tapi dituliskan pakai h, menjadi Tuhan. Sekarang orang Yahudi menyebut Allah sebagai Hashem. Yg artinya sama seperti Hashim dalam bahasa Arab.
Pengertian keilahian dalam kekristenan awal mirip sekali dengan pengertian keilahian dalam keislaman. Mirip sekali. Kita tidak membicarakan syariat, melainkan pengertian keilahian. Nabi Muhammad itu Kristen, pengertiannya adalah pengertian keilahian menurut Kristen awal. Bukan Kristen yg masuk ke Eropa. Tapi, bahkan kita tidak bisa membahas apa yg sebenarnya dipercaya oleh Nabi Muhammad. Orang akan panik dan membawa-bawa syariat. Dan yg Kristen akan panik dan berpegangan kepada hasil konsili Nicea di tahun 325 M dimana Dogma Trinitas disahkan.
Kristen awal tidak seperti itu. Kristen awal mirip kepercayaan Muhammad sebelum dibakukan dan tidak boleh dipertanyakan. Memang bebas menentukan apa yg baik. Itu Kristen awal. Dan itu juga Islam awal. Semuanya jalan spiritual, sebelum menjadi agama. Setelah jadi agama, segalanya baku. Beku.
Nabi Muhammad penganut Kristen dengan satu bukti jelas, yaitu percaya Yesus. Kalau percaya Yesus, otomatis anda menjadi Kristen. Tidak perlu dibaptis dan menjadi anggota gereja seperti propaganda selama ini. Bagi Kristen yg masuk ke Arabia, tanda menerima kekristenan adalah disunat. Yg masuk ke Barat menghapuskan sunat, yg masuk ke Arabia justru melestarikannya. Yg di Barat membuat Dogma Trinitas, yg di Arabia tetap mengambangkan status Yesus. Setengah ilahiah, tapi tidak didefinisikan lebih lanjut lagi.
Status Yesus yg mengambang seperti itu membawa perpecahan di Barat, sehingga akhirnya dipaksakanlah Dogma Trinitas. Demi persatuan politik. The rest is history.
Sekali lagi, kerancuan kata Tuhan cuma ada di bahasa Indonesia saja. Di bahasa-bahasa lain tidak ada. Mulai rancu sejak istilah khas Kristen itu diambil-alih secara meluas dan diberikan arti baru. Tuhan artinya Tuan bagi orang Kristen. Dari dulu sampai detik ini tetap berarti Tuan. Kalau yg dimaksud adalah Allah, orang Kristen akan pakai istilah Allah. Kalau orang Kristen pakai kata Tuhan thok, maka kita masih bisa bertanya lebih jauh. Tuhan atau Tuan mana yg dimaksud? Bisa berarti Tuhan atau Tuan Yesus. Bisa juga berarti Tuhan atau Tuan Allah. Di Islam, yg ikut-ikutan pakai istilah Tuhan juga, Tuhan otomatis berarti Allah. Makanya, untuk menghindari kerancuan, anda perlu jelaskan pakai istilah Tuhan menurut pengertian yg mana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar