Tampilkan postingan dengan label Leonardo R.. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Leonardo R.. Tampilkan semua postingan

26 Nov 2015

Saya Juga Paranoid

Paranoia termasuk salah satu gangguan jiwa dari jenis ringan atau neurosis. Kebanyakan dan rata-rata orang Indonesia mengidap neurosis. Pengidapnya disebut orang neurotik. Bahasa Indonesianya sarap yg sering diartikan sebagai gila. Padahal belum gila tapi cuma kadang-kadang gila. Suka lupa diri mengira dipilih oleh Allah atau Dewa Dewi untuk membawa kabar keselamatan, ancaman masuk neraka, atau ritual wajib untuk menjaga keseimbangan alam sehingga kelompok kebo girang tidak terpilih lagi memimpin negeri. Melainkan lebih suka dipimpin oleh tante girang. Yg sekarang sudah menjadi janda karena di zaman dahulu, yaitu ketika saya masih kecil sekali dan duduk di sekolah dasar, yg namanya Tante Girang punya pasangan juga yg disebut Oom Senang. Tante Girang dan Oom Senang. O harus dobel karena itu bahasa Belanda. Kalau anda pakai istilah Oom dan Tante artinya anda sudah kebelanda-belandaan atau dipengaruhi oleh otak penjajah. Tapi anda suka itu, dan tidak mau dibilang membela penjajah. Anda malah balik menuduh orang lain sebagai antek onta, maksudnya pengikut aliran padang pasir Arabia yg berusaha mengkafir-kafirkan anda. Di dalam hati kecil, anda tahu bahwa anda kafir, dan anda tidak perduli itu. Tapi anda berusaha menutup rapat itu rahasia, bahkan kepada diri anda sendiri. Anda mencoba meyakinkan diri anda bahwa anda percaya kepada Tuhan. Tapi tidak bisa. Anda sudah dapat bocoran dari Leo bahwa agama diciptakan oleh manusia. Anda tidak bisa memaksakan diri lagi untuk percaya bahwa benar-benar ada Allah yg menurunkan agama, menunjuk nabi-nabi, dan sekarang menghitung amal ibadah anda secara terperinci untuk menjadi input atau masukan bagi ujian akhir di akhirat ketika semua catatan dibuka dan anda akan divonis masuk surga atau masuk neraka. Kalau amal ibadah lebih banyak daripada dosa maka anda akan masuk surga. Kalau dosa lebih banyak akan masuk neraka. Anda tidak percaya itu. Tapi anda tidak mau orang lain tahu. Sehingga kesana kemari anda melecehkan aliran Islam Liberal dengan alasan otaknya sudah kena setrum pemikiran Kristen yg memang benar. Tapi lebih tepatnya pemikiran humanis universal yg walaupun di Indonesia punya kesan menyeramkan sebenarnya tidak salah. Melainkan benar sebenar-benarnya. Karena anda sudah menemukan sendiri bahwa segala aliran yg ada di dunia sifatnya humanis atau berasal dari manusia dan untuk manusia. Bahkan yg pakai Allah. Bahkan yg tidak pakai Allah atawa atheist. Bahkan yg agnostik. Bahkan yg spiritual. Bahkan yg membanggakan kejawaan atau kejawen. Bahkan yg minder setengah mati dan selalu berteriak demi leluhur dan NKRI. Semuanya humanis. Bahkan yg bilang Allah kasih syariat. Karena semua berasal dari manusia dan untuk manusia. Jadi, anda masih mempertahankan sedikit nuansa remang-remang agar tetap dikira percaya kepada Tuhan. Anda berpura-pura dan tidak ingin ada yg tahu. Makanya anda selalu curiga, mengira dibicarakan oleh orang lain di belakang anda. Mengira anda dituduh atheist dan ditertawakan. Anda resah dan gelisah terus. Tidak bisa tidur. Sampai menulis pakai ayat yg sudah anda tidak percayai lagi. Munafik, bingung, dan membuat orang lain bingung juga. Depresi, melankolis, paranoid.
Saya juga paranoid, saya selalu pegang rekor sebagai manusia yg paling introvert di komunitas kita. Tidak pernah mau keluar dan diajak silaturahmi kesana kemari. Tidak mau mencari jejak leluhur ke Gunung Padang yg energinya bisa saya akses dari mana saja. Cuma mau naik ke Pura Jagadkarta di Bogor sekali saja, karena ada panggilan dari alam gaib. Dan ada maksudnya karena ternyata Naga mau muncul. Dan saya lihat itu Naga muncul di tengah-tengah lingkaran ketika kita berkumpul. Bersama teman-teman dari group Spiritual Batak. Sehingga kerapkali saya dianggap orang Batak juga yg tidak menjadi masalah. Karena saya juga admin dari group Spiritual Gunung Toba yg bersifat tertutup dan terbatas. Banyak yg panggil saya Lae. Tapi tetap saja menjadi Mas Leo kalau saya ke Yogya seperti minggu lalu untuk menghadiri pertemuan bulanan komunitas kita di Yogyakarta. Belum tentu saya bisa hadir kembali di pertemuan berikutnya. Saya datang karena mau bertemu dengan Lois Aan dan si buah hati. Dan tentu saja dengan teman-teman baru. Lebih dari 30 orang teman hadir di pertemuan bulanan Yogyakarta minggu lalu yg mungkin paling kuat energinya. Frekwensi Cakra Mahkota yg saya ambil dari lereng Bukit Menoreh di Magelang. Dari titik di atas panggung sandiwara dunia dimana kita bisa memandang Candi Borobudur lurus di depan mata. Yg menurut saya merupakan titik pijakan kaki leluhur kita ketika menentukan titik di hadapan dua mata yg akhirnya menjadi monumen kelas dunia yg sekarang dikenal dengan nama Candi Borobudur. Tempat yg seharusnya lebih sakral karena bahan baku batu-batuan untuk Borobudur diambil dari bukit ini. Memang bukit batu, bukan bukit tanah. Batu yg kita kenal sebagai batu candi, bahan baku pembuatan candi. Aslinya lahar gunung berapi yg sudah membeku. Tinggal dipotong-potong dan dipahat sesuai selera.
Kalau bicara tentang Indonesia dan titik-titik di jidatnya, maka berarti saya menjadi orang spiritual beraliran kebangsaan yg berusaha untuk menjadi orang humanis universal. Tapi jangan girang dahulu karena saya juga terkena imbas pengaruh Timur Tengah.
Walaupun ada ebook "Sejarah Tuhan oleh Karen Armstrong" di bagian files di group kita, saya lebih memilih untuk membaca dalam bahasa aslinya. Beli buku seharga Rp 265 ribu dan dibaca sedikit demi sedikit karena saya sudah tahu sejarahnya, dan ini cuma refreshing atau menyegarkan yg gersang karena kemarau panjang. Seperti kegalauan sebagian orang yg tidak menyangka kalau agama Yahudi berkembang pesat dan tersendat-sendat selama ribuan tahun. Tidak begitu saja muncul Allah yg lalu jadi satu-satunya Tuhan. Malah anda akan kaget kalau saya kasih tahu bahwa Allah digunakan oleh 10 suku Israel yg menetap di Utara. Dan Tuhan digunakan oleh 2 suku Israel yg bertempat tinggal di sekitar Yerusalem. Yaitu suku Yehuda dan Benyamin. Dari nama Yehuda muncullah Yahudi. 10 suku di Utara hilang dimakan setan atau musuh Tuhan, yaitu ketika diserang dan diculik oleh orang Suriah. Tidak kembali lagi dan keturunannya sekarang menjadi penduduk wilayah itu yg dominan Muslim. Jadi orang Suriah juga keturunan Yahudi selain keturunan campur-campur lainnya. 2 suku di Selatan bisa bertahan sebelum diserang dan diangkut ke Irak. Dan kemudian, setelah beberapa generasi, baru diperbolehkan kembali lagi oleh penguasa baru dari Persia. Semua terjadi sekitar 7 abad sebelum Masehi atawa sebelum kelahiran Tuhan Yesus. Serang menyerang yg dalam konteks waktu itu termasuk culik menculik. Penculikan berjamaah karena tidak ada sistem pengiriman TKW dan TKI dari Indonesia yg tentu saja masih kosong karena nenek moyang kita belum datang. Indonesia masih kosong dan leluhur kita mungkin masih berada di benua Asia. Antara India dan Tiongkok. Mungkin juga sudah sampai di Indochina, dan sebagian mulai berakit-rakit untuk sampai ke pulau-pulau tanah airku.
Dan di Kerajaan Yehuda itulah, pada tahun 622 SM, muncul monotheisme dalam bentuknya yg asli atawa fanatik membabi buta. Raja Josiah, penguasa Yerusalem pada saat itu, merekayasa penemuan kembali kitab yg ditulis oleh Musa. Konon ditulis Musa tapi kita tahu itu rekayasa karena Musa hidup ratusan tahun sebelum Josiah. Rekayasa yg umum dalam setiap tradisi keagamaan, tidak beda dengan kitab "Darmo Gandhul" yg konon berasal dari akhir masa Majapahit tetapi ditulis pada awal abad ke 20 M. Jadi itu kitab Musa-musaan ditemukan di Baitullah di Yerusalem yg masih penuh dengan berhala. Macam-macam berhala. Ada dewa dan dewi. Dewa Duit, Dewi Kesuburan, dll. Termasuk para healer atau penyembuh spiritualnya yg pada saat itu dikenal sebagai nabi-nabi. Nabi untuk dewa apa, untuk dewi apa. Yg semuanya dibasmi habis karena Josiah melakukan reformasi, membersihkan Keyahudian sehingga murni monotheistik, menyembah Tuhan saja. Yg belum bisa dituntaskan oleh Musa, Daud dan bahkan Sulaiman. Orang Yahudi pada dasarnya politheistik. Mirip dengan Hindu awal, mirip nenek moyang kita juga yg mungkin jauh lebih parah lagi politheismenya. Ada manusia pemakan segala atau karnivora, ada juga yg percaya segala, segalanya dipercaya. Bahkan yg ditulis oleh saya.
T = Mengapa setiap orang mengamalkan ilmu spiritual seringkali mendapatkan banyak rintangan dan halangan dalam hidupnya?
J = Mungkin spiritualnya salah kaprah, percaya yg tidak keruan, tidak realistis, penuh takhayul. Atau mungkin cuma pelarian dari masalah dalam hidupnya. Sejak awal memang bermasalah, dan bukannya menyelesaikan masalahnya malahan menceburkan diri dalam dunia spiritual yg dianggapnya glamour atau berkilauan. Ingin jadi selebriti atau setidaknya orang sakti. Atau dianggap suhu, master, guru, orang pintar. Mungkin pintar bohongin orang lain, tapi lebih pintar lagi bohongin diri sendiri.
T = Bagaimana agar dapat mengendalikannya?
J = Gunakan logika semaksimal mungkin, jangan takut pakai otak. Bukan setan, tidak diharamkan kecuali oleh orang tertentu.
T = Apakah otak dapat mengendalikan yg gak nampak? Dan apakah juga dapat mengendalikan yg nampak? Terkadang yg saya gunakan itu tidak pernah berhasil apabila orang tsb gak percaya sama saya.
J = Otak gunanya untuk berpikir, bukan untuk mengendalikan yg tampak ataupun yg tidak tampak.

Apakah Mau Sembuh?

Saya mengaku paranoid bukan berarti akan benar-benar paranoid seterusnya. Mengaku megalomaniak bukan berarti akan benar-benar terus megalomaniak. Mengaku suka kena halusinasi bukan berarti benar-benar akan terus berhalusinasi. Mengaku neurotik bukan berarti akan begitu terus. Pengakuan jujur seperti ini cuma pijakan, langkah pertama dalam proses penyembuhan. Kalau sudah tahu sakit, maka pastinya ada obatnya. Apakah saya mau sembuh? Tentu saja ya. Kalau saya sudah mengaku sakit artinya saya mau sembuh. Kalau anda mengaku sakit, artinya anda mau sembuh. Kalau sakit dijadikan alasan untuk terus lebay, maka Tuhan dari agama apapun tidak bisa menyembuhkan sakit kejiwaan anda. Gangguan ringan dalam kejiwaan anda seperti saya sebutkan di atas bisa disembuhkan oleh anda sendiri setelah mengaku bahwa anda mengidapnya. Kemungkinan akibat pengalaman traumatis di masa lalu. Karena kuncinya ada di perasaan, emosi yg menetap dan menyeret anda terus untuk menjadi paranoid, megalomaniak, neurotik. Penyembuhannya cuma menggunakan akal. Logika berdasarkan fakta. Berpikirlah. Apakah perasaan anda benar untuk terus merasa takut? Apakah anda begitu dibutuhkan sehingga merasa diri begitu besar? Apakah benar ada yg mengejar-ngejar anda sampai ke sudut ruangan? Kalau tidak benar, maka buanglah perasaannya. Perasaan ketakutan dan turunannya tidak real. Cuma bayangan yg dimunculkan oleh keliaran pikiran anda. Kendalikan pikiran anda. Gunakan data lapangan tanpa perlu mendistorsinya. Memputar-balikkannya untuk membenarkan paranoia anda. Dan setelah itu mengeluh kesana kemari karena anda merasa tersiksa. Anda sakit sehingga merasa tersiksa. Dibuat sakit oleh perasaan anda sendiri yg mengikuti pikiran anda yg liar. Makanya luruskan pikiran anda, emosi akan ikut. Emosi mengikuti pikiran. Dan bukan sebaliknya. Cuma begitu saja.
Penyembuh fisik menggunakan kemampuan alamiah tubuh anda untuk sembuh. Penyembuh kejiwaan seperti saya menggunakan kemampuan alamiah pikiran anda untuk sembuh. Saya berdialog dengan anda, tetapi tetap saja pikiran anda sendiri yg bekerja, mereparasi sel-sel otak dan hati yg sakit itu. Walaupun jelas saya menggunakan gelombang otak Gamma yg tajam dan keras. Untuk mengusir setan dan sejenisnya yg menghantui anda. Begitu frekwensi gelombang otak saya ketika memberikan konseling. Karena anda merasa terasing dari segalanya.
Alienasi atau keterasingan adalah perasaan tidak menyambung dengan mereka yg berada di sekitar anda. Biasanya orang lain. Bisa dekat sekali, sedang maupun jauh. Tidak menyambung dengan sesamamu manusia. Bahkan ketika kelamin anda bersambung, tetap saja anda merasa teralienasi, terasingkan. Anda merasa berada di alam antah berantah. Tanpa keinginan anda. Tanpa anda minta. Tiba-tiba sudah jadi seorang anak kecil yg diajar untuk menghormati orang tua, mengikuti kata guru. Belajar mencuri kebahagiaan bermain dengan teman sebaya, biasanya sejenis. Dan belum berapa lama sudah harus ditinggalkan pula karena anda merasa ada yg aneh dengan titik di antara kedua belah paha. Anda memasuki masa pancaroba atau lima perubahan. Berubah fisik, kelamin, emosi, cara berpikir, dan cara beribadah. Anda tidak mau lagi beribadah kepada Tuhan yg kejam itu. Yg membawa anda ke dalam bumi penuh penderitaan. Yg cuma bisa anda nikmati apabila anda lupa diri. Lupa bahwa anda terasing dan tidak menyambung dengan siapapun. Anda berusaha meyambung sejadi-jadinya dengan cara menjadi pacar yg baik, ibu yg baik, bapak yg baik. Bagi anak-anak kandung anda atau anak-anak asuh. Memberikan contoh dengan mengikuti apa yg diajarkan kepada anda di masa lalu, walaupun anda tahu bahwa itu tidak benar. Karena anda tidak punya contoh lain. Dan otak anda tidak mampu untuk menyerap segala terobosan dari negara maju yg di Indonesia dianggap sebagai buatan Setan. Anda ingin bilang bahwa anda hidup di masyarakat kesetanan, tapi ada yg menahan mulut anda. Anda berpura-pura. Berusaha bahagia dalam segala keterasingan anda. Terima nasib dengan ikhlas dan pasrah, membesarkan anak-anak, dan nanti menikmati hari tua. Sebelum mati dan dikubur atau dibakar. Pakai doa-doa. Oh, begitulah siklus hidup manusia Indonesia. Dari lahir sampai mati. Menurut saya normal saja. Malah terlalu umum. Makanya tidak dibicarakan.
Tao yg bisa dibicarakan bukan Tao. Allah yg bisa dibicarakan bukan Allah. Anda cuma bisa membicarakan hasil olah pikir anda sendiri, baik berbentuk nubuah, falsafah maupun syariah. Syariah artinya syarat-syarat yg anda keluarkan untuk diterapkan oleh anda sendiri. Kalau anda bilang syariah itu dari Allah, maka anda sudah melanggar prinsip dasar. Dzat Allah sama sekali tidak bisa dibicarakan. Tidak diketahui. Bahkan anda tidak bisa bilang ada atau tidak ada. Kalau sudah bilang ada Allah dan punya asma sebanyak 99 butir, maka artinya anda sudah melenceng jauh. Sama saja dengan penganut Tao yg bilang bahwa Tao mengikuti perjalanan bumi dan perjalanan langit. Tao apaan itu? Sudah jelas dibilang bahwa Tao yg bisa dibicarakan bukanlah Tao. Kalau sudah mengaku-ngaku mengerti jalan Tao maka jelas itu guru palsu. Guru asli akan mengajarkan pendapatnya sendiri, tentang aliran energi yin dan yang. Tanpa membawa-bawa Tao. Rabbi atau guru agama berlatar-belakang Timur Tengah akan memberikan fatwa atau pendapatnya sendiri berdasarkan akal dan data lapangan yg akurat atau fakta. Tanpa bilang bahwa begitulah pendapat Allah. Kalau membawa-bawa Allah artinya sudah melanggar prinsip dasar tentang Dzat Allah yg tidak bisa dibicarakan itu. Kalau bisa dibicarakan dan dipertontonkan ayatnya yg konon dipercaya berasal dari Allah, maka jelas itu ayat palsu. Dzat Allah saja anda tidak tahu dan tidak mungkin tahu. Lalu bagaimana anda bisa benar-benar tahu bahwa ayat itu memang berasal dari Allah yg wujud atau eksistensinya tidak bisa dibicarakan? Anda lalu ijtihad atau berpikir. Dan mengambil kesimpulan bahwa Tao atau Dzat Allah memang tidak bisa dibicarakan. Tidak bisa diketahui. Tapi nyatanya ada yg namanya ayat-ayat yg berasal dari Allah. Oh, ijtihad anda lanjutkan. Berhari-hari, berminggu-minggu, berbulan-bulan, bertahun-tahun, belasan dan puluhan tahun sampai hari ini. Anda sudah mengambil kesimpulan tapi tidak berani mengucapkannya karena akan menjadi orang benar. Anda berkesimpulan bahwa merupakan hak manusia untuk merasa menerima ayat dari Allah. Walaupun jelas berasal dari alam pemikirannya sendiri. Muncul di setiap orang, dan bukan hanya orang-orang yg ditetapkan oleh para ulama. Kalau sudah sampai tahap ini maka anda lulus. Untuk menghadapi ujian tahap berikutnya. Yaitu menyebarkannya.
Apakah anda mau sembuh? Sebarkanlah, keluarkan apa yg ada di pikiran anda. Keluarkan semuanya sampai tidak tersisa. Ketika tidak ada lagi sisa artinya anda sudah sembuh. Bisa mulai dari nol lagi.
T = Salam, Leo. Bagaimana caranya untuk mencapai gelombang otak Gamma? Dan apa yang terjadi pada tingkat kesadaran tersebut?
J = Fokus terus di cakra mata ketiga, setiap saat ketika sedang tidak tidur. Yg terjadi cuma meningkatnya kemampuan untuk mengamati. Tajam sekali. Walaupun ada juga bahayanya, yaitu bisa paranoid. Karena terlalu fokus. Paranoia terjadi apabila anda melibatkan ego anda. Kalau tanpa ego atau netral saja, maka tidak bisa paranoid. Yg melibatkan ego misalnya mengamati orang yg punya hubungan dekat dengan anda. Otomatis ego terlibat karena anda memainkan peran. Ego ada karena ada peran. Ada pejabat dan ada yg dijabat. Ada bawahan dan ada yg di bawah. Ada yg ingin enaknya saja, dan ada yg ingin tidak enaknya saja. Semuanya peran manusia sehingga harus melibatkan ego. Otomatis. Dan yg seperti itu bisa mengakibatkan paranoid. Merasa jadi pembesar, merasa barangnya besar. Sehingga menuntut untuk diakui kebesarannya. Atau kedodorannya. Tanpa ada peran timbal balik tentu bisa. Yaitu ketika anda sendiri. Peran antara anda dan diri anda sendiri. Pikiran anda dan ego anda. Berdialog dengan diri sendiri. Bahkan dialog dengan diri sendiri perlu ego untuk menentukan siapa yg dibahas. Kalau menghilangkan ego lebih parah lagi karena sama sekali tidak bisa. Anda bukan batu. Jadi jangan jatuh ke perangkap orang spiritual berbisa. Bisa bikin orang lain ikut gila karena ego selalu ada kecuali anda sudah membatu. Solusinya bagaimana? Ulas terus ego atau konsep diri anda supaya realistis. Sesuai kenyataan di lapangan. Tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil. Bukan menghilangkan karena itu tidak bisa. Tapi bisa diulas dan dipoles.

18 Apr 2015

MODUS.. MODUS..


    T = Om Leo.. mau tanya tadi kan ikut seminar spiritual gitu.. disana dijelaskan tentang chakra.. Nah.. menurut pembicara kita harus kuat di chakra jantung om, agar bisa naik ke step di atas chakra alam semesta.. agar menuju Tuhan.. Kebetulan kita diwajibkan agar cinta kasih om kepada sesama.. Nah yg saya bingung pentingan chakra jantung maupun ajna itu om? Sebaiknya prioritasnya yg mana.. Oya.. pembicara ahli reiki juga bisa melihat aura seseorang, tadi juga ada yg dicontohkan.. sebelum dan sesudah.. Katanya ada kaitan antara chakra jantung dan alam semesta om.

    J = Itu aliran penggoblokan massal, anda akan diikat kepada itu orang lewat cakra jantung. Jadi tidak berani karena dikasih iming-iming akan bisa mendekati dan mungkin melhat Tuhan. Menjadi orang yg sangat tercerahkan. Anda bisa tercerahkan secara spontan dengan tendang itu orang. Biar dia makan dia punya jantung yg tentu saja maksudnya hati. Biar dia makan hati. Bertemu sakit hati.. Tidak bertemu lain hati. Yg jelas bukan tujuannya. Tujuannya kantong anda. Modus.. modus..

    T = Hemm.. tapi ibunya tadi itu banyak keliling dunia om.. kita juga ada pembersihan dari hal negatif.. kayaknya semua pada terpukau om.. oya.. ibunya juga buat buku dan laris manis.. hehe. Ibunya banyak pengalaman om, saya banyak sependapat dengan seminarnya tadi.. hanya tentang chakra tadi yg mengganjal saya kerena pernah baca ebook Om Leo.

    J = Tentu saja laris manis karena dia mengharamkan penggunaan otak. Pakai jantung dan tidak pakai otak. Laris manis karena yg beli tidak pakai otak. Kalau anda pakai otak, pasti anda akan buang buku semacam itu ke tempat sampah. Dari Bali ada yg mengirimkan saya buku kumpulan renungan meditasi. Konon dari mahaguru yg sangat tercerahkan. Saya bilang itu sampah. Dia mengikat murid-muridnya seperti orang mengikat binatang. Sebagian tidak bisa melepaskan diri. Sebagian bisa melepaskan diri. Sebagian orang bahkan tidak mau kenal, seperti saya. Manusia bukan binatang yg harus dibentuk untuk menurut kepada manusia lain. Dengan sebutan guru atau apapun namanya. Saya contohkan, saya tidak mau disebut guru. Kita saling belajar dari satu sama lain. Itu karena saya pakai mata ketiga. Pakai otak. Nah, yg menekankan cakra jantung mana bisa seperti itu? Jualannya akan kosong karena yg dijual kopong. Cuma renungan. Bukan pengalaman asli melainkan mengajar dengan cara menekan. Modusnya seperti itu. Perhatikan saja, dan ambil keputusan sendiri. It's your own life.

    T = Tapi beneran cess pleng om.. rilex sekitaran 15 menit.. dan murid-muridnya keliling dan jantung saya seperti berdetak kencang gitu om..

    J = Semacam gendam yg pakai chakra solar plexus dan chakra jantung. Bisa kena orang yg kesadarannya terbatas. Belum berani menjadi diri sendiri. Untuk saya tidak kena. Malah saya akan kasihan kepada orang semacam itu. Dia mengikat dirinya sendiri, dan juga mengikat orang-orang lainnya. Menghipnotis diri sendiri dan sekitarnya. Menurut saya itu tidak manusiawi apalagi kita tahu ujungnya duit anda.

    T = Owh..bisa gitu ya om Btw.. kenapa om bisa ga kena? Haha

    J = Kalau anda kuat di cakra mata ketiga, anda tidak bisa kena gendam cakra jantung. Anda akan merasa sesak dan rasanya mau tendang itu orang. Karena itu orang pakai gendam, menekan. Sedangkan cakra mata ketiga membebaskan. Anda mau jadi orang bebas atau orang yg tertekan? Relax itu hipnotis sementara, tapi setelah itu apa? Anda akan mencintai dan mencinta dan mencintai sampai anda kering kerontang. Mungkin akhirnya bayar dan bayar terus supaya bisa bertahan hidup dan terus mencintai. Sampai anda sadar sudah dibohongin.

     KESEHATAN TUBUH DAN JIWA bukanlah hal yg murah. Dan semuanya ditentukan oleh jalan pikiran anda. Apa yg anda percaya dan tidak percaya. Apa yg anda praktekkan sehari-hari terhadap diri sendiri, orang lain dan alam sekitar. Jangan anda pikir tindakan dan pemikiran anda tidak ada dampaknya terhadap kesehatan anda sendiri. Dampaknya langsung, dan kalau sudah sakit akan timbul menjadi gejala. Gejala berupa sakit tubuh atau sakit jiwa. Tidak perlu takut. Saya tidak menakut-nakuti. Sedikit banyak kita semua sakit. Tubuhnya sakit dan jiwanya sakit. Yg total sehat tidak ada. Lingkungan hidup kita jelek, kotor dan tidak hieginis. Hujan rintik-rintik di Jakarta kalau kena kepala anda bisa mengakibatkan pusing-pusing. Di negara maju tidak begitu. Hujan di Australia tidak membuat kepala anda pusing. Begitu pula hujan di Amerika Serikat. Disana tidak ada asap beracun yg menumpuk di awan dan turun kembali sebagai hujan dan mengenai kepala anda. Belum lagi air minum yg harus beli, tidak bisa minum dari ledeng. Tidak ada tempat sampah di sepanjang jalan sehingga sampah langsung dilempar keluar dari mobil. Bukan sulap bukan sihir, botol aqua kosong bisa lompat dari jendela mobil. Anda bisa tergelincir lubang di aspal jalan. Bisa saling menabrak dan ribut di pinggir jalan. Tubuh sakit dan jiwa sakit yg bisa dimaklumi. Saya tidak mengurus orang sehat melainkan orang sakit. Tapi tidak merasa sakit. Orang kena delusi atau waham, tapi tidak merasa kena. Kalau merasa namanya bukan delusi tapi sehat jiwanya. Kalau tidak merasa artinya benar-benar delusi. Yg juga tidak salah. Saya tidak menyalahkan sikon. Tapi panjang pendeknya anda yg tentukan. Kalau mau panjang dan anda sakit terus, ya terimalah. Kalau mau pendek dan sakit anda terkontrol, maka baguslah. Mungkin tidak bisa ada yg namanya sehat jasmani dan rohani secara total. Penyakit selalu ada. Yg penting bisa terkontrol sehingga stabil dan tidak mengganggu.

     Leonardo Rimba

RITUAL TOLAK BALA

T = Memangnya ada ritual tolak bala? Saya pernah disuruh seperti itu waktu ketemu pendeta Budha, tapi sampai sekarang dia sibuk jadi belum ketemu saya lagi. Memang saya pikir banyak masalah dalam hidup saya, kalo bahasa kristennya cobaan.

J = Tolak bala seperti apa yg dimaksud? Kalau ada orang mengganggu, usir saja orangnya. Itu termasuk tolak bala. Kalau ada setan yg mengganggu, usir saja setannya. Langsung usir apabila anda lihat itu setan muncul. Kalau balanya ada di kepala anda, cuci saja pakai shampoo.

T = Rasanya banyak banget masalah. Seperti perceraian aku, ortuku sekarang harus dioperasi by pass, adikku sekarang lagi ribut sama istrinya, terus jualan rumah masih belom ada yg minat. Rasanya aku menghadapi semuanya sendiri. Mungkin aku terlalu cengeng, but I feel so tired and need a shoulder to cry on. Maybe I lost Jesus too. Everything is all in my head.

J = Setiap hal ada jalan keluarnya, Jangan digabungkan menjadi satu. Bukan tanggung-jawab satu orang. Dan bahkan ada yg bukan tanggung-jawab anda sama sekali. Itu adik anda kalau mau cerai urusan dia sendiri. Tidak ada sangkut-pautnya dengan orang lain. Tolak balanya satu persatu. Orang tua anda mau dioperasi saya bilang akan sembuh. Itu juga sudah satu tambahan energi. Sekarang tinggal dijalankan dan lihat apakah benar sembuh. Jual rumah memang lama kecuali mau jual dengan harga miring. Setiap masalah ada tolak balanya sendiri. Bukan soal potong kambing atau lepas ikan lalu segalanya jadi mulus. Yg mulus itu paha. Sedangkan bala-bala tidak mulus. Banyak serabutnya.

 Leonardo Rimba

27 Feb 2015

NETRALKAN NEGATIF DENGAN NEGATIF JUGA

T = Mas kemarin posting bahwa untuk melepas energi negatif harus menggunakan energi negatif lagi. Apa itu nanti tambah bertumpuk energi negatifnya?
J = Energi negatif yg dilawan dengan energi positif akan menghabiskan banyak energi. Seperti -5 yg dibalas dengan +10. Memang akhirnya bisa menghasilkan +5. Tetapi anda menghabiskan energi sebesar 10 untuk menarik kenegatifan menjadi sesuatu yg positif. Setidaknya anda harus mengeluarkan energi sebanyak negatif yg dipertontonkan di hadapan anda. Itu kalau menggunakan cakra solar plexus dan cakra jantung. Negatif dilawan dengan positif merupakan modus permainan cakra-cakra menengah ini.
Cakra mata ketiga tidak seperti itu, karena anda cukup mengalikan saja. Bukan tukar tambah melainkan perkalian. Kalau ada sesuatu yg negatif, anda tinggal kalikan dengan sedikit energi negatif dari anda. Misanya ada -1000 dipajang di hadapan anda dengan maksud agar anda telan bulat-bulat sehingga anda mati. Biasa seperti itu, orang jahat bergaya baik-baik. Kata-kata manis beracun. Negatif seratus persen tetapi bergaya positif. Anda tahu itu negatif, dan menghadapinya cukup dengan cara menyentil sedikit negatif dari anda. Tinggal sentil atau lontarkan energi penarik. Menarik artinya negatif. Sedikit saja. Saya beri nilai -1. Jadi ada -1000 yg sekarang anda kalikan dengan -1. Nilai akhir menjadi +1000. Tanpa tenaga melainkan cukup sedikit ditarik atau dibetot.
T = Kemarin disampaikan juga mengenai santet, apakah santet ini menggunakan cakra solar plexus? Kalau iya gimana caranya?
J = Ya, santet pakai cakra solar plexus, pada umumnya. Tetapi santet yg berasal dari cakra mata ketiga lain lagi modusnya. Bukan adu kuat perut, tapi pakai akal kepala. Kalikan negatifnya dengan sedikit negatif dari anda. Kalau dia mengeluarkan terus negatifnya, dan anda kalikan terus dengan sedikit negatif dari anda, hasil akhirnya adalah positif yg berlebih-lebihan. Orangnya akan mati kelelep di tengah lautan energi positif. Bisa seperti itu. Hilang ingatan, hilang tujuan, bingung tanpa berkeliling. Biar saja sampai mati sendiri.
T = Untuk mengeluarkan energi negatif dari diri kita dan mengalikannnya itu caranya hanya diniatin aja mas? Terus setelah itu diniatin untuk dikirimkan ke seseorang?
J = Ya, just do it.
AYO KITA PRAKTEKKAN BERSAMA. Setiap orang dari anda sudah, sedang dan masih menderita gara-gara dipaksa oleh budaya sado-masokistis untuk memaafkan. Semakin anda berusaha memaafkan, anda semakin sakit. Sekarang kita balik, akui kepada diri anda sendiri bahwa anda marah. Anda mau orang yg sadis itu masuk ke neraka jahanam. Manteranya berbunyi "Mampusluh!". Anda tahu siapa saja itu orang-orang bangsat. Jin laknat berwujud manusia. Tidak perlu disebutkan namanya, dan cukup anda niatkan dalam pikiran dengan ucapan "Mampusluh!". Efeknya langsung terasa kalau anda benar terhubung dengan saya, karena saya terhubung dengan Allah dan segala macam perantkat keras maupun perangkat lunaknya. Terlebih perangkat setengah keras dan setengah lunak atawa yg lebih dikenal sebagai barang haram. Bisa melunak dan mengeras tergantung kebutuhan. Praktekkanlah, sekarang kalau mau. Dan nanti bisa berbagi di inbox saya karena saya tahu anda malu-malu. Anda juga jelmaan Setan, tapi anda malu mengaku. Kalau lewat inbox anda tidak malu. Sesama Setan dilarang saling malu-malu. Silahkan.
(Leonardo Rimba)

11 Jan 2015

Ilmu Laduni

T = Sebenarnya definisi yg benar tentang ilmu laduni itu apa sih Mas? Ini ada paranormal yg ngaku bisa mentrasfer ilmu laduni. Menurutnya, ilmu laduni adalah ilmu yg mempersingkat waktu belajar kita. Kita hanya cukup belajar sedikit tentang sebuah biadang keilmuan, lalu dengan mengamalkan kunci laduni ( bebrapa ayat dalam Quran) otomatis kita akan menguasai seluruh bidang keilmuan yg dimaksud. Benarkah begitu?
J = Laduni artinya bisa sendiri tanpa ada yg mengajarkan. Bagaimana anda bisa sendiri? Karena anda rajin meditasi mata ketiga. Muncul intuisi di dalam pikiran anda. Intuisi inilah yg muncul begitu saja. Seolah-olah ada yg mengirimkan pakai paket hemat ataupun paket kilat. Padahal anda sudah mempelajarinya sejak lama. Sepotong demi sepotong info yg tidak berkaitan anda kumpulkan. Terekam di alam bawah sadar anda. Sampai suatu saat anda mencapai klimaks dan keluarlah pengetahuan yg sudah jadi itu. Tahu-tahu sudah jadi di dalam pikiran anda. Anda kaget, karena bisa juga disertai dengan simbol malaikat. Orang tua. Leluhur. Pacar gelap maupun pacar terang. Semuanya bisa digunakan oleh alam bawah sadar anda sendiri untuk menginfokan berita baru bahwa anda telah menguasai sesuatu. Anda cek dan ricek. Ternyata benar. Anda sudah waskita. Begitulah cara kerjanya dan jelas relatif perlu waktu panjang. Tidak sependek pelatihan spiritual. Atau retret keagamaan. Bisa tahunan. Atau mungkin puluhan tahun. Kalau dikejar tak ada, tidak dikejar ternyata ada.
Laduni ada di semua bidang, bukan hanya bidang spiritual saja. Makanya istilah netralnya adalah intuisi. Dan untuk memunculkannya digunakan meditasi rutin di cakra mata ketiga. Atau berbagai istilah lainnya yg sepadan. Maksudnya sama.
Dalam bidang sekuler non spiritualitas, istilahnya bukan meditasi mata ketiga, tapi penggunaan logika. Kalau disebutkan begitu, otomatis orang akan terhantar untuk pegang kepalanya sendiri. Pakai kepala. Karena yg logis bisa berpikir cuma kepala. Karena sudah pegang kepala makanya intuisinya siap untuk keluar setiap saat.
Semua filsuf kelas dunia itu punya ilmu laduni. Mereka merasakan intuisinya memunculkan sesuatu yg baru. Maka dituliskanlah walaupun membuat gempar satu dunia intelektual. Ketika dimunculkan membuat kegemparan. Sekarang, setelah ratusan tahun berlalu, masih tetap dipelajari orang. Bagian dari sejarah intelektual umat manusia. Filsuf-filsuf Barat seperti Kant, Hegel, Hume. Mereka termasuk modern. Sedangkan filsuf-filsuf klasik seperti Aristoteles dan Plato saja masih terus dipelajari. Orang akan bisa melihat bagaimana proses penalarannya. Ternyata cara berpikir orang jaman dulu sama saja dengan cara berpikir kita. Kita malahan lebih mudah karena teknologi begitu canggih. Mereka dulu bahkan untuk menulis saja susah. Tinta dan kertas tidak ada dimana-mana. Kita menulis pakai laptop. Mereka mungkin masih pakai batutulis. Batu yg ditulis. Dan bisa dihapus lagi.
Memory bisa ditulis dan dihapus. Kalau mau. Tapi ada alam bawah sadar yg merekam semuanya. Kalau kamu suka sesuatu dan terlupakan. Mungkin dengan sengaja kamu tekan karena kamu malu. Maka suatu saat memory itu bisa muncul sendiri ke permukaan. Karena secara alam sadar kamu sudah buang malu yg tidak perlu itu. Kamu buang ke alam bawah sadar. Nah, itu sudah suatu kondisi yg pas untuk munculnya laduni. Sesuatu yg terlihat setitik di dalam pikiranmu. Kamu perhatikan, makin lama makin besar. Makin jelas.
Semakin kamu perhatikan semakin tegas naga-naganya. Atau tenaganya. Lalu kamu dorong. Jadilah.
Penemuan teknologi baru juga berasal dari laduni. Motor bakar yg sekarang menjadi mobil dan motor. Balon udara yg sekarang menjadi pesawat terbang. Meriam tomong sekarang menjadi pesawat ulang alik ke antariksa. Semuanya laduni. Artinya, semuanya lahir dari inspirasi.
Menginspirasikan sesuatu adalah tugas manusia. Menerima inspirasi adalah hak. Ketika anda menerima inspirasi yg muncul, artinya anda sudah mahir berladuni. Bukan berarti proses sekali dua kali, melainkan seumur hidup. Kata lainnya adalah proses kreatif. Semuanya menggunakan otak manusia. Pusat memory. Dan pusat niat juga. Bukan pakai dada yg cuma bisa merasakan saya sayang. Atau saya benci.
Dada mungkin penentu kebahagiaan atau kesedihan manusia. Fungsinya merasakan emosi. Tapi kreativitas ditentukan oleh kepala. Tempat otak, hardward dari sistem memory manusia. Pusat pengolahahan data, yg entah berapa trilyun sel jumlahnya. Sampai muncul sendiri pada saat yg pas. Kalau orangnya mau dan siap.
T = Apakah Laduni ini juga berhubungan dengan memory kolektif? Maksudnya dengan ilmu laduni ini kita bisa dengan leluasa mengakses memory kolektif? Boleh nggak kalo saya katakan memory kolektif ini sebagai ''kecerdasan semesta''?
J = Tentu saja berhubungan. Einstein mengakses memory kolektif, bahkan Zuckerberg yg membuat facebook ini juga. Pusat data ada di dalam otak manusia. Semua otak manusia saling berhubungan. Karena semuanya berasal dari gen yg sama. Berhubungan satu sama lain secara fisik. Dan berhubungan satu sama lain secara astral. Atau memorial. Bersifat memory. Adanya di dimensi antah berantah. Pengikatnya dengan tubuh fisik kita cuma otak fisik itulah.
Bisa disebut sebagai kecerdasan semesta. Istilah saja. Dalam hal ini semesta kecil, yaitu yg berada di dalam manusia. Kalau berada di luarnya disebut semesta besar.
Yg jelas pusat pengolah datanya ada di dalam otak manusia. Bagian kepala. Makanya saya berputar disitu. Memutar kepala orang untuk sadar bahwa dia punya kepala. Ada di tubuhnya sendiri. Kalau itu saja sudah mulai digunakan dengan semestinya, maka laduni atau apapun istilahnya akan muncul dengan sendirinya.
T = Nah, kecerdasan semesta inilah yg disebut sebagaian orang sebagai Tuhan. Dan untuk mengaksesnya, orang biasa menggunakan simbol-simbol. Agar bisa berkomunikasi dengan Sang Maha Cerdas ini tadi. Simbol atau ritual-ritual diperlukan sebagai media perantara untuk berkomunikasi dengan Jagad Gede. Kalo dibikin rutenya seperti ini : Manusia (jagad cilik) --- ritual / doa --- keadaan sadar --- bawah sadar --- kecerdasan semesta (jagad gede). Begitukah?
J = Ya.
(Leonardo R.)

11 Des 2014

kitab suci

T = Selama kitab suci formal yg tertulis masih jadi panduan utama, maka kitab suci pribadi yg berisi pengalaman hidup sendiri tak akan bisa terbuka penuh, lalu bagaimana cara menuliskan kitab suci pribadi itu secara sistematik?
J = Tulis saja langsung. Apa yg keluar dari pikiran anda langsung dituliskan. Tanpa berpikir. Langsung jari-jari tangan jalan sendiri. Seperti ini. Sampai hari ini sudah lima buku saya yg terbit. Satu bulan lagi akan jadi enam. Baru, bukan cetak ulang. Semuanya pakai teknik tangan jalan sendiri. Kalau berpikir, saya tidak bisa menulis.
T = Spontan, letupan emosi negatif mungkin awalnya, perubahan sukar terjadi tanpa kegelisahan yg sangat.
J = Awalnya semua yg negatif harus keluar dulu. Anda keluarkan saja semuanya. Tulis saja. Lama-kelamaan akhirnya tinggal yg isi. Kulitnya sudah dikeluarkan lebih dahulu. Anda bisa kupas kulitnya. Buang. Dan pakai isinya saja.
T = Kadang terasa rindu dengan simbol kulit yang rumit, kondisi suwung tanpa simbol kegelisahannya agak horor, Mas.
J = Bagaimanapun juga anda dan saya telah bisa menyeimbangkan diri. Walaupun kita tahu bahwa kita tidak berasal dari bumi, kita berhasil beradaptasi. Dengan jatuh bangun. Termasuk saya sendiri. Menyeimbangkan diri dengan meditasi.

sumber : e-book 'Dampak Meditasi Mata Ketiga'

sumber foto : sahabatbuku.web.id

"buang sial"



Menurut saya larungan adalah cara akal-akalan untuk buang sial. Bahasa Betawi-nya "buang sial", jadi segala macam simbol dari berbagai hal yg diduga akan membawa kesialan dikumpulkan dalam satu wadah, dan dalam waktutertentu dibuang ke Laut Selatan yg merupakan simbol dari the Great Unknown, dalam manifestasinya sebagai the Great Feminine.
Karena feminin, maka bagian di tubuh manusia yg dikuasainya adalah bagian dada atau Cakra Jantung, tempat dimana emosi-emosi yg berasal dari hubungan antar manusia berada. Jadi, hal-hal yg mengganjal dalam hubungan antar manusia bisa disimbolkan dalam bentuk tertentu, dan dilarung di Laut Selatan. Ini ritual, dan efeknya berada di dalam kejiwaan dari mereka yg berpartisipasi, dan bukan di benda-benda yg secara fisik dilarung itu. Kalau jiwa
merasa tenteram karena merasa telah mengorbankan hal-hal yg dianggap berharga dalam hidup ini, maka tentu saja di kehidupan sehari-hari akan lebih lancar. Itu penjelasan praktisnya menurut saya, walaupun mereka yg hidup dalam kebudayaan Jawa memiliki berbagai penjelasan berbeda.
Nyai Roro Kidul yg dipercaya sebagai penguasa Laut Selatan sebenarnya juga merupakan simbol dari alam bawah sadar penguasa. Penguasa Jawa masa lalu bersifat otoriter, sangat maskulin, dan apa yg di-repressed itu di-relegasikan ke alam bawah sadar dan mengambil figur sebagai Nyai Roro Kidul. Jadi, Raja Jawa akan berdampingan dengan Nyai Roro Kidul dalam memerintah rakyatnya. Artinya apa? Artinya bahwa kesadaran dalam diri siRaja Jawa itu komplit, ada bagian sadar (si Raja sendiri), dan ada alam bawah sadar (disimbolkan oleh Nyai Roro Kidul).
Simbolisme, semuanya simbolisme, dan memang bisa memiliki power juga bagi mereka yg hidup dengan kepercayaan seperti itu. Bagi mereka yg tidak percaya, segala macam simbolisme itu tidak ada artinya, dan tidak memiliki kekuatan apapun. Yg memiliki kekuatan adalah simbol yg dipercayai. Nyai Roro Kidul di Jawa bisa digantikan oleh Bunda Maria dalam kepercayaan Katolik, misalnya. Bisa digantikan oleh Fatima dalam kepercayaan Arab Muslim. Bisa digantikan oleh Dewi Kuan Im dalam kepercayaan Buddha Mahayana. Bisa digantikan oleh Dewi Saraswati dalam kepercayaan Hindu Bali.
Dengan mengerti bahwa segalanya adalah simbolisme yg bekerja di dalam proses kejiwaan kita sendiri akhirnya membawa kita menjadi manusia yg toleran. Kita plural, dan tidak ada gunanya untuk main fanatik-fanatikan karena segala yg kita pegang ternyata cuma simbolisme belaka, termasuk yg adanya di agama-agama dan tradisi kita.
Pedahal yg essensial adalah yg tidak bisa di-simbolkan. Kita menyatu dengan yg essensial, sehingga segala simbol-simbol itu cuma datang dan pergi saja di kesadaran kita, dan kita tidak melekat kepada mereka. Itu ajaran non attachment atau tanpa kemelekatan dari Sidharta Gautama. Itu juga pengertian ikhlas dan pasrah dalam Islam. Itu juga pengertian menyatu dengan Allah dari Yesus. Dan itu juga sebabnya Syekh Siti Jenar bilang: kulo gusti. 

sumber : e-book 'dampak meditasi mata ketiga' 

sumber foto : www.antarabali.com

7 Des 2014

Dukun Cabul di Facebook




T = Tadi waktu sholat subuh, ajna saya berasa sakit seperti ditusuk-tusuk jarum.

J = Normal saja, artinya mata ketiga anda sudah terbuka, sensasi yg sangat biasa. Tapi anda masih lebay. Terlalu lebay, ingin dibelay. Dan saya lihat anda ingin diceburkan lagi ke cakra jantung. Supaya bisa digaruk lagi anunya oleh dukun cabul di facebook. Jangan minta bantuan saya lagi.

Teman-teman perempuan yg seperti anda beraura ketan, lengket. Menempel di lelaki yg mau memberinya perhatian. Bukan memberikan perhatian kepada lelaki. Yg itu jenis perempuan lain lagi. Yaitu yg berbakat menjadi dukun perempuan penggaruk anunya lelaki. Sebaliknya teman perempuan yg auranya lengket berbakat untuk digaruk anunya. Lengketnya tidak tahan. Menempel seperti lem amplop. Tinggal dijilat dan langsung kering. Harus dirobek-robek untuk membebaskannya. Dukun cabulnya saya kenal, anda sebagai korbannya saya kenal. Mungkin anda berdua menikmatinya. Cabul jarak jauh. Tapi saya sudah pernah bicara, makanya kali ini akan saya diamkan saja.

Saya pakai istilah "mata ketiga terbuka" supaya anda baca tulisan saya. Memang kelenjar pineal yg ada di dalam kepala anda tidak ada kelopaknya, tidak membuka dan menutup. Tetapi dianggap anak tiri selama ini. Jantung dianggap anak kandung, dan kepala anak tiri. Makanya energinya statis. Ada dan tidak dipakai. Ketika anda mulai menggunakan Cakra Mata Ketiga dalam meditasi atau doa, maka kelenjar pineal mulai aktif. Sensasinya antara lain seperti ada yg berjalan-jalan. Namanya prana atau chi. Yg lebay akan bilang seperti ditusuk jarum. Memangnya ada dokter yg mengejar-ngejar anda sambil bawa jarum suntik?

Kemarahan ternyata isi Cakra Dasar. Muladara. Kalau anda tidak bisa marah, anda tidak punya dasar. Tidak ada mula. Tidak bermula. Belum mulai. Kalau mau mulai, anda harus merasakan marah. Dan mengeluarkannya. Anda bermasalah bukan karena anda marah, melainkan karena anda tidak bisa marah. Energinya tertumpuk dan memakan jiwa raga anda. Anda sakit, dan anda tahan terus. Tetap sampai sekarang. Bagaimana mau sembuh? Bagaimana mau mulai? Mulailah marah, keluarkan. Itu energi penyembuhan diri anda sendiri yg anda tahan dan berubah menjadi negatif. Kalau anda keluarkan, anda sembuh. Anda tahan jadi sakit. Dikeluarkan cuma untuk mulai. Mulai saja jadi manusia normal. Sembuh dan naik tingkat. Kalau mulai saja belum bagaimana mau hidup? Tentu saja anda tetap salah kaprah disini. Anda mengira marah sesuatu hal luar biasa. Padahal biasa saja. Yg luar biasa namanya amuk. Mengamuk. Dikarenakan anda menahan amarah. Anda menahan diri untuk tidak mulai. Tidak bisa mulai. Ditahan dan ditahan sampai akhirnya keluar sendiri menjadi amuk. Tidak perlu penjelasan lagi. Masyarakat sakit memang begitu. Untuk mulai saja masih ditahan secara kolektif maupun pribadi. Jatuhnya amuk massa dan amuk sendiri. Dan anda masih mau bertahan untuk tidak mulai? Masih mau bilang ini tidak spiritual? Perhatikanlah bayi yg baru lahir, apa yg anda lihat? Perhatikan satu bulan berikutnya, apa yg terlihat? Tiga bulan? Enam bulan? Satu tahun? Masih tetap di dasar. Itulah kerja cakra dasar. Mengumpulkan marah dan mengeluarkannya. Untuk bertumbuh, untuk hidup. Apa bedanya dengan anda? Bukankah anda tetap bayi? Ada bayi di dalam setiap orang dari anda. Bahkan di dalam saya. Tetap dan selamanya ada. Selama kita jadi manusia. Kita bukan malaikat, jangan salah kaprah lagi. Cakra tidak ada di malaikat, makanya tidak pernah marah. Tapi itu juga legenda karena anda dan saya tidak pernah melihat malaikat. Kecuali anda kena delusi.

Cakra Sex atau Swadisthana adalah pusat energi kehidupan. Kalau anda salurkan energinya, anda hidup. Kalau anda tahan, anda mati. Walaupun mungkin manifestasinya terlihat kasar, cakra inilah yg mengatur berlangsungnya hidup anda. Kalau Cakra Sex anda masih berfungsi, anda masih hidup. Kalau anda matikan, maka anda mati. Secara batin anda mati. Dan mungkin akan mati secara fisik perlahan-lahan. Bukan semata tentang sex, tetapi tentang kreatifitas alamiah. Seperti berteriak kalau anda sakit. Anda berteriak karena anda ingin hidup. Tapi anda dipaksa oleh lingkungan untuk tetap diam. Lingkungan ingin mematikan Cakra Sex anda supaya anda jadi zombie. Menjadi robot yg bisa disetir kesana kemari. Maukah anda? Saya tidak mau. Biarpun tidak ngesex, Cakra Sex saya tetap aktif.

Cakra Solar Plexus tempatnya di pusar. Pusaran atau tengah tubuh. Persis di tengah. Fungsinya memutar energi fisik. Yg berasal dari metabolisme atau pencernaan tubuh anda akan menjadi energi, namanya energi fisik. Seperti untuk pertumbuhan badan, pemulihan sel-sel yg rusak, dan juga untuk menggerakkan otot-otot. Generatornya di tengah, di pusar anda. Bukan pusara karena yg itu artinya lain lagi. Setelah anda tamat menjadi manusia hidup, anda disebut bersemayam di pusara. Ketika menjadi manusia hidup, anda punya pusaran. Tempatnya di titik tengah tubuh anda. Pusar. Ada titiknya. Tempat anda menghisap sari makanan ketika dibentuk oleh alam dari pertemuan sel telur dan sperma. Anda makhluk alamiah. Anak alami. Walaupun sebagian dari anda mungkin dibentuk di dalam tabung, dan disebut bayi tabung, tetap saja anda dibentuk dari pertemuan dua sel. Sel yg berasal dari laki-laki, dan yg berasal dari perempuan. Makanya anda selalu mengandung keduanya. Maskulin dan feminin. Yang dan Yin. Langit dan Bumi. Ini semuanya hal fisik, bergeraknya berdasarkan naluri. Kalau ada yg bergerak secara fisik di kiri anda, maka anda ikut bergerak. Bergeraknya ke kanan. Kalau ada tekanan dari kanan, anda bergerak ke kiri. Itu kalau tekanannya anda rasakan biasa saja. Tidak mengancam. Kalau mengancam, anda akan melompat langsung ke arah ancaman. Tanpa berpikir. Spontan apa adanya. Dan anda akan bergerak langsung tanpa dikomando. Itulah kiprah sejati Cakra Solar Plexus. Pusaran anda. Tempat anda berdiri tegak. Tegak ke atas, tegak ke bawah, tegak ke depan, dan tegak ke samping kiri dan kanan. Anda di tengah. Tetap ada ketegakan itu walaupun anda sudah diterjang berbagai cobaan alam dan budaya. Anda manusia hidup. Selalu tegak secara astral.

Cakra Jantung yg sehat juga baik. Tidak ada salahnya anda bertahan di Cakra Jantung atau yg secara salah kaprah disebut hati oleh orang Indonesia. Masalahnya, Cakra Jantung anda tidak sehat. Kenapa? Karena anda selalu takut. Kenapa takut? Karena diancam supaya takut. Kalau tidak takut dianggap salah. Kalau merasa takut baru dianggap benar. Dibenarkan segala ketakutan anda. Tentu saja terbulak-balik semuanya. Kalau tidak terbalik belum sah jadi orang Indonesia, konon begitu pakemnya. Kenyataannya, meditasi dengan fokus di Cakra Jantung akan membuat anda memiliki emosi yg sehat. Mencintai dan bukan jatuh cinta. Bilang tidak suka kalau memang tidak suka. Tidak takut Allah ataupun Dewa Siwa, karena jantung anda tetap berdetak tanpa perlu takut. Tapi anda merasa ada yg salah ketika tidak takut. Ini namanya neraka budaya, biasanya berbentuk adat dan tradisi agama. Apalagi bila anda berjenis kelamin perempuan. Apalagi kalau anda termasuk maho, yaitu manusia homo. Kalau tidak takut namanya tidak normal. Kalau takut baru dianggap normal. Jantung anda sampai karatan di dalam budaya seperti ini. Makanya semakin parah ketika anda bertahan meditasi dengan fokus di Cakra Jantung. Parah karena ada pesan sponsor itu. Kalau tidak ada Revolusi Mental, cara termudah dan beradab adalah tarik segalanya ke atas, yaitu fokus di Cakra Mata Ketiga.

Ketika anda fokus di bagian atas ini, maka terbukalah belang jantung anda. Ternyata belangnya ditanamkan oleh orang-tua, oleh kekasih hati, oleh pemuka agama. Jantung anda suci murni tetapi akhirnya jadi comberan karena jantung anda dianggap penampung sampah budaya. Kalau belum mau tobat, teruskanlah. Hati-hati, begitu katanya. Maksudnya, takut-takut. Semakin anda takut, semakin anda dipuji. Dipuji punya hati. Hati yg penakut. Sumber segala penyakit. Dan semakin anda penyakitan, maka anda akan semakin dipuji sebagai manusia yg bertakwa. Berbakti kepada sumber penyakit hati yg berasal dari mulut orang. Orang lain ingin anda jadi budak, maka ditakut-takutilah anda. Supaya tetap pakai hati. Yaitu Cakra Jantung dalam bahasa spiritual. Padahal Cakra Jantung anda yg asli tetap tidak tercemar. Anda masih bisa mencintai tanpa melihat bulu orang. Walaupun belum punya bulu, kalau anda cinta tetap saja cinta. Cakra Jantung yg asli bukan perasaan, bukan emosi, melainkan energi. Energi cinta universal.


sumber : https://www.facebook.com/notes/leonardo-rimba/dukun-cabul-di-facebook/904094589609841?pnref=story

7 Nov 2014

Bukan Harus Beragama

Kitab-kitab spiritual warisan budaya umat manusia jumlahnya ribuan. Termasuk agama, filsafat dan psikologi. Dari berbagai macam aliran. Luar negeri dan dalam negeri. Nasional maupun lokal. Lalu apakah harus saya membahasnya? Tentu saja tidak. Sekarang November 2014. Para penulisnya saja iri dengan kita, yg hidup di penghujung waktu. Kenapa kita harus mempelajari dunia dari mata mereka yg hidup ribuan, ratusan atau paling tidak puluhan tahun lalu? Tidak perlu sombong, tapi memang itu alasannya. Anda sudah jauh lebih canggih. Tidak perlu minder.

 

Bukan Harus Beragama

oleh Leonardo R.

Kitab-kitab spiritual warisan budaya umat manusia jumlahnya ribuan. Termasuk agama, filsafat dan psikologi. Dari berbagai macam aliran. Luar negeri dan dalam negeri. Nasional maupun lokal. Lalu apakah harus saya membahasnya? Tentu saja tidak. Sekarang November 2014. Para penulisnya saja iri dengan kita, yg hidup di penghujung waktu. Kenapa kita harus mempelajari dunia dari mata mereka yg hidup ribuan, ratusan atau paling tidak puluhan tahun lalu? Tidak perlu sombong, tapi memang itu alasannya. Anda sudah jauh lebih canggih. Tidak perlu minder.

Anda tidak menghargai diri sendiri karena seperti itulah yg diajarkan kepada anda. Anda dibilang berbudaya kafir dan sekarang harus mengikuti budaya labil atau saling berperang memperebutkan stempel Allah. Siapa yg pegang itu stempel akan menjadi penguasa dunia atau lebih tepatnya menjadi penunggang orang-orang Yahudi sehingga keuangan dunia akan masuk dompet organisasi keagamaan anda. Tentu saja dongeng. Yg sayangnya cukup banyak dipercaya. Kalau anda pakai hati, anda tidak perlu berpikir. Cukup percaya saja. Namanya keyakinan atau iman. Perlu iman untuk menerima barokah menjadi penguasa dunia. Walau bukan anda yg ditakdirkan pegang stempel penguasa dunia. Anda cukup pegang botol tinta. Stempelnya dipegang oleh pusat. Anda cukup beribadah dan beramal. Dan bertahan pakai hati. Begitu skenario Allah.

Sebaliknya, agama-agama di belahan dunia Timur seperti Indonesia tidak mengenal mutlak-mutlakan. Kalau anda percaya kepada leluhur atau Dewa Dewi Hindu, tidak dilarang bagi anda untuk juga percaya kepada para Buddha. Tidak juga dilarang untuk percaya kepada Yesus atau siapapun namanya yg datang dari Timur Tengah. Makanya agama-agama dari Barat seperti Islam dan Kristen bisa begitu mudah masuknya. Tadinya dikira cuma pemikiran baru. Dan terutama teknologi baru. Ternyata setelah masuk akhirnya mempraktekkan monopoli. Kolonialisme atau penjajahan. Kepercayaan lama diharamkan, dan harus mutlak pakai kepercayaan baru. Nasi sudah jadi lemper, tidak bisa jadi beras lagi. Otak sudah dicengkeram dengan adzab Allah, baik dari jenis Islam maupun Kristen. Karena ketahuilah, Allah bukan cuma ada di Islam saja. Kristen juga pakai Allah. Malah lebih dulu. Sudah pakai Allah ratusan tahun sebelum Islam. Dan karena sejak beberapa ratus tahun terakhir ini teknologinya lebih maju, maka Kristen lebih tidak toleran terhadap praktek-praktek warisan leluhur. Anda masih bisa menggabungkan Islam dengan ajaran kuno Jawa, menjadi Kejawen. Tapi tidak bisa dengan Kristen. Kalau Kristen namanya bukan Kejawen, tapi Kejawon. Mungkin. Tidak perlu dibuat, apalagi pakai hipnotis.

Saya tidak pakai hipnotis karena Sigmund Freud dan Carl Gustav Jung sudah meninggalkannya sebelum orang-tua anda lahir. Terbukti tidak efektif untuk menyembuhkan gangguan jiwa. Sebagai gantinya digunakan teknik konseling, penafsiran simbol bawah sadar, dan penelusuran alam pikiran manusianya sendiri. Konselor seperti saya cuma menjadi sparing partner. Rekan berbagi. Anda yg menyembuhkan diri anda sendiri. Bisa pakai Allah, bisa juga tidak, tergantung jenis kepercayaan apa yg mau anda pakai. Saya cuma memandu saja. Karena saya tahu yg bekerja adalah alam pikiran anda sendiri. Mau pakai agama apapun tetap saja yg bekerja alam pikiran anda. Mau pakai Allah ataupun tidak, tetap saja alam pikiran anda bisa bekerja. Tidak ada bedanya. Dewa Dewi dan Allah cuma simbol yg digunakan oleh anda untuk berkomunikasi. Bisa membantu meluruskan cara anda memandang yg selama ini digoyang tanpa henti oleh lingkungan. Dimulai dari orang tua yg menjajah anda. Keluarga dekat. Masyarakat luas. Anda dijajah tapi dipaksa untuk bilang anda bebas. Makanya jiwa anda sakit. Terlihat dari gejala yg anda tampilkan seperti menjadi fanatik. Atau jadi lebay. Atau jadi gila hormat. Atau jadi rendah diri. Semuanya hasil akhir penjajahan pikiran anda oleh manusia lain. Bisa anda buang siksa itu dan menjadi manusia bebas. Kalau anda mau jujur. Melihat ke dalam diri dan mengambil keputusan. Sebagai manusia dewasa anda tidak perlu hipnotis.

Tidak perlu juga pakai afirmasi. Afirmasi berasal dari bahasa Inggris, affirmation. Penegasan. Seolah-olah selama ini kurang tegas, sehingga harus ditegaskan berkali-kali. Misalnya kata saya bahagia, diulang 1000 X. Atau asma Allah, diulang 10,000 X. Orang pikir yg bekerja adalah kata-katanya. Menurut saya tidak. Yg bekerja adalah fokus anda. Pikiran anda fokus ketika mengucapkan afirmasi, dan itulah yg bekerja. Jadi, anda mengucapkan sejuta kali nama Tuhan atau sejuta kali nama Setan tidak akan menjadi masalah selama pikiran anda fokus. Kalau anda fokus, anda bisa bekerja. Bisa melihat sudah sampai mana pekerjaannya. Dan apa yg harus dilakukan berikutnya. Bukan harus beragama.

Indonesia diagamakan oleh rezim Orde Baru dengan konsepsinya tentang agama resmi dan agama liar. Mulailah pencantuman kolom agama di dalam KTP. Tadinya tidak seperti itu. Kenapa jadi begitu? Karena ada ancaman komunisme dari benua Asia. Dianggap agama menjadi benteng terhadap komunisme. Setelah komunisme tumbang dan Tiongkok menjadi negara terkaya di dunia karena memiliki tabungan US $ paling banyak, maka Indonesia memble. Yg beragama menjadi terpuruk hidup di neraka, dan yg komunis menjadi kaya raya hidup di surga. Tapi cuma bisa dimengerti oleh anda yg cerdas. Tahu bahwa surga neraka cuma istilah saja. Gunanya untuk menangkap jiwa anda. Anda akan didata sumbangannya berapa, setelah itu ditentukan berapa dekat tempat anda di sisi Allah. Bukan itu saja dosa Orde Baru, melainkan juga pemaksaan pernikahan seagama. Warganegara dipaksa beragama. Dan beragama resmi saja. Dan menikah seagama saja. Maksudnya supaya anda bisa dikontrol oleh pengurus agama. Dan pengurus agama dikuasai oleh negara. Begitu skenarionya. Silahkan anda pelajari sendiri sejarah ini. Tidak usah mengkhayal.

Negara bukan manusia, tidak bisa beragama. Membawa-bawa agama dalam kehidupan kemasyarakatan terbukti menguntungkan segelintir orang yg menempatkan dirinya sebagai wakil Tuhan. Rasul Tuhan. Rasulullah. Padahal setiap orang adalah rasulullah bagi dirinya sendiri. Kalau anda menjadi rasulullah, anda disebut yg terpuji. Manusia yg terpuji. Terpuji apanya? Bukan terpuji agamanya tetapi kelakuannya. Anda bisa dipuji karena terbukti suka blusukan, dan tidak bermain pencitraan. Anda tidak korupsi walaupun kesempatan tersedia. Anda tidak sesumbar mau digantung di Monas, padahal maksud anda di pohon toge. Tidak begitu. Anda terpuji karena nama anda Pujiastuti. Kalau laki-laki, nama anda Pujiastuto.


3 Nov 2014

Kenapa Anda Belum Berubah?

  Revolusi mental, bukan revolusi hati. Tempatnya di kepala, bukan di dada. Penggunaan hati sudah dari dahulu kala, dan termasuk yg harus kena revolusi. Atau perubahan cepat sekali. Ada yg baru, bukan barang basi.

oleh Leonardo R.

Kita sudah masuk jaman revolusi mental, kenapa anda belum berubah? Revolusi mental, bukan revolusi hati. Tempatnya di kepala, bukan di dada. Penggunaan hati sudah dari dahulu kala, dan termasuk yg harus kena revolusi. Atau perubahan cepat sekali. Ada yg baru, bukan barang basi.

Ada gelombang otak Gamma yg kecepatannya 2 X kecepatan Beta. Penyembuhan memang bisa terjadi di gelombang otak rendah sekali seperti Theta. Tetapi ada jebakannya, yaitu kebanyakan orang tidak bisa mempertahankan gelombang otak sadar penuh. Paling tidak di Beta harus tetap ada. Jadi, ada gelombang otak cepat dan rendah yg berjalan bersamaan. Kalau bisa di gelombang otak Gamma. Yg saya bilang frekwensi gelombang otak Kun Fayakun adalah penggabungan gelombang otak meditasi mendalam, yaitu Theta, dengan gelombang otak sadar intens, yaitu gelombang otak Gamma. Itu yg saya praktekkan selama ini. Rasanya beda kalau dibandingkan dengan frekwensi yg dipancarkan para meditator umum. Mereka klayar kliyer dalam gelombang otak rendah, sedangkan saya sadar penuh. Harus begitu untuk bisa bilang amin dalam konseling. Tapi yg ini kayaknya belum pernah ada yg menteorikan. Saya juga baru menulis sekali-sekali saja. Tentang gabungan antara gelombang otak samadhi dan gelombang otak di atas kesadaran normal. Belum ada EEG, yaitu alat yg bisa mengukur gelombang otak saya. Kalau sudah pernah diukur secara obyektif, maka baru bisa saya tuliskan dengan cukup mantap. Sekarang juga bisa. Tapi cuma berdasarkan perkiraan saja. Fokusnya tetap sama, yaitu di cakra mata ketiga. Patokannya di titik antara kedua alis mata. Dan bahkan tidak perlu meditasi formal. Bagi saya sendiri, semakin banyak bicara maka gelombang otak saya akan semakin turun. Mungkin karena saya banyak guyon dan tertawa. Karena saya tertawa, gelombang otak saya turun terus. Yg diajak bicara juga begitu. Makanya dengan bercanda-canda bersama saya di sarasehan, banyak teman langsung mencapai gelombang otak samadhi. Tinggal pasang aksi seperti Buddha Borobudur. Tapi jangan lupa, fokus di titik ajna harus tetap ada. Walaupun bicara dan tertawa. Mungkin itu rahasianya.

Jalan spiritual sebanyak jumlah manusia di atas bumi. Setiap manusia punya jalannya sendiri, yaitu yg diinjak oleh kakinya. Apa yg anda injak, itulah jalan anda. Makanya jangan suka menginjak kaki orang lain. Jangan berdesak-desakan seperti kebiasaan jelek orang Indonesia, termasuk saya. Tidak mau tapi terkadang terpaksa. Karena memang macet jalannya. Penuh kendaraan roda empat. Dan roda dua. Begitu penuhnya sehingga bahkan, ketika saya turun kendaraan, dan jalan dengan dua kaki saya, tetap saja masih berdesakan. Seperti orang-orang yg mengantri mau masuk surga. Jangankan surga, jalanan di Jakarta juga harus mengantri. Walaupun harusnya tidak begitu kalau anda tahu caranya. Bukan hanya lewat kiri jalan yaitu syariat, tarekat, hakekat dan makrifat. Melainkan juga bisa lewat kanan jalan yaitu kebalikannya: makrifat, hakekat, tarekat dan syariat. Anda tidak perlu mempertahankan salah kaprah seolah-olah semua jalan harus berurutan dari syariat sampai makrifat. Dari jalan sempit sampai jalan tol. Tidak begitu. Karena yg mulai dari jalan tol juga ada, dan makin lama makin menyempit. Sama-sama dari Timur Tengah juga. Yg dari tradisi Islam biasanya mulai dari syariat, sedangkan yg dari tradisi Kristen biasanya mulai dari makrifat. Apa bisa? Bisa saja karena kenyataannya di Kekristenan seperti itulah yg diajarkan. Anda akan diberitahu sejak awal bahwa Allah hidup di dalam anda, dan anda hidup di dalam Allah. Anda sudah makrifat. Setelah itu baru diberitahu tentang hakekat Allah yaitu cinta kasih, dan bukan hanya cinta berahi. Lalu ada tarekat ketika anda bisa memilih mau melayani sesama dalam bidang apa saja. Apakah memberikan inisiasi kundalini atau reiki, atau cuma mau menyembuhkan anak tetangga anda menggunakan tenaga prana. Setelah itu baru syariatnya, yaitu syarat-syarat apa yg ingin anda terapkan kepada diri anda sendiri. Yg tentu saja berbeda-beda. Organisasi keagamaan menetapkan syariat sendiri, dan anda juga bisa menetapkan syariat sendiri. Tidak ada yg bisa saling memaksa. Anda sudah makrifat, tidak bisa dipaksa.

Seperti komunisme, agama cuma bisa berjaya kalau dipaksakan dengan kekerasan. Oleh aparat negara. Komunisme adalah ekstrim kiri, dan agama adalah ekstrim kanan. Mereka yg tinggal di negara maju tahu hal ini, tetapi kita tidak tahu. Kita pikir pemaksaan agama benar, dan pemaksaan komunisme salah. Yg benar, pemaksaan keduanya salah. Negara tidak boleh memaksa warganya untuk menjadi komunis ataupun beragama. Merupakan HAM tiap warga bumi untuk berideologi apapun, termasuk yg dinamakan agama. Agama itu ideologi juga, artinya sistem ide. Ada latar belakang pemikiran, sekaligus buku pintarnya. Diperkirakan bisa menjawab semua pertanyaan di dunia. Bahkan di akhirat. Merupakan hak bebas tiap orang untuk menganut ideologi apapun asalkan tidak melanggar ketertiban masyarakat. Tetapi bahkan hak kebebasan yg mendasar ini pun masih dilecehkan sampai sekarang di beberapa bagian tertentu di bumi. Komunisme boleh bilang sudah habis. Agama belum habis. Masih dipaksakan sejadi-jadinya. Mungkin ini bagian dari tahap akhir sebelum satu bumi bisa disatukan. Dalam satu pemerintahan universal. Anda yg tadinya warga negara terpuruk sarat korupsi bernuansa keagamaan akan otomatis menjadi warga dunia makmur dengan perlindungan HAM menyeluruh. Kita sedang menuju kesana. Sekarang masih upgrade diri dulu.

Orang-orang yg selama ini bermain di cakra jantung akan digoyang habis-habisan oleh alam di jaman Revolusi Mental. Cakra jantung adalah apa yg disebut hati oleh orang Indonesia. Perasaan belaka, yg ditentukan oleh hubungan antar manusia. Bukan otak mengatur hati, tetapi hati mengatur otak. Sumber malapetaka berkepanjangan bagi bangsa Indonesia. Dan sekarang digoyang secara ghoib. Bukan oleh saya, tetapi oleh alam. Saya membaca pertanda alam. Dan begini lho penjelasannya. Peradaban manusia bergerak dari era primitif, cakra dasar. Bertahan untuk hidup dalam dunia hewani, kurang lebih. Setelah itu naik ke cakra sex. Ini peradaban kawin campur. Asal campur pasti kawin. Lalu perang dengan satu sama lain, atau peradaban cakra solar plexus. Tempatnya di perut. Setelah itu baru cakra jantung, yaitu yg mementingkan perasaan. Dari cakra jantung naik lagi ke cakra tenggorokan, artinya mulai bisa berkomunikasi menggunakan konsep-konsep yg rasional. Anda semua sudah bisa itu. Dari bawah sampai atas. Tapi sebagian masih belum bisa naik ke cakra mata ketiga. Terhambat di cakra jantung yg anda sebut hati itu. Hambatannya adalah perasaan. Rasa takut. Takut salah, takut benar, takut segala-galanya.

Anda yg menyangkut di cakra jantung mudah sekali dikenali, karena akan selalu bicara tentang hati. Tidak kritis menggunakan kemampuan anda untuk berpikir. Anda cuma merasakan apa yg ada di hati. Mengambil keputusan mengikuti hati. Tentu tidak salah karena itu hidup anda. Bukan milik orang lain. Menurut pengalaman saya, anda yg seperti itu tidak akan naik tingkat kecuali kena batunya. Kalau anda sudah jatuh sampai hampir mati, ada kemungkinan anda mau berubah. Dan barulah bisa naik tingkat.

1 Nov 2014

Revolusi Mental Pakai Cakra Mata Ketiga

 Masih banyak yg harus dilalui setelah meninggalkan agama, walaupun tidak meninggalkan Allah. Atau lebih tepatnya menjadi diri sendiri karena Allah tidak pernah lebih jauh atau lebih dekat dari anda. Tidak tergantung agama.

oleh Leonardo R.:

Ada orang bercakra jantung menulis komentar di catatan saya. Kenapa saya bisa langsung tahu? Mudah saja, karena tanpa diminta dia langsung menilai saya dan memberikan nasehat. Sedangkan saya kenal saja tidak. Dia juga tidak memperkenalkan diri. Langsung menilai baik atau buruk. Ditambah dengan nasehat. Itu umum, orang yg cakranya terganjal di jantung memang seperti itu. Mungkin tidak akan bisa naik lagi. Yg membuat saya berterimakasih, orang ini menyebut nama Gede Prama sebagai orang yg pakai cakra jantung. Memang benar. Walaupun belum pernah bertemu, saya tahu yg dipakai cakra jantung. Orang yg pakai cakra jantung cuma bisa kena dengan anda yg punya perasaan berdosa. Anda merasa berdosa dan ingin dibelai? Pergilah ke penyembuh yg kuat di cakra jantung. Gede Prama salah satunya. Teman kita Anand Khrisna juga kuat di cakra jantung. Mungkin Anand yg terkuat. Kuat sekali cakra jantungnya sehingga bisa membuat orang lain terikat kepadanya. Cakra jantung bisa mengikat orang. Guru-guru agama yg punya pengikut setia mungkin kuat juga di cakra jantung. Bahkan guru besar kehormatan kita Kyai Achmad Chodjim juga kuat di cakra jantung. Kalau sudah stabil memang bagus untuk dirinya sendiri. Bagus juga untuk lingkungannya. Sayangnya tidak kritis. Kalaupun kritis, masih ada kemelekatan disitu. Rasanya lengket karena ini bukan cakra yg tertinggi. Masih bisa naik lagi ke cakra tenggorokan dan cakra mata ketiga. Jokowi tidak pakai cakra jantung, tapi pakai cakra mata ketiga. Revolusi mental di cakra mata ketiga.

Takut akan Allah adalah awal dari hikmat. Sepenggal kalimat itu apabila bisa anda cermati maknanya akan menuntun anda untuk menemukan hidayah. Bukan memperoleh hidayah seperti kemampuan menggunakan daya pemikat sehingga akhirnya ditunjuk menjadi menteri pendayagunaan agama, tetapi hidayah yg artinya kurang lebih sama seperti hikmat. Yaitu kebijaksanaan. Kemampuan untuk menimbang dan memutuskan. Bukan mengikuti cocologi dan tidak bisa melepaskan diri dari jeratannya. Seperti mengutuk orang Yahudi dan merasa anda berjasa kepada Allah. Tidak begitu. Takut akan Allah adalah awal dari hikmat merupakan ayat yg saya ambil dari kitab suci Yahudi. Kitab Amsal Sulaiman. Amsal artinya peribahasa, dalam hal ini dikeluarkan oleh Raja Sulaiman. Atau paling tidak lingkungan dekatnya. Orang-orang yg bijaksana sehingga bisa mendaya-gunakan sumber alam terbatas di Palestina. Sumber alam terbatas, sumber daya manusia apalagi. Tetapi bisa didaya-gunakan dengan maksimal. Dengan manajemen. Dan Allah disitu bukanlah sesuatu yg didefinisikan seperti Asmaul Husna. Allah tidak perlu dibatasi dan dipajang batas-batasnya sebanyak 99 saja. Allah adalah alam semesta dan kekuatan maupun kelemahannya. Ada alam semesta besar secara fisik yg bisa terdaftar di panca indra anda. Atau tidak terdaftar tapi tercatat saja di alam bawah sadar anda. Ada itu, dan bukan di kitab-kitab. Makanya saya bilang Allah tidak ada di dalam kitab suci. Yg itu barang cetakan, bisa dikorupsi. Allah bahkan tidak ada di dalam agama. Agama mungkin termasuk bagian dari Allah, tetapi apabila begitu maka segala macam non agama juga. Segala sesuatu yg bisa anda sebutkan merupakan bagian dari Allah. Dan triuliunan kali triliunan kali lagi. Lebih dan lebih lagi. Tidak terbatas. Dan itulah alasannya saya tidak takut agama. Allah bukan agama. Allah bukan ulama. Allah bukan Kementerian Agama. Allah bukan syariat agama. Allah tidak bisa dibatasi oleh manusia. Mulai jelas? Apabila ya, maka anda mulai memperoleh hikmat. Mulai mengerti apa artinya takut akan Allah. Takut Allah bukan berarti takut agama dan perangkatnya.

Masih banyak yg harus dilalui setelah meninggalkan agama, walaupun tidak meninggalkan Allah. Atau lebih tepatnya menjadi diri sendiri karena Allah tidak pernah lebih jauh atau lebih dekat dari anda. Tidak tergantung agama. Jalannya masih panjang, dan meninggalkan agama cuma langkah pertama. Atau salah satu langkah yg pertama. Meninggalkan agama bukan berarti menjadi kacau. Anda bisa saja tetap konservatif seperti saya. Dan masih bisa menikmati ritual dari banyak agama. Meninggalkan agama artinya tidak tergantung dari agama. Apalagi dari ulama. Anda tahu martabat anda, hak-hak anda. Anda tidak bisa dihipnotis lagi, tidak mempan angin surga, apalagi angin neraka.

Saya menulis untuk anda yg sudah tidak mau percaya lagi kepada agama karena pengalaman pribadi. Pernah ditipu sekali dua kali. Anda maafkan dan anda ditipu lagi. Begitu seterusnya dan masih berlangsung terus sampai detik ini. Sampai anda bilang cukup sudah. Anda tidak mau ditipu lagi. Tanpa perlu anda beberkan segalanya dari A sampai Z, karena semua orang yg pernah ditipu juga sudah tahu. Yg belum pernah ditipu belum tahu, makanya masih harus membuktikan apa benar ditipu. Yg sedang ditipu masih mau membuktikan sampai mana mau ditipu. Saya sendiri sudah membuktikan bahwa penipu di keagamaan tidak akan berhenti menipu karena pada dasarnya azas agama adalah tipa-tipu. Anda ditempa untuk bisa ditipu. Dan mensyukurinya. Kalau anda tidak bersyukur artinya anda masih harus ditempa. Padahal anda bukan besi. Bukan besi tempa atau besi yg dipukul dan dipukul agar terbentuk menjadi alat. Lalu alat ini digunakan untuk mencangkul cangkul yg dalam, menyebarkan agama di kebun orang. Saya tahu gayanya, anda juga mungkin tahu. Tapi mulut anda berucap bahwa yg seperti itu namanya nikmat. Nikmatilah. Artinya nikmatnya sang ilah. Nikmatnya Tuhan. Dengan harapan sebentar lagi terpaan itu akan menghilang dan anda dihitung sebagai orang beriman. Begitulah permainan keagamaan. Dan tentu saja akan begitu terus, tanpa henti, sampai tidak ada lagi yg percaya. Sama saja seperti produk buatan pabrik. Produksi dihentikan kalau tidak ada pembeli. Kalau masih ada, maka akan dilempar terus ke pasar. Anda dianggap pasar. Bisa diperiksa, dijajah, dilepaskan. Sesuka orang yg anda berikan kesempatan untuk menguasai anda. Sampai anda bilang cukup sudah.

Apa susahnya mengingatkan semua orang bahwa sumpah pemuda cuma berisikan tiga hal? Nusa, bangsa, dan bahasa. Tidak pakai agama. Lewat begitu saja beberapa hari lalu. Mungkin karena orang merasa ketiganya bisa disatukan menjadi agama. Seolah agama perekatnya. Padahal agama penghancurnya. Negara bangsa atau nation state seperti Indonesia merupakan produk baru, kelanjutan dari renaissance atau abad pencerahan di Eropa. Yg kita semua tahu merupakan titik balik setelah berabad-abad dicengkeram oleh kuku bernama abad pertengahan. Atau dikenal juga sebagai abad kegelapan. Dikuasai oleh agen-agen Lord Voldermort yg duduk menjadi pejabat dan ulama. Tapi kita tak gentar. Belajar dengan sungguh-sungguh di sekolah sihir. Melahirkan banyak Harry Potter tanpa melalui hubungan sex gelap. Kita hanya punya satu ibu pertiwi. Dan maju tak gentar membela yg terkapar terkena sihir. Ingat, abad kegelapan ingin menancapkan kembali kuku bimanya. Anda harus berjuang terus. Tidak pakai agama karena itu ramuan dari YTBDN. Kependekan dari Yang Tidak Bisa Disebutkan Namanya. Anda bisa disebutkan. Sebutkan nama anda dan ucapkan sumpah pemuda. Itu manteranya. Tidak pakai agama.