J= Kalau anda bertanya mengenai kehidupan anda, artinya anda sedang
memasuki tahapan baru karena anda sadar bahwa apa yg selama ini anda
mengerti tentang siapa dan apa missi anda di dunia ini ternyata telah
tidak memadai. Anda tahu bahwa anda harus berubah, tapi tidak tahu harus
berubah ke arah apa.
Aura cuma impressi saja yg muncul
di dalam pikiran. Kalau anda banyak berpikir dan berkomunikasi, maka
aura anda akan berwarna biru (warna Cakra Tenggorokan) .
Kalau anda mudah kasihan kepada orang lain, maka aura anda akan berwarna hijau (warna Cakra Jantung).
Kalau
anda memiliki tubuh fisik yg kuat dan mengandalkan kekuatan tubuh
semata, maka aura anda akan berwarna kuning (warna Cakra Solar Plexus).
Kalau anda hanya mementingkan sensualitas belaka, maka aura anda akan
berwarna merah (warna Cakra Dasar).
Kalau anda memiliki
kebatinan yg kuat dan tidak mudah terpengaruh oleh segala macam tarikan
pemikiran, perasaan, dan sensualitas, maka aura anda akan berwarna
indigo (warna Cakra Mata Ketiga). Kalau anda tidak memperdulikan
segalanya dan fokus semata kepada yg ada di kerohanian anda, maka aura
anda akan berwarna ungu (warna Cakra Mahkota).
Diatas
ini semua adalah non warna. Hitam itu non warna. Kalau aura anda
berwarna hitam seperti Lucifer, artinya anda bisa menjadi apa saja.Kalau
anda bertindak, mungkin sebagian orang akan bilang anda baik,orang lain
lagi mungkin akan bilang anda buruk. Tetapi anda tidak akan perduli
segala macam penilaian orang. Anda cuma akan melakukan apa yg anda pikir
harus anda lakukan. You only do what you think you need to do.
Hitam
adalah warna roh, simbol dari spiritualitas. Di Jawa, warna
spiritualitas adalah hitam, dan ini memang benar. Hitam sebenarnya bukan
warna. Hitam adalah non warna, kekosongan, nibbana. Kebalikan dari
hitam adalah putih yg berarti semua warna, all colors. Spektrum dari
tiga warna dasar, merah, kuning, dan biru, membentuk apa yg kita kenal
sebagai warna putih yg sering di salah-kaprahkan sebagai warna
spiritualitas. Pedahal spiritualitas atau kerohanian itu adalah yg non
warna, yg kosong, dan itu adalah yg kita kenal sebagai hitam.Putih
adalah spiritualitas yg masih penuh dengan keduniawian seperti sering
terlihat di berbagai ritual keagamaan.
Agama-agama yg
kalau ritual menggunakan banyak warna putih adalah agama-agama yg full
of belief system. Belief system itu hasil dari rekayasa, artinya rekaan
manusia belaka. Kalau segala macam reka-reka itu ditanggalkan,maka
jadinya akan hitam saja, kosong saja, and that's true spirituality
ketika kita bisa memilih apapun yg akan kita jalani tanpa menghakimi dan
bilang yg ini salah atau yg itu yg benar. True spirituality tidak
menghakimi melainkan menerima semuanya apa adanya.Seperti hitam yg
menyerap segala macam spektrum warna yg jatuh keatas dirinya, begitulah
true spirituality, menyerap saja tanpa menghakimi. And isn't that God
also? Bukankah yg kita kenal sebagaiAllah juga seperti itu? Cuma
menyerap saja apapun yg mau di-proyeksikan oleh manusia-manusia?
Terus
terang saya sendiri tidak bisa melihat aura kalau pengertiannya seperti
warna yg muncul di depan mata kita seperti ketika sedang menonton TV.
Menurut saya anda ini no color, artinya warnanya tidak kelihatan atau
tidak ada warna.
T= Menanggapi tataran syariat yang
selalu dipermasalahkan, bukankah syariat itu masih diperlukan selama
kita berjasad, apalagi dengan tingkat intelektual dan sosial masyarakat
yang berbeda, Mas?
J= Syariat merupakan pilihan. Kalau
kita mau maka bisa kita pakai,kalau kita tidak mau maka bisa kita
lepaskan tanpa kita kehilangan suatu apapun. Segala macam syariat agama
itu buatan manusia dan nama Allah disitu cuma merupakan pelengkap saja.
Anda bisa baca Taurat dari Nabi Musa yg penuh dengan segala macam aturan
syariat, dan disana anda bisa mengerti bahwa segalanya itu merupakan
buatan dari Nabi Musa sendiri, walaupun dia mengatas-namakan Allah yg
disebutnya sebagai Elohim. Musa adalah pelopor dari penciptaan berbagai
macam syariat di tradisi Samawi (Yahudi, Kristen, Islam). Berdasarkan
Taurat dari Musa, agama Yahudi dengan berbagai alirannya mengatur segala
macam perilaku manusia yg katanya sesuai dengan apa yg diinginkan
Allah. Pedahal kita tahu bahwa segalanya buatan para rabbi itu sendiri,
walaupun kita juga tahu bahwa mereka yakin hakkul yakin bahwa seperti
itulah yg diinginkan oleh Allah.
Kristen juga seperti
itu. Di masa Gereja Katolik berkuasa di Eropa, gereja membuat syariat yg
semakin lama semakin menjerat anggota masyarakat.Dan semuanya
mengatas-namakan Allah.
Jalan pikiran dari mereka yg membuat dan
menjalankan syariat adalah bahwa masyarakat akan berantakan tanpa ada
ancaman hukuman dari Allah berupa Neraka, dan ganjaran dari Allah berupa
Surga. Nah, jalan pikiran itu rontok dengan sendirinya ketika Abad
Pencerahan di Eropa muncul. Segala macam syariat dari Gereja Katolik
sedikit demi sedikit dibuang. Revolusi Perancis yg membawa demokrasi
lebih jauh lagi membawa perubahan dalam cara berpikir manusia. Akhirnya
manusia mengerti bahwa ternyata yg diperlukan itu Rule of Law, kesamaan
hak dan kewajiban di depan hukum. Hukum negara dan bukan hukum yg
mengatas-namakan Allah.
Revolusi Perancis melahirkan
demokrasi dimana-mana. Amerika Serikat itu anak langsung dari Revolusi
Perancis. Tetapi tentu saja demokrasi tidak otomatis, berjalannya dengan
jatuh bangun juga karena negara-negara kerajaan memang mendasarkan diri
pada syariat juga, yg namanya the Divine Right of Kings. Jadi, syariat
itu macam-macam, dan tadinya bisa menghukum manusia yg tidak mau
mengikutinya karena dipikir bahwa masyarakat hanya akan teratur kalau
Allah disebut-sebut. Tetapi ternyata masyarakat berjalan terus, dan
syariat terus dipreteli.Bahkan Turki yg memiliki sistem khalifah
akhirnya jelas-jelas menanggalkan syariat dalam sistem bernegara.
Turki
memproklamirkan diri sebagai negara sekuler. Ada pemisahan tegas antara
negara dan agama. Sistem sekuler artinya negara berdasarkan hukum atau
Rule of Law, dan yg namanya syariat agama merupakan pilihan belaka.
Kalau mau mengikuti, maka itu merupakan pilihan pribadi. Kalau tidak mau
mengikuti, ya bisa ditinggalkan saja.
T= Mengenai arti
mimpi, beberapa hari yang lalu saya dikejutkan (sehingga terbangun)
dengan suara bergema: Al Qaariah, Mal Qaariah,Wa ma adro kamal Qaariah
(surat Al Qariah ayat 1-3). Yang kurang lebih terjemahan bebasnya sbb:
Petaka besar. Apa itu Petaka besar? Apakah kamu tahu apa itu petaka
besar? Apa makna/arti dari mimpi ini ya,Mas? Terus terang saya jadi
was-was juga nih. Hasil berdiskusi dengan Pak Achmad Chodjim, Pak
Chodjim mengkaitkannya dengan bencana-bencana yang akan terjadi di
seluruh dunia termasuk Indonesia. Bagaimana pandangan Mas Leo? Apalagi
beberapa hari kemudiannya saya dalam mimpi diperlihatkan air yang
melimpah dimana-mana.
J= Banyak orang yg sudah melihat
bahwa akan ada bencana besar,datangnya seperti air, sedikit demi
sedikit. Air pertama tidak besar,yg kedua lebih besar, ketiga lebih
besar lagi, sampai akhirnya terjadi Tsunami. Cuma mereka yg bisa
berjalan ke atas gunung akan bisa menyelamatkan diri. Berjalan merupakan
perlambang juga, artinya kalau kita mau melepaskan segala keterikatan
kita kepada tempat asal,maka kita akan selamat. Kalau kita mau bertahan
di posisi yg lama,maka kita akan habis diterjang tsunami. Posisi yg lama
bisa berarti agama, tradisi, cara berpikir, cara berperilaku, segalanya
yg lama dan masih mau dipertahankan terus, walaupun sudah kedaluwarsa
dan tidak lagi relevan.
T= Mumpung sedang membahas arti
mimpi, ada dua pengalaman mimpi didalam hidup saya, yang menurut saya
cukup aneh namun berbekas pada diri saya.
Mimpi pertama: Suatu
ketika saya berada pada jaman Jawa Kuno. Saya melihat di suatu masjid
bergaya Jawa Kuno, orang-orang sedang mengadakan ritual untuk menolak
hal yang buruk-buruk.
Ketika saya menyapa salah satu orang yang
ada di sana dan mengutarakan hendak turut mengikuti ritual tersebut,
orang tersebut (yang selalu menyebut-nyebut saya dengan kata-kata “tuan”
dan sangat hormat dengan saya) mengatakan bahwa saya tidak perlu
mengikutinya karena saya (menurut dia di mimpi itu) adalah Syekh Siti
Jenar (?). Karena saya sangat bingung, saya pun terbangun.
Mimpi
kedua ini terjadi ketika saya belum menikah dengan istri saya lebih
dari 10 tahun yang lalu. Dalam mimpi itu saya dihampiri Sukarno
(proklamator). Beliau menyalami saya dan menitipkan istri saya yang
sekarang, yang pada mimpi itu beliau juga menyebutkan bahwa istrisaya
itu sebenarnya adalah Nyi Roro Kidul (?). Jika Mas Leo berkenan,mohon
tanggapan akan arti-arti mimpi tersebut. Apa jangan-jangan itu mimpi
hanya bunga tidur saja yang tidak ada artinya sama sekali?
J=
Ada mimpi yg bunga tidur, dan ada mimpi yg memiliki arti simbolik
besar. Dua mimpi anda itu simbolik sekali, dan saya percaya anda sendiri
sudah tahu artinya. Syekh Siti Jenar adalah diri anda sendiri, so ini
adalah simbol pribadi bagi diri anda. Siapa Syekh Siti Jenar anda sudah
tahu. He said, kulo gusti. Artinya, aku lah tuan. So, anda memang tidak
memerlukan segala ritual itu. Ritual adalah shalat, kebaktian, misa
kudus, selametan, odalan, dsb. Ada banyak istilahnya, dan semua adalah
ritual. Sebagai Syekh Siti Jenar anda tidak memerlukan ritual. Ritual
gunanya hanya sebagai visualisasi berbagai perlambang. Kalau berbagai
perlambang dan artinya sudah anda pahami, atau bahkan sudah menjadi
bagian dari kesadaran di dalam diri anda sendiri, maka jelas anda tidak
memerlukan ritual. So, mimpi itu dengan jelas memperlihatkan bahwa ya,
anda memang tidak lagi memerlukan ritual. Ritual hanyalah untuk mereka
yg belum berani melepaskan diri dari kemelekatan terhadap simbol-simbol
keagamaan atau tradisi, belum berani melepaskan diri dari syariat.
Mereka merasa bahwa tanpa ada upacara fisik atau ritual maka essensi di
dalam kesadaran mereka tidak akan sempurna. Pedahal,yg essensial itu
tidak memerlukan ritual. You simply are. Anda memang selalu satu dengan
Allah, dari no beginning sampai no ending. And you need no ritual to
confirm it.
Sukarno merupakan seorang nabi dalam kesadaran manusia
Indonesia. Dulu saya melihat bahwa ada dua orang nabi dalam kesadaran
manusia Indonesia,yaitu Jayabaya dan Syekh Siti Jenar.
Tetapi
seminggu terakhir ini akhirnya saya sadar bahwa, ya Sukarno juga seorang
nabi. Berarti ada tiga orang nabi Indonesia: Jayabaya, SyekhSiti Jenar,
dan Sukarno. Di mimpi itu Sukarno berpesan bahwa istri anda adalah Nyai
Roro Kidul. Nyai Roro Kidul adalah simbol feminine dalam alam bawah
sadar Indonesia sebagai suatu bangsa. Feminin yg paling feminin itu Nyai
Roro Kidul. Istri anda memiliki kekuatan penyembuhan feminin, yg
artinya penerimaan tanpa batas. Arti positif dari perlambang Nyai Roro
Kidul adalah penerimaan tanpa batas terhadap semua manusia, tanpa
penghakiman. Ada juga aspek negatif dari perlambang itu yg perlu
ditanggapi melalui berbagai ritual seperti larungan dsb.
Istri
anda memiliki dua aspek dari Nyai Roro Kidul, anda juga memiliki dua
aspek dari Syekh Siti Jenar. Karena kita masih manusia hidup secara
fisik, maka dua aspek itu tidak bisa kita hilangkan. Kita semua memiliki
aspek positif dan negatif, yg cuma bisa kita seimbangkan terus menerus
selama kita masih berbadan fisik. Caranya dengan naik ke Cakra Mata
Ketiga melalui meditasi. So, meditasi dalam berbagai istilahnya ternyata
memang masih diperlukan. Bahkan Syekh Siti Jenar melakukan meditasi.
Bahkan Yesus melakukan meditasi. Bahkan Sidharta Gautama melakukan
meditasi.
T= Kundalini versus Pineal. Ada yang
berpendapat Kundalini sebagai God Spot, sementara Mas Leo berpendapat
pada kelenjar pineal. Tanggapan Mas?
J= Of course kita
bisa berbeda pendapat, I have no problem with that.Bahkan orang bisa
berbicara menggunakan terminologi berbeda sama sekali, tapi maksudnya
sama. God Spot itu istilah Bahasa Inggris,menurut riset di tempat itu
dihasilkan hormon melatonin. Kalau melatonin meningkat, maka gelombang
otak melambat dan kita bisa masukke dalam kesadaran lebih tinggi.
Kesadaran tinggi sering saya sebut sebagai "Higher Self", dan istilahnya
bisa macam-macam.
Bisa dibilang sebagai Allah, Yesus, Buddha, Nur Muhammad, Siwa, Logos,apapun.
Istilah
tidak akan menjadi masalah selama kita bisa tahu secara intuitif bahwa
kita masuk ke dalam kesadaran di diri kita sendiri yg sebenarnya
merupakan kesadaran kolektif juga. Ada collective consciousness, dan ada
collective unconsciousness, tapi ini juga cuma istilah-istilah saja. Yg
penting kita bisa merasa bahwa kesadaran di diri kita tetap. Kita
memang ada karena kita ada.
T= Terima kasih,
penjelasannya sangat inspiratif sekali dan membuka sesuatu pada diri
saya. Mengenai aura, saya pun sudah menyadari cahaya hitam itu Mas Leo,
tapi saya selama ini selalu takut untukmengakuinya. Karena konotasi
hitam yang selalu buruk, he he... One another stupid question...
mudah-mudahan Mas Leo ngga bosen-bosennyaya... Bisa dijelaskan mengenai
"Larungan" Mas Leo?
J= Well, menurut saya larungan
adalah cara akal-akalan untuk buang sial. Bahasa Betawi-nya "buang
sial", jadi segala macam simbol dari berbagai hal yg diduga akan membawa
kesialan dikumpulkan dalam satu wadah, dan dalam waktu tertentu dibuang
ke Laut Selatan ygmerupakan simbol dari the Great Unknown, dalam
manifestasinya sebagai the Great Feminine.
Karena
feminin, maka bagian di tubuh manusia yg dikuasainya adalah bagian dada
atau Cakra Jantung, tempat dimana emosi-emosi yg berasal dari hubungan
antar manusia berada. Jadi, hal-hal yg mengganjal dalam hubungan antar
manusia bisa disimbolkan dalam bentuk tertentu, dan dilarung di Laut
Selatan. Ini ritual, dan efeknya berada di dalam kejiwaan dari mereka yg
berpartisipasi, dan bukan di benda-benda yg secara fisik dilarung itu.
Kalau jiwa merasa tenteram karena merasa telah mengorbankan hal-hal yg
dianggap berharga dalam hidup ini, maka tentu saja di kehidupan
sehari-hari akan lebih lancar. Itu penjelasan praktisnya menurut saya,
walaupun mereka yg hidup dalam kebudayaan Jawa memiliki berbagai
penjelasan berbeda.
Nyai Roro Kidul yg dipercaya sebagai penguasa
Laut Selatan sebenarnya juga merupakan symbol dari alam bawah sadar
penguasa. Penguasa Jawa masalalu bersifat otoriter, sangat maskulin, dan
apa yg di-repressed itudi-relegasikan ke alam bawah sadar dan mengambil
figur sebagai Nyai Roro Kidul. Jadi, Raja Jawa akan berdampingan dengan
Nyai Roro Kidul dalam memerintah rakyatnya. Artinya apa? Artinya bahwa
kesadaran dalam diri si Raja Jawa itu komplit, ada bagian sadar (si Raja
sendiri), dan ada alam bawah sadar (disimbolkan oleh Nyai Roro Kidul).
Simbolisme,semuanya
simbolisme, dan memang bisa memiliki power juga bagi mereka yg hidup
dengan belief system seperti itu. Bagi mereka yg tidak percaya, segala
macam simbolisme itu tidak ada artinya, dan tidak memiliki power apapun.
Yg memiliki power adalah simbol yg dipercayai.Nyai Roro Kidul di Jawa
bisa digantikan oleh Bunda Maria dalam belief system Katolik, misalnya.
Bisa digantikan oleh Fatima dalam belief system Arab Muslim. Bisa
digantikan oleh Dewi Kuan Im dalam belief system Buddha Mahayana. Bisa
digantikan oleh Dewi Saraswati dalam belief system Hindu Bali.
So,dengan
mengerti bahwa segalanya adalah simbolisme yg bekerja di dalam proses
kejiwaan kita sendiri akhirnya membawa kita menjadi manusia yg toleran.
Kita ini plural, dan tidak ada gunanya untuk main fanatik-fanatikan
karena segala yg kita pegang itu ternyata Cuma simbolisme belaka,
termasuk yg adanya di agama-agama dan tradisi kita.
Pedahal
yg essensial adalah yg tidak bisa di-simbolkan. Kita menyatu dengan yg
essensial, sehingga segala simbol-simbol itu cuma datang dan pergi saja
di kesadaran kita, dan kita tidak melekat kepada mereka. Itu ajaran non
attachment atau tanpa kemelekatan dari Sidharta Gautama.Itu juga
pengertian ikhlas dan pasrah dalam Islam. Itu juga pengertian menyatu
dengan Allah dari Yesus. Dan itu juga sebabnya Syekh Siti Jenar bilang,
kulo gusti.
Kulo gusti, and I need no more ritual.
sumber: salah satu e-book karya Leonardo R.
Label
spiritual
(134)
pajak
(40)
crochet pattern
(17)
Joko T.
(15)
Leonardo R.
(15)
aksesoris
(15)
gemstone
(15)
cuplikan/ringkasan
(14)
tutorial aksesoris
(13)
web SI
(13)
fashion
(10)
rajut
(10)
soliloquy
(6)
pengembangan diri
(5)
info dan aturan perpajakan
(4)
nengah hardiani
(4)
foto diri
(3)
jahit-menjahit
(3)
politik
(3)
ekonomi
(2)
English
(1)
berkebun
(1)
bermain jiwa
(1)
bisnis
(1)
foto
(1)
kesehatan
(1)
puisi
(1)
resep masakan
(1)
tarot
(1)
yoga
(1)
zodiak
(1)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar