27 Mei 2013

pewacanaan Tarot



Berbeda dengan teknik proyeksi dalam psikologi lain yang lebih berpusat pada rasionalitas, pewacanaan Tarot lebih berpusat pada ketajaman intuisi. Jika pada Teknik-teknik proyeksi yang rasional, orang lebih dituntut untuk menghafal, maka dalam pewacanaan Tarot, untuk menajamkan intuisi, orang lebih dituntut melalui doa dan/atau meditasi. Cara-cara doa dilakukan apabila pewacana atau peramal adalah seorang agamais (religious), dan cara meditasi dilakukan apabila pewacana adalah seorang kebatinan (spiritual). Cara doa dan meditasi bisa dilakukan bersamaan apabila penanya adalah seorang “hybrid”: seorang spiritual yang masih belum bisa menerapkan prinsip “non-attachment” terhadap tuntutan agama, dan itu sah saja. Mengenai doa/meditasi dan intuisi akan kita pahami secara mendalam pada penjelasan-penjelasan berikutnya.

Dalam psikologi analitiknya, Carl Gustav Jung menjelaskan mengenai empat fungsi kepribadian manusia, yaitu rasionalitas, emosionalitas, intuisi, dan pendriaan. Semua orang memiliki keempat fungsi tersebut, namun dalam tampilan sadarnya, umumnya hanya satu yang dominan ditambah satu lagi yang berfungsi sebagai pendukung. Meski hanya dua fungsi yang berperan dalam kesadaran, bukan berarti fungsi yang lain tak memiliki peran atau hilang begitu saja. Fungsi yang lain, masih tetap ada dan memiliki peran. Ini perlu saya jelaskan dalam kaitan penjelasan saya sebelumnya yang mengatakan bahwa perbedaan Tarot dan teknik proyeksi dalam psikologi mainstream, terletak pada fungsi kepribadian yang dikedepankan. Sekali lagi, fungsi ini dimiliki semua orang. 

(psikologi tarot)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar