29 Mei 2013

mendaur ulang sistem kepercayaan

Saya pernah tulis bertahun-tahun lalu bahwa atheisme adalah puncak spiritualitas manusia, kata Joko Tingtong.
Itu benar, yaitu atheist yg tahu bahwa segalanya konsep, dan bisa didaur ulang menjadi bentuk yg lebih relevan. Yesus mendaur ulang sistem kepercayaan Yahudi dan menjadi Kristus. Siddharta Gautama mendaur ulang sistem kepercayaan India dan menjadi Buddha. Jadi, bukan atheist yg tidak mengerti bahwa segalanya simbol. Agama berisikan simbol, bisa didaur ulang. Kalau anda sudah mengerti itu, anda menjadi Kristus juga. Menjadi Buddha. Kristus dan Buddha juga cuma simbol belaka. Konsep yg adanya di kepala manusia.

Muhammad juga mendaur ulang sistem kepercayaan Quraish, my friends. Kalau anda bisa mendaur ulang sistem kepercayaan di masyarakat anda yg sudah tidak relevan lagi, anda menjadi Muhammad.
Ada lagi tentang debat agama di facebook.
Setahu saya, peserta debat itu boleh bilang semuanya berasal dari kalangan Islam sendiri. Bukan dari Kristen. Kristen tidak tertarik dengan Islam. Dari dulu sampai sekarang, orang Kristen tidak pernah tertarik membahas Islam. Itu pengalaman pribadi, saya bagikan, bukan untuk didebatkan. Segala macam complaint tentang agama import juga berasal dari kalangan Islam sendiri. Orang Kristen tidak pernah complain agama import. Hindu dan Buddha juga tidak pernah complain soal import-mengimport... sapi.

Anda mau beragama apapun tidak masalah buat saya, lanjut Joko Tingtong. Tidak beragama juga tidak masalah. Anda mau berbagi sudah tidak percaya agama anda juga tidak masalah. Kita berbagi. Dasarnya adalah pengalaman spiritual pribadi, bukan katanya. Bukan mendebatkan dongeng 1001 malam, melainkan membagikan pengalaman nyata. Berlaku bagi orangnya sendiri, walaupun belum tentu berlaku bagi orang lain.

Yg sangat tertarik membicarakan Kristen adalah orang Islam. Orang Kristen sendiri boleh bilang sama sekali tidak tertarik membicarakan Islam. Aneh tapi nyata. Keanehan lain, debat Islam itu boleh bilang antara sesama orang Islam sendiri. Bisa saja mengaku seolah-olah orang Kristen, tetapi jelas terlihat bahwa yg debat-mendebat itu ternyata sesama penganut Islam sendiri. Anda bisa buktikan lewat riset ilmiah, bahwa orang Kristen di Indonesia sama sekali tidak tertarik membicarakan Islam. Bukannya tidak perduli, tetapi tidak tertarik. Lembaga-lembaga keagamaan Kristen di bidang sosial membantu semua orang tanpa perduli agama. Buddha juga begitu. Tapi kalau sudah membahas tentang Islam sebagai agama, tidak ada yg tertarik. Membantu secara sosial ya, tetapi membahas tidak mau. Yg rajin membahas Kristen justru kalangan Islam, mungkin ingin tahu caranya kenapa Kristen bisa berhasil. Mungkin kiatnya cuma satu, yaitu tidak usil.
Urus diri masing-masing dan tidak usil. Baru bisa jadi kaya.

Tentu saja tidak mutlak. Ini pengamatan umum. Secara umum orang Kristen tidak tertarik dengan Islam. Sama sekali tidak tertarik, dari dulu sampai sekarang. Group debat-debat agama itu isinya antara Islam dan Islam. Umumnya begitu. Orang-orang Kristen tidak tertarik begituan. Aneh tapi nyata.


(Joko T.)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar