Sugesti itu penipuan diri, sehingga bisa memunculkan dari tiada
menjadi ada. Orang yg tidak cantik dan merasa jelek luar biasa bisa
melakukan sugesti terhadap dirinya sendiri, dalam gelombang otak rendah
diterapkannya sugesti berulang-ulang, dikatakannya kepada dirinya
sendiri bahwa dia cantik jelita. Tergantung dari kekuatan gelombang
otaknya, teknik ini bisa berhasil dengan cepat sekali atau cukup lambat.
Kalau khusyuk mensugesti diri bahwa dia benar cantik jelita, maka akan
berubahlah persepsinya. Persepsinya sendiri. Cara pandangnya sendiri.
Dia akan merasa dirinya benar cantik jelita, pedahal tidak cantik dan
biasa saja. Karena dirinya sendiri sudah percaya itu, maka orang-orang
di sekitarnya akan bisa ikut percaya. Percaya bahwa dia benar cantik
jelita. Dibenarkan karena tindak-tanduknya mencerminkan seorang
perempuan cantik jelita. Banyak yg bisa melakukan, dan cukup umum.
Merupakan teknik biasa saja. Namanya hypnotherapy. Bisa dilakukan
seorang diri. Anda juga bisa kalau mau. Mulanya anda menipu diri
sendiri, bilang anda yg jelek adalah seorang cantik jelita. Lama-lama,
anda tidak menipu diri lagi. Anda benar-benar menjadi cantik jelita.
Cara pandang anda berubah, cara pandang orang lain juga berubah. Dan
dibuktikan dengan sikap dan tingkah-laku anda yg berubah. Ketika
perilaku anda berubah, mereka di sekitar anda juga akan berubah. Mulanya
penipuan diri, akhirnya menjadi realita. Kenyataan. Dan ini contoh dari
penipuan diri yg positif.
Dan ada penipuan diri yg
jelas jelek. Jelek karena merugikan orang lain. Anda menipu diri sendiri
dengan bilang ada ayat yg berasal dari Allah merupakan urusan anda
sendiri. Anda bisa percaya itu ayat datang sendiri kepada anda melalui
perantaraan malaikat Jibril. Datang ketika anda sedang tafakur. Anda
lihat Jibril dengan sayapnya, dan ada suara yg anda jelas dengar.
Namanya halusinasi, suatu istilah psikologi. Anda yg lihat, anda yg
dengar. Orang lain tidak lihat dan tidak dengar. Tetapi anda percaya.
Percaya bulat. Anda mungkin termasuk salah satu yg seperti itu. Dan
tentu saja anda tidak merasa menipu diri sendiri. Anda merasa benar.
Benar melihat dan benar mendengar. Tetapi orang lain akan bilang anda
menipu diri. Mengidap delusi atau waham. Jelek apabila anda berusaha
untuk memaksakan apa yg yg anda peroleh kepada orang lain. Yg anda
peroleh bersifat gaib. Gaib artinya tidak terlihat atau terdengar oleh
orang lain. Terlihat atau terdengarnya cuma oleh anda sendiri.
Halusinasi itu cuma anda alami sendiri. Bisa bagus apabila segala
halusinasi itu anda cerna sendiri, dan anda tafsirkan. Mungkin bisa ada
hidayah yg muncul. Orang bijak seperti itu. Orang bijak bukan bayar
pajak saja, tetapi juga seharusnya mampu menafsirkan halusinasi yg
dialaminya. Dan bukan memaksakan itu halusinasi untuk diterima juga
sebagai fakta oleh orang-orang lainnya. Kalau itu halusinasi dituliskan,
dan dipaksakan kepada orang lain dengan alasan berasal dari Allah, maka
kita bisa bilang itu penipuan diri yg jelek. Sudah cukup satu orang
saja yg menipu dirinya memperoleh ayat dari Allah. Kenapa harus
memaksakan orang lain untuk terima juga? Kalau benar asalnya dari Allah,
biarkan saja Allah menurunkan ayat yg sama kepada semua orang lainnya.
Tetapi tentu saja tidak bisa. Halusinasi jarang bersifat komunal.
Biasanya individualistik atau orang per orang, tergantung dari stress
atau depresi yg dialaminya. Tergantung juga dari metabolisme. Sistem
hormon. Kestabilan tiap orang berbeda. Kestabilan fisik yg rapuh bisa
memunculkan banyak halusinasi.
Joko tahu mekanisme
proses turunnya ayat. Sampai detik ini masih terjadi di seluruh bumi.
Ada ayat yg turun atas nama Allah. Kalau dalam bahasa Inggris bisa pakai
istilah God. Di bahasa Indonesia bisa mengaku sebagai Tuhan.
Semuanya proses biasa. Tidak perlu dituliskan dan dipaksakan kepada
manusia lainnya. Dan, tentu saja, kita harus toleran terhadap
manusia-manusia semacam itu. Harus toleran juga terhadap manusia-manusia
yg percaya bahwa tetangganya menerima wahyu dari Allah. Asalkan semua
dilakukan secara pribadi, di dalam ruang lingkup hidup mereka sendiri,
maka kita bisa tolerir. Yg tidak bisa ditolerir adalah apabila mereka
memaksakan isi dari ayat yg mereka percaya berasal dari Allah. Kalau
Allah yg muncul di mereka bilang facebook haram, dan mulai menyerang
pengguna facebook dimana-mana, maka itu harus di-stop. Bilang saja terus
terang, bahwa percaya Allah tidak berarti mereka berhak memaksakan
jenis Allah yg mereka percaya kepada orang lain. Allah jenisnya banyak,
dan kita toleran terhadap semuanya. Terhadap semua jenis Allah. Asal
tidak mengganggu saya saja, kata Joko.
Joko Tingtong
berpendapat, toleransi beragama harusnya ditunjukkan oleh orang-orang yg
sudah tidak percaya lagi bahwa agama benar diturunkan Allah. Semua
manusia terdididik boleh bilang sudah tahu bahwa agama dibuat oleh
manusia, termasuk ayat-ayat sucinya. Ada yg tahu secara mutlak
berdasarkan apa yg dipelajarinya sendiri. Ini kelompok yg benar
terdidik. Ada pula yg tahu secara samar-samar, secara intuitif bisa
mengerti bahwa semua cuma rekayasa manusia masa lalu. Ada yg tahu tapi
pura-pura tidak tahu demi menjaga ketertiban masyarakat. Terbukanya
rahasia yg bukan rahasia ini perlu masa transisi, yg bisa berlangsung
ratusan tahun seperti di masyarakat Barat. Apa yg didebatkan di
Indonesia detik ini sudah dilakukan di Barat tiga abad yg lalu. Tiga
ratus tahun yg lalu. Sudah basi. Orang sudah tahu bahwa semua agama
dibuat. Kitab suci juga dibuat. Ada gaya bahasa seolah Allah yg
berbicara. Tapi secara fisik yg berbicara itu manusianya. Asal
kata-katanya juga dari si manusia sendiri, walaupun mengaku sebagai
Allah. Rata-rata orang Barat sudah tahu itu, dan tidak mempersoalkan
lagi. Mereka bisa toleransi terhadap orang yg masih percaya bahwa benar
ada Allah yg menurunkan ayat. Bisa toleransi asal tidak mengganggu.
Kalau sudah mengganggu dan merusak, tidak ada lagi toleransi. Walaupun
berbekal ayat yg anda percaya berasal dari Allah, tidak akan ada
toleransi bagi kelakuan destruktif yg anda lakukan. Allah fungsinya
untuk kesejahteraan jiwa anda, bukan untuk merusak harta benda dan
kehidupan orang lain.
Untuk anda yg belum tahu,
Joko Tingtong berbagi tentang fakta, bukan keyakinan. Kalau faktanya
agama dibuat oleh manusia, itulah yg dibagikannya. Dan itu bukan
keyakinan. Tanpa anda perlu yakin, agama memang buatan manusia. Yg perlu
keyakinan adalah ketika anda percaya agama dibuat oleh Allah. Joko
tidak mengeluarkan ayat, bukan nabi. Joko cuma berbagi, seperti bisa
terlihat di percakapan ini.
T = Mas
Joko, saya mao cerita ya... Saya ini gadis biasa yg gak ngerasa punya
bakat apa-apa dalam hal spiritual. Saya senang meditasi karena saya
suka, bukan karena saya bisa ngerasain sensasi yg gimana-gimana.
Sebelumnya saya selalu menganggap Tuhan itu ada di luar kita, terpisah
sama sekali dari manusia, yg senang kalo kita rajin sembahyang minta ini
itu (itu yg dulu saya lakukan), rajin puasa, vegetarian, gak nonton
bokep, gak kencan sama om-om, dan saya percaya surga dan neraka itu
tempat kita nanti tergantung pahala... Tapi suatu pagi di bulan Mei,
saat saya meditasi tiba-tiba saya dapat pemahaman baru yg sangat
mempengaruhi spiritualitas saya sekarang...
J = Really?
T
= Pagi itu saya mendapatkan apa yg saya cari selama ini ternyata ada
dalam diri saya. Tuhan ada disini. Tuhan ada dalam raga saya. Inilah yg
saya cari selama ini. Tuhan itu penuh dengan cinta, kasih sayang tanpa
memilih tanpa membedakan. Tuhan itu ada disini dan surga juga ada di
sini...
J = Iyalah, then?
T = My tears running down, tears of joy... Pokoknya rasanya hebat banget, susah kalo dijelasin dengan kata-kata... (I belong to you and you belong to me), dan pas banget pemahaman baru itu dengan kalimat Mas Joko yg bilang: "We are God experiencing many kinds of adventures, makanya kita tidak menghakimi."
J = Hmmm...
T
= Yang mao saya tanyakan sama Mas Joko adalah apakah yg saya rasakan
itu? Pemahaman yg tiba-tiba itu datangnya dari mana? Apakah saya
berfantasi?
J = Yang anda rasakan adalah
hikmah berupa intuisi yg muncul begitu saja dari dalam kesadaran anda.
Buddha mengalami itu. Yesus juga. Semua orang top, keren dan beken
mengalaminya. Pengalaman spiritual pribadi seperti itu bukanlah fantasi.
Cuma intuisi saja. Pengertian biasa saja. Memang biasa. Sangat umum. Yg
tidak umum adalah keberanian anda untuk mengakuinya.
(Joko T.)
Label
spiritual
(134)
pajak
(40)
crochet pattern
(17)
Joko T.
(15)
Leonardo R.
(15)
aksesoris
(15)
gemstone
(15)
cuplikan/ringkasan
(14)
tutorial aksesoris
(13)
web SI
(13)
fashion
(10)
rajut
(10)
soliloquy
(6)
pengembangan diri
(5)
info dan aturan perpajakan
(4)
nengah hardiani
(4)
foto diri
(3)
jahit-menjahit
(3)
politik
(3)
ekonomi
(2)
English
(1)
berkebun
(1)
bermain jiwa
(1)
bisnis
(1)
foto
(1)
kesehatan
(1)
puisi
(1)
resep masakan
(1)
tarot
(1)
yoga
(1)
zodiak
(1)
29 Jun 2013
Tuhan Ada dalam Raga Saya
Joko Tingtong bilang, orang yg masih percaya ada Allah yg menurunkan ayat-ayat itu cuma menipu dirinya sendiri. Jelas itu ayat-ayat dibuat oleh manusia. Manusia yg berbicara seolah-olah dia itu Allah. Kalau benar dari Allah, sejak dahulu Joko sudah percaya. Kalau dari manusia yg cuma mengaku sebagai Allah, untuk apa dipercaya? Saya masih waras, kata Joko. Tapi saya juga toleran membiarkan mereka yg menipu dirinya sendiri. Asal tidak ganggu saya saja.
Toleransi artinya membiarkan setiap orang membenamkan diri dalam penipuan diri, asalkan itu dirinya sendiri. Dia boleh yakin bahwa sudah memegang ayat-ayat yg berasal dari Allah, asli, tidak bisa ditiru, tidak bisa dibuat oleh manusia. Boleh saja percaya seperti itu, tidak dilarang. Yg dilarang adalah memaksakan apa yg dipercayainya kepada orang lain. Orang lain bisa saja bilang bahwa itu ayat-ayat berasal dari manusia. Tidak juga dilarang. Yg dilarang adalah memberantas orang-orang yg masih percaya itu ayat-ayat berasal dari Allah. Kalau pemberantasan dibiarkan, namanya tidak ada toleransi. Toleransi berarti pembiaran. Biarkan saja tiap orang punya pendapat sendiri. Asal berhubungan dengan hidupnya sendiri, dan tidak menyangkut hidup orang lain, apapun yg orang mau percayai merupakan urusannya sendiri. Percaya ada ayat-ayat dari Allah merupakan hal semacam itu. Cuma berhubungan dengan kehidupan pribadi orang yg percaya. Dan tidak ada hubungannya dengan orang yg tidak percaya.
Ada yg bilang sekehendakmu, terserah kamu.
Itu benar, dan memang seperti itulah tanggapan yg wajar dan bisa diterima akal sehat. Apapun yg anda mau percaya, asalkan termasuk dalam hal antah-berantah, seperti halnya kisah Allah menurunkan ayat-ayat, termasuk dalam kategori sekehendakmu. Anda berkehendak percaya, ya percayalah. Anda berkehendak tidak percaya, ya tidak usah percaya. Bisa seperti itu karena ini merupakan hal awang-awang. Anda tidak bisa menghadirkan Allah. Anda tidak juga bisa menghadirkan orang untuk bersaksi bahwa Allah benar menurunkan itu ayat-ayat. Kalaupun anda membawa saksi untuk mengaku melihat, saksi yg anda bawa kemungkinan besar adalah pasien RSJ. Dalam perawatan atau akan masuk dalam perawatan Rumah Sakit Jiwa. Dengan diagnosa delusi akut. Delusi adalah penipuan diri sendiri. Merasa benar melihat Allah menurunkan ayat. Dan karena Joko baik hati, dikeluarkanlah saran ini: jangan seperti itu! Kalau anda bersaksi melihat Allah menurunkan ayat, orang sekampung akan bilang anda gila. Jangan jadi gila kalau masih bisa waras. Anda masih bisa berkiprah dengan wajar. Tidak perlu seperti itu. Kita hidup di abad ke 21 M, semua ilmuwan sosial dan ahli agama yg jujur sudah tahu bahwa ayat-ayat itu hasil dari budaya manusia. Budaya artinya budi daya. Produk dari budi dan daya. Pemikiran dan usaha.
Delusi atau penipuan diri tidak selalu berarti jelek.
Sugesti itu penipuan diri, sehingga bisa memunculkan dari tiada menjadi ada. Orang yg tidak cantik dan merasa jelek luar biasa bisa melakukan sugesti terhadap dirinya sendiri, dalam gelombang otak rendah diterapkannya sugesti berulang-ulang, dikatakannya kepada dirinya sendiri bahwa dia cantik jelita. Tergantung dari kekuatan gelombang otaknya, teknik ini bisa berhasil dengan cepat sekali atau cukup lambat. Kalau khusyuk mensugesti diri bahwa dia benar cantik jelita, maka akan berubahlah persepsinya. Persepsinya sendiri. Cara pandangnya sendiri. Dia akan merasa dirinya benar cantik jelita, pedahal tidak cantik dan biasa saja. Karena dirinya sendiri sudah percaya itu, maka orang-orang di sekitarnya akan bisa ikut percaya. Percaya bahwa dia benar cantik jelita. Dibenarkan karena tindak-tanduknya mencerminkan seorang perempuan cantik jelita. Banyak yg bisa melakukan, dan cukup umum. Merupakan teknik biasa saja. Namanya hypnotherapy. Bisa dilakukan seorang diri. Anda juga bisa kalau mau. Mulanya anda menipu diri sendiri, bilang anda yg jelek adalah seorang cantik jelita. Lama-lama, anda tidak menipu diri lagi. Anda benar-benar menjadi cantik jelita. Cara pandang anda berubah, cara pandang orang lain juga berubah. Dan dibuktikan dengan sikap dan tingkah-laku anda yg berubah. Ketika perilaku anda berubah, mereka di sekitar anda juga akan berubah. Mulanya penipuan diri, akhirnya menjadi realita. Kenyataan. Dan ini contoh dari penipuan diri yg positif.
Dan ada penipuan diri yg jelas jelek. Jelek karena merugikan orang lain. Anda menipu diri sendiri dengan bilang ada ayat yg berasal dari Allah merupakan urusan anda sendiri. Anda bisa percaya itu ayat datang sendiri kepada anda melalui perantaraan malaikat Jibril. Datang ketika anda sedang tafakur. Anda lihat Jibril dengan sayapnya, dan ada suara yg anda jelas dengar. Namanya halusinasi, suatu istilah psikologi. Anda yg lihat, anda yg dengar. Orang lain tidak lihat dan tidak dengar. Tetapi anda percaya. Percaya bulat. Anda mungkin termasuk salah satu yg seperti itu. Dan tentu saja anda tidak merasa menipu diri sendiri. Anda merasa benar. Benar melihat dan benar mendengar. Tetapi orang lain akan bilang anda menipu diri. Mengidap delusi atau waham. Jelek apabila anda berusaha untuk memaksakan apa yg yg anda peroleh kepada orang lain. Yg anda peroleh bersifat gaib. Gaib artinya tidak terlihat atau terdengar oleh orang lain. Terlihat atau terdengarnya cuma oleh anda sendiri. Halusinasi itu cuma anda alami sendiri. Bisa bagus apabila segala halusinasi itu anda cerna sendiri, dan anda tafsirkan. Mungkin bisa ada hidayah yg muncul. Orang bijak seperti itu. Orang bijak bukan bayar pajak saja, tetapi juga seharusnya mampu menafsirkan halusinasi yg dialaminya. Dan bukan memaksakan itu halusinasi untuk diterima juga sebagai fakta oleh orang-orang lainnya. Kalau itu halusinasi dituliskan, dan dipaksakan kepada orang lain dengan alasan berasal dari Allah, maka kita bisa bilang itu penipuan diri yg jelek. Sudah cukup satu orang saja yg menipu dirinya memperoleh ayat dari Allah. Kenapa harus memaksakan orang lain untuk terima juga? Kalau benar asalnya dari Allah, biarkan saja Allah menurunkan ayat yg sama kepada semua orang lainnya. Tetapi tentu saja tidak bisa. Halusinasi jarang bersifat komunal. Biasanya individualistik atau orang per orang, tergantung dari stress atau depresi yg dialaminya. Tergantung juga dari metabolisme. Sistem hormon. Kestabilan tiap orang berbeda. Kestabilan fisik yg rapuh bisa memunculkan banyak halusinasi.
Joko tahu mekanisme proses turunnya ayat. Sampai detik ini masih terjadi di seluruh bumi. Ada ayat yg turun atas nama Allah. Kalau dalam bahasa Inggris bisa pakai istilah God. Di bahasa Indonesia bisa mengaku sebagai Tuhan. Semuanya proses biasa. Tidak perlu dituliskan dan dipaksakan kepada manusia lainnya. Dan, tentu saja, kita harus toleran terhadap manusia-manusia semacam itu. Harus toleran juga terhadap manusia-manusia yg percaya bahwa tetangganya menerima wahyu dari Allah. Asalkan semua dilakukan secara pribadi, di dalam ruang lingkup hidup mereka sendiri, maka kita bisa tolerir. Yg tidak bisa ditolerir adalah apabila mereka memaksakan isi dari ayat yg mereka percaya berasal dari Allah. Kalau Allah yg muncul di mereka bilang facebook haram, dan mulai menyerang pengguna facebook dimana-mana, maka itu harus di-stop. Bilang saja terus terang, bahwa percaya Allah tidak berarti mereka berhak memaksakan jenis Allah yg mereka percaya kepada orang lain. Allah jenisnya banyak, dan kita toleran terhadap semuanya. Terhadap semua jenis Allah. Asal tidak mengganggu saya saja, kata Joko.
Joko Tingtong berpendapat, toleransi beragama harusnya ditunjukkan oleh orang-orang yg sudah tidak percaya lagi bahwa agama benar diturunkan Allah. Semua manusia terdididik boleh bilang sudah tahu bahwa agama dibuat oleh manusia, termasuk ayat-ayat sucinya. Ada yg tahu secara mutlak berdasarkan apa yg dipelajarinya sendiri. Ini kelompok yg benar terdidik. Ada pula yg tahu secara samar-samar, secara intuitif bisa mengerti bahwa semua cuma rekayasa manusia masa lalu. Ada yg tahu tapi pura-pura tidak tahu demi menjaga ketertiban masyarakat. Terbukanya rahasia yg bukan rahasia ini perlu masa transisi, yg bisa berlangsung ratusan tahun seperti di masyarakat Barat. Apa yg didebatkan di Indonesia detik ini sudah dilakukan di Barat tiga abad yg lalu. Tiga ratus tahun yg lalu. Sudah basi. Orang sudah tahu bahwa semua agama dibuat. Kitab suci juga dibuat. Ada gaya bahasa seolah Allah yg berbicara. Tapi secara fisik yg berbicara itu manusianya. Asal kata-katanya juga dari si manusia sendiri, walaupun mengaku sebagai Allah. Rata-rata orang Barat sudah tahu itu, dan tidak mempersoalkan lagi. Mereka bisa toleransi terhadap orang yg masih percaya bahwa benar ada Allah yg menurunkan ayat. Bisa toleransi asal tidak mengganggu. Kalau sudah mengganggu dan merusak, tidak ada lagi toleransi. Walaupun berbekal ayat yg anda percaya berasal dari Allah, tidak akan ada toleransi bagi kelakuan destruktif yg anda lakukan. Allah fungsinya untuk kesejahteraan jiwa anda, bukan untuk merusak harta benda dan kehidupan orang lain.
Untuk anda yg belum tahu, Joko Tingtong berbagi tentang fakta, bukan keyakinan. Kalau faktanya agama dibuat oleh manusia, itulah yg dibagikannya. Dan itu bukan keyakinan. Tanpa anda perlu yakin, agama memang buatan manusia. Yg perlu keyakinan adalah ketika anda percaya agama dibuat oleh Allah. Joko tidak mengeluarkan ayat, bukan nabi. Joko cuma berbagi, seperti bisa terlihat di percakapan ini.
T = Mas Joko, saya mao cerita ya... Saya ini gadis biasa yg gak ngerasa punya bakat apa-apa dalam hal spiritual. Saya senang meditasi karena saya suka, bukan karena saya bisa ngerasain sensasi yg gimana-gimana. Sebelumnya saya selalu menganggap Tuhan itu ada di luar kita, terpisah sama sekali dari manusia, yg senang kalo kita rajin sembahyang minta ini itu (itu yg dulu saya lakukan), rajin puasa, vegetarian, gak nonton bokep, gak kencan sama om-om, dan saya percaya surga dan neraka itu tempat kita nanti tergantung pahala... Tapi suatu pagi di bulan Mei, saat saya meditasi tiba-tiba saya dapat pemahaman baru yg sangat mempengaruhi spiritualitas saya sekarang...
J = Really?
T = Pagi itu saya mendapatkan apa yg saya cari selama ini ternyata ada dalam diri saya. Tuhan ada disini. Tuhan ada dalam raga saya. Inilah yg saya cari selama ini. Tuhan itu penuh dengan cinta, kasih sayang tanpa memilih tanpa membedakan. Tuhan itu ada disini dan surga juga ada di sini...
J = Iyalah, then?
T = My tears running down, tears of joy... Pokoknya rasanya hebat banget, susah kalo dijelasin dengan kata-kata... (I belong to you and you belong to me), dan pas banget pemahaman baru itu dengan kalimat Mas Joko yg bilang: "We are God experiencing many kinds of adventures, makanya kita tidak menghakimi."
J = Hmmm...
T = Yang mao saya tanyakan sama Mas Joko adalah apakah yg saya rasakan itu? Pemahaman yg tiba-tiba itu datangnya dari mana? Apakah saya berfantasi?
J = Yang anda rasakan adalah hikmah berupa intuisi yg muncul begitu saja dari dalam kesadaran anda. Buddha mengalami itu. Yesus juga. Semua orang top, keren dan beken mengalaminya. Pengalaman spiritual pribadi seperti itu bukanlah fantasi. Cuma intuisi saja. Pengertian biasa saja. Memang biasa. Sangat umum. Yg tidak umum adalah keberanian anda untuk mengakuinya.
by Leonardo Rimba
28 Jun 2013
bahkan syahadat atau pengakuan iman juga dibuat oleh manusia
bahkan syahadat atau pengakuan iman juga dibuat oleh manusia. Bukan ada Allah yg memaksakan manusia untuk bersyahadat atau mengakui keimanan kepadanya, melainkan ada manusia tertentu yg memaksa manusia-manusia lain untuk mengucapkan syahadat itu, dengan kepentingan tertentu, biasanya kerelaan untuk menyumbang uang dan tenaga. Resminya bersyahadat atau mengaku iman kepada Allah, tidak resminya untuk manusia. Dan inilah salah satu contoh nyata dari pepatah exploitation de l'homme par l'homme. Artinya, eksploitasi manusia oleh manusia lainnya.
ini rahasia umum, seharusnya semua orang sudah tahu. Tetapi ternyata tidak. Di Indonesia orang masih berpikir ada Allah yg mendiktekan kata-kata syahadat kepada manusia. Tidak begitu, kata Joko Tingtong. Syahadat adalah hasil kompromi antara manusia sendiri. Kompromi politik. Anda bisa pelajari kasusnya yg paling jelas dalam kisah pembentukan agama Kristen. Kisah nyata, tentu saja. Syahadat atau pengakuan iman Kristen yg pertama-kali disahkan pada tahun 325 M, di dalam konsili yg dihadiri oleh Kaisar Romawi, Constantinus. Kaisar Romawi memaksakan diterimanya kompromi-kompromi, demi penggunaan Kekristenan sebagai ideologi negara. Sedikit demi sedikit Kristen menjadi ideologi, makin lama makin kaku. Pedahal asalnya cuma sempalan dari agama Yahudi. Bukan agama, melainkan tarekat, sekte. Kumpulan para praktisi spiritual. Lama-kelamaan menjadi agama dan ideologi karena ada orang-orang ambisius yg menghasilkan banyak tulisan. Yg paling berpengaruh sampai abad pertengahan namanya Santo Agustinus. Bukunya berjudul "Civitate Dei". Atau "Kota Allah".
Inti pemikirannya, Kekristenan wajib membawa berkat ke seluruh alam. Mewujudkan surga di atas bumi, dengan gereja sebagai kepala pemerintahannya. Itu pemikiran Kristen di abad-abad awal tarikh Masehi, sebelum Islam muncul. Menurut Joko, slogan rahmatan lil alamin di Islam sedikit banyak mengambil alih konsep dari Santo Agustinus. Itu Kristen abad pertengahan atau, lebih tepat, abad kegelapan. Otoriter sekali. Kristen sekarang sudah jauh berbeda. Tidak lagi megalomaniak seperti itu.
Untuk anda yg belum tahu, syahadat Kristen tidak berbunyi "aku bersaksi", melainkan "aku percaya". Dan anda tidak perlu bilang aku percaya kalau bicara dengan Thamrin Amal Tomagola, guru besar Sosiologi di Universitas Indonesia. Kalau anda bilang aku percaya, bisa-bisa tidak lulus. Thamrin Amal Tomagola adalah guru saya, kata Joko Tingtong. Asli guru saya dalam mata kuliah Pengantar Sosiologi di FISIP UI. Sudah jadi ketua jurusan Sosiologi ketika Joko baru masuk di tahun 1983.
(Joko T.)
Ada Juga yg Sok Spiritual Seperti Joko Tingtong
Joko Tingtong
tahu, bahkan syahadat atau pengakuan iman juga dibuat oleh manusia.
Bukan ada Allah yg memaksakan manusia untuk bersyahadat atau mengakui
keimanan kepadanya, melainkan ada manusia tertentu yg memaksa
manusia-manusia lain untuk mengucapkan syahadat itu, dengan kepentingan
tertentu, biasanya kerelaan untuk menyumbang uang dan tenaga. Resminya
bersyahadat atau mengaku iman kepada Allah, tidak resminya untuk
manusia. Dan inilah salah satu contoh nyata dari pepatah exploitation de l'homme par l'homme. Artinya, eksploitasi manusia oleh manusia lainnya.
Menurut Joko Tingtong ini rahasia umum, seharusnya semua orang sudah tahu. Tetapi ternyata tidak. Di Indonesia orang masih berpikir ada Allah yg mendiktekan kata-kata syahadat kepada manusia. Tidak begitu, kata Joko Tingtong. Syahadat adalah hasil kompromi antara manusia sendiri. Kompromi politik. Anda bisa pelajari kasusnya yg paling jelas dalam kisah pembentukan agama Kristen. Kisah nyata, tentu saja. Syahadat atau pengakuan iman Kristen yg pertama-kali disahkan pada tahun 325 M, di dalam konsili yg dihadiri oleh Kaisar Romawi, Constantinus. Kaisar Romawi memaksakan diterimanya kompromi-kompromi, demi penggunaan Kekristenan sebagai ideologi negara. Sedikit demi sedikit Kristen menjadi ideologi, makin lama makin kaku. Pedahal asalnya cuma sempalan dari agama Yahudi. Bukan agama, melainkan tarekat, sekte. Kumpulan para praktisi spiritual. Lama-kelamaan menjadi agama dan ideologi karena ada orang-orang ambisius yg menghasilkan banyak tulisan. Yg paling berpengaruh sampai abad pertengahan namanya Santo Agustinus. Bukunya berjudul "Civitate Dei". Atau "Kota Allah".
Inti pemikirannya, Kekristenan wajib membawa berkat ke seluruh alam. Mewujudkan surga di atas bumi, dengan gereja sebagai kepala pemerintahannya. Itu pemikiran Kristen di abad-abad awal tarikh Masehi, sebelum Islam muncul. Menurut Joko, slogan rahmatan lil alamin di Islam sedikit banyak mengambil alih konsep dari Santo Agustinus. Itu Kristen abad pertengahan atau, lebih tepat, abad kegelapan. Otoriter sekali. Kristen sekarang sudah jauh berbeda. Tidak lagi megalomaniak seperti itu.
Untuk anda yg belum tahu, syahadat Kristen tidak berbunyi "aku bersaksi", melainkan "aku percaya". Dan anda tidak perlu bilang aku percaya kalau bicara dengan Thamrin Amal Tomagola, guru besar Sosiologi di Universitas Indonesia. Kalau anda bilang aku percaya, bisa-bisa tidak lulus. Thamrin Amal Tomagola adalah guru saya, kata Joko Tingtong. Asli guru saya dalam mata kuliah Pengantar Sosiologi di FISIP UI. Sudah jadi ketua jurusan Sosiologi ketika Joko baru masuk di tahun 1983.
Joko mahasiswa baru FISIP UI angkatan 1983, jurusan Ilmu Politik. Nazaruddin Sjamsuddin yg kemudian jadi ketua KPU pertama adalah ketua jurusan Ilmu Politik saat itu. Juwono Sudarsono yg kemudian jadi menteri pertahanan adalah dosen selebriti nomor satu. Imam Prasodjo adalah ketua senat mahasiswa. Denny JA baru tingkat dua di gedung sebelah, Fakultas Hukum. Leila Chudori di gedung sebelah lagi, Fakultas Psikologi. Semuanya di Rawamangun, belum pindah ke Depok. Ramadhan Pohan belum masuk, masih perlu satu tahun lagi, di jurusan Ilmu Politik juga. Saya punya kenangan tak terlupakan dengan Pohan, kata Joko Tingtong. Satu malam yg sangat berkesan. Cuma ada kami bertiga saat itu. Oh, sudahlah. Tak perlu sebut nama, deretannya panjang sekali. Yg penting kiprahnya apa.
Sementara atau langgeng.
Di jamannya, FISIP UI terkenal sebagai sekolah artis. Lebih banyak artisnya. Intelektual yg dikenal umum sekarang adalah Ade Armando, dua angkatan di atas Joko Tingtong. Andrinof Chaniago, satu angkatan dan satu jurusan. Dulu suka tidur bareng sama Joko di satu tempat tidur kecil. Bukan homo, melainkan karena tempat tidurnya cuma ada satu. Para artis, Ikang Fawzi, Harvey Malaihollo, Ira Wibowo; juga Doni Damara yg nama aslinya Damara Prasadhana, dipanggil DP oleh semua orang, tapi Joko panggilnya tetap Doni saja. Doni kabarnya mau jadi politisi juga sekarang. Dan tentu saja Mat Solar yg nama aslinya Nasrulloh.
Tidak ada kefanatikan di Universitas Indonesia di masa Joko Tingtong menjadi mahasiswa. Satu-satunya yg aneh adalah munculnya busana perempuan Arab, itu juga cuma satu, dikenakan oleh seorang teman seangkatannya yg dipanggil Oot oleh semua orang. Panggilannya seperti itu, nama aslinya Joko lupa. Menurut kabar terakhir, Oot menjadi anggota DPR dari PKS. Dan tidak terdengar lagi suaranya, pedahal dulu termasuk paling lantang bersuara. Sangat lantang waktu baru masuk dan ikut Penataran P4 Pola 100 jam. Setelah pakai busana perempuan Arab, Oot jadi pendiam. Ketika Oot tidak diajak bicara oleh banyak orang, Joko masih bicara dengannya. Tidak ada ideologi fanatisme saat itu. Mungkin di tahun 1985. Oot bilang, dia cuma mau pakai busana gaya Arab. Apa bedanya busana gaya Arab dengan gaya Barat? Tentu saja tidak ada bedanya. Sama-sama busana saja. Dan ini bukanlah jilbab, melainkan busana perempuan Arab. Bentuknya seperti karung. Gaun panjang polos seperti karung, dari kepala sampai kaki. Jilbab baru muncul belakangan lagi. Oh, gaya busana ganti berganti. Dan gaya bicara juga. Ada yg ilmiah seperti Prof Thamrin.
Ada juga yg sok spiritual seperti Joko Tingtong.
Jangan percaya begitu saja, tapi buktikan!
T = Ada yg mengusik pikiran saya lagi, Mas Joko. Jika hantu, jin, setan, memedi maupun local gods alias dewa lokal itu hanya trick of imagination atau buatan dari pikiran, mengapa terkadang dua atau tiga manusia di saat yg bersamaan bisa melihat bentuk yg sama dari wujud mereka? Dan apa mereka bener-bener ada?
J = Penjelasannya macam-macam. Kita bisa bilang bahwa ada manusia yg bisa akses kepada memory yg sama. Memory itu bisa berasal dari energi tertentu di suatu tempat, yg kalau di-akses bisa memberikan data berupa simbol yg sama. Penjelasan lainnya adalah telepati, yaitu komunikasi antara manusia tanpa menggunakan kata-kata, melainkan menggunakan gelombang pikiran saja. Saya bisa mencoba untuk merasakan apa yg anda rasakan, dan terkadang berhasil. Kalau kita netral tanpa pretensi, kemungkinan untuk bisa melakukan telepati besar sekali. Telepati itu mengirim dan menerima impressi sekaligus. Malahan, sebenarnya komunikasi antara manusia selalu dilakukan melalui telepati. Kita tahu bahwa kita tahu, bahkan sebelum berkomunikasi dengan kata-kata. Telepathy is part of everyday life, telepati adalah bagian kehidupan sehari-hari, walaupun kita tidak membicarakannya dengan istilah seperti itu. Kita perlu berbicara dengan data konkrit, bukan? Sedangkan kalau melalui telepati, kita hanya akan tahu bahwa kita tahu. Dari mana kita tahu tidak bisa kita sebutkan.
We just know it.
Kita tahu begitu saja.
Bisa juga dikatakan sebagai intuisi. Intuisi ini bisa dilatih juga dengan meditasi. Berbagai lakon spiritual juga bisa memunculkan kekuatan pikiran yg intuitif asalkan orangnya tidak terpatok mati di belief systems. Yg termasuk belief systems adalah dogma-dogma agama yg, konon, tidak boleh dipertanyakan. Dogma-dogma seperti itu akan mematikan kemampuan intuitif kita. Kita cuma akan menjadi robot saja. Pedahal kalau kita mau bersikap terbuka, maka akan banyak pengertian baru yg diperoleh. Termasuk pengertian bahwa ternyata banyak hal yg kita pertahankan secara mutlak ternyata cuma simbol-simbol saja. Bahkan dewa dewi itu ternyata cuma simbol. Simbol adalah perlambang, konsep saja. Kalau konsepnya masih relevan, ya masih bisa dipakai. Tetapi sayangnya, banyak yg sudah tidak relevan lagi dan masih terus dipakai dan dipertahankan karena orang takut untuk melepaskannya.
T = Satu lagi, mengapa para yogi dapat melakukan hal-hal aneh seperti nyelem sampe 30 menit ato dibekuin di es? Apa yg mereka lakukan sehingga bisa seperti itu?
J = Kekuatan pikiran yg dilatih melalui meditasi. Kalau anda mau, anda juga akan bisa, tetapi latihannya puluhan tahun. Bukan menggunakan segala macam setan atau dhemit, melainkan kekuatan pikiran kita sendiri, yg bisa kita latih juga kalau kita mau. Riset bilang bahwa paling banyak hanya 3% dari kapasitas otak manusia yg digunakan. Kalau kita mau menggunakan otak kita tiga kali lipat lebih dari biasanya, tentu hasilnya akan luar biasa, bisa disebut sebagai mukjijat juga kalau digunakan untuk hal aneh-aneh seperti menusukkan kawat ke kulit yg bisa pulih kembali, dll.
by Leonardo Rimba
Menurut Joko Tingtong ini rahasia umum, seharusnya semua orang sudah tahu. Tetapi ternyata tidak. Di Indonesia orang masih berpikir ada Allah yg mendiktekan kata-kata syahadat kepada manusia. Tidak begitu, kata Joko Tingtong. Syahadat adalah hasil kompromi antara manusia sendiri. Kompromi politik. Anda bisa pelajari kasusnya yg paling jelas dalam kisah pembentukan agama Kristen. Kisah nyata, tentu saja. Syahadat atau pengakuan iman Kristen yg pertama-kali disahkan pada tahun 325 M, di dalam konsili yg dihadiri oleh Kaisar Romawi, Constantinus. Kaisar Romawi memaksakan diterimanya kompromi-kompromi, demi penggunaan Kekristenan sebagai ideologi negara. Sedikit demi sedikit Kristen menjadi ideologi, makin lama makin kaku. Pedahal asalnya cuma sempalan dari agama Yahudi. Bukan agama, melainkan tarekat, sekte. Kumpulan para praktisi spiritual. Lama-kelamaan menjadi agama dan ideologi karena ada orang-orang ambisius yg menghasilkan banyak tulisan. Yg paling berpengaruh sampai abad pertengahan namanya Santo Agustinus. Bukunya berjudul "Civitate Dei". Atau "Kota Allah".
Inti pemikirannya, Kekristenan wajib membawa berkat ke seluruh alam. Mewujudkan surga di atas bumi, dengan gereja sebagai kepala pemerintahannya. Itu pemikiran Kristen di abad-abad awal tarikh Masehi, sebelum Islam muncul. Menurut Joko, slogan rahmatan lil alamin di Islam sedikit banyak mengambil alih konsep dari Santo Agustinus. Itu Kristen abad pertengahan atau, lebih tepat, abad kegelapan. Otoriter sekali. Kristen sekarang sudah jauh berbeda. Tidak lagi megalomaniak seperti itu.
Untuk anda yg belum tahu, syahadat Kristen tidak berbunyi "aku bersaksi", melainkan "aku percaya". Dan anda tidak perlu bilang aku percaya kalau bicara dengan Thamrin Amal Tomagola, guru besar Sosiologi di Universitas Indonesia. Kalau anda bilang aku percaya, bisa-bisa tidak lulus. Thamrin Amal Tomagola adalah guru saya, kata Joko Tingtong. Asli guru saya dalam mata kuliah Pengantar Sosiologi di FISIP UI. Sudah jadi ketua jurusan Sosiologi ketika Joko baru masuk di tahun 1983.
Joko mahasiswa baru FISIP UI angkatan 1983, jurusan Ilmu Politik. Nazaruddin Sjamsuddin yg kemudian jadi ketua KPU pertama adalah ketua jurusan Ilmu Politik saat itu. Juwono Sudarsono yg kemudian jadi menteri pertahanan adalah dosen selebriti nomor satu. Imam Prasodjo adalah ketua senat mahasiswa. Denny JA baru tingkat dua di gedung sebelah, Fakultas Hukum. Leila Chudori di gedung sebelah lagi, Fakultas Psikologi. Semuanya di Rawamangun, belum pindah ke Depok. Ramadhan Pohan belum masuk, masih perlu satu tahun lagi, di jurusan Ilmu Politik juga. Saya punya kenangan tak terlupakan dengan Pohan, kata Joko Tingtong. Satu malam yg sangat berkesan. Cuma ada kami bertiga saat itu. Oh, sudahlah. Tak perlu sebut nama, deretannya panjang sekali. Yg penting kiprahnya apa.
Sementara atau langgeng.
Di jamannya, FISIP UI terkenal sebagai sekolah artis. Lebih banyak artisnya. Intelektual yg dikenal umum sekarang adalah Ade Armando, dua angkatan di atas Joko Tingtong. Andrinof Chaniago, satu angkatan dan satu jurusan. Dulu suka tidur bareng sama Joko di satu tempat tidur kecil. Bukan homo, melainkan karena tempat tidurnya cuma ada satu. Para artis, Ikang Fawzi, Harvey Malaihollo, Ira Wibowo; juga Doni Damara yg nama aslinya Damara Prasadhana, dipanggil DP oleh semua orang, tapi Joko panggilnya tetap Doni saja. Doni kabarnya mau jadi politisi juga sekarang. Dan tentu saja Mat Solar yg nama aslinya Nasrulloh.
Tidak ada kefanatikan di Universitas Indonesia di masa Joko Tingtong menjadi mahasiswa. Satu-satunya yg aneh adalah munculnya busana perempuan Arab, itu juga cuma satu, dikenakan oleh seorang teman seangkatannya yg dipanggil Oot oleh semua orang. Panggilannya seperti itu, nama aslinya Joko lupa. Menurut kabar terakhir, Oot menjadi anggota DPR dari PKS. Dan tidak terdengar lagi suaranya, pedahal dulu termasuk paling lantang bersuara. Sangat lantang waktu baru masuk dan ikut Penataran P4 Pola 100 jam. Setelah pakai busana perempuan Arab, Oot jadi pendiam. Ketika Oot tidak diajak bicara oleh banyak orang, Joko masih bicara dengannya. Tidak ada ideologi fanatisme saat itu. Mungkin di tahun 1985. Oot bilang, dia cuma mau pakai busana gaya Arab. Apa bedanya busana gaya Arab dengan gaya Barat? Tentu saja tidak ada bedanya. Sama-sama busana saja. Dan ini bukanlah jilbab, melainkan busana perempuan Arab. Bentuknya seperti karung. Gaun panjang polos seperti karung, dari kepala sampai kaki. Jilbab baru muncul belakangan lagi. Oh, gaya busana ganti berganti. Dan gaya bicara juga. Ada yg ilmiah seperti Prof Thamrin.
Ada juga yg sok spiritual seperti Joko Tingtong.
Jangan percaya begitu saja, tapi buktikan!
T = Ada yg mengusik pikiran saya lagi, Mas Joko. Jika hantu, jin, setan, memedi maupun local gods alias dewa lokal itu hanya trick of imagination atau buatan dari pikiran, mengapa terkadang dua atau tiga manusia di saat yg bersamaan bisa melihat bentuk yg sama dari wujud mereka? Dan apa mereka bener-bener ada?
J = Penjelasannya macam-macam. Kita bisa bilang bahwa ada manusia yg bisa akses kepada memory yg sama. Memory itu bisa berasal dari energi tertentu di suatu tempat, yg kalau di-akses bisa memberikan data berupa simbol yg sama. Penjelasan lainnya adalah telepati, yaitu komunikasi antara manusia tanpa menggunakan kata-kata, melainkan menggunakan gelombang pikiran saja. Saya bisa mencoba untuk merasakan apa yg anda rasakan, dan terkadang berhasil. Kalau kita netral tanpa pretensi, kemungkinan untuk bisa melakukan telepati besar sekali. Telepati itu mengirim dan menerima impressi sekaligus. Malahan, sebenarnya komunikasi antara manusia selalu dilakukan melalui telepati. Kita tahu bahwa kita tahu, bahkan sebelum berkomunikasi dengan kata-kata. Telepathy is part of everyday life, telepati adalah bagian kehidupan sehari-hari, walaupun kita tidak membicarakannya dengan istilah seperti itu. Kita perlu berbicara dengan data konkrit, bukan? Sedangkan kalau melalui telepati, kita hanya akan tahu bahwa kita tahu. Dari mana kita tahu tidak bisa kita sebutkan.
We just know it.
Kita tahu begitu saja.
Bisa juga dikatakan sebagai intuisi. Intuisi ini bisa dilatih juga dengan meditasi. Berbagai lakon spiritual juga bisa memunculkan kekuatan pikiran yg intuitif asalkan orangnya tidak terpatok mati di belief systems. Yg termasuk belief systems adalah dogma-dogma agama yg, konon, tidak boleh dipertanyakan. Dogma-dogma seperti itu akan mematikan kemampuan intuitif kita. Kita cuma akan menjadi robot saja. Pedahal kalau kita mau bersikap terbuka, maka akan banyak pengertian baru yg diperoleh. Termasuk pengertian bahwa ternyata banyak hal yg kita pertahankan secara mutlak ternyata cuma simbol-simbol saja. Bahkan dewa dewi itu ternyata cuma simbol. Simbol adalah perlambang, konsep saja. Kalau konsepnya masih relevan, ya masih bisa dipakai. Tetapi sayangnya, banyak yg sudah tidak relevan lagi dan masih terus dipakai dan dipertahankan karena orang takut untuk melepaskannya.
T = Satu lagi, mengapa para yogi dapat melakukan hal-hal aneh seperti nyelem sampe 30 menit ato dibekuin di es? Apa yg mereka lakukan sehingga bisa seperti itu?
J = Kekuatan pikiran yg dilatih melalui meditasi. Kalau anda mau, anda juga akan bisa, tetapi latihannya puluhan tahun. Bukan menggunakan segala macam setan atau dhemit, melainkan kekuatan pikiran kita sendiri, yg bisa kita latih juga kalau kita mau. Riset bilang bahwa paling banyak hanya 3% dari kapasitas otak manusia yg digunakan. Kalau kita mau menggunakan otak kita tiga kali lipat lebih dari biasanya, tentu hasilnya akan luar biasa, bisa disebut sebagai mukjijat juga kalau digunakan untuk hal aneh-aneh seperti menusukkan kawat ke kulit yg bisa pulih kembali, dll.
by Leonardo Rimba
Bagaimana caranya agar kita dapat mempengaruhi orang lain secara persuasive melalui ucapan?
Siwa itu simbol dari manusia, Buddha juga, Tuhan Yesus juga. Bahkan Allah juga simbol dari manusia. Semua yg baik diproyeksikan oleh pikiran manusia menjadi bentuk ideal yg dinamakan Siwa, Buddha, Allah, Tuhan Yesus. Semuanya simbol dari manusia hidup. Dan bukan berarti benar-benar ada Siwa, Buddha, Tuhan Yesus dan Allah di atas langit. Seolah-olah mereka berbaris di atas sana dan memperhatikan manusia Indonesia. Memberikan pahala kalau rajin sembahyang, puasa dan beramal. Tidak begitu. Itu cara berpikir kekanak-kanakan. Cara berpikir yg rasional dan dewasa secara spiritual adalah mengerti bahwa nama-nama keilahian itu cuma simbol belaka. Simbol dari pengertian kita sendiri. Proyeksi dari pikiran kita. Simbol kesadaran kita sendiri. Hasil budaya kita dan bukan dari luar angkasa.
Semuanya di bumi ini saja seperti percakapan berikut:
T = Apakah itu empati?
J = Empati adalah memahami pengertian orang lain tentang suatu hal. Empati juga bisa berarti merasakan apa yg orang lain rasakan. Ada berbagai teknik penyembuhan yg didasarkan pada empati. Teknik saya dengan berbicara atau menulis, lalu menarik energi negatif itu ke diri saya. Cuma lewat saja, dan setelah itu hilang ditelan Jin.
T = Bagaimana kita dapat melakukan/ melatih empati?
J = Caranya lakukan saja secara langsung, namanya berempati, mencoba memahami tanpa menghakimi. Kalau kita menghakimi orang lain, maka kita tidak bisa berempati. Kalau kita tidak menghakimi, maka kita bisa. Menghakimi itu kalau kita bilang orang lain benar atau salah, kalau kita menyalahkan atau membenarkan. Saya tidak pernah menyalahkan orang. Yg selalu saya bilang, setiap orang bebas untuk berpendapat apapun. Setiap orang bebas untuk memilih apapun. It's his or her own life. Kehidupannya sendiri. Orang itu sendirilah yg harus memutuskan apa yg ingin dipercaya dan dilakukannya.
Who am I to judge another? Memangnya saya hakim?
T = Apa itu channeling?
J = Channeling artinya berbicara atas nama sesuatu yg bukan dirinya. Orang yg melakukan channeling disebut medium. Jadi, si medium bisa berbicara seolah-olah yg bicara itu orang yg sudah mati. Bisa juga berbicara seolah-olah yg bicara itu malaikat Jibril. Bisa juga berbicara seolah-olah yg berbicara itu Allah... Jenis terakhir ini sangatlah berbahaya, namanya bernubuah. Nubuah itu channeling, mediumnya disebut nabi. Nubuah adalah kegiatan berbicara seolah-olah dirinya itu Allah, dan banyak dipraktekkan di Timur Tengah pada masa lalu.
T = Dapatkah seseorang melakukan possessing atau memindahkan kesadarannya kepada orang lain?
J = Bisa saja, apabila orang lain itu mengijinkannya. Ada orang yg bisa mengijinkan kesadaran orang lain masuk ke dalam dirinya, dan ada yg tidak bisa. Cukup banyak orang yg berniat memindahkan kesadarannya kepada orang lain. Cara cangkok-mencangkok otak itu cuma bisa dilakukan terhadap mereka yg lemah mental dan emosionalnya, serta berpendidikan rendah. Kalau untuk kita, saya rasa sudah tidak bisa lagi.
T = Bagaimana caranya agar kita dapat mempengaruhi orang lain secara persuasive melalui ucapan?
J = Be genuine, be real. Jadilah manusia asli. Kalau anda berpura-pura antusias, maka orang akan bisa merasakannya. Kalau anda berpura-pura tulus orang juga akan tahu, walaupun biasanya tata-krama kita mengharuskan kita berpura-pura tidak tahu. Be genuine, be real. Don't be a fake!
Jangan jadi manusia palsu!
(Joko T.)
27 Jun 2013
Toleransi Beragama Bukan Berarti Kebebasan Beragama
Di Indonesia
ada toleransi beragama, kata Joko Tingtong. Tapi bukan kebebasan
beragama. Toleransi beragama tidak sama dengan kebebasan beragama.
Toleransi beragama itu kewajiban, sedangkan kebebasan beragama adalah
hak. Hak kebebasan beragama. Religious Freedom. Itu yg tidak ada
di Indonesia. Kalau orang tidak bisa menganut aliran agama apa saja
sesuai pilihannya, maka artinya tidak ada hak kebebasan beragama. NKRI
hanya menjamin toleransi, bukan kebebasan beragama. Dan itu sama saja
dengan di negara Komunis. Cina Komunis juga menjamin toleransi beragama,
tetapi bukan kebebasan beragama. Cina Komunis bergeraknya
seperti Orde Baru, lewat para pendakwah yg harus menyuarakan ideologi
pemerintah. Di jaman Orde Baru, semua ulama dianggap sebagai kader
pemerintah. Tidak bebas mengungkapkan isi pikirannya sendiri. Di Era
Reformasi, praktek Orde Baru dihentikan, dan negara cuma menjamin
toleransi. Bukan kebebasan beragama. Anda tetap tidak bebas untuk
menganut aliran apa saja karena dipaksa dengan kasar maupun halus untuk
mengikuti aliran-aliran yg resmi. Atau setengah resmi. Masih mirip
dengan praktek di Cina Komunis saat ini dimana para tokoh agama
bersimbiosis mutualisma dengan pemerintah. Satu dunia tahu itu. Hak
asasi kebebasan beragama paling rendah di Cina, dan Indonesia cuma
sedikit lebih baik dibandingkan Cina. Tapi masih jauh terbelakang
dibandingkan negara-negara Barat dimana HAM Kebebasan Beragama dijamin
penuh. Indonesia ini terbelakang dalam bidang keagamaan. Termasuk salah
satu yg terbelakang di dunia. Satu level dengan India.
Joko Tingtong heran melihat begitu banyak pejabat Indonesia berbangga kepada dunia luar tentang indahnya toleransi beragama di Indonesia. Sampah kok dibilang indah? Ada sampah organik, ada sampah non organik. Sampah organik juga berkelas, dari KW 1 sampai KW 3. Kualitas 1 sampai 3. Sampah non organik tidak pakai kelas. Semuanya sampah. Dan harus dipisahkan. Untuk didaur ulang. Itu manajemen sampah di negara-negara maju. Dan padanannya di Indonesia cuma dalam hal manajemen keagamaan. Agama KW 1 tidak boleh dicampur dengan agama KW 2, tidak boleh dicampur dengan agama KW 3. Tidak saling mengganggu. Kepercayaan terhadap Tuhan YME tidak boleh dicampur dengan agama. Tidak boleh dicampur karena akan didaur ulang kalau menurut filosofi manajemen sampah. Tidak boleh dicampur karena akan mengakibatkan tercemarnya ajaran luhur, kalau menurut manajemen agama. Bukan toleransi juga sebenarnya, melainkan pemisahan sampah menurut jenis dan kualitasnya. Kalau tidak mau menjadi sampah bagaimana? Atau, kalau mau menjadi sampah nuklir yg belum bisa diolah oleh Indonesia bagaimana?
Tentu saja tidak bisa. Di Indonesia, semua manusia harus jadi sampah. Semua harus beragama atau menganut kepercayaan kepada Tuhan yg maha esa. Ada toleransi, tapi itu bukan kebebasan beragama. Anda tidak bisa menjadi sampah nuklir. Anda tidak bisa keluar dari kategori sampah seperti ditentukan oleh pemerintah NKRI. Anda harus pakai software seperti telah dilisensi oleh pemerintah kita. Namanya software agama resmi. Atau sampah resmi? Sampah-sampah yg tidak diakui oleh pemerintah NKRI tidak memperoleh hak asasi untuk diolah. Harus mengolah diri sendiri dengan pakai topeng seolah-olah sampah resmi. Kita bisa pakai analogi lain, dengan istilah hardware dan software. Tubuh anda hardware, dan agama itu software. Dalam dunia teknologi informasi, tubuh anda adalah komputer, dan agama adalah program yg anda gunakan. Anda bisa buka internet pakai Mozilla Firefox, bisa juga pakai Internet Explorer. Mozilla dan Explorer itu software, perangkat lunak, bisa dipertukarkan. Komputer anda adalah hardware, perangkat keras. Cuma satu-satunya. Tubuh anda perangkat keras, dan agama dalam berbagai bentuk aliran serta kepercayaannya adalah perangkat lunak. Perangkat lunak ada banyak jenisnya, bisa dipertukarkan. Tapi tubuh fisik anda tetap.
Ada perangkat lunak yg menampilkan tulisan berbunyi, "Semua perangkat lunak lainnya adalah buatan Setan, dan perangkat lunak yg anda pakai sekarang adalah satu-satunya dari Allah; kalau anda berani pakai perangkat lunak lainnya, maka Allah akan mengadzab anda." Begitu tulisan yg muncul setiap kali anda pakai software berupa agama resmi dari pemerintah NKRI. Tapi tentu saja peringatan itu bisa anda abaikan. Anda bisa ganti pakai software lain, bahkan yg tak berlisensi. Bisa diunduh gratis di internet. Memang tidak dilisensi oleh pemerintah, tetapi bisa dipakai. Dan komputer atau tubuh fisik anda tetap. Tidak rusak. Tidak diadzab Allah. Agama seperti itu, maklum perangkat lunak. Saling bersaing yg sebenarnya cukup sehat asalkan pemerintah tidak ikut-ikutan. Sayangnya, NKRI ikut-ikutan mendukung penjarahan pasar oleh perangkat lunak resminya. Tubuh anda adalah perangkat keras. Diharamkan untuk menggunakan perangkat lunak tidak resmi. Pedahal pemilik tubuh fisik anda adalah anda sendiri. Tubuh anda adalah milik anda sendiri, tetapi NKRI bilang anda tidak bisa gunakan tubuh anda untuk pakai software yg anda suka. Ini pelanggaran hak asasi manusia yg sangat serius. Masih berlangsung sampai detik ini.
Kalau pakai software berlisensi dari pemerintah NKRI, anda tidak boleh melenceng satu garispun. Kalau melenceng, anda akan dilabel kena virus. Contoh kena virus adalah mengaku sebagai rosul, atau berpendapat bisa sholat ke arah mana saja. Itu kena virus, kata pejabat pemerintah. Dan harus disetel ulang. Reset. Pedahal anda menggunakan hardware milik anda pribadi. Tubuh anda sendiri. Bukan pinjaman dari pemerintah. Tubuh anda sendiri tidak bisa anda pakai untuk menjalankan software yg anda sukai. Anda dipaksa dengan cara halus maupun kasar untuk bersih dari segala macam software tak berlisensi. Anda bahkan tidak boleh kena virus.
Dan berikut percakapan pelengkapnya:
T = Dari perantauanku yang blusak blusuk sana sini: para kyai yang dibilang linuwih pastilah karena ada keturunan dari orang linuwih juga. So silsilah sangat berperan dalam pembentukan orang linuwih ini di kalangan para kiyai dan para santrinya. Ini copian ato karena gender pembawan seperti ilmu IPA itu. So kalo orang yang ndak punya sisilah ato keturunan dari para orang linuwih akan kesulitan untuk merangkak naik spiritualnya karena banyak sandungan disana. Misalnya wejangan kyai pada santrinya: "Jangan coba aneh-aneh ndak sholat kayak Gus A dan sebagainya, dia itu jelas silsilahnya, kamu wong ndak punya sisilah kok neko-neko?"
J = Kayak anjing ras saja pakai silsilah (stamboom).
T = Ato yang lain juga: "Jangan ngikutin gerak gerik perilaku Gus B, ndak bakalan nyampe kita dengan nalar dia, kita nggak sama dengan makomnya dia." Atau, "Jangan ngikutin Joko Tingtong, makom seseorang berbeda, kamu yg ndak ada nasib sama sekali, jangan aneh-aneh ikut-ikutan kayak Mas Joko, dia itu wes duwur makome". Makom, derajat, tingkatan-tingkatan spiritual itu memang benar ada to?
J = Kalau menggunakan sistem kepercayaan dari kyai yg tinggal di kampung-kampung, ya jelas ada. Saya sendiri tidak pakai pengertian ala makom. Saya membantu manusia biasa untuk menjadi diri sendiri. Sama saja seperti saya, seorang manusia biasa yg menjadi diri sendiri. We don't even use the term linuwih. Linuwih itu apa sih? Bisa naik babut terbang? Bisa panggil Jin? Bisa usir Setan?
T = Apakah memang orang yang berspiritual (kyai linuwih, wali, nabi, orang yg dokdeng ahli spirituallah dan sebagainya) mesti harus dapat isaroh dulu yang aneh-aneh untuk menjadi orang yang spiritualnya paling bagus/ paling oke (dapat maok, derajat tingkatan spiritual) seperti Mas Joko liat Syeh Abdul Khodir Jailani, Dewi Kwan Im, Ganesha, Yesus ato yang lainnya?
J = Saya melihat mereka bertahun-tahun yg lalu ketika saya wirid dengan fokus di cakra gerbang alam semesta. Cakra ini tersembunyi, dan tidak banyak yg tahu. Pedahal tempatnya persis di atas kepala kita. Kalau kita angkat kedua tangan kita setinggi-tingginya di atas kepala, maka kita akan menyentuh cakra gerbang. Jadi, bukan seperti bola yg mengambang persis di atas kepala kita, melainkan lebih atas lagi. Jaraknya setinggi tangan kita. Kalau mau dicoba meditasi dengan fokus disana, mungkin teman-teman lainnya juga akan memperoleh berbagai penampakan. Coba saja, it's very easy. Tanpa perlu makom.
by Leonardo Rimba
Joko Tingtong heran melihat begitu banyak pejabat Indonesia berbangga kepada dunia luar tentang indahnya toleransi beragama di Indonesia. Sampah kok dibilang indah? Ada sampah organik, ada sampah non organik. Sampah organik juga berkelas, dari KW 1 sampai KW 3. Kualitas 1 sampai 3. Sampah non organik tidak pakai kelas. Semuanya sampah. Dan harus dipisahkan. Untuk didaur ulang. Itu manajemen sampah di negara-negara maju. Dan padanannya di Indonesia cuma dalam hal manajemen keagamaan. Agama KW 1 tidak boleh dicampur dengan agama KW 2, tidak boleh dicampur dengan agama KW 3. Tidak saling mengganggu. Kepercayaan terhadap Tuhan YME tidak boleh dicampur dengan agama. Tidak boleh dicampur karena akan didaur ulang kalau menurut filosofi manajemen sampah. Tidak boleh dicampur karena akan mengakibatkan tercemarnya ajaran luhur, kalau menurut manajemen agama. Bukan toleransi juga sebenarnya, melainkan pemisahan sampah menurut jenis dan kualitasnya. Kalau tidak mau menjadi sampah bagaimana? Atau, kalau mau menjadi sampah nuklir yg belum bisa diolah oleh Indonesia bagaimana?
Tentu saja tidak bisa. Di Indonesia, semua manusia harus jadi sampah. Semua harus beragama atau menganut kepercayaan kepada Tuhan yg maha esa. Ada toleransi, tapi itu bukan kebebasan beragama. Anda tidak bisa menjadi sampah nuklir. Anda tidak bisa keluar dari kategori sampah seperti ditentukan oleh pemerintah NKRI. Anda harus pakai software seperti telah dilisensi oleh pemerintah kita. Namanya software agama resmi. Atau sampah resmi? Sampah-sampah yg tidak diakui oleh pemerintah NKRI tidak memperoleh hak asasi untuk diolah. Harus mengolah diri sendiri dengan pakai topeng seolah-olah sampah resmi. Kita bisa pakai analogi lain, dengan istilah hardware dan software. Tubuh anda hardware, dan agama itu software. Dalam dunia teknologi informasi, tubuh anda adalah komputer, dan agama adalah program yg anda gunakan. Anda bisa buka internet pakai Mozilla Firefox, bisa juga pakai Internet Explorer. Mozilla dan Explorer itu software, perangkat lunak, bisa dipertukarkan. Komputer anda adalah hardware, perangkat keras. Cuma satu-satunya. Tubuh anda perangkat keras, dan agama dalam berbagai bentuk aliran serta kepercayaannya adalah perangkat lunak. Perangkat lunak ada banyak jenisnya, bisa dipertukarkan. Tapi tubuh fisik anda tetap.
Ada perangkat lunak yg menampilkan tulisan berbunyi, "Semua perangkat lunak lainnya adalah buatan Setan, dan perangkat lunak yg anda pakai sekarang adalah satu-satunya dari Allah; kalau anda berani pakai perangkat lunak lainnya, maka Allah akan mengadzab anda." Begitu tulisan yg muncul setiap kali anda pakai software berupa agama resmi dari pemerintah NKRI. Tapi tentu saja peringatan itu bisa anda abaikan. Anda bisa ganti pakai software lain, bahkan yg tak berlisensi. Bisa diunduh gratis di internet. Memang tidak dilisensi oleh pemerintah, tetapi bisa dipakai. Dan komputer atau tubuh fisik anda tetap. Tidak rusak. Tidak diadzab Allah. Agama seperti itu, maklum perangkat lunak. Saling bersaing yg sebenarnya cukup sehat asalkan pemerintah tidak ikut-ikutan. Sayangnya, NKRI ikut-ikutan mendukung penjarahan pasar oleh perangkat lunak resminya. Tubuh anda adalah perangkat keras. Diharamkan untuk menggunakan perangkat lunak tidak resmi. Pedahal pemilik tubuh fisik anda adalah anda sendiri. Tubuh anda adalah milik anda sendiri, tetapi NKRI bilang anda tidak bisa gunakan tubuh anda untuk pakai software yg anda suka. Ini pelanggaran hak asasi manusia yg sangat serius. Masih berlangsung sampai detik ini.
Kalau pakai software berlisensi dari pemerintah NKRI, anda tidak boleh melenceng satu garispun. Kalau melenceng, anda akan dilabel kena virus. Contoh kena virus adalah mengaku sebagai rosul, atau berpendapat bisa sholat ke arah mana saja. Itu kena virus, kata pejabat pemerintah. Dan harus disetel ulang. Reset. Pedahal anda menggunakan hardware milik anda pribadi. Tubuh anda sendiri. Bukan pinjaman dari pemerintah. Tubuh anda sendiri tidak bisa anda pakai untuk menjalankan software yg anda sukai. Anda dipaksa dengan cara halus maupun kasar untuk bersih dari segala macam software tak berlisensi. Anda bahkan tidak boleh kena virus.
Dan berikut percakapan pelengkapnya:
T = Dari perantauanku yang blusak blusuk sana sini: para kyai yang dibilang linuwih pastilah karena ada keturunan dari orang linuwih juga. So silsilah sangat berperan dalam pembentukan orang linuwih ini di kalangan para kiyai dan para santrinya. Ini copian ato karena gender pembawan seperti ilmu IPA itu. So kalo orang yang ndak punya sisilah ato keturunan dari para orang linuwih akan kesulitan untuk merangkak naik spiritualnya karena banyak sandungan disana. Misalnya wejangan kyai pada santrinya: "Jangan coba aneh-aneh ndak sholat kayak Gus A dan sebagainya, dia itu jelas silsilahnya, kamu wong ndak punya sisilah kok neko-neko?"
J = Kayak anjing ras saja pakai silsilah (stamboom).
T = Ato yang lain juga: "Jangan ngikutin gerak gerik perilaku Gus B, ndak bakalan nyampe kita dengan nalar dia, kita nggak sama dengan makomnya dia." Atau, "Jangan ngikutin Joko Tingtong, makom seseorang berbeda, kamu yg ndak ada nasib sama sekali, jangan aneh-aneh ikut-ikutan kayak Mas Joko, dia itu wes duwur makome". Makom, derajat, tingkatan-tingkatan spiritual itu memang benar ada to?
J = Kalau menggunakan sistem kepercayaan dari kyai yg tinggal di kampung-kampung, ya jelas ada. Saya sendiri tidak pakai pengertian ala makom. Saya membantu manusia biasa untuk menjadi diri sendiri. Sama saja seperti saya, seorang manusia biasa yg menjadi diri sendiri. We don't even use the term linuwih. Linuwih itu apa sih? Bisa naik babut terbang? Bisa panggil Jin? Bisa usir Setan?
T = Apakah memang orang yang berspiritual (kyai linuwih, wali, nabi, orang yg dokdeng ahli spirituallah dan sebagainya) mesti harus dapat isaroh dulu yang aneh-aneh untuk menjadi orang yang spiritualnya paling bagus/ paling oke (dapat maok, derajat tingkatan spiritual) seperti Mas Joko liat Syeh Abdul Khodir Jailani, Dewi Kwan Im, Ganesha, Yesus ato yang lainnya?
J = Saya melihat mereka bertahun-tahun yg lalu ketika saya wirid dengan fokus di cakra gerbang alam semesta. Cakra ini tersembunyi, dan tidak banyak yg tahu. Pedahal tempatnya persis di atas kepala kita. Kalau kita angkat kedua tangan kita setinggi-tingginya di atas kepala, maka kita akan menyentuh cakra gerbang. Jadi, bukan seperti bola yg mengambang persis di atas kepala kita, melainkan lebih atas lagi. Jaraknya setinggi tangan kita. Kalau mau dicoba meditasi dengan fokus disana, mungkin teman-teman lainnya juga akan memperoleh berbagai penampakan. Coba saja, it's very easy. Tanpa perlu makom.
by Leonardo Rimba
26 Jun 2013
Mata Ketiga Tidak Bisa Terbuka atau Tertutup
Ratusan orang
telah berubah hidupnya setelah bertemu langsung dengan Joko Tingtong. Yg
tidak bertemu langsung ribuan orang. Hanya dengan membaca tanya-jawab
dan soliloquynya. Soliloquy artinya bicara sendiri, seperti orang
kerawuhan. Pedahal benar. Benar kerawuhan karena Joko langsung lupa apa
yg pernah diucapkannya, lupa dalam hitungan menit saja. Tapi itu
kata-kata yg diucapkan akan berjalan sendiri mencapai tujuannya. Itulah
kekuatan gelombang otak kita ketika menyambung dengan gelombang otak
manusia lainnya. Gelombang otak Alpha ke bawah, gelombang otak rendah.
Theta dan Delta yg sering disebutnya sebagai gelombang otak Kunfayakun.
Bukan berarti Joko narcis, tidak begitu. Narcisme adalah mencintai diri
sendiri secara berlebihan sehingga tidak bisa mencintai manusia lainnya.
Joko mencintai banyak manusia, termasuk anda. Sehingga dibukakanlah
pintu kamar prakteknya pagi ini. Anda bisa lihat tanya-jawabnya,
walaupun Joko dan dua orang teman berbeda itu tidak bisa melihat anda.
Beginilah!
PERCAKAPAN 1
T = Salam kenal Mas Joko, saya X, 12 April 1973, single, mohon pencerahan atas arti hidup ini, semoga Mas Joko dapat membantu.
Akhir akhir ini saya selalu mencari penjelasan kepada orang orang yang saya anggap mampu dalam hal mistik mengenai siapa diri saya, harus gimana memperbaiki kualitas hidup di dunia ini, namun jawaban yang berbeda bikin saya penasaran dan membuat saya mencari lewat dunia maya. Dari situlah saya tertarik dengan spiritual, karena dulunya saya paling tidak percaya dengan Tuhan, Katolik yang selama ini saya anut adalah KTP, walau ibu adalah Katolik tulen. Saya sering melakukan meditasi, walaupun tidak tahu cara bermeditasi. Ada saatnya merasakan manfaat dari meditasi dan ada kalanya menyalahkan meditasi atas sakit yang saya derita (lumpuh karena saraf terjepit, dll). Cakra mahkota saya rasakan adanya sensasi tekanan sudah lama, namun sampai saat ini yg namanya kelebihan-kelebihan itu gak ada. Saya pernah divonis banyak kuasa gelap di diri saya, dan dibersihkan oleh guru meditasi, dan katanya akan memperlancar aliran rejeki.
Yang ada setelah itu saya tidak bisa mengontrol emosi, dan beban kehidupan saya rasakan tambah berat, kondisi pemasukan malah mandek. Tidak lama ini saya juga merasakan seakan adanya energi dari bawah yg mengalir ke atas, gelembung berjalan saat berbaring, dan getaran/vibrasi yang timbul sebentar dan menghilang lagi, namun tetap tidak merasakan kemampuan lebih.
Dari sekilas kondisi pribadi saya saat ini, ada beberapa pertanyaan yang saya ingin sampaikan ke Mas Joko. Apa benar kalau kita mengasah mata ketiga bisa membelokkan kita mencari pencerahan atas arti hidup ini?
J = Benar, kalau anda anggap benar begitu.
T = Apakah kundalini saya telah bangkit?
J = Sudah.
T = Apa arti dari getaran/vibrasi yang kadang timbul dan hilang?
J = Perputaran energi di tubuh anda sendiri.
T = Apakah orang yang mendalami spiritual kehidupan di dunia ini akan lebih banyak cobaan?
J = Tidak juga.
T = Apakah untuk terbukanya mata ketiga harus melewati puasa dan tidak tidur?
J = Tidak juga.
PERCAKAPAN 2
T = Mas Joko, saya Nyoman (37 tahun). Saya pernah dipotret aura, terus dibilang berwarna indigo? Apakah itu benar? Apa artinya itu? Kenapa saya dikatakan punya bakat jadi penyembuh?
J = Warna indigo artinya anda umumnya sudah berada dalam kondisi gelombang otak Alpha ke bawah. Artinya sudah samadhi hampir setiap saat. Saya juga seperti itu. Dan memang berbakat menjadi penyembuh, kalau anda mau. Caranya bisa anda ciptakan sendiri. Ikuti saja apa yg muncul di dalam pikiran anda, namanya intuisi.
T = Kenapa saya tidak bisa klop/plong menjalankan agama tradisi Hindu Bali saya yang sangat menekankan ritual? Saya ingin keluar dari situ, tapi karena hidup di sebuah desa di Bali, saya mau tidak mau terlibat di dalamnya.
J = Saya juga tidak klop dengan ritual. Saya tidak pernah ikut ritual dari aliran apapun kecuali saya mau. Terkadang saya mau, terkadang tidak mau. Tergantung situasi.
T = Tahun 1994 saya mengalami kekerasan di kampus. Saya lari dari sana karena mengalami banyak hal yg menteror baik fisik, mental, spiritual. Selama tiga bulan saya berdiam diri. Tidak bisa ngomong. Apakah peristiwa ini berdampak pada Mata Ketiga saya? Apa yang menyebabkan saya alami kejadian itu? Apakah saya punya hutang di masa kehidupan saya sebelumnya? Kapan itu? Sebagai apa?
J = Pengalaman anda di masa lalu merupakan hal yg sambung menyambung dengan masa kini. Seolah Alam Semesta membimbing anda, untuk menjadikan anda sebagai anda yg sekarang. Maksudnya apa, anda bisa tanya sendiri kepada diri anda. Hutang masa lalu hanyalah konsep yg berlaku bagi orang yg mempercayainya. Saya sendiri tidak percaya konsep itu. Saya percaya konsep sinkronisitas, jadi seolah ada yg mengatur agar kita hidup sambung-menyambung. Dari satu titik menyambung ke titik lainnya tanpa kita berusaha. Namanya sinkronisitas. Mungkin secara intuitif anda sudah tahu, tapi belum bisa mengungkapkannya. Suatu saat anda akan bisa.
T = Apakah saat ini saya sudah berada dalam track yg betul dalam misi hidup saya? Apakah benar misi hidup saya dalam bidang pendidikan dan tulis menulis? Apakah saya punya bakat menulis yang cukup? Kenapa saya sangat moody?
J = Tentu saja anda sudah betul. Kalaupun ada, mungkin cuma penyesuaian sedikit demi sedikit. Anda moody karena merasa tidak bisa full menjadi diri sendiri. Kalau anda mau menjadi diri sendiri, maka mood anda akan lebih stabil. Saya bisa merasakan anda. Saya seperti anda dulu.
T = Kenapa saya sulit meningkatkan kemampuan bahasa Inggris saya?
J = Karena anda tidak mau pakai itu bahasa. Untuk meningkatkan bahasa Inggris, anda harus berpikir dengan bahasa Inggris. Bicara dengan bahasa Inggris, dan membaca dalam bahasa Inggris. Itu saya lakukan, waktu saya belajar bahasa Inggris. Sekarangpun bacaan saya semuanya bahasa Inggris. Saya membaca dalam bahasa Inggris, dan menulis dalam bahasa Indonesia.
T = Kenapa dada kiri saya sering sakit? Terutama saat cuaca dingin?
J = Kemungkinan itu masalah medis. Kalau medis, anda harus mencari solusi medis juga.
T = Karena terlalu banyak, agaknya sekian dulu. Mohon juga diberikan tips agar Mata Ketiga saya bisa terbuka.
J = Mata Ketiga adalah kelenjar pineal, letaknya di tengah kepala kita. Tidak ada kelopaknya, sehingga tidak bisa terbuka maupun tertutup.
Beginilah!
PERCAKAPAN 1
T = Salam kenal Mas Joko, saya X, 12 April 1973, single, mohon pencerahan atas arti hidup ini, semoga Mas Joko dapat membantu.
Akhir akhir ini saya selalu mencari penjelasan kepada orang orang yang saya anggap mampu dalam hal mistik mengenai siapa diri saya, harus gimana memperbaiki kualitas hidup di dunia ini, namun jawaban yang berbeda bikin saya penasaran dan membuat saya mencari lewat dunia maya. Dari situlah saya tertarik dengan spiritual, karena dulunya saya paling tidak percaya dengan Tuhan, Katolik yang selama ini saya anut adalah KTP, walau ibu adalah Katolik tulen. Saya sering melakukan meditasi, walaupun tidak tahu cara bermeditasi. Ada saatnya merasakan manfaat dari meditasi dan ada kalanya menyalahkan meditasi atas sakit yang saya derita (lumpuh karena saraf terjepit, dll). Cakra mahkota saya rasakan adanya sensasi tekanan sudah lama, namun sampai saat ini yg namanya kelebihan-kelebihan itu gak ada. Saya pernah divonis banyak kuasa gelap di diri saya, dan dibersihkan oleh guru meditasi, dan katanya akan memperlancar aliran rejeki.
Yang ada setelah itu saya tidak bisa mengontrol emosi, dan beban kehidupan saya rasakan tambah berat, kondisi pemasukan malah mandek. Tidak lama ini saya juga merasakan seakan adanya energi dari bawah yg mengalir ke atas, gelembung berjalan saat berbaring, dan getaran/vibrasi yang timbul sebentar dan menghilang lagi, namun tetap tidak merasakan kemampuan lebih.
Dari sekilas kondisi pribadi saya saat ini, ada beberapa pertanyaan yang saya ingin sampaikan ke Mas Joko. Apa benar kalau kita mengasah mata ketiga bisa membelokkan kita mencari pencerahan atas arti hidup ini?
J = Benar, kalau anda anggap benar begitu.
T = Apakah kundalini saya telah bangkit?
J = Sudah.
T = Apa arti dari getaran/vibrasi yang kadang timbul dan hilang?
J = Perputaran energi di tubuh anda sendiri.
T = Apakah orang yang mendalami spiritual kehidupan di dunia ini akan lebih banyak cobaan?
J = Tidak juga.
T = Apakah untuk terbukanya mata ketiga harus melewati puasa dan tidak tidur?
J = Tidak juga.
PERCAKAPAN 2
T = Mas Joko, saya Nyoman (37 tahun). Saya pernah dipotret aura, terus dibilang berwarna indigo? Apakah itu benar? Apa artinya itu? Kenapa saya dikatakan punya bakat jadi penyembuh?
J = Warna indigo artinya anda umumnya sudah berada dalam kondisi gelombang otak Alpha ke bawah. Artinya sudah samadhi hampir setiap saat. Saya juga seperti itu. Dan memang berbakat menjadi penyembuh, kalau anda mau. Caranya bisa anda ciptakan sendiri. Ikuti saja apa yg muncul di dalam pikiran anda, namanya intuisi.
T = Kenapa saya tidak bisa klop/plong menjalankan agama tradisi Hindu Bali saya yang sangat menekankan ritual? Saya ingin keluar dari situ, tapi karena hidup di sebuah desa di Bali, saya mau tidak mau terlibat di dalamnya.
J = Saya juga tidak klop dengan ritual. Saya tidak pernah ikut ritual dari aliran apapun kecuali saya mau. Terkadang saya mau, terkadang tidak mau. Tergantung situasi.
T = Tahun 1994 saya mengalami kekerasan di kampus. Saya lari dari sana karena mengalami banyak hal yg menteror baik fisik, mental, spiritual. Selama tiga bulan saya berdiam diri. Tidak bisa ngomong. Apakah peristiwa ini berdampak pada Mata Ketiga saya? Apa yang menyebabkan saya alami kejadian itu? Apakah saya punya hutang di masa kehidupan saya sebelumnya? Kapan itu? Sebagai apa?
J = Pengalaman anda di masa lalu merupakan hal yg sambung menyambung dengan masa kini. Seolah Alam Semesta membimbing anda, untuk menjadikan anda sebagai anda yg sekarang. Maksudnya apa, anda bisa tanya sendiri kepada diri anda. Hutang masa lalu hanyalah konsep yg berlaku bagi orang yg mempercayainya. Saya sendiri tidak percaya konsep itu. Saya percaya konsep sinkronisitas, jadi seolah ada yg mengatur agar kita hidup sambung-menyambung. Dari satu titik menyambung ke titik lainnya tanpa kita berusaha. Namanya sinkronisitas. Mungkin secara intuitif anda sudah tahu, tapi belum bisa mengungkapkannya. Suatu saat anda akan bisa.
T = Apakah saat ini saya sudah berada dalam track yg betul dalam misi hidup saya? Apakah benar misi hidup saya dalam bidang pendidikan dan tulis menulis? Apakah saya punya bakat menulis yang cukup? Kenapa saya sangat moody?
J = Tentu saja anda sudah betul. Kalaupun ada, mungkin cuma penyesuaian sedikit demi sedikit. Anda moody karena merasa tidak bisa full menjadi diri sendiri. Kalau anda mau menjadi diri sendiri, maka mood anda akan lebih stabil. Saya bisa merasakan anda. Saya seperti anda dulu.
T = Kenapa saya sulit meningkatkan kemampuan bahasa Inggris saya?
J = Karena anda tidak mau pakai itu bahasa. Untuk meningkatkan bahasa Inggris, anda harus berpikir dengan bahasa Inggris. Bicara dengan bahasa Inggris, dan membaca dalam bahasa Inggris. Itu saya lakukan, waktu saya belajar bahasa Inggris. Sekarangpun bacaan saya semuanya bahasa Inggris. Saya membaca dalam bahasa Inggris, dan menulis dalam bahasa Indonesia.
T = Kenapa dada kiri saya sering sakit? Terutama saat cuaca dingin?
J = Kemungkinan itu masalah medis. Kalau medis, anda harus mencari solusi medis juga.
T = Karena terlalu banyak, agaknya sekian dulu. Mohon juga diberikan tips agar Mata Ketiga saya bisa terbuka.
J = Mata Ketiga adalah kelenjar pineal, letaknya di tengah kepala kita. Tidak ada kelopaknya, sehingga tidak bisa terbuka maupun tertutup.
25 Jun 2013
Tidak Akan Ada Allah yg Protes
Joko Tingtong tidak percaya Allah mengirimkan utusan berupa nabi-nabi dengan alasan tidak bisa dikonfirmasi. Kalau anda pesan kamar hotel lewat utusan, maka anda harus bisa dikonfirmasi. Kalau ditelpon akan bilang, ya saya yg pesan. Allah tidak begitu. Yg ada cuma pesanan kamar hotel saja, lewat para utusan, sedangkan yg pesan sendiri tidak bisa dihubungi. Dan tidak pernah muncul juga.
Kalaupun tidak bawa pesanan kamar hotel, mereka yg mengaku diutus Allah tetap saja cuma mengaku-ngaku. Setiap orang bisa mengaku diutus Allah. Di RS Jiwa banyak utusan Allah. Itu cara aman menjadi gila karena Allahnya sendiri memang tidak pernah muncul. Semua orang tahu itu. Bahkan orang gila juga tahu.
Tapi itu bukan berarti Joko Tingtong anti orang yg mengaku dirinya utusan Allah. Menurut Joko, itu HAM, hak asasi manusia untuk mengaku diutus Allah. Hak orang, bukan urusan saya! Kita bukan anak kecil lagi, sudah tahu bahwa agama dan kepercayaan merupakan hasil budaya manusia. Kita tidak perlu berpura-pura. Saya tidak pura-pura. Kalau saya tidak percaya, saya bilang tidak percaya. Inilah spiritualitas saya. Spiritual, rohaniah, batiniah; bukan atheist dan agamis.
Dan juga bukan berarti kita tidak bisa pakai simbol Allah. Bisa saja kalau mau. Joko sering pakai simbol Allah. Setiap orang bisa pakai simbol Allah yg pengertiannya tergantung kita. Joko punya pengertian sendiri tentang Allah. Menurut Joko, Allah adalah proyeksi dari pikiran kita. Segala yg baik kita proyeksikan menjadi Allah. Dan segala yg jelek menjadi Setan. Keduanya hasil pikiran kita. Joko Tingtong lebih relijius dibandingkan dengan orang-orang yg berteriak-teriak Allah.
Walaupun tidak pakai agama, Joko relijius sekali. Allah adalah Al Ilah, sesuatu yg disembah. Bagian dari kesadaran saya sendiri, kata Joko. Dan bagian dari kesadaran anda juga. Menyembah Allah tidak harus dengan menyiksa diri. Joko tidak suka menyiksa diri. Kalau anda masih waras, seharusnya anda juga tidak mau menyiksa diri.
Konsep itu mati, tetapi ketika kita mempercayainya, dia menjadi hidup. Konsep mati akan jadi hidup ketika kita percaya. Yg bekerja adalah pikiran kita sendiri. Alam sadar dan alam bawah sadar kita. Allah itu konsep mati, menjadi hidup ketika kita percaya. Joko percaya konsep Allah menurut pengertiannya sendiri, bukan dari agama. Jalan terus saja, kata Joko Tingtong kepada mereka yg bertanya. Joko sendiri percaya dirinya satu aliran dengan Syech Abdul Qadir Jaelani dan Hamsah Fansuri. Mereka dengan kosa kata yg sesuai jamannya, Joko dengan kosa kata yg aktual di jamannya juga. Tanpa perlu memuliakan manusia ini dan itu. Kita semua sederajat.
Anda bisa berbagi pemahaman anda pribadi. Tidak perlu mempersoalkan pemahaman orang lain. Itu yg namanya berbagi, saling berbagi, dan orang Indonesia masih sangat bodoh tentang hal itu. Yg selalu diributkan adalah orang lain. Mernurut Joko, anda tidak perlu meributkan orang lain. Tiap orang memang punya pemahaman sendiri, dan tidak perlu diperdebatkan. Tidak perlu diributkan. Orang Indonesia terbiasa menyalahkan orang, dan tidak terbiasa untuk mengemukakan pendapat. Selalu takut disalahkan, makanya selalu menyalahkan orang lain.
Joko berpendapat agama tetap diperlukan. Bukan ajaran agama yg bisa ditinggalkan kalau sudah tidak relevan, melainkan upacaranya. Upacara keagamaan yg baku bisa tetap dipertahankan untuk dilakukan pada saat yg tepat. Cuma itu saja fungsi agama di masa depan. Inggris seperti itu sekarang, masih pakai upacara keagamaan. Belanda bahkan sudah tidak pakai doa-doa lagi. Walaupun upacara penobatan Raja Belanda dilakukan di dalam gedung gereja, tidak ada satupun doa yg diucapkan. Pemisahan agama dan negara secara total bisa dilakukan karena semua orang mengerti bahwa agama dibuat. Karena dibuat maka bisa ditinggalkan. Tidak akan ada Allah yg akan protes.
Dan berikut percakapan hari ini.
T = Setiap manusia selain ada Roh Suci-nya, juga diberi penuntun, yakni Sang Guru Sejati (SGS), pastinya ini nama lain dari Malaikat Pelindung.
J = Setahu saya malaikat pelindung itu kepercayaan yg sudah ada di orang Yahudi sejak lebih dari 2000 tahun yg lalu. Malahan di masyarakat Kristen sudah berkembang sedemikian rupa sehingga dipercayai bahwa tiap orang punya malaikat baik dan malaikat jahat. Malaikat baik warnanya putih, dan malaikat jahat warnanya hitam. Malaikat baik tempatnya di kanan kita, dan malaikat jahat tempatnya di kiri kita. Jadi, kalau kita memutuskan untuk check in di hotel bersama orang yg bukan pasangan hidup kita, maka kedua malaikat ini akan saling adu otot memberikan argumentasi masing-masing. Pros and cons.
Pedahal cuma pikiran kita sendiri saja yg terombang-ambing. Pikiran kita yg dewasa cenderung mau check in saja karena orangnya oke dan kapan lagi bisa dapat kesempatan yg terakhir dan sempurna seperti ini. Tetapi pikiran kita yg kekanak-kanakan akan bilang bahwa ada Allah yg akan menurunkan gempa bumi ketika kita sedang berada di atas ranjang.Ternyata itu benar, ada goyang-goyang di atas ranjang hotel yg rasanya enak. Akhirnya, lama kelamaan kedua malaikat ini akan makin lemah baterainya karena kita sudah bisa berpikir tanpa menggunakan konsep malaikat lagi. Kita sudah bisa berpikir untung rugi secara rasional.
T = By the way, selama beberapa bulan terakhir telinga kanan saya mendenging kencang, sampai saya merasa sangat terganggu. Sekarang sudah mereda.
J = Suara mendenging di telinga bukan hal yg aneh. Banyak dari kita mengalaminya juga. Mungkin penyebabnya perbedaan antara tekanan udara di luar dan di dalam kuping kita. Kalau tekanan udara terlalu rendah atau terlalu tinggi, maka kuping kita bisa sakit sendiri. Kuping itu alat penyeimbang tubuh fisik kita sehingga kita bisa menghadapi pergerakan yg muncul di sekitar kita.
T = Selain itu, dalam beberapa bulan terakhir saya sering mimpi banjir dimana-mana, dan saya selalu nyaris tenggelam, tapi selalu saja selamat, kadang mimpi ada ledakan dimana-mana, juga sesuatu jatuh dari angkasa.
J = Memang akan ada banyak bencana, kita semua sudah tahu itu. Bencana alam terbesar di dunia malahan terjadi di Aceh dan bukan di bagian dunia lainnya. Kita bisa bilang itu kebetulan, tetapi sebenarnya tidak ada yg kebetulan melainkan sinrkon. Sinchronicity is the rule. Sinkronisitas artinya kesesuaian antara energi yg dipancarkan oleh para manusianya dan alam sekitar. Kalau banyak energi resah gelisah yg dipancarkan, maka alam akan menyerap itu. Kalau alamnya sudah tidak kuat lagi maka akan dilepaskan. Bencana banjir di Jakarta yg hadir setiap tahun juga bisa dilihat dalam konteks sinkronisitas itu. Air sifatnya melarutkan segala tindakan yg sifatnya panas seperti api. Karena Jakarta terlalu penuh oleh tindakan manusia api, maka alam mengatur agar dilakukan pembersihan berupa banjir setiap tahun. Beberapa tahun sekali akan ada banjir besar yg akan menenggelamkan separuh Jakarta. Cukup masuk akal bukan?
Kalau mau percaya malaikat, ya percayalah. Ujung-ujungnya akan menjadi orang yg sedikit aneh tetapi masih bisa lebih diterima masyarakat umum dibandingkan dengan orang fanatik beragama. Orang yg percaya bahwa kita manusia bisa berhubungan dengan malaikat bukanlah orang fanatik. Orang fanatik justru akan menyalahkan para pencinta malaikat ini. Akan dibilang sesat.
Pedahal tidak ada yg sesat maupun tidak sesat karena segalanya cuma konsep saja. Kalau konsep itu dihayati, maka manusianya bisa saja bertemu dengan malaikat. Bisa bertemu dalam mimpi, bisa bertemu dalam keadaan antara sadar dan tidur. Banyak orang masa lalu dan masa kini yg mengaku bertemu malaikat. Karena orangnya percaya malaikat, maka muncullah sang malaikat yg secara fisik sebenarnya tidak ada. Yg ada cuma konsep di diri manusianya sendiri. Konsep ini diajak komunikasi. Diajak berbicara... Akhirnya terjadi tanya-jawab antara si manusia dan malaikatnya itu. Manusianya bahkan bisa merasakan mendengar suara secara fisik, bisa merasa melihat secara fisik. Pedahal tidak ada siapapun. Yg ada cuma si manusia itu yg berkomunikasi dengan dirinya sendiri saja.
by Leonardo Rimba
23 Jun 2013
Kita Tetap Perlu Setan Seperti Kita Perlu Tuhan
Tidak perlu ada yg disalahkan dalam
hidup, kata Joko Tingtong. Sudah lama Joko tidak menyalahkan siapapun. Tidak
menyalahkan masa lalu, tidak menyalahkan pemerintah, tidak menyalahkan mereka
yg diperintah. Tidak mencari apa yg salah, tetapi mencari apa yg betul. Apakah
yg betul? Kalau sudah dapat, itu saja yg dipegang. Dijalani, dinikmati.
Saya bukan orang sadis, tidak suka menyakiti.
Bukan pula orang masokis, yg suka disakiti. Bawahan dan atasan dalam konteks
budaya Indonesia biasanya mengkonotasikan rasa sakit. Ada yg suka menyakiti,
biasanya atasan. Dan ada yg suka disakiti, biasanya bawahan. Kalau tidak ada
rasa sakit, mungkin tidak akan ada kepuasan. Puasnya penghuni iklim budaya
Indonesia selalu melibatkan rasa sakit. Semakin intensif rasa sakitnya, semakin
dianggap dalam. Kata lainnya tinggi. Dalam dan tinggi, turun dan naik. Sumur
dan anak tangga. Panci dan kompor. Mungkin karena budaya kita dulu swa sembada,
sehingga harus lengkap segalanya.
Jalan pikiran orang Barat tidak
begitu. Mereka tidak mengenal sistem sakit-menyakiti, kecuali orang yg
bergabung dalam komunitas S/M. Ini komunitas sado-masochistic. Joko tidak
pernah terlibat langsung. Paling jauh cuma lihat di bokep atawa film porno.
Terlihat ada yg diikat. Menikmati diikat dan diembat. Tapi itupun hanya sebatas
film saja. Atau sebatas permainan imajinasi. Imajinasi seks liar. Begitu cara
mainnya di tempat tidur, dan tidak selalu begitu di luar tempat tidur.
Indonesia kebalikannya. Di atas
maupun di luar tempat tidur, permainan sakit-menyakiti dibawa ke segala sendi
kehidupan masyarakat. Ada yg minta diturut, dan ada yg menurut. Bisa berjalan
lancar kalau skenario diikuti dengan sempurna yg, semakin lama, semakin susah.
Semakin susah mengikuti jalan cerita insan Indonesia tradisional karena budaya
Barat makin lama makin merasuk.
Orang tidak lagi percaya setan,
contohnya. Dan itu sudah suatu kerugian tersendiri, karena kambing hitam tidak
bisa ditemukan secara instant. Kita tetap perlu Setan seperti
kita perlu Tuhan. Kalau anda tidak percaya Setan, kerumitan tersendiri akan
muncul. Seperti yg berikut:
T
= Mas Joko, saya ingin bertanya sesuatu yg lebih dalam, entah ini cenderung
psikologis atau spiritualis. Saya telah membaca tulisan anda, dan saya
menyimpulkan bahwa sebenarnya kita manusia memiliki energi yang sama, yang
berasal dari suatu energi pusat (Tuhan), atau saya menyebutnya bahwa manusia
bersahabat dengan Tuhan, manusia adalah sahabat yg menghormati Tuhan.
J
= Manusia memiliki energi, dan energi itu sama, baik yg berada di pusat maupun
di daerah. Kita bisa bilang bahwa energi ini Tuhan. Itu bisa saja, dan memang
selalu bersahabat.
T
= Saya merasa bersahabat dengan Tuhan, apalagi setelah membaca tulisan anda. I've
been enlightened by you, Sir. Tetapi sejak itu, muncul suatu hal yg
mengganggu saya. Saya tidak lagi merasa takut, karena saya merasa bersahabat
dengan Tuhan, saya tidak lagi takut sama hal yg ngeri kayak Setan dan
sebangsanya yg kadang mengganggu tidur saya.
J =
Saya tahu bahwa Setan itu tidak ada. Yg ada cuma pikiran saya sendiri saja yg
bisa ber-kamuflase. Kamuflase atawa permainan peran dari pikiran saya bisa
mengambil berbagai macam bentuk. Bisa berbentuk Setan, bisa pula berbentuk
Tuhan.
T
= Frankly, it's disturbing me cuz Setan dan sebangsanya aren't
disturbing me anymore. Saya mulai merindukan kehadiran mereka dalam lelap
saya. Pernah sih, ada yg datang ganggu pas saya tidur, tapi saya waktu itu
tidak takut, sehingga membuat Setan itu berhenti menggoda dalam lelap saya.
Kemudian lama saya mulai tidak bermimpi yg ngeri lagi. Ya, saya merindukan
mereka. Apakah itu normal, Mas Joko?
J
= Normal saja. Setan dan Tuhan merupakan bagian dari pikiran kita sendiri saja.
They are figments of our own imagination. Percikan imajinasi kita.
T
= Menurut saya sebagai manusia, sebenarnya rasa takut itu perlu, fear is
needed, don't you think? Jenderal saja wajib takut dengan atasannya. Kalau
dulu saya bisa melimpahkan rasa takut pada Setan, Jin, Buto Ijo dan
sebangsanya. Mereka yg menjadi kambing hitam untuk rasa takut saya. Tapi kini
tidak bisa lagi... KalauTuhan beda, saya tidak takut dengan Tuhan, tapi saya
menghormatiNya. saya mencintaiNya. Saya tetap tidak takut... Bagaimana ini, Mas
Joko? saya tidak punya lagi kambing hitam yg namanya Setan.
J
= Saya juga tidak punya Setan.
22 Jun 2013
Beragama Itu Hak, dan Bukan Kewajiban
Joko Tingtong bilang, pembahasan agama di Indonesia terlambat 300 tahun dibandingkan dengan di Eropa. Cara berpikir orang Eropa tentang agama pada masa tiga abad lalu sama seperti cara berpikir orang Indonesia sekarang tentang agama. Tidak ada yg aneh mengenai ini. Cukup lumrah dan logis. Yg tidak logis adalah kebanggaan sebagian orang Indonesia. Bangga merasa dirinya menjadi manusia paling tercerahkan satu dunia. Persis seperti kodok dalam tempurung. Itu kodok dulu hidup di Eropa, sekarang menitis ke banyak orang di Indonesia. Setelah melewati kurun waktu yg relatif cukup lama, yaitu tiga ratus tahun saja. Pada masa itu, orang Eropa hampir semuanya percaya Allah menurunkan ayat-ayat suci. Ketika ada yg bilang bahwa itu ayat-ayat buatan manusia juga, hebohlah semuanya. Banyak orang tidak mau terima, mengira dunianya akan runtuh ketika agamanya ditelanjangi. Ternyata itu cuma paranoia sesaat. Bumi tetap berputar di porosnya, bahkan setelah agama dibuktikan diciptakan oleh manusia. Manusia yg memanipulasi kata Allah, dan bukan Allah yg memanipulasi manusia untuk menyebarkan agama.
Beragama itu hak, dan bukan kewajiban.
Ada hak asasi kebebasan beragama, hak paling mendasar. Hak untuk beragama, dan bukan kewajiban untuk beragama. Masyarakat yg mewajibkan manusia beragama adalah masyarakat yg masih terbelakang. Relatif masih hidup di bawah tempurung. Kalau sang kodok sudah tercerahkan, dia akan melompat dan duduk di atas tempurung. Setelah bisa duduk dengan mantap di atas tempurung, barulah pikirannya terbuka dan bisa menerima pengertian bahwa beragama adalah hak, bukan kewajiban. Di Indonesia masih jarang yg seperti itu. Rata-rata masih di bawah tempurung.
Karena banyak pemaksaan agama, akibatnya semua orang tahu kejelekan agama. Tahu dan bahkan masih dipaksa untuk bilang agama baik. Untuk bilang semua agama baik. Pedahal, semua agama jelek. Kalaupun ada yg baik, maka itu oknum. Kalau ada oknum yg tercerahkan, maka agamanya bisa jadi baik. Membawa rahmat. Membawa rahmat karena dirinya mengerti bahwa beragama adalah hak, dan bukan kewajiban. Hak untuk beragama sesuai pilihan masing-masing. Hak untuk beragama termasuk hak untuk tidak beragama juga. Mau beragama ataupun tidak merupakan hak. Bukan kewajiban. Bukan pemaksaan.
Dan berikut percakapan Joko Tingtong dengan seorang teman:
T = Assalamualaikum, Mas Joko. Tuhan dan Setan sama-sama memberkati kita!
J = Amin.
T = Saya mau bertanya dan sedikit bercerita nih. Boleh kan?
J = Boleh.
T = Saya adalah seorang remaja SMA berumur 17 tahun. Sudah mempunyai KTP dan dipaksa/terpaksa mengisi Islam di kolom agama. Saya mulai gak jadi sekedar pengikut yang ngangguk-ngangguk sejak masa-masa awal SMA. Dan sejak saat itu juga saya membaca-baca buku-buku filsafat, teologi, paham-paham, dan hal-hal yang menyangkut dengan apa yang disebut dengan Allah. Saya terlahir sebagai anak dari orang tua yang sangat beragama. Bahkan bukan cuma sekedar beragama, tapi bisa disebut puritan/fundamentalis (tidak ekstrim). Setiap cara hidup keluarga saya (tidak termasuk saya), dilakukan dengan mengikuti ajaran Al-Quran dan Hadits. Belum lama ini, saya dipaksa/terpaksa pindah rumah ke suatu komplek yang isinya adalah orang-orang seperti orang tua saya. Karena saya adalah seorang anak yang belum punya penghasilan dan masih menggantungkan hidup kepada orang tua, maka saya terpaksa mematuhinya saja setelah pusing memikirkan bagaimana caranya berontak. Alhasil, sekarang saya pindah ke tempat yang disebut temen saya sebagai Riyadh-nya Indonesia, dimana aturan agama sangat ketat bagi jemaah-jemaah pengajian satu aliran di komplek baru saya ini. Tidak ada yang merokok disini (kecuali saya), tidak ada perempuan yang rambutnya kelihatan disini, dll. Kehidupan disini, sangat beda dengan kehidupan saya di komplek saya sebelumnya. Sekarang saya cenderung lebih memilih menutup diri dan menyimpang daripada mengikuti arus semua warga disini yang hampir setiap harinya teriak-teriakan (ceramah) macam Hitler berpidato. Bagaimana tanggapan Mas Joko?
J= Biasa-biasa saja. Pengalaman sekali seumur hidup bagi anda, yg tidak akan berulang kembali. Anda bisa mengamati secara dekat bagaimana manusia bisa menciptakan aturan yg kemudian dipakainya sendiri. Agama adalah domain pribadi. Dan apapun yg orang mau lakukan dengan hidupnya sendiri merupakan urusan orang itu, bukan urusan anda. Asal tidak dipaksakan kepada anda.
T= Lalu, setiap saya sedang melakukan sesuatu, entah itu makan, nongkrong, nonton TV, dll, saya sering sekali merasa hampa/ tidak hidup/ tidak memiliki roh (semoga gak salah menjelaskan, karena perasaan itu sangat absurd); namun hidup dan mendadak melamun jika perasaan itu datang. Menurut Mas Joko, apa yang menyebabkan saya seperti itu? Tolong jelaskan secara ilmiah ya Mas?
J= Perasaan kosong adalah yg dicari oleh pejalan spiritual yg bermula dari keduniawian. Kekosongan itu adalah rasa ketika kita mengamati segalanya datang dan pergi tanpa ada rasa terikat. Itu pengalaman spiritual yg tertinggi sebenarnya, bahkan tanpa niat untuk menyebarkan welas asih yg tingkatnya masih di sebelah bawah lagi. Welas asih itu termasuk syariat, sedangkan kosong sudah melewati syariat. Kosong tetapi isi. Hampa tetapi ada. Sadar bahwa kita sadar. Saya juga begitu.
T= Pengalaman selanjutnya, saya pernah memasuki suatu tempat pertunjukan misteri. Disana terdapat pajangan-pajangan pesugihan melalui hewan-hewan yang mengalami kelainan (Contohnya: kura-kura berkepala ular, kura-kura berkepala burung, dll), pesugihan dengan patung atau apalah saya juga tidak tahu yang katanya tidak boleh difoto (karena di dalamnya ada jin yang jika diambil fotonya, maka kameranya bisa rusak), dan manusia-manusia luar biasa (manusia terpendek, manusia yang digorok lehernya dengan teknik debus, dan manusia kura-kura). Saya ngobrol dengan si manusia kura-kuranya. Menurut saya, dia bukan kura-kura, melainkan dia hanya terlahir dengan kelainan saja. Tapi, kata si kakek kura-kura itu, dia terlahir cacat seperti itu karena dia dikutuk gara-gara ayahnya membunuh seekor kura-kura saking kesalnya tidak dapat ikan satupun waktu sedang memancing. Sehingga istri si ayah itu, yang waktu itu sedang hamil si kakek kura-kura, dikutuk sama penjaga danau (tempat ayahnya mancing). Bagaimana menurut Mas Joko?
J= Banyak bohongnya. Trik dan kebohongan semacam itu cuma laku untuk masyarakat yg kurang berpendidikan. Orang berpendidikan tentu saja akan membawa segala macam makhluk aneh-aneh itu ke laboratorium untuk diperiksa.
T= Dan, dalam tempat itu juga, saya menemani teman saya untuk mencoba memasuki suatu ruangan yang berembel-embel supranatural dengan sejumlah biaya pembayaran. Di dalamnya, teman saya ngobrol-ngobrol dan tanya jawab (mengenai percintaan/ karir/ keuangan) dengan si ahli supranatural tersebut. Saya kira, tidak ada yang spesial dalam jawaban sang ahli tersebut, karena jawabannya sangat masuk akal dikarenakan semua manusia mengalaminya. Kemudian, teman saya dibukakan auranya, lalu saya juga meminta dibukakan auranya. Saya disuruh merem, dan dia komat-kamit sambil bergaya ala dukun, kemudian memutar badan saya, lalu dia mengoleskan minyak wangi di daerah tulang leher saya bagian belakang. Yang saya rasakan adalah sedikit perih di bagian leher saya, seperti tertusuk-tusuk sedikit. Mulai saat itu, saya memikirkan kandungan apa yang ada dalam minyak wangi yang dipakai dukun tersebut. Tapi tidak mendapatkan jawabannya karena saya tidak banyak mengerti kimia. Hehehehe
J= Hehehehe
T= Lalu, setelah saya dan teman saya dibukakan auranya, teman saya dikasih benda putih kecil seukuran flashdisk yang dibalut kain putih (mungkin serupa jimat).Teman saya menerimanya, namun saya menolaknya. Kemudian sang dukun bertanya kepada saya dengan tatapan aneh, 'kenapa gak mau?'. Saya menjawab, 'Gak apa-apa, kata orang tua saya, keyakinan cukup di dalam hati dan tak bisa diibaratkan'. Bagaimana tanggapan Mas Joko tentang pengalaman saya itu?
J= Mungkin itu juga pengalaman sekali seumur hidup.
T= Dan kalo boleh tahu, aura saya warna apa? Dan artinya apa? Bagaimana pendapat Mas Joko tentang saya?
J= Aura itu impressi saja, kesan yg muncul di pikiran dan perasaan. Kesan saya tentang anda, auranya hitam legam. Hitam simbol dari spiritualitas, kreativitas.
T= Pertanyaan saya yang terakhir, saya mempunyai teman yang bisa menghentikan hujan. Katanya sih dengan tenaga dalam. Dia menghentikan hujan dengan memindahakan langit seperti pawang hujan lainnya, bagaimana fenomena ini bisa terjadi? Tolong jelaskan secara ilmiah ya. Saya tidak menemukan jawabannya setelah menanya Mbah Google : (
J= Kita tahu ada ilmu memindahkan hujan di Indonesia, tapi saya belum pernah melihat dengan mata kepala saya sendiri. Saya juga tidak tahu cara bekerjanya, kalau benar ilmu seperti itu bisa bekerja. Cuma, saya pikir, kalau benar ada harusnya kemampuan memindahkan hujan diekspor saja, bisa menghasilkan devisa.
T= Maaf kalo bawel, namanya juga pengen tahu. Mungkin kebawelan saya juga membuktikan kalo saya sekarang benar-benar sadar. Hehehehehheheheh
J= Hehehehehheheheh
by Leonardo Rimba
Langganan:
Postingan (Atom)