Label
spiritual
(134)
pajak
(40)
crochet pattern
(17)
Joko T.
(15)
Leonardo R.
(15)
aksesoris
(15)
gemstone
(15)
cuplikan/ringkasan
(14)
tutorial aksesoris
(13)
web SI
(13)
fashion
(10)
rajut
(10)
soliloquy
(6)
pengembangan diri
(5)
info dan aturan perpajakan
(4)
nengah hardiani
(4)
foto diri
(3)
jahit-menjahit
(3)
politik
(3)
ekonomi
(2)
English
(1)
berkebun
(1)
bermain jiwa
(1)
bisnis
(1)
foto
(1)
kesehatan
(1)
puisi
(1)
resep masakan
(1)
tarot
(1)
yoga
(1)
zodiak
(1)
2 Jun 2013
Setiap Orang adalah Imam bagi Dirinya Sendiri
Joko Tingtong memperlakukan tiap orang sebagai imam, imam bagi dirinya sendiri. Baik lelaki ataupun perempuan, setiap orang adalah imam bagi dirinya sendiri.
Paulus yg sangat menghebohkan itu menemukan Kristus di dalam kesadaran dirinya sendiri. Makanya Paulus bilang, semoga kesadaran Kristus yg sama tercipta di dalam diri kamu juga. Kalau kamu sadar bahwa Kristus hidup di dalam kesadaran kamu, maka kamu akan bisa bilang abba, father! Sama seperti Yesus yg bilang seperti itu. Seperti Bapa yg hidup di dalam Yesus, maka kesadaran Yesus hidup di dalam kamu juga. Kesadaran Yesus namanya Kristus. Itu inti kekristenan. Tidak perlu pakai agama.
Karena Kristus ada di dalam kesadarannya, maka Joko Tingtong bisa bilang, sebagai seorang laki-laki saya merasa tidak pantas untuk membahas jilbab karena itu busana perempuan. Mereka harus memutuskan sendiri mau pakai busana jenis apa. Perempuan juga punya Kristus di dalam kesadaran mereka.
Mungkin banyak dari anda tidak tahu bahwa separuh dari kekristenan satu dunia menganut prinsip priesthood of all believers, keimaman setiap orang percaya. Setiap orang percaya adalah imam bagi dirinya sendiri. Bebas mengikuti hati nuraninya untuk memutuskan apa yg akan dilakukan dengan hidupnya. Begitulah Protestantisme, yg dianut oleh separuh dunia Kristen.
Entah berapa milyard manusia jumlahnya.
Katolik masih mempertahankan tradisi imam yg disuplai oleh hirarki gereja, dengan alasan tradisi. Protestan kembali ke masa awal dimana setiap orang percaya bebas mengikuti tuntunan Roh Kudus yg hidup di dalam dirinya. Bebas membuat fatwa yg berlaku bagi dirinya sendiri. Dulu berlaku bagi lelaki saja, sekarang bagi perempuan juga. Bagi semuanya, kecuali anak di bawah umur.
Sayangnya orang Indonesia tidak sadar atau tidak mengerti hal ini. Mereka pikir harus minta fatwa pendeta. Tidak begitu. Joko Tingtong anak pendeta Protestan, tidak pernah minta fatwa pendeta. Pendeta mau bilang apa is not my business, kata Joko.
Berikut tanya-jawab antara seorang teman dengan Joko.
T = Apa ada istilah hukum sebab akibat dalam pandangan Anda? Entah itu karma, sunatullah, atau yg lain.
J = Saya menyebutnya sebagai aksi dan konsekwensi. Kalau anda mencuri ayam dan tertangkap basah, maka ada kemungkinan anda akan digebukin massa. Dan anda akan memperoleh julukan sebagai maling ayam. Kalau anda tidak tertangkap, maka anda bisa menikmati ayam itu dalam bentuk sajian makanan. Bisa jadi ayam goreng, bisa jadi opor ayam, bisa juga berupa ayam mentah, kalau anda suka. Bisa juga anda menggunakan ayam hasil curian sebagai komoditi yg dibarter dengan uang. Disini anda sudah masuk ke dunia komersil. Anda mengkomersilkan kemampuan anda mencuri ayam menjadi bentuk moneter atau uang. Uang itu bentuk moneter, a monetary unit which, in this case, bernama rupiah. Rupiah itu bisa anda tukarkan juga dengan bentuk moneter lainnya seperti USD, Yen, Yuan, Ringgit, dll. Dan anda bisa menghasilkan itu semua karena keahlian anda mencuri ayam. Ada aksi ada konsekwensi.
Saya tidak percaya kepada hukum karma!
Kalau anda berbuat sesuatu, maka anda mungkin harus menanggung konsekwensinya. Tetapi itu juga tidak selalu, seperti kita lihat di atas dalam kasus maling ayam yg tidak tertangkap. Hukum karma cuma bisa berdampak bagi manusia yg menginternalisasikan prinsip hukum karma di dalam kesadarannya. Kalau orangnya percaya kepada karma, maka akan timbul perasaan berdosa, misalnya. Bukan berdosa di kehidupan mendatang yg tidak akan pernah bisa terbuktikan, melainkan perasaan berdosa di kehidupan sekarang saja. Jadi, manusia yg merasa berdosa karena berprofesi sebagai maling ayam itu mungkin akhirnya akan sakit ayan. Seperti alam bawah sadarnya sendiri yg memberikan hukuman. Ayam dicolongnya, maka orangnya sakit ayan.
Bagi orang yg tidak menganut kepercayaan tentang karma, kebiasaan nyolong ayam mungkin tidak akan berdampak apapun. Orangnya mungkin akan nyolong ayam sewaktu kepepet, ketika tidak punya uang dan lapar. Setelah itu dia ketagihan karena ternyata dia ahli menangkap ayam orang. Dan itu dijalani bertahun-tahun sampai dia bosan sendiri dan berganti profesi. Misalnya, setelah dia diangkat sebagai satpam resmi di sebuah peternakan ayam di propinsi lain. Setelah dia menjadi satpam di peternakan ayam, kebiasannya nyolong ayam tidak diteruskan. Sekarang dia menjaga ayam-ayam. Dan dia mungkin bisa menjadi seorang satpam yg baik tanpa merasa berdosa karena masa lalunya yg kelam sebagai seorang maling ayam.
Karma itu belief system. Sistem kepercayaan. Kalau dipercaya, maka berjalanlah. Kalau tidak dipercaya, maka tidak akan berjalan. Dan yg namanya kehidupan mendatang juga cuma asumsi saja. Diasumsikan orangnya akan lahir lagi di masa datang. Tapi apa benar demikian? The answer is, kita tidak akan pernah tahu. Kita tidak akan pernah bisa tahu apakah kita akan lahir kembali di masa datang. Sama saja seperti kita tidak akan pernah tahu apakah benar kita pernah lahir di masa lalu. Ini semua cuma kepercayaan belaka yg maksudnya agar manusia bisa teratur dan tidak saling mencuri ayam milik satu sama lain.
T = Apa penyebab berbagai macam penyakit (kanker, leukemia, jantung, liver, dsb), serta kemalangan hidup (miskin, sakit, kecelakaan, dsb)?
J = Penyebab penyakit fisik bermacam-macam. Ada yg disebabkan oleh virus, bakteri, sistem kekebalan yg lemah. Ada gara-gara jatuh di tangga. Ada gara-gara masuk angin. Macam-macam penyebabnya. Kanker juga bisa diakibatkan oleh perasaan menderita selama bertahun-tahun. Orangnya mungkin merasa tersiksa karena ditinggal oleh sang kumbang setelah menghisap madu. Saya bukan pabrik madu, begitu kata sang wanita, dia tidak mau terima kenyataan bahwa dirinya sudah disedot habis-habisan selama beberapa tahun pertama ketika mulai berbunga. Setelah sang kumbang bosan, maka pergilah the kumbang mencari bunga baru. Dan bunga yg mulai melayu menyesali nasibnya habis-habisan. Dan karena menyesali nasibnya, akhirnya tubuhnya menjadi tidak tahan penyakit. Dan masuklah si kanker, baik berupa kanker fisik maupun kanker ghoib alias kantong kering.
Apa yg disebut sebagai kemalangan hidup tidak akan pernah bisa dijelaskan dengan memuaskan. Dan itulah alasannya sehingga lahir berbagai macam agama dan aliran pemikiran. Semuanya berusaha untuk menjelaskan apa dan mengapa. Mengapa saya lahir miskin dan orang lain lahir kaya? Pemikiran Hindu Buddha aliran lama mencoba menjelaskan bahwa orang kaya adalah mereka yg sudah menumpuk dharma di kehidupan sebelumnya, dan orang miskin adalah mereka yg masih harus membayar karma jelek. As a result, masyarakat Hindu Buddha masa lalu sangatlah kejam. Mereka yg miskin akan dibiarkan miskin karena dipercaya mereka sedang membayar karma. Dan mereka yg miskin akan tetap saja pasrah menerima nasibnya dijajah oleh orang kaya dengan harapan supaya nanti lahir kembali sebagai OKB, orang kaya baru.
Yg namanya kemalangan manusia tidak bisa dilihat dari luar, dan kita cuma bisa menjelaskannya dari dalam. Dan dari dalam itupun relatif, karena manusianya memiliki kepercayaan yg berbeda-beda. Mungkin saja manusianya percaya penuh kepada hukum karma sehingga dia bisa menjelaskan kemalangannya sendiri dengan menggunakan prinsip hukum karma. Bagi orang yg tidak percaya karma, dia akan mencoba menjelaskan kemalangannya berdasarkan pemikiran berbeda, misalnya pemikiran bahwa Allah memberikan cobaan. Kalau Allah memberikan cobaan dan manusianya tabah, maka nanti setelah mati akan masuk Sorga. Dan penderitaan di dunia ini tidak seberapa dibandingkan Sorga, begitu jalan pikirannya.
Ada pula yg menggunakan pemikiran eksistensialis, bahwa hidup ini hanyalah eksistensi disini dan saat ini saja. Kita tidak akan pernah bisa tahu dengan memuaskan kenapa segalanya itu terjadi. Kita bisa menerima bahwa ada randomness (probabilitas acak). Muncul tsunami begitu tiba-tiba di Aceh dan menewaskan lebih dari satu juta orang. Pedahal semua yg menjadi korban boleh bilang orang beragama. Percaya penuh kepada Allah. Dan ternyata kepercayaan kepada Allah tidak bisa menyelamatkan orang dari Tsunami. Ternyata segalanya random, acak, terjadi begitu saja tanpa pilih kasih. Baik atheist ataupun beragama, semuanya mati dengan sia-sia. Dan yg bisa kita lakukan hanyalah memberikan pertolongan sebisa kita.
T = Kemana kesadaran kita setelah tubuh ini mati? We both agree that we're immortal, right? But where to?
J = Saya tidak tahu akan ke mana kesadaran saya setelah saya mati. Yg namanya kesadaran cuma sadar thok. Sadar bahwa kita sadar. Aware of being aware. Penyakit datang dan pergi, kemalangan datang dan pergi, tetapi awareness tetap. Kesadaran tetap.
We are always aware of being aware. Try to get into the awareness, and all those questions will stop!You will only be aware of being aware. That awareness is you, the real you who experience all things. But these all things come and go while your awareness remains. You remain aware of being aware. In my opinion that was the pencerahan that Buddha had. Cuma segitu aja, and no more than that.
Diluar itu, semuanya yg ada hanyalah belief system belaka, kepercayaan bahwa kita akan lahir kembali di kehidupan berikutnya. Kepercayaan bahwa kita akan masuk Neraka atau Sorga. Kepercayaan bahwa kita akan lahir kembali di rasi bintang antah berantah, dll. Cuma kepercayaan belaka dan manfaatnya bisa dilihat dalam hidup ini juga. Buddha tidak bisa tahu kesadarannya akan kemana setelah dia mati. Dia cuma bisa mengajarkan bahwa manusia bisa sadar bahwa dirinya sadar. Sadar disini dan saat ini saja.
T = Teori monyet menjadi manusia yang anda kemukakan, saya ingin tahu mengapa sisa-sisa monyet yg ada sejak ribuan bahkan jutaan tahun lalu belum berubah menjadi apa-apa?
J = Saya belum pernah berteori monyet menjadi manusia. Monyet adalah monyet, dan manusia adalah manusia. Memang ada yg mirip manusia, yaitu monyet bonobo, tetapi tetap saja monyet dan bukan manusia. Homo sapiens di satu bumi ini satu species, dan yg berbeda cuma warna kulitnya saja, varietasnya saja. Nenek moyangnya pasti satu pasang, atau paling tidak satu kelompok kecil. Yg jelas itu bukan Adam dan Hawa, yg kita semua tahu cuma mitos belaka. Orang Timur Tengah memiliki mitos penciptaan bumi dan langit oleh Allah. Orang Hindu Buddha memiliki mitos berbeda. Di Cina juga ada mitos serupa. Di semua budaya yg terpisah ternyata ada mitos asal usul manusia. Mitos tetap tinggal mitos dan tidak bisa menjadi kenyataan fisik. Kenyataan fisik memperlihatkan bahwa manusia sudah ada sejak, mungkin, sejuta tahun yg lalu, walaupun mungkin bentuknya tidak sama persis. Mungkin juga yg sudah ditemukan fosilnya bukan nenek moyang kita, melainkan manusia dari species lain yg sekarang sudah punah. Kita tidak tahu pasti sekarang, penelitiannya masih berjalan terus. Dan tentu saja kita bisa berspekulasi bahwa ada ras Alien dari planet lain yg datang dan membudi-dayakan ras manusia. Bisa saja. Walaupun tetap tidak bisa dibuktikan, dan akhirnya jatuh dalam kategori belief system juga. Belief system itu dugaan yg dipercaya penuh. Diimani. Sama seperti kepercayaan tentang Adam dan Hawa yg diimani dalam agama. Apakah benar ada Adam dan Hawa tentu saja soal lain.
T = Apa atheist kenal moralitas dan cinta kasih? Atau hanya hidup sesuai undang-undang yg berlaku di negara bersangkutan?
J = Saya bukan orang atheist, sehingga tidak bisa menjawab itu secara total. Harus orang atheist sendiri yg menjawabnya. Paling jauh saya bisa bilang bahwa moralitas sebagian orang atheist jauh lebih manusiawi dibandingkan dengan moralitas kaum beragama. Hak Azasi Manusia (HAM) banyak diperjuangkan oleh orang-orang atheist di seluruh dunia sedangkan, kita semua tahu, pelecehan HAM justru banyak dilakukan oleh kaum beragama. Agama-agama itu semuanya menginjak-injak HAM, untungnya sebagian sudah direformasi seperti berbagai aliran Kristen. Kristen Katolik itu paling dahsyat dalam menginjak-injak HAM di masa lalu, tetapi sekarang sudah tercerahkan. Hindu di Bali dulu mempraktekkan sutee, yaitu ajaran yg mendorong bhakti istri kepada suaminya yg meninggal dengan cara terjun bebas ke atas api pembakaran jenazah suaminya. Yg melarang itu dengan tegas adalah Belanda. Belanda banyak mengajarkan orang Indonesia untuk menjadi lebih beradab. Dan orang Belanda terdiri dari segala macam orang, mungkin beragama juga, walaupun agamanya tidak dibawa-bawa. Belanda sekuler dari dulu sampai sekarang, dan mereka menekankan praktek nyata memperbaiki apa yg bisa diperbaiki. Itukah moralitas atheist yg anda maksud? Ataukah piagam HAM dari PBB yg sama sekali tidak membawa-bawa nama Allah? Apakah piagam HAM itu merupakan moralitas atheist yg anda maksud? Apabila ya, maka isinya sangatlah bermoral. Indonesia sudah ratifikasi piagam HAM PBB, sudah masuk ke UUD 45, tetapi prakteknya masih bolong-bolong. Barangkali pemerintah dan pendukungnya berusaha meyakinkan semua orang bahwa Indonesia sudah melindungi hak asasi manusia secara maksimal. Dan kita semua tahu bahwa itu bohong.
T = Apa menurut anda spiritualitas berbanding lurus dengan kesaktian?
J = Kesaktian adalah skill, kemampuan. Kesaktian anda apa? Apakah di bidang software? Apakah dibidang medis? Apakah di bidang teknik listrik? Apakah di bidang seni rupa? Semuanya merupakan kesaktian. Kita semuanya orang sakti, artinya orang yg memiliki skill atau keahlian tertentu. Ada yg kesaktiannya berbicara di depan corong radio sehingga berprofesi sebagai penyiar radio. Ada yg kesaktiannya berjalan di atas cat walk, sehingga menjadi peragawati. Ada yg kesaktiannya bawa mobil gede, sehingga akhirnya berprofesi sebagai sopir truk. Semuanya orang sakti mandraguna. Dan orang spiritual juga. Mereka semuanya orang spiritual, artinya orang yg hidup dan memiliki spirit. Spirit itu roh, tidak terlihat. Semua manusia memiliki bagian kerohanian atau spiritualitas yg tidak terlihat, sehingga semua manusia adalah manusia spiritual. Spiritualitas adalah hal bagaimana si manusia menghayati kesadarannya yg tidak terlihat itu, dan caranya macam-macam. Ada yg mengambil peran dalam agama, ada yg menjadi orang setengah beragama, ada yg memilih untuk keluar dari agama, ada yg netral. Ada yg mengambil filsafat eksitensialisme sebagai medium bagi olah spiritulitasnya, misalnya. Dan itu semuanya sah saja. Semuanya spiritualitas manusia. Termasuk disini atheisme. Atheisme spiritualitas juga karena manusianya tetap punya spirit, tetap memiliki bagian yg tidak terlihat yg disebut roh. Spiritualitas adalah kerohanian, dan ada di semua orang. Spiritualitas dan kesaktian ada di semua orang, walaupun jenisnya berbeda-beda.
T = Apa arti pembunuhan, perampokan, dan tindakan kriminal lainnya bagi agnostik?
J = Setahu saya hal itu harus ditanyakan sendiri ke orangnya masing-masing. Saya tidak bisa mewakili orang agnostik. Yg saya tahu, pembunuhan adalah pembunuhan. Perampokan adalah perampokan. Dan kriminalitas adalah kriminalitas. Masyarakat harus diatur oleh hukum-hukum yg bisa meminimalkan hal-hal seperti itu. Meminimalkan kriminalitas, dan memperbesar kebebasan manusia untuk melakukan hal-hal yg bermanfaat. Yg bermanfaat adalah kebebasan berbicara, kebebasan beragama, kebebasan menikah tanpa diskriminasi berdasarkan agama, kebebasan berserikat, kebebasan untuk memperoleh informasi tanpa dihalang-halangi. Kesempatan untuk kerja, kesempatan untuk melanjutkan pendidikan. Kebebasan dan kesempatan untuk berkiprah positif harus diperluas, dan hal-hal yg negatif seperti pembodohan massal harus dipersempit. Itu hal yg umum, semua negara maju berusaha untuk memaksimalkan kesempatan dan kebebasan bagi manusia. Yg selalu dipersempit adalah kesempatan bagi pembodohan massal, seperti dominasi agama dalam pendidikan.
T = Apa arti menolong dan kebajikan bagi agnostik?
J = Saya tidak tahu, anda harus bertanya sendiri langsung kepada orang agnostik. Yg saya tahu, kita bisa menolong orang lain kalau kita mau. Kalau bisa dan mau, sebab tidak semua orang mau menolong orang lain walaupun bisa. Bencana alam di muka bumi ini terjadi berganti-ganti, tetapi yg maju paling depan memberikan bantuan selalu negara-negara yg mayoritasnya orang sekuler. Negara-negara Barat. Sedangkan negara-negara yg mayoritasnya Islam biasanya tidak terdengar memberikan bantuan.
T = Kebanyakan aliran spiritual mengatakan pengekangkang nafsu jasmani berhubungan dengan pengoptimalan potensi kerohanian, tapi tampaknya anda tak sependapat. Boleh berikan alasannya?
J = Kerohanian yg asli akan muncul setelah manusianya jatuh bangun berjalan dari ekstrim ke ekstrim. Siddharta Gautama telah menjalaninya, hidup dari ekstrim ke ekstrim. Pernah hidup mewah di istana, dan pernah menjadi pertapa miskin juga selama bertahun-tahun. Makanya dia bisa bilang bahwa yg paling bagus itu yg biasa-biasa saja. Tidak ekstrim. Bukan penolakan total terhadap napsu tubuh seperti menahan lapar dan haus, atau menahan hasrat sex, tetapi yg biasa-biasa saja. Kalau lapar, ya makanlah. Makannya biasa saja, tidak usah berlebih-lebihan. Kalau haus, ya minumlah. Minumnya juga biasa saja. Kalau horny, ya ngesexlah. Tidak perlu berlebihan, melainkan biasa-biasa saja.
[Leonardo Rimba Kedua (Notes)]
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar