Mas Joko Tingtong, apakah bila ingin menjadi orang spiritual saya mesti meninggalkan agama yg sekarang saya anut ?
Joko jawab: It's up to you,
tergantung dari anda sendiri. Apakah yg anda maksudkan sebagai orang
spiritual? Apakah orang spiritual menurut anda adalah orang yg memiliki
ilmu sakti untuk berhubungan langsung dengan Allah? Kalau itu
definisinya, maka kita semua adalah orang spiritual. Allah adalah
kesadaran yg ada di diri semua manusia, baik menggunakan istilah Allah
ataupun tidak. Allah bahkan ada di orang yg tidak beragama dan mengaku
sebagai komunis sejati. Allah bahkan ada di orang yg menjadi atheist
fanatik. Allah bahkan ada di orang yg dilecehkan dengan sebutan kafir,
musyrik dan syirik. Allah ada di dalam kesadaran semua manusia. Yg bisa
sadar bahwa dirinya sadar adalah Allah yg berdiam di diri manusia.
Diluar itu, semuanya adalah Allah buatan.
Allah buatan adalah
pemikiran manusia. Pemikiran dan bukan kesadaran. Kesadaran yg saya
sebut Allah di diri manusia adalah yg sadar thok itu. Sadar bahwa
dirinya sadar, tanpa pernah tahu dirinya siapa, asalnya dari mana, dan
akan ke mana. Dia cuma tahu bahwa dia sadar. Full stop.Titik.
Bisa
saja anda tetap menganut agama, dan sekaligus mengaku sebagai seorang
spiritual, yaitu orang yg melakukan kultivasi kesadaran di dalam dirinya
sendiri, belajar memahami apa itu kesadaran, consciousness, dan
bagaimana hubungannya dengan segala macam hal yg dipaksakan oleh
lingkungannya. Kalau anda kultivasi spiritualitas dengan jujur, maka
cepat atau lambat anda akan menyadari bahwa agama lebih banyak memiliki
aspek keduniawian daripada kerohanian. Ada simbol-simbol yg digunakan
dalam agama, tetapi kebanyakan penganut agama tidak tahu apa makna dari
simbol-simbol itu.
Simbol dianggap sebagai hal yg hakiki, pedahal cuma simbol saja. Makna dari simbol ditemukan di dalam kesadaran kita sendiri. Meanings,
makna, arti. Dan ketika kita bisa menangkap artinya, maka simbol-simbol
bisa saja dilepaskan dan tidak dipegang lagi. Tetapi orang beragama
justru dipaksa dengan kasar maupun halus untuk selalu berpegang kepada
simbol-simbol itu. Akhirnya yg terjadi adalah pemutar-balikkan.
Kepala jadi kaki, dan kaki jadi kepala.
(Joko T.)
Label
spiritual
(134)
pajak
(40)
crochet pattern
(17)
Joko T.
(15)
Leonardo R.
(15)
aksesoris
(15)
gemstone
(15)
cuplikan/ringkasan
(14)
tutorial aksesoris
(13)
web SI
(13)
fashion
(10)
rajut
(10)
soliloquy
(6)
pengembangan diri
(5)
info dan aturan perpajakan
(4)
nengah hardiani
(4)
foto diri
(3)
jahit-menjahit
(3)
politik
(3)
ekonomi
(2)
English
(1)
berkebun
(1)
bermain jiwa
(1)
bisnis
(1)
foto
(1)
kesehatan
(1)
puisi
(1)
resep masakan
(1)
tarot
(1)
yoga
(1)
zodiak
(1)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar