17 Agu 2013

Manusia Diciptakan di Bumi

J = Mengapa dan apa tujuan manusia dihadirkan di bumi ini, that's your question.
Jawabannya itu relatif, anda mau memandang dari sudut apa ? Ada berbagai macam sudut pandang: 1) filsafat, 2) agama, 3) pendapat pribadi.

Filsafat memiliki ratusan aliran. Agama-agama tidak terhitung. Dan pendapat pribadi banyaknya sebanyak jumlah umat manusia. Mengapa kita manusia ada disini, dan apa tujuan kita disini merupakan pertanyaan abadi. Semua manusia berusaha menjawabnya, dan setiap jawaban yang diberikan itu valid.

Agama-agama berusaha memberikan jawaban wholesale, artinya jawaban yang diberikan sebagai take it or leave it. Seperti belanja memilih Pahe (Paket Hemat). Agama termasuk "pahe" karena cukup dengan mengucapkan syahadat maka anda akan menerima sekeranjang belief system tentang asal usul manusia plus tujuan hidup manusia di dunia ini.
Tetapi apakah benar jawaban yang diberikan oleh agama? Jawab: Tentu saja tidak benar. Agama semuanya merupakan imajinasi saja. Di-imajinasi- kan ada manusia pertama yang namanya "Adam", dst.

Filsafat juga berbagai macam alirannya. Ada filsafat yang bersifat deterministik, jadi suatu hal akan berlanjut kepada hal lainnya, mutlak. Ada juga filsafat yang sifatnya dogmatik, harus diterima prinsip-prinsip tertentu baru bisa dijalankan. Kalau kita tidak menerima prinsip-prinsip itu, maka filsafatnya tidak berjalan. Sama saja seperti agama sebenarnya, ada asumsi yang tidak boleh dipertanyakan.

Lalu tiap manusia juga bisa berpikir sendiri, untuk apa saya ada di dunia ini, dan apa tujuan saya di dunia ini. Nah, kita sebagai manusia yang diasumsikan memiliki Roh (ini asumsi saya), tentu saja bisa berpikir. Anda itu bebas untuk berpikir apa saja, dan mengambil kesimpulan apa saja.
Mengapa anda ada di dunia ini ? ... Jawab: Karena memang ada. Ada karena memang ada. Untuk apa anda di dunia ini ? ... Jawab: Untuk hidup. Hidup untuk apa ? ... Ya, untuk hidup saja, menjadi manusia saja, menjadi manusia biasa-biasa saja. That's all. Cuma segitu saja.

Tetapi ada juga manusia yang sok canggih dengan teorinya bahwa ada "Allah" yang memberikan ridho sekaligus laknat. Anda mau ridho ? ... Masuklah agama. Anda mau laknat ? ... Masuklah agama tetangga. Itu cara berpikir orang-orang agama yang merasa dirinya canggih, pedahal segalanya itu cuma rekayasa saja, demi menyetir pikiran anda. Kalau pikiran anda bisa disetir oleh orang-orang agama, maka apapun yang dicekokkan akan anda terima dengan takut. Fear Factor. Faktor Ketakutan merupakan perangkat yang sangat ampuh, dan itu digunakan oleh orang-orang yang menjajakan agamanya.

Lalu sekarang anda harus bagaimana ? Menurut saya, what you do with your life is your own business. Hidup saja, enjoy saja. Kalau mau berpikir, ya berpikir sajalah. Nothing is sinful. Tidak ada yang salah dengan berpikir apa saja. Anda tidak akan kemana-mana. Baik anda puasa maupun tidak bukan merupakan masalah. Masalah itu adanya di orang-orang yang memegang agama sebagai perangkat untuk memanipulasi jalan pikiran anda.

Tetapi kalau anda bilang semuanya itu omong kosong alias bullshit, maka anda juga tidak akan apa-apa. You will lack nothing. Anda tidak akan bertambah suci murni karena anda berpuasa dan berdoa. Dan juga tidak akan bertambah dosa hanya karena anda tidak berdoa dan berpuasa.
Segalanya itu cuma mind game. Cuma ada di pikiran manusia saja. So, sekali lagi, anda mau yang mana is up to you. Berpikir saja, tulis saja, share saja, anything is ok saja.

Anda juga bertanya kepada saya tentang asal usul mengapa keberadaan itu ada. Dengan kata lain, mengapa kita ada di bumi ini ? Mengapa kita sadar bahwa kita sadar ?
Jawaban dari pertanyaan itu sebenarnya sudah saya berikan di bagian atas, yaitu anda dapat mencari dari filsafat, dari agama, atau dari pendapat anda sendiri. Semuanya itu valid sebagai jawaban. Sistem filsafat itu digunakan oleh para filsuf dengan berbagai alirannya yang tidak terhitung, semuanya bisa menjelaskan dengan metodologinya sendiri-sendiri; ada asumsi-asumsi, dan ada penalaran, dsb. On the other hand, sistem agama digunakan oleh orang-orang yang menciptakan agama. So, ada agama-agama Timur Tengah yang bilang bahwa manusia pertama namanya Adam. Tapi apakah benar itu manusia pertama ? Dan apakah benar namanya Adam ?
Tentu saja tidak. Kita bisa menyimpulkan bahwa segala teori penciptaan dari agama-agama itumerupakan mitos.

Kita kenal yang namanya Mitologi Yunani dimana ada kisah penciptaan manusia versi Yunani.
Dan kita menamakannya mitologi. Di dalam agama-agama Timur Tengah, kita tidak menamakannya sebagai mitologi, melainkan kita terima sebagai "fakta", pedahal sama saja, mitologi juga. Agama-agama Timur (Hindu, Buddha, Tao, dsb... ) juga memiliki versi penciptaan manusia sendiri-sendiri. Agama-agama yang berasal dari India memiliki mitologi penciptaan yang mirip dengan Mitologi Yunani. Agama-agama Timur Tengah semuanya berawal dari Mitologi Penciptaan versi Yahudi. Bahkan Mitologi Yahudi itu berasal dari era yang lebih tua lagi, yaitu di Sumeria.

Tetapi bukan berarti tidak ada yang namanya Tuhan. Tuhan itu ada, tetapi adanya bukan di dalam segala kitab-kitab yang. Tuhan yang asli adanya di dalam kesadaran tiap manusia. Anda bias diam saja, meditasi saja, dan anda akan merasakan bahwa anda itu satu. Satu dengan apa ? Ada yang menamakannya sebagai Kesadaran Kosmik, ada yang menamakannya sebagai Kesadaran Kristus, ada yang menamakannya sebagai Manunggaling Kawula Gusti, ada yang menamakannya sebagai makrifatullah. Yang benar yang mana ?

Nah, kalau sudah tanya yang benar yang mana, maka saya akan jawab bahwa tidak ada yang namanya yang benar secara absolut. Kita cuma bisa bilang bahwa segalanya itu valid.
Pengalaman subyektif anda ketika merasakan diri anda itu satu dengan dzat yang anda sebut Tuhan itu selalu valid. Yang valid itu pengalamannya, dan bukan segala kisah antah berantah yang dipaksakan oleh agama-agama itu. Kita bisa menciptakan kisah antah berantah juga. Kita bisa pakai Teori Reinkarnasi, dlsb. Semuanya oke saja, as long as you can enjoy it, it's ok. This is a private business, urusan anda sendiri dan bukan urusan orang lain. Apapun yang anda percayai merupakan urusan anda sendiri.

So, kita sebenarnya tidak bisa memaksakan apapun kepada orang-orang lain. Apa yang orang lain mau percayai is urusan orang itu. Kita cuma bisa tahu bahwa kesadaran yang ada di tiap orang itu sama persis dengan Kesadaran yang ada di diri kita sendiri. Apapun yang orang lain mau percayai tidak akan menyebabkan orangnya menjadi berbeda dari kita. Orang lain mau percaya kepada Dewa Matahari ataupun mau percaya kepada Allah Subhanahu wa taalla juga tidak apa, tidak akan membuat orangnya menjadi manusia yang luar biasa sempurna ketika percaya kepada Allah Subhanahu wa ta'alla dan menjadi manusia yang brengsek ketika percaya kepada Dewa Matahari. No, it doesn't work like that. The important thing is, baik anda percaya kepada Allah ataupun anda tidak percaya kepada Allah, anda akan tetap menjadi manusia. Danmanusia yang biasa-biasa saja.

We can only know that we are human beings, and that we are aware of being aware. Eling karena eling. Just that. Di luar itu semuanya adalah spekulasi belaka. Bisa juga dikatakan sebagai imajinasi. Segala agama dan sistem kepercayaan itu menggunakan spekulasi atau imajinasi yang sebenarnya valid, sah saja. Yang tidak sah itu yang menggunakan segala macam pemaksaan dan ancaman seperti sering kita jumpai di dalam agama-agama itu, walaupun dengan menggunakan nama Tuhan / Allah. Makanya saya juga sering bilang / tulis bahwa apapun yang mau kita bilang tentang Tuhan / Allah tidak akan apa-apa. Tuhan / Allah itu cuma konsep saja. Konsep itu asalnya dari spekulasi / imajinasi. Apa yang mau kita konsepkan tentang Tuhan / Allah, ya jadilah itu. Tuhan / Allah sendiri memang ada, dan adanya di dalam Kesadaran tiap manusia, tetapi kalau sudah di-konsep-kan, artinya telah masuk ke dalam suatu sistem dimana ada berbagai macam perangkat yang bisa kita lihat setiap hari.

Perangkat bisa berupa: ulama, usaha pembuktian "Kitab Suci", ganjaran dari atasan anda berupa naik pangkat kalau anda takwa kepada "Allah", hukuman berupa pengucilan dari kelompok kalau anda mempertanyakan "Allah", dan segala macam yang konon berhubungan dengan "Allah".
Pedahal Allah disitu cuma Allah yang di-konsep-kan saja. Allah yang asli tetap ada di dalam Kesadaran di diri anda, dan tidak akan membedakan. Allah yang asli tidak akan membedakan anda kalau anda beragama Yahudi, Kristen, Islam, Hindu, Buddha, Konghucu, Tao, Kejawen, Shinto, Atheist, Agnostic, atau no label. Tidak akan ada bedanya. Yang membedakan itu adalah perlakuan manusia yang mengatas-namakan "Allah".


sumber: e-book 'Mencari Tuhan, Soliloquy dan Dialog Spiritual'

Tidak ada komentar:

Posting Komentar