2 Agu 2013

Jalan Tauhid - Jalan Liberal

Tanpa perlu membawa bukti-bukti berupa catatan kaki, Joko Tingtong bisa dengan PD bilang bahwa semua lembaga pendidikan agama milik Yahudi dan Kristen yg paling bergengsi di satu bumi ini sejak lama telah mengajarkan bahwa kitab-kitab suci adalah buatan manusia. Bukan firman Allah. Isinya lebih tepat disebut hasil kontemplasi atau olah pikir manusia terhadap bekerjanya Allah di kehidupan mereka pribadi. Berlaku bagi manusianya sendiri, dan relevan di tempat dan masa mereka hidup. Bukan kitab hukum, apalagi untuk diterapkan kepada kita sebagai pelengkap penderita. Sampai saat ini, cuma Joko Tingtong yg baik hati dan mau membuka rahasia umum ini ke publik Indonesia. Bukan kitab hukum, bukan kitab ilmu pengetahuan, bukan pula kitab sejarah. Paling jauh cuma rujukan untuk belajar bagaimana manusia masa lalu hidup, jatuh bangun di dalam kehidupan spiritual mereka. Bukan berarti harus diikuti, apalagi secara mutlak. Mungkin di lembaga-lembaga milik agama lainnya juga sudah seperti itu, Joko tidak tahu pasti.

Di Amerika Serikat, Harvard University dimulai sebagai lembaga pendidikan yg tugas utamanya mendidik ulama Kristen. Boleh bilang semua lembaga pendidikan tinggi di AS seperti itu sifatnya. Tetapi lama-kelamaan manusia sadar juga bahwa mendidik ulama merupakan upaya mubazir karena kitabnya terbukti buatan manusia belaka. Bukan perkataan Allah yg wajib dijaga dengan sepenuh hati dan diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Ilmu pengetahuan berkembang terus, termasuk ilmu pengetahuan yg menyelidiki asal-usul kitab-kitab suci. Para ahli tahu kitab-kitab itu hasil budaya manusia, tetapi masyarakat luas mungkin tidak tahu. Masih menganggapnya firman Allah. Dan tentu saja tidak salah. Apanya yg salah? Para ulama Kristen belajar di perguruan tinggi dengan pengertian kitab-kitab itu merupakan hasil budaya. Tetapi ketika berkhotbah di atas mimbar tetap pakai ungkapan: "begitulah Sabda Tuhan". Dan disambut oleh umat dengan ucapan: "syukur kepada Allah." Seingat Joko seperti itu sambut menyambutnya di dalam ritual resmi. Kurang lebih seperti itu. Dalam bahasa Indonesia dan bahasa-bahasa daerah di Indonesia. Tidak lagi pakai bahasa Latin.

Dan bukan berarti umat tidak bisa memperoleh pengalaman batin secara gaib. Segala hal yg konon gaib bisa dijelaskan dengan psikologi. Namanya halusinasi, dan sah saja. Setiap orang bisa berhalusinasi dan merasa bertemu dengan figur keagamaan, dewa dewi, leluhur, dsb. Tetapi yg seperti itu cuma ada di dalam pikiran si manusianya sendiri. Secara fisik tidak ada. Kalau orangnya bertahan ingin supaya halusinasinya diakui sebagai fakta, baik dengan cara halus maupun kasar, sehingga mengakibatkan gangguan kepada orang di sekelilingnya, maka istilahnya adalah waham atau delusi. Penipuan diri sendiri yg akut. Dan mereka yg merasa terganggu bisa melaporkan orang tersebut ke kepolisian terdekat. Setelah diperiksa di polisi, kalau perlu dirujuk kepada ahli jiwa terdekat. Itu delusi akut, yg untungnya tidak terlalu banyak. Yg banyak adalah delusi ringan. Delusi ringan bisa menjadi akut kalau dihadapkan kepada tekanan dari kelompok-kelompok keagamaan. Ini termasuk masalah umum di Indonesia, ketika mereka yg terhinggapi waham kelas ringan akhirnya bertransformasi menjadi manusia yg mengidap waham kelas berat. Tetapi, karena segalanya masih di dalam domain pribadi, maka tidak ada yg bisa dilakukan kecuali orangnya sendiri yg mau sadar. Kalau orangnya mau tetap dalam kondisi seperti itu, maka merupakan pelanggaran HAM juga untuk memaksanya sadar.

Joko melanjutkan. Saya pelajari, tauhidnya Nabi Muhammad memang berasal dari Kekristenan. Orang Kristen memang tidak terikat dengan syariat Yahudi, makanya bisa memindahkan kiblat dari Yerusalem ke Mekkah. Kristen di Eropa malah sama sekali menghapuskan kiblat. Bisa menghadap ke arah mana saja. Kemana wajah anda memandang, itulah kiblat. Kemampuan mengucapkan ayat-ayat yg dimiliki Nabi Muhammad merupakan salah satu karunia Roh Kudus. Setahu saya, bahkan di Kekristenan, karunia bernubuah dianggap karunia yg tertinggi. Dipraktekkan oleh murid-murid langsung dari Yesus. Sekarang karunia bernubuah dimiliki oleh orang-orang liberal.

Murid-murid langsung dari Yesus sepak terjangnya seperti Nabi Muhammad. Sama sekali tidak konvensional. Ada yg sepakat meninggalkan syariat Yahudi, dengan cara membatalkan syariat sunat dan haram makan babi, yg ribuan tahun sebelumnya diberikan oleh Musa. Ada yg puasa di gurun pasir. Ada yg berjalan kesana kemari menyembuhkan banyak orang. Umumnya masih dianggap sebagai orang Yahudi, tetapi sudah tidak lagi mengikuti ajaran rabbi-rabbi Yahudi. Mereka mengikuti tuntunan Roh Kudus langsung.

Dan itulah tauhid. Setiap orang berhubungan langsung dengan apa yg mereka sembah, tanpa lewat perantaraan manusia. Tanpa diikat oleh syariat, tanpa perduli haram atau halal. Tanpa mengikuti akidah agama yg dibuat orang lain. Itu tauhid. Asli. Kekristenan awal terdiri dari ribuan orang-orang nyeleneh seperti itu. Menyebar ke Eropa dan ke seluruh Timur Tengah. Nabi Muhammad mewarisi tradisi itu. Langsung dipraktekkannya sendiri. Itulah spiritualitas yg asli. Sayangnya ada jebakan disitu, yaitu orang tidak percaya diri, menganggap harus mengikuti akidah. Murid-murid langsung dari Yesus dan penerusnya tidak punya akidah selain tuntunan Roh Kudus, Rohullah yg adanya di dalam kesadaran tiap manusia.
Masa-masa pembebasan yg dimulai Yesus tidak bertahan lama, paling cuma seratus atau dua ratus tahun, karena setelah itu Kekristenan dibakukan. Ada dogma, pengajaran yg dianggap benar. Dan ada bidah, pengajaran yg dianggap sesat. Pedahal awal mulanya semuanya benar. Tidak ada yg bisa disalahkan karena itu tauhid. Perjalanan spiritual tiap manusia untuk menjadi stabil bagi dirinya sendiri, sekaligus membawa manfaat bagi sesama. Kristen diformalkan menjadi agama. Dan praktek spiritual Nabi Muhammad juga diformalkan menjadi agama. Suatu hal yg wajar saja dalam hidup kemasyarakatan. Tetapi agama tidak berarti tauhid. Tauhid yg asli tetap ada, tetapi sekarang tersembunyi. Orang yg mencari tauhid tetap bisa melakukannya asal berani mencontoh langsung dari praktisinya. Contohlah Yesus, contohlah murid-murid langsung dari Yesus, contohlah Nabi Muhammad. Resikonya juga ada, yaitu anda akan dibilang orang aneh. Anda harus bisa menolak ajakan dan paksaan dari orang yg mau membawa anda masuk ke dalam kurungan. Tauhid artinya keluar dari kurungan. Menjadi manusia spiritual yg bebas.
Saya tidak bilang agama salah. Agama adalah lembaga. Gunanya untuk menggalang tenaga dan uang. Ada kepentingan-kepentingan disana. Kepentingan pribadi yg ambisius, kepentingan kelompok, kepentingan negara, macam-macam. Dari sudut kepentingan, agama tidak ada hubungannya dengan tauhid. Tauhid adalah ketika anda mengambil keputusan untuk mengikuti jalan spiritual pribadi anda sendiri. Anda menjadi Muhammad. Anda menjadi Yesus. Anda bahkan menjadi Buddha.

T =
Jalan tauhid, jalan orang-orang yg menolak kemapanan berfikir? Jalan liberal?

J =
Itu benar. Dan siapa bilang Yesus, Muhammad dan Siddharta Gautama bukan orang liberal? Sejujurnya: Yesus, Muhammad dan Siddharta adalah orang yg paling liberal di jamannya. Bisakah anda mengikuti mereka?

T = Manusia beriman dan benar-benar mencari Tuhan, sudah pasti akan melalui fase ketidak percayaan kepada agama bahkan Tuhan itu sendiri, jujur saya katakan saya pernah ada pada fase seperti itu ketika Tuhan terasa tiada lagi dalam keluh kesah saya, namun itu ternyata mendewasakan kita, setiap manusia berhak untuk menemukan kemapanan imannya masing-masing. Ketika agamawan lebih nyaman dengan beribadah secara terus menerus dalam memaknai Tuhan, itu belum tentu nyaman untuk umat lainnya. Karena itu, keyakinan adalah paling tabu diperdebatkan karena setiap manusia berkomunikasi dengan Tuhannya dengan cara dan kenyamanannya masing-masing; layaknya cara makan, orang biasa makan dengan sendok garpu, tapi ada yang lebih nyaman makan dengan tangan saja sekalipun di tempat yang mewah, tak apa bukan? Intinya tetap makan dan melanjutkan kehidupan kan? Intinya tetap ber-Tuhan dan beradab bukan? Kita kerap lupa bahwa iman itu ranah personal, layaknya urusan intim suami-istri yang tak boleh dicampuri oleh orang lain. Terlalu mengedepankan text book theologi membuat kita lupa bahwa Tuhan maha adil dan paham benar cara mengurus hambanya.

J =
Betul, iman atau konsep Tuhan tiap manusia adalah ranah pribadinya. Paling jauh orang bisa berbagi pengalaman spiritual pribadinya. Bagaimana Tuhan yg personal itu berkiprah di dalam kehidupan si manusia itu sendiri. Sangat personal. Tidak bisa dipamerkan untuk umum. Bukan untuk diperdebatkan. Agama lain lagi. Agama adalah pengalaman pribadi seorang manusia yg dibakukan dan dipaksakan kepada manusia-manusia lainnya. Tentu saja tidak nyambung. Tulalit.. tulalit..

T = Kata tauhid menggunakan bahasa Arab. Muhammad sendiri, menurut saya bukan murni Arab. Beliau serumpun dengan Arab maka, bahasa Al Quran bukan murni kesusastraan Arab (balaghah disebutnya). Setelah wafatnya Rasul, baru tauhid muncul.

J =
Konsep tauhid sendiri mungkin berasal dari kaum sufi. Menurut saya istilah sufi berasal dari kata "Sophia" di bahasa Yunani. Artinya hidayah. Wisdom. Orang-orang sufi memuliakan hidayah. Bukan kebenaran tapi hidayah. Kebenaran itu relatif, tergantung siapa penguasa. Tetapi hidayah bisa menyesuaikan diri. Memberikan kehidupan dan bukan kematian. Membebaskan dan bukan mengurung. Menyembuhkan dan bukan menyakitkan. Bahkan Sophia atau hidayah itu adalah Allah sendiri, yaitu kalau kita mau mengikuti pengertian aslinya di dalam filsafat Yunani. Tidak berawal dan berakhir. Tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Tauhid adalah penyatuan antara kehidupan manusia dan Allah atau hidayah itu. Bisa dilihat dari buahnya. Buahnya apa. Kiprahnya apa. Jadi bukan omdo.

Tidak ada hebatnya mencapai tauhid atau keseimbangan diri pribadi. Sehat lahir batin. Bermanfaat bagi diri sendiri dan sesama. Yg dibutuhkan hanyalah tekad untuk jalan terus walaupun tetangga kiri kanan melabel anda sesat. Ingat, semua nabi-nabi selalu dilabel sesat. Yesus, Muhammad dan Siddharta adalah orang-orang sesat. Orang-orang nyeleneh. Bahkan kalau mereka muncul saat ini di Indonesia, pastilah semua pemuka agama akan heboh. Negara akan bergerak untuk membungkam mulut mereka dengan alasan meresahkan kehidupan masyarakat banyak. Subversif.

T = Muhammad sendiri sudah bersabda kalau Islam akan terpecah menjadi 72 golongan.

J =
72 golongan? Anda tahu dari mana asal angka 72 itu? Itulah jumlah nama seluruh aspek JHVH, Allahnya orang Yahudi. Kalau diuraikan dengan ilmu Gematria dari Kabalah Yahudi, maka JHVH akan terurai menjadi 72 nama. 72 nama Tuhan.

T =
Tauhid itu kemudian digandeng dengan fiqih, akhlak, dan tasawuf; melalui pintu itulah terpecahlah Islam yg murni di era Muhammad.

J =
Kalau mau kembali kepada yg murni, semuanya, dari berbagai aliran, harus buang segala macam pernak-pernik tambahan yg dianggap syariat mutlak itu. Masuk ke tauhid yaitu sumber di atasnya. Dari tauhid naik lagi ke atas, dan bahkan paling atas, yaitu menjadi diri sendiri saja. Sampai sekarang kita masih sering dengar ungkapan: "diutuslah Muhammad saw untuk menyempurnakan kembali ajaran Isa AS yang telah dipelintirkan." Menurut saya, ajaran Isa AS dipelintirkan oleh semua manusia, termasuk anda dan saya. Isa AS atau Yesus Kristus adalah simbol dari diri kita sendiri. Ajaran Yesus yg asli adalah ajaran yg muncul di dalam kesadaran kita. Berbeda-beda setiap orang. Kalau saya bilang bahwa Muhammad SAW mengajarkan ajaran Isa AS yg asli, maka artinya saya mengikuti ajaran Isa AS yg sudah dipelintir. Kalau saya mengikuti ajaran Isa AS yg asli, maka saya harus mengikuti apa yg muncul sendiri di dalam pikiran saya.

T =
Kok tauhid Nabi Muhammad berasal dari Kekristenan?

J = Karena Muhammad bertauhid kepada apa yg muncul di dalam kesadarannya. Itulah Kekristenan. Artinya ajaran Yesus. Ajaran Yesus adalah bertauhid kepada apa yg muncul di dalam kesadaran anda sendiri. Muhammad bertauhid kepada apa yg muncul di dalam kesadarannya, dia bertauhid ala Kristen. Kalau anda bertauhid kepada konsep Allah yg diciptakan orang lain, dan bukan kepada pengalaman pribadi anda sendiri, maka artinya anda masih musyrik dan syirik. Anda menduakan Allah yg muncul di dalam kesadaran anda. Cara Kristen adalah menerima apa yg muncul di dalam anda, dan membuang apa yg dipaksakan dari luar. Baik yg dipaksakan oleh para nabi, ulama, keluarga, pasangan hidup, tetangga, negara dan agama. Kalau anda menyerah kepada pemaksaan itu, namanya anda belum bertauhid. Anda masih menjadi budak. Nabi Muhammad tidak begitu. Dia bertauhid kepada Allah yg muncul di dalam kesadarannya. Tidak mau menyerah kepada agama-agama yg sudah ada. Itulah jalan Kekristenan, yaitu mengikuti Kristus atau Al Masih yg muncul di dalam kesadaran anda sendiri. Anda menjadi Al Masih bagi diri anda sendiri.

T =
Tapi bukankah tauhidnya Nabi Muhammad SAW tidak mengakui bahwa Allah itu memiliki anak sebagaimana Kristen yang mengatakan Yesus adalah anak Allah?

J = Orang Kristen tidak mengatakan Yesus adalah anak Allah. Yesus sendiri yg mengatakan dirinya anak Allah. Karena Yesus mengatakan dirinya anak Allah, maka orang-orang yg mengikuti jalan spiritual seperti yg diambil Yesus juga menyebut dirinya anak Allah. Tinggal sebut saja. Artinya, anda adalah anak dari kesadaran yg muncul di dalam pikiran anda. Anda adalah anak dari kesadaran anda sendiri. Bisa dikatakan kesadaran tinggi yg adanya di anda sendiri, lalu melahirkan anak. Bukan secara fisik melainkan rohani. Ini semuanya rohaniah. Berada di alam kejiwaan atau psikologi manusia. Menggunakan simbol-simbol yg mudah dimengerti. Terlalu mudah malahan, sehingga seringkali diputar-balikkan seperti mengatakan orang Kristen bilang Allah beranak-pinak. Tidak begitu. Kristen tidak pernah mengajarkan Allah yg beranak maupun diperanakkan. Allah bukan pohon pisang, tidak bisa beranak pinak. Yg benar, kita bisa mengkonsepkan Allah di dalam pikiran kita. Kita proyeksikan segala yg baik. Lalu kita asosiasikan alam semesta ini sebagai ciptaan Allah, termasuk diri kita sendiri. Lalu kita bisa bersyukur sehingga meningkatkan energi alamiah yg sudah ada di diri kita sejak kita lahir. Kita menyembah Allah yg adanya di dalam kesadaran kita. Kita menumbuhkan iman kepada Allah itu. Kita bertumbuh, secara fisik maupun rohaniah. Tumbuh bersama Allah. Allah yg adanya di dalam kesadaran kita sendiri, dan bukan di atas langit. Bukan di Taman Firdaus yg kita semua tahu hanyalah kisah mitologis. Semua agama tidak ada yg sempurna, makanya anda berhak membuat agama anda sendiri. Namanya agama pribadi. Allah pribadi. Dan anda anak dari Allah pribadi anda.

Itulah tauhid. Dan memang liberal.







(Leonardo R.)







Tidak ada komentar:

Posting Komentar