Hati atau perasaan anda sifatnya selalu mengikuti otak atau pikiran anda.
Dan tidak sebaliknya.
Joko Tingtong melanjutkan: Kalau saya mengajarkan anda pegang hati, dunia anda akan terbalik. Anda akan butuh pegangan. Mutlak perlu pegangan dari luar karena hati anda tidak bisa berpikir, cuma bisa merasakan. Mereka yg mengumpulkan budak selalu mengajarkan orang untuk pegang hati. Saya menghapuskan perbudakan. Saya buka rahasia. Saya bilang, hati anda mengikuti otak, dan bukan sebaliknya. Anda akan menjadi tuan dari diri anda sendiri, bukan budak lagi.
Ada yg tanya, apa itu intuisi? Joko jawab: intuisi adalah pengetahuan yg muncul begitu saja di dalam pikiran anda, tanpa perlu berpikir lagi. Merupakan buah dari praktek meditasi rutin. Nama lainnya adalah wisdom, hikmat, hidayah. - Intuisi, hikmat atau hidayah tidak bisa muncul kalau anda fokus di hati. Fokuslah di kepala ketika anda meditasi, maka hidayah anda tidak akan putus-putusnya. Muncul sendiri dari dalam kepala anda seperti air yg mengalir.
Ada lagi yg bertanya: Kita melihat bukan dengan mata tapi dengan pikiran, mungkin Mas Joko bisa menjelaskan?
Joko jawab: Apa yg anda lihat merupakan terjemahan otak anda terhadap apa yg ada di luar anda secara fisik dan bisa terdeteksi oleh mata anda. Mata fisik anda detektor. Cuma mendeteksi saja. Apa yg terdeteksi dikirimkan ke otak, dan diterjemahkan menjadi gambar-gambar. Bentuk aslinya belum tentu seperti yg kita lihat. Kita lihat apa yg kita lihat karena kita punya organ mata dari jenis manusia. Organ makhluk bukan manusia mungkin melihatnya berbeda. Karena otak mereka berbeda dari kita.
Kesadaran adanya di kepala, di otak.
Bukan di hati atau di dada.
Di hati juga ada otaknya, kata seorang teman. Benar, kata Joko. Tetapi otak yg ada di hati itu mengikuti otak yg ada di kepala. Hati disini maksudnya jantung, tentu saja. Bukan hati sebagai liver yg letaknya di bagian bawah tubuh kita, melainkan organ yg berada di rongga dada. Orang Indonesia bilang namanya hati, sebenarnya jantung. Jantung memang memiliki kemampuan mengolah energi kesadaran juga, bahkan jarak jangkauannya lebih besar dibandingkan listrik yg keluar dari otak yg adanya di kepala. Tetapi, yg orang tidak sadari, adalah kenyataan bahwa apa yg diolah dan dipancarkan oleh jantung berasal dari otak. Otak mengolah data yg kemudian dikirimkan ke jantung. Setelah itu barulah jantung beraksi, memancarkan sinyal-sinyal positif atau negatif. Bagi orang awam dan orang spiritual yg bertahan di tingkat hati, sehingga bisa dikategorikan tetap awam juga, sinyal-sinyal dari jantung ini terasa begitu kuat dan nyata, sehingga mereka mengambil kesimpulan bahwa manusia harus fokus di jantung. Mereka tidak tahu bahwa jantung mengikuti kepala. Hati mengikuti otak. Energi manusia diciptakan berdasarkan apa yg dipercayainya. Dan apa yg dipercayai diolah di otak. Kalau masuknya kepercayaan negatif, keluarnya juga energi negatif. Kepercayaan positif akan memancarkan energi positif.
Satu jebakan lagi, yaitu istilah "rasa" yg tidak ada di budaya lain. Cuma ada di Indonesia. Biasanya istilah "rasa" digunakan untuk mencari pengikut. Dengan kata lain, memperbudak manusia. Lebih baik saya buka juga rahasianya, apa itu "rasa". Bukan perasaan, melainkan kesadaran. Consciousness. Letaknya di kepala, di otak. Bukan di hati atau di dada. Aslinya "rasa" adalah kesadaran yg adanya di otak, tetapi jaman sekarang dipaksakan sebagai perasaan yg ada di hati. Itu pemaksaan budaya. Anda dipaksa menjadi budak budaya yg menggunakan "rasa" sebagai keyword. Anda bisa buktikan sendiri bahwa orang yg pakai "rasa" itu tidak pakai otak, melainkan jantung. Ajak bicara saja, akan jelas sekali bahwa logikanya tidak jalan. Cuma main perasaan, dan menggantungkan pikirannya untuk konstan. Tidak bergerak. Tetap. Bisa disetir oleh siapapun yg dijadikan panutannya.
T = Setelah saya telusuri, soal perbudakan ini, yang saya dapat bukan karena hati atau mata ketiga. Masalahnya ada di penerjemahan informasi, di otak. Penerjemahaan informasi dari data non-fisik yang murni, ke bentuk pikiran yang bisa dipahami oleh otak. Karena otak sudah terkondisi oleh macam-macam hal, terkadang proses penerjemahannya tidak tepat. Jadi yang terlihat bukan apa yang sebenarnya, tapi apa yang ego-nya mau lihat. Itu yang menyebabkan perbudakan
J = Perbudakan cuma ada di masyarakat terbelakang atau setengah terbelakang. Indonesia masih termasuk golongan itu. Tidak selamanya, tentu saja. Cepat atau lambat Indonesia akan bebas dari perbudakan. Dan semuanya dimulai dari manusia yg tersentak. Kaget karena menemukan prakteknya selama ini salah. Salah karena fokus di hati. Selama ini merasa benar karena semua orang bilang begitu.
Tetapi fokus di otak bukan berarti konsentrasi sepanjang waktu yg tentu saja akan sangat melelahkan. Yg saya maksud, fokus tatkala meditasi. Meditasi di gelombang otak rendah. Secara implisit sudah jelas, yg saya maksud dengan gelombang otak tinggi adalah gelombang otak Beta, yaitu gelombang otak kerja fisik. Dan berpikir logis. Ada pro dan kontra. Alibi dan argumentasi. Itu gelombang otak kerja sehari-hari. Meditasi di gelombang otak ini sama saja bohong. Mubazir karena tidak menyambung dengan alam semesta. Cuma menyambung secara fisik saja dengan apa yg bisa kita sentuh.
Tapa atau meditasi dalam berbagai bentuknya merupakan hak orang tertentu di masa lalu. Tidak semua orang bisa melakukannya, malahan dilarang. Orang biasa diharuskan kerja dan kerja, dan menghadiri ritual massal keagamaan yg diadakan penguasa demi penggalangan tenaga kerja. Seperti itu situasinya, baik di dunia Barat maupun di Timur. Makanya lahir berbagai kepercayaan lokal, demi menjembatani ideologi keagamaan penguasa dan kebutuhan pribadi. Walaupun demikian, tetap itu bukan meditasi, melainkan kultus. Sekarang disebut klenik.
Bahkan di Bali saat ini, anda tidak bisa sembarangan meditasi dengan simbol Siwa. Itu ritual khusus untuk pedanda Siwa dan murid-muridnya, meditasi dengan membayangkan atribut-atribut Siwa. Membayangkan seolah-olah anda Siwa. Dilakukan pagi hari sebelum kegiatan lainnya. Setelah itu barulah anda mengucapkan mantera untuk air yg ada di hadapan anda. Air itu akan digunakan untuk berbagai keperluan oleh orang-orang lainnya. Namanya air suci atau tirta. Kita disini tentu saja tidak pakai batasan itu. Kita bisa meditasi sendiri dengan atribut-atribut Siwa, dan bisa membuat tirta sendiri. Bisa untuk diri kita sendiri, bisa juga untuk diberikan kepada orang lain. Dengan kata lain, kita sok tahu.
Kita tahu prinsip-prinsipnya, dan kita langsung gunakan. Sama saja seperti ritual membuat air suci di Gereja Katolik. Menurut tradisi, cuma pastor yg bisa buat itu. Tetapi kita bisa buat sendiri. Tidak ada yg larang, karena caranya sangat mudah: cukup bilang atas nama Bapa, dan Putra dan Roh Kudus, amin.
Saya pribadi tidak suka upacara keagamaan Kristen, baik yg model Katolik, Protestan maupun Pentakosta. Tapi saya suka lagu-lagu rohaninya. Suka saya pakai untuk meditasi sendiri. Ada tekniknya kalau dinyanyikan secara berjemaah. Lagu harus dinyanyikan terus-menerus sampai gelombang otak kita masuk ke gelombang otak samadhi atau meditasi mendalam. Gelombang otak Alpha ke bawah. Gelombang otak kun fayakun. Setelah itu dicapai tinggal bernubuah saja. Apa yg muncul di kepala langsung diucapkan, dan orang lainnya yg hadir tinggal bilang amin. Sayangnya, dalam praktek keagamaan Kristen, gelombang otak meditasi mendalam tidak kesampaian. Belum sampai gelombang otak kun fayakun, lagunya sudah dihentikan.
Dan untuk secara cepat mencapai itu gelombang otak kun fayakun, mata kita harus diarahkan ke arah atas dengan sudut 45 derajat. Benarlah orang-orang yg berdoa berjemaah dalam selametan, ketika kedua tangan diangkat dan matanya mendelik-delik ke arah atas. Sayangnya kegiatan itu mubazir juga, karena orang cuma ikut-ikutan saja, tidak tahu maksudnya apa. Tidak tahu titiknya yg mana. Harusnya ustad yg pimpin itu selametan langsung bilang seperti saya, supaya fokus memandang ke atas dengan sudut 45 derajat. Mata bisa dipejamkan setengah, tapi bola matanya diarahkan ke atas. Diam saja sambil istigfar selama lima menit. Semuanya akan langsung masuk ke gelombang otak Alpha. Lalu Al Fatihah selama 10 menit. Fokus matanya tetap. Dan itulah gelombang otak kun fayakun. Tinggal ucapkan saja nazarnya apa, dan yg lain tinggal bilang amin. Orang Kristen, Buddha, dan Hindu juga begitu. Tidak dikasih tahu bagaimana cara paling cepat mencapai gelombang otak samadhi. Mungkin yg pimpin upacara juga tidak tahu caranya. Akibatnya semua laku keagamaan itu kebanyakan mubazir. Biarpun biayanya mahal jadi mubazir, karena jemaah tidak mencapai gelombang otak kun fayakun. Tanpa masuk ke gelombang otak kun fayakun, tidak ada gunanya mengucapkan doa.
Orang masih banyak yg salah kaprah mengira ritual berarti sesuatu yg sakral, suci atau disucikan, tidak boleh dilakukan sembarangan. Itu salah. Yg benar, ritual adalah kegiatan yg anda lakukan secara rutin dan berkala. Selalu diulang dalam pola yg sama. Mengkhotbahi orang lain seminggu sekali merupakan ritual bagi orang tertentu.Dan mendengarkan khotbah seminggu sekali merupakan ritual bagi orang tertentu lainnya. Orang tertentu lainnya punya ritual lain lagi, yaitu menghindari kedua hal itu seminggu sekali. Meditasi dengan fokus di otak untuk mencapai gelombang otak kun fayakun juga merupakan ritual. Ritual yg bermanfaat kalau anda bisa mencapainya.
Mubazir kalau cuma gerak fisik saja.
Dan tidak sebaliknya.
Joko Tingtong melanjutkan: Kalau saya mengajarkan anda pegang hati, dunia anda akan terbalik. Anda akan butuh pegangan. Mutlak perlu pegangan dari luar karena hati anda tidak bisa berpikir, cuma bisa merasakan. Mereka yg mengumpulkan budak selalu mengajarkan orang untuk pegang hati. Saya menghapuskan perbudakan. Saya buka rahasia. Saya bilang, hati anda mengikuti otak, dan bukan sebaliknya. Anda akan menjadi tuan dari diri anda sendiri, bukan budak lagi.
Ada yg tanya, apa itu intuisi? Joko jawab: intuisi adalah pengetahuan yg muncul begitu saja di dalam pikiran anda, tanpa perlu berpikir lagi. Merupakan buah dari praktek meditasi rutin. Nama lainnya adalah wisdom, hikmat, hidayah. - Intuisi, hikmat atau hidayah tidak bisa muncul kalau anda fokus di hati. Fokuslah di kepala ketika anda meditasi, maka hidayah anda tidak akan putus-putusnya. Muncul sendiri dari dalam kepala anda seperti air yg mengalir.
Ada lagi yg bertanya: Kita melihat bukan dengan mata tapi dengan pikiran, mungkin Mas Joko bisa menjelaskan?
Joko jawab: Apa yg anda lihat merupakan terjemahan otak anda terhadap apa yg ada di luar anda secara fisik dan bisa terdeteksi oleh mata anda. Mata fisik anda detektor. Cuma mendeteksi saja. Apa yg terdeteksi dikirimkan ke otak, dan diterjemahkan menjadi gambar-gambar. Bentuk aslinya belum tentu seperti yg kita lihat. Kita lihat apa yg kita lihat karena kita punya organ mata dari jenis manusia. Organ makhluk bukan manusia mungkin melihatnya berbeda. Karena otak mereka berbeda dari kita.
Kesadaran adanya di kepala, di otak.
Bukan di hati atau di dada.
Di hati juga ada otaknya, kata seorang teman. Benar, kata Joko. Tetapi otak yg ada di hati itu mengikuti otak yg ada di kepala. Hati disini maksudnya jantung, tentu saja. Bukan hati sebagai liver yg letaknya di bagian bawah tubuh kita, melainkan organ yg berada di rongga dada. Orang Indonesia bilang namanya hati, sebenarnya jantung. Jantung memang memiliki kemampuan mengolah energi kesadaran juga, bahkan jarak jangkauannya lebih besar dibandingkan listrik yg keluar dari otak yg adanya di kepala. Tetapi, yg orang tidak sadari, adalah kenyataan bahwa apa yg diolah dan dipancarkan oleh jantung berasal dari otak. Otak mengolah data yg kemudian dikirimkan ke jantung. Setelah itu barulah jantung beraksi, memancarkan sinyal-sinyal positif atau negatif. Bagi orang awam dan orang spiritual yg bertahan di tingkat hati, sehingga bisa dikategorikan tetap awam juga, sinyal-sinyal dari jantung ini terasa begitu kuat dan nyata, sehingga mereka mengambil kesimpulan bahwa manusia harus fokus di jantung. Mereka tidak tahu bahwa jantung mengikuti kepala. Hati mengikuti otak. Energi manusia diciptakan berdasarkan apa yg dipercayainya. Dan apa yg dipercayai diolah di otak. Kalau masuknya kepercayaan negatif, keluarnya juga energi negatif. Kepercayaan positif akan memancarkan energi positif.
Satu jebakan lagi, yaitu istilah "rasa" yg tidak ada di budaya lain. Cuma ada di Indonesia. Biasanya istilah "rasa" digunakan untuk mencari pengikut. Dengan kata lain, memperbudak manusia. Lebih baik saya buka juga rahasianya, apa itu "rasa". Bukan perasaan, melainkan kesadaran. Consciousness. Letaknya di kepala, di otak. Bukan di hati atau di dada. Aslinya "rasa" adalah kesadaran yg adanya di otak, tetapi jaman sekarang dipaksakan sebagai perasaan yg ada di hati. Itu pemaksaan budaya. Anda dipaksa menjadi budak budaya yg menggunakan "rasa" sebagai keyword. Anda bisa buktikan sendiri bahwa orang yg pakai "rasa" itu tidak pakai otak, melainkan jantung. Ajak bicara saja, akan jelas sekali bahwa logikanya tidak jalan. Cuma main perasaan, dan menggantungkan pikirannya untuk konstan. Tidak bergerak. Tetap. Bisa disetir oleh siapapun yg dijadikan panutannya.
T = Setelah saya telusuri, soal perbudakan ini, yang saya dapat bukan karena hati atau mata ketiga. Masalahnya ada di penerjemahan informasi, di otak. Penerjemahaan informasi dari data non-fisik yang murni, ke bentuk pikiran yang bisa dipahami oleh otak. Karena otak sudah terkondisi oleh macam-macam hal, terkadang proses penerjemahannya tidak tepat. Jadi yang terlihat bukan apa yang sebenarnya, tapi apa yang ego-nya mau lihat. Itu yang menyebabkan perbudakan
J = Perbudakan cuma ada di masyarakat terbelakang atau setengah terbelakang. Indonesia masih termasuk golongan itu. Tidak selamanya, tentu saja. Cepat atau lambat Indonesia akan bebas dari perbudakan. Dan semuanya dimulai dari manusia yg tersentak. Kaget karena menemukan prakteknya selama ini salah. Salah karena fokus di hati. Selama ini merasa benar karena semua orang bilang begitu.
Tetapi fokus di otak bukan berarti konsentrasi sepanjang waktu yg tentu saja akan sangat melelahkan. Yg saya maksud, fokus tatkala meditasi. Meditasi di gelombang otak rendah. Secara implisit sudah jelas, yg saya maksud dengan gelombang otak tinggi adalah gelombang otak Beta, yaitu gelombang otak kerja fisik. Dan berpikir logis. Ada pro dan kontra. Alibi dan argumentasi. Itu gelombang otak kerja sehari-hari. Meditasi di gelombang otak ini sama saja bohong. Mubazir karena tidak menyambung dengan alam semesta. Cuma menyambung secara fisik saja dengan apa yg bisa kita sentuh.
Tapa atau meditasi dalam berbagai bentuknya merupakan hak orang tertentu di masa lalu. Tidak semua orang bisa melakukannya, malahan dilarang. Orang biasa diharuskan kerja dan kerja, dan menghadiri ritual massal keagamaan yg diadakan penguasa demi penggalangan tenaga kerja. Seperti itu situasinya, baik di dunia Barat maupun di Timur. Makanya lahir berbagai kepercayaan lokal, demi menjembatani ideologi keagamaan penguasa dan kebutuhan pribadi. Walaupun demikian, tetap itu bukan meditasi, melainkan kultus. Sekarang disebut klenik.
Bahkan di Bali saat ini, anda tidak bisa sembarangan meditasi dengan simbol Siwa. Itu ritual khusus untuk pedanda Siwa dan murid-muridnya, meditasi dengan membayangkan atribut-atribut Siwa. Membayangkan seolah-olah anda Siwa. Dilakukan pagi hari sebelum kegiatan lainnya. Setelah itu barulah anda mengucapkan mantera untuk air yg ada di hadapan anda. Air itu akan digunakan untuk berbagai keperluan oleh orang-orang lainnya. Namanya air suci atau tirta. Kita disini tentu saja tidak pakai batasan itu. Kita bisa meditasi sendiri dengan atribut-atribut Siwa, dan bisa membuat tirta sendiri. Bisa untuk diri kita sendiri, bisa juga untuk diberikan kepada orang lain. Dengan kata lain, kita sok tahu.
Kita tahu prinsip-prinsipnya, dan kita langsung gunakan. Sama saja seperti ritual membuat air suci di Gereja Katolik. Menurut tradisi, cuma pastor yg bisa buat itu. Tetapi kita bisa buat sendiri. Tidak ada yg larang, karena caranya sangat mudah: cukup bilang atas nama Bapa, dan Putra dan Roh Kudus, amin.
Saya pribadi tidak suka upacara keagamaan Kristen, baik yg model Katolik, Protestan maupun Pentakosta. Tapi saya suka lagu-lagu rohaninya. Suka saya pakai untuk meditasi sendiri. Ada tekniknya kalau dinyanyikan secara berjemaah. Lagu harus dinyanyikan terus-menerus sampai gelombang otak kita masuk ke gelombang otak samadhi atau meditasi mendalam. Gelombang otak Alpha ke bawah. Gelombang otak kun fayakun. Setelah itu dicapai tinggal bernubuah saja. Apa yg muncul di kepala langsung diucapkan, dan orang lainnya yg hadir tinggal bilang amin. Sayangnya, dalam praktek keagamaan Kristen, gelombang otak meditasi mendalam tidak kesampaian. Belum sampai gelombang otak kun fayakun, lagunya sudah dihentikan.
Dan untuk secara cepat mencapai itu gelombang otak kun fayakun, mata kita harus diarahkan ke arah atas dengan sudut 45 derajat. Benarlah orang-orang yg berdoa berjemaah dalam selametan, ketika kedua tangan diangkat dan matanya mendelik-delik ke arah atas. Sayangnya kegiatan itu mubazir juga, karena orang cuma ikut-ikutan saja, tidak tahu maksudnya apa. Tidak tahu titiknya yg mana. Harusnya ustad yg pimpin itu selametan langsung bilang seperti saya, supaya fokus memandang ke atas dengan sudut 45 derajat. Mata bisa dipejamkan setengah, tapi bola matanya diarahkan ke atas. Diam saja sambil istigfar selama lima menit. Semuanya akan langsung masuk ke gelombang otak Alpha. Lalu Al Fatihah selama 10 menit. Fokus matanya tetap. Dan itulah gelombang otak kun fayakun. Tinggal ucapkan saja nazarnya apa, dan yg lain tinggal bilang amin. Orang Kristen, Buddha, dan Hindu juga begitu. Tidak dikasih tahu bagaimana cara paling cepat mencapai gelombang otak samadhi. Mungkin yg pimpin upacara juga tidak tahu caranya. Akibatnya semua laku keagamaan itu kebanyakan mubazir. Biarpun biayanya mahal jadi mubazir, karena jemaah tidak mencapai gelombang otak kun fayakun. Tanpa masuk ke gelombang otak kun fayakun, tidak ada gunanya mengucapkan doa.
Orang masih banyak yg salah kaprah mengira ritual berarti sesuatu yg sakral, suci atau disucikan, tidak boleh dilakukan sembarangan. Itu salah. Yg benar, ritual adalah kegiatan yg anda lakukan secara rutin dan berkala. Selalu diulang dalam pola yg sama. Mengkhotbahi orang lain seminggu sekali merupakan ritual bagi orang tertentu.Dan mendengarkan khotbah seminggu sekali merupakan ritual bagi orang tertentu lainnya. Orang tertentu lainnya punya ritual lain lagi, yaitu menghindari kedua hal itu seminggu sekali. Meditasi dengan fokus di otak untuk mencapai gelombang otak kun fayakun juga merupakan ritual. Ritual yg bermanfaat kalau anda bisa mencapainya.
Mubazir kalau cuma gerak fisik saja.
(Leonardo R.)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar