Orang bahkan tidak tahu bahwa penghargaan untuk SBY adalah untuk keberhasilan menumpas terorisme, tapi dibungkus seolah-olah untuk kebebasan beragama. Hak asasi manusia (HAM) kebebasan beragama diinjak-injak dengan sempurna di masa pemerintahan SBY. Semua orang tahu, dan itu tidak dihargai. Yg dihargai adalah kemampuan SBY menumpas terorisme. Jadi, kiat SBY ternyata jitu, yaitu membiarkan pelecehan HAM kebebasan beragama di Indonesia dan, pada saat yg sama, mengejar tanpa ampun para teroris. Itu cukup dihargai oleh dunia Barat. Daripada runyam kebebasan beragama dan diacak-acak teroris, lebih baik runyam kebebasan beragama dan runyamnya terorisme juga. SBY menjadi bapak perunyam terorisme di Indonesia, dan sekarang diberikan penghargaan untuk itu begitu lho!
Mungkin jauh lebih banyak yg tidak tahu bahwa Saudi Arabia berlindung di belakang pantat Amerika Serikat (AS) dan sekutu-sekutu Baratnya yg nominal Kristen. Sekarang resminya sekuler, tapi nominal Kristen. Punya tradisi Kristen yg kuat. Dan bersimbiosis-mutualisma dengan gerakan Zionis atawa para bankir Yahudi yg menjalar-jalar selalu kian kemari di seantero pusat-pusat keuangan di seluruh dunia.
Dunia Arab eksistensinya bergantung kepada belas kasihan dunia Barat. Dan Indonesia mau menempatkan diri menjadi tempat pelemparan derma kekasih Allah di Timur Tengah? Mungkin seperti itu teorinya, lewat eksport para babu Indon yg pulang dengan bunting atawa setengah bunting.
Joko pernah lihat di TV juga, anak-anak hasil perkosaan di Timur Tengah. Babu Indon diperkosa majikan mereka di Timur Tengah. Hamil, melahirkan di bandara Sukarno-Hatta, dan anak mereka dibuang ke tempat sampah. Ada yg pungut untuk dijual. Harganya seribu dollar. Seribu dollar satu anak blasteran Indo-Arabia. Ada pula yg dipungut oleh panti asuhan.
Kalau sudah besar mungkin bisa jadi bintang pilem.
(Joko T.)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar