28 Sep 2013

Al Masih Itu Anda Sendiri

Kekristenan sebenarnya ajaran spiritual yg paling gamblang, dengan konsep Allah three in one. Allah Bapa adalah pencipta, simbol dari cakra mata ketiga anda. Allah Putra adalah anda sendiri, simbol dari cakra jantung. Allah Roh Kudus adalah simbol dari energi yg muncul dari cakra mata ketiga dan turun ke bawah. Tidak beda banyak dengan konsepsi Hindu tentang Brahma Wisnu Siwa, dan Brahman Atman. Tidak beda banyak juga dengan konsepsi Kebudhaan. Semuanya tentang manusia, dan bukan tentang Allah yg berada di awang-awang. Dengan kata lain, semuanya tentang kita. Semuanya simbolik. Andanisasi, bukan Tuhanisasi. Bapa adalah Allah yg anda sembah, anda adalah Yesus. Penyembahan dilakukan di cakra mata ketiga. Dari sana turun Allah Roh Kudus yg hidup di dalam anda. Roh Kudus adalah energi anda sendiri.

Semua agama samawi, dari Yahudi, Kristen sampai Islam, tetap mempertahankan tradisi tentang pengharapan munculnya Al Masih. Malah bisa dikatakan, pengharapan itulah yg menjadi alasan kenapa agamanya masih ada. Setelah Al Masih datang, maka agama yg sekarang menjadi tidak relevan. Begitu teorinya. Yg tidak dibuka kepada umum cuma satu, yaitu Al Masih yg diharapkan itu tidak lain dan tidak bukan anda sendiri. Anda, saya dan setiap orang dari kita. Ketika kita sadar bahwa kitalah Al Masih itu, maka kita sudah lulus. Al Masih artinya penyelamat karena setidaknya bisa menyelamatkan satu orang, yaitu dirinya sendiri. Menyelamatkan dari dosa, yaitu perasaan bersalah. Lewat kemampuannya yg kita sekarang tahu berupa kemampuan berpikir logis dan rasional.

T = Tidak kecuali umat Buddhis juga ada yg mengharapkan hadirnya Maitreya.

J = Maitreya adalah Buddha dari Barat, itu Yesus di dalam Buddhisme. Interpretasinya sama saja. Anda adalah Maitreya itu.

T = Jadi tiap orang harus panggul salibnya sendiri? Bukankah dosa-dosa sudah ditebus sama Yesus?

J = Dosa adalah konsep buatan budaya, relatif. Yg dirasakan manusia bukanlah dosa melainkan rasa bersalah, guilty feelings. Kalau anda tahu bahwa anda adalah Al Masih itu, anda tidak perlu merasa guilty lagi. Anda bisa berpikir apa yg seharusnya dilakukan. Lakukan yg perlu, tinggalkan yg tidak perlu.

T =  Kenapa gak Nabi Muhammad yg datang kembali?

J = Untuk anda yg sampai sekarang belum tahu, bahkan di Islam istilah Muhammad adalah gelar. Bisa dipakai oleh siapa saja, artinya yg terpuji. Yg anda kenal sebagai Nabi Muhammad, nama aslinya bukanlah Muhammad. Muhammad itu gelarnya. Makanya benar, setiap orang bisa menjadi Muhammad, dan mengeluarkan nubuah yg paling tidak bisa berlaku bagi dirinya sendiri, untuk menyelamatkan dirinya sendiri. Ketika anda mengucapkan syahadat Islam, anda menunjuk kepada diri anda sendiri sebagai Muhammad. Anda tidak bersaksi dusta karena Muhammad itu gelar anda sebagai manusia yg terpuji. Sebagai seorang manusia terpuji, anda adalah utusan Allah. Dan anda mengakuinya di hadapan semua orang.

T Mencapai kesadaran hanya diucapkan sih gampang okelah, tapi masih banyak di Indonesia untuk beribadah saja susah harus ijin. Baru-baru ini ada demo penutupan gereja di Ciledug, gimana tanggapan Mas Leo?

J =  Saya tidak ngurusin pembukaan maupun penutupan gereja.

T = Bagaimana anda memikirkan mengenai maut/kematian? Bagaimana anda memahaminya?

J = Kalau anda mau memikirkan maut dan bukan hidup, maka pintu yg terbuka bagi anda adalah menjadi budak agama. Itu jebakannya. Banyak yg terjebak. Yg menjebak juga tidak tahu jawabannya, tapi mereka pura-pura tahu. Semoga bisa dimengerti dan tidak lagi mengajukan jebakan untuk saya

T = Saya pernah berpikir, kenapa dikatakan Yesus adalah penyelamat umat manusia, pembebas manusia dari dosa (dan sebutan lain) karena pada zamannya Yesus-lah yang menuntun pengikutnya menjauhi orang sesat pada zaman itu dengan mengalihkan ajaran pengikut-pengikutnya dari para ahli Taurat yang sesat zaman dulu, diganti dengan ajaran Kristiani, maka dapat dikatakan ajaran Yesus sebagai misi penyelamatan dari jalan yang salah pada zaman itu. Apakah hal ini bisa diterima?

J = Menurut saya Yesus memang bukan berasal dari kaum Yahudi orthodox, melainkan kelompok pinggiran. Mereka yg orthodox berbekal syariat, sedangkan Yesus berasal dari kelompok spiritual, yg mementingkan hakekat. Inti dan bukan kulit. Yohanes Pembaptis juga seperti itu. Kalau disandingkan antara Yesus dan orang-orang Yahudi orthodox saat itu, maka sama saja seperti anda membandingkan orang-orang spiritual di Indonesia dengan mereka yg hidup dari berjualan agama. Tidak menyambung. Yg satu jualan, mengharapkan imbalan. Yg satu lagi membagikan pengalaman pribadi, dan mendorong orang untuk kultivasi kesadaran dirinya sendiri, menemukan yg hakiki dan melepaskan beban yg tidak perlu. Makanya, kalau anda perhatikan, jawaban yg saya berikan mirip dengan jawaban Yesus. Simple dan apa adanya, dan bukan ribet membahas tentang maut dan sebagainya yg, sejak jaman dahulu, menjadi bahan jualan kaum agamis. Bahkan mereka yg mengaku pengikut Yesus sudah jualan konsep maut, jualan aturan-aturan beragama, sama seperti orang Farisi dan Saduki. Pedahal pintu selalu terbuka untuk mencapai yg inti, essensial dan bukan permainan bibir demi sumbangan dan pembangunan gedung gereja. Baik dengan alasan sumbangan untuk Tuhan Yesus maupun kaum miskin. Yesus itu simbol dari anda, bukan pelintiran demi memperkaya golongan tertentu, baik dengan motivasi keagamaan maupun politik. Sederhana sekali dan tidak perlu diributkan.


(Leonardo R.)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar