26 Mar 2014

Dukun Serius dan Dukun Goyang

Komunitas Spiritual Indonesia dengan cabang-cabang resmi di Jakarta, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Denpasar, Medan dan Makassar tidak keberatan menerima sumbangan uang tanda kasih atau simpati melihat kegiatan sosial kita yg sama sekali tidak membedakan latar-belakang orang, bertujuan pencerdasan umum, berazaskan kerja keroyokan tanpa dibayar dan non profit. Uang kontan bisa disumbangkan oleh partai politik maupun para kandidatnya, asalkan bersifat sukarela, bebas dan tidak mengikat. Sayangnya belum ada sampai saat ini. Mungkin karena kita susah dipegang atawa terlalu licin. Dengan kata lain, berlendir. Anda bisa terpeleset kalau tidak pas... lobangnya.

Manusia dan alam cuma wadah, makanya perlu pembersihan. Dibersihkan dari lendir atau pelicin, baik alamiah maupun buatan. Yg membersihkan kita juga. Kita membersihkan diri kita sendiri dan alam sekitar. Dalam bahasa spiritual, jagad cilik dan jagad gede. Istilah saja. Macam-macam istilah, termasuk istilah dukun. Dukun artinya penyembuh, memiliki banyak arti. Bisa arti serius sebagai penyembuh atau istilah guyon saja. Maksud saya, ada orang yg bakatnya menjadi dukun, baik serius maupun guyon saja. Guyon sambil bergoyang. Dukun serius dan dukun goyang.

T = Saya ingin berbagi pengalaman spiritual yang pernah saya alami ke Mas Leo, saya ingin minta pendapat dan juga arahan atas sesuatu yang terjadi itu, yg kebanyakan saya pribadi belum memahami secara gamblang maksudnya. Ini mengenai kemampuan bernubuah, dan pesan-pesan yang ditujukan untuk saya.

D adalah orang yang mampu bernubuah, pada suatu waktu seperti orang kesurupan kemudian berbicara yang seolah olah adalah pribadi lain. Nada suara berbeda, intonasi dan gaya bicara semua berbeda. Tapi yang mengucap tetap mulut dari D. Saya kenal Mbak D sewaktu saya bertugas mengajar di Sumatera. Singkat kata kami sering bicara mengenai hal hal yg sifatnya pengalaman spiritual dan gaib, akhirnya kami akrab dan mengadakan acara semacam kirim doa bersama sewaktu malam purnama. Kami (saya, Mbak D, suaminya (E), dan 1 orang kawan. Acara seperti ini biasa kami sebut dengan malam 14an.

Di malam itu, Mbak D seperti kesurupan,masuk kondisi trance, kemudian berbicara dengan bahasa yg tak saya mengerti. Kemudian bicara dengan bahasa Indonesia mengenai perumpamaan-perumpamaan akan kehidupan. Kemudian setelah itu seperti ada sosok pribadi lain yang hadir. Dan tiba-tiba menunjuk ke arah saya sembari mulut Mbak D mengatakan: "Kamu... bernama... bergelar... tenggelamkan pulau Jawa."

Singkat kata acara selesai. Dan kami semua berbincang mengenai apa yg terjadi. Seolah memberitahukan identitas saya di kehidupan sebelumnya.

Apa yg dimaksud "tenggelamkan pulau Jawa"? Saya pribadi belumlah jelas. Kemudian di malam 14an berikutnya kami lakukan hal yg sama. Mbak D kembali masuk kondisi trance dan seolah ada pribadi lain yg berbicara melalui mulut Mbak D.

Kali ini saya mengalami gejala fisik, tubuh seperti berat, dan ubun-ubun berkedut keras, tubuh rasanya merinding dan panas. Lalu saya lakukan sesuatu yg kami biasa sebut dengan "membuka lintasan". Tiba-tiba saya melihat ada banyak sekali hewan bermacam-macam, manusia banyak dan satu lagi menurut pengertian saya waktu itu adalah jin yg banyak juga. Lalu secara spontanitas saya ucap salam tiga kali, pertama untuk manusia, kedua untuk jin, ketiga untuk hewan-hewan. Dan saya melihat ada seorang lelaki besar di belakang saya. Saya berdiri, dia berdiri, dan saya hanya setinggi lututnya. Kemudian seperti muncul begitu saja melalui mulut saya kalimat-kalimat tertentu... seperti berpesan sesuatu. Kemudian singkat cerita yg saya ingat, saya mengucap salam untuk pergi... lalu tubuh saya seperti lemas. Tadinya berdiri kemudian jatuh ke belakang, untung dijaga oleh Mas E. Itu pengalaman di malam 14an kedua.

J = Namanya pengalaman spiritual pribadi, masuk ke dalam kesadaran anda sendiri, yg tentu saja selalu bersambung dengan kesadaran yg ada di semua makhluk lain. Itu saja yg saya lihat, karena tidak terlihat ada pesan apapun di pengalaman anda yg ini, selain kenyataan bahwa anda mengalami menjadi bagian dari semua hal yg tidak berbentuk fisik itu. Pikiran anda tidak punya fisik, bukan materi. Yg anda lihat juga bukan materi. Semuanya ada di dalam pikiran anda sendiri. Dari sudut pandang psikologi modern, anda disebut mengalami halusinasi. Saya sendiri tidak se-orthodox psikologi modern yg memang tidak bisa menafsirkan simbol. Saya berpegang pada depth psychology, psikologi mendalam, yg melihat bahwa ada keterkaitan antara pikiran manusia dan lingkungan fisiknya. Keterkaitan secara fisik tercermin di dalam keterkaitan di dunia pikiran. Anda bisa berkelana di dunia fisik, bisa juga berkelana di dunia pikiran. Nah, pengalaman spiritual anda adalah ketika anda berkelana di dunia pikiran. Bisa dibilang itulah jagad cilik sebagai penyeimbang jagad gede atau dunia fisik. Keduanya selalu ada selama kita masih menjadi manusia hidup yg memiliki tubuh fisik.

T = Mungkin terlalu banyak dan luas cakupan yang akan saya tanyakan jika bermula dari pengalaman-pengalaman yg lalu, terlalu banyak kebetulan demi kebetulan yang awalnya bikin saya geleng-geleng kepala sendiri, tapi sekarang hal-hal seperti itu rasanya sudah biasa saja. Sering sekali membuktikan sendiri mengenai ucap nyata, apa yang kita ucapkan benar-benar terjadi dalam tempo waktu yang relatif sangat singkat, dari beberapa menit sampai beberapa jam kemudian yg saya ucapkan menjadi benar-benar terjadi. Ah itu mungkin sekedar efek saja. Yang saya rasakan sendiri peningkatan pengetahuan, pemahaman mengenai "ini semua" meningkat sangat drastis semenjak dua tahunan ini, sangat drastis di satu tahun terakhir... Saat ini saya sudah tidak lagi fokus ke satu agama seperti kala itu. Semenjak SMP malah sudah pegang yg namanya jimat-jimat, dari akik, keris-keris dll. Untuk anak seusia itu, saya merasa diri saya sangat berbeda dari anak-anak lain, saya sangat menyukai hal-hal yang berbau Tuhan, kesaktian, dan sejenisnya.
Semenjak SMA sudah mulai bergabung dengan beberapa perguruan tenaga dalam dan juga penyembuhan serta meditasi. Yang paling berperan dalam olah batin, spiritualitas saya di masa SMA namanya Paguyuban S, disana diajarkan teologi, meditasi dan penyembuhan. Kemudian ketika masuk universitas, saya mulai bergabung dengan prana, reiki, hipnosis, NLP, ilmu-ilmu kejawen, sastra jendra hayuningrat dll, maklum dulu saya suka sama yang namanya kesaktian, bisa mementalkan orang kalau dia marah sama kita dsb. Pada saat itu sampai juga di pengendalian cuaca, pengendalian peristiwa agar sesuai yang kita inginkan, misalnya ingin ketemu dengan dosen yg sulit ditemui, saya transfer energi agar dimanapun juga saat ini, harus ketemu, alhasil... benar-benar ketemu.

Ah... itu masa-masa dimana sangat menyukai kesaktian dan keluar-biasaan. Saat ini, hal-hal tersebut rasanya biasa saja.

Yang saya takutkan adalah menjaga pikiran saya ketika ada orang lain yg secara sengaja atau tidak sengaja, membuat hati saya tidak nyaman, saya selalu segera menarik diri saya ke posisi netral, artinya saya tidak menaruh "rasa tidak suka atas kejadian yg tidak mengenakkan hati saya", sebab jika saya menaruh rasa tidak suka saya atas orang tsb, selalu saya amati dan buktikan orang-orang tsb tidak lama setelahnya mengalami hal-hal yang kurang baik.

Oleh karenanya jika itu terjadi saya segera menetralkan diri saya, sebab diri ini dan diri lain adalah satu kesatuan, selalu sempurna, seimbang apa adanya. Nah, bagaimana sikap seperti itu Mas Leo? Dan fenomena apakah kalau dalam pemahaman Mas Leo mengenai hal yg saya katakan tadi, ucapan yg menjadi nyata?

J = Fenomena biasa saja, tidak usah dipikirkan. Yg penting anda bisa netral dan tidak terganggu oleh orang lain.

T = Oke, itu memang yang selalu saya jaga atas ucap dan pikiran ini agar benar-benar netral versi saya. Kali ini mengenai mimpi, beberapa waktu terakhir saya sering mimpi terbang, bahkan di mimpi terbang terakhir saya lihat diri saya di kerumuni oleh sangat banyak sekali orang (yg saya tangkap waktu itu dari seluruh dunia), mereka semua terkagum-kagum atas hal tsb (di dalam mimpi tsb), tetapi saya kok rasanya biasa saja. Nah, mimpi terbang itu sebenarnya maknanya seperti apa?

J = Maknanya sudah dirasakan sendiri, yaitu biasa saja.

T = Baik, terimakasih banyak. Sadar tok dan biasa saja, kelihatannya memang disana.

Ada satu hal yg membuat pikiran saya masih mencari cari. Ketika saya berkomunikasi dengan sesuatu di sesi waktu yg lain. Untuk pertama kalinya sesuatu itu mengatakan "aku adalah kamu dan kamu adalah aku". Ada satu tugas yg diamanahkan kepada saya, dikatakan bahwa saya harus menyusun kitabullah, kitab yg murni muncul dari dalam diri. Kitab yang akan dijadikan pedoman anak cucu turunan, turun temurun sampai akhir jaman. Kitab yang isinya akan menggemparkan seluruh dunia, karena isinya adalah pembuktian demi pembuktian atas segala sesuatu yang pernah dikisahkan.

Saya sendiri terus terang masih bingung harus berbuat apa, harus mulai dari mana. Dikatakan bahwa untuk semacam masalah teknis adalah urusan yang masih punya jasad, sedangkan sesuatu itu adalah sebagai penyampai informasi. Dikatakan pula, di dunia ini hanya segelintir orang yang mempunyai kesempatan untuk mendengar langsung dari sumbernya, salah satu yg berkesempatan itu adalah kamu. Setelah mendengar akan melihat, setelah melihat akan menjadi. Begitu dikatakannya.

Di satu masa, saya bertanya ke dalam diri mengenai kebingungan, saya harus mulai dari mana, ada jawaban begini... kamu akan dibimbing secara langsung melalui dirimu dan diri lain. Nah saya mohon saran sama Mas Leo, tentang ini, harus dimulai dari mana?

J = Mulai langsung tulis saja, satu persatu, dari apa yg muncul di pikiran anda. Persis seperti anda tulis sendiri barusan. Satu demi satu, kaki kiri lalu kaki kanan. Bisa berhenti sebentar. Duduk. Jalan lagi. Kaki kiri melangkah, diikuti kaki kanan. Kalau tidak tahu harus belok kemana diam dahulu. Menikmati pemandangan. Dan semuanya ditulis. Tidak usah dipikir lagi. Tapi langsung ditulis. Seperti ini. Itulah kitabullah. Artinya kitabnya Allah. Langsung tanpa melalui perantara karena Allah sendiri sudah bilang: Aku adalah kamu, dan kamu adalah aku.

T = Baik terima kasih banyak Mas, saya memang telah mulai menulis sedikit demi sedikit... muncul dorongan untuk menuliskan tentang diri saya, istilahnya semacam profil, siapa saya secara jasad, lahir dimana, seperti apa perjalanan kehidupan yg telah dilalui dsb. Untuk yang menulis semacam profil ini belum saya lakukan, dikarenakan beberapa kesibukan. Berarti ketika muncul dorongan untuk menuliskannya, saya tuliskan saja apa yg muncul, dimanapun dan kapanpun. Apakah begitu saja? Saya nikmati saja prosesnya?

J = Ya, begitu saja.


(Leonardo R.)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar