Saya
baru cek kembali, ternyata cuma perlu waktu 10 hari meditasi, dan
bukan 40 hari untuk turunnya Roh Kudus. Kalau itu bisa dilakukan 2000
tahun lalu, maka pastinya bisa juga dilakukan hari ini. Kalau Roh
Kudusnya tidak turun setelah tiga minggu anda dikurung dalam sebuah
pelatihan meditasi, maka yg salah bukanlah itu Roh Kudus, melainkan
tekniknya. Anda tidak dikasih tahu tekniknya, dan cuma disiksa saja. Sebelum
meninggalkan murid-muridnya untuk selamanya, Yesus berpesan agar
mereka meditasi tanpa henti sampai Roh Kudus turun. Ternyata cuma perlu
waktu 10 hari setelah perpisahan dengan Yesus. Roh Kudus turun dan
terlihat di dahi para murid Yesus yg bercahaya.
Itu cakra mata ketiga. Manifestasinya al. kemampuan menyembuhkan orang
sakit, nubuat, dll. Bahkan kita bisa ingat bahwa Yesus sendiri
mengatakan bahwa murid-muridnya akan melakukan hal yg lebih besar. Yg
bahkan Yesus sendiri tidak lakukan. Seperti itulah seorang guru sejati,
mendorong para muridnya untuk maju. Sama seperti Siddharta Gautama yg
menjadi Buddha. Sama seperti Yesus. Mengajarkan apa adanya, tanpa
menutupi, tanpa manipulasi. Dan gratis, tentu saja.
Meditasi bukanlah hal diam saja seperti patung Buddha, bukan pula mengosongkan pikiran which is impossible, melainkan menurunkan frekwensi gelombang otak. Nama lainnya wirid, dzikir, tafakur, novena, dll. Prinsip dasarnya sama saja, yaitu penurunan frekwensi gelombang otak praktisi. Bisa pakai simbol, bisa pakai doa atau mantera, bisa pakai dupa, bisa pakai musik, bisa tidak pakai apa-apa. Yg tidak bisa cuma satu, yaitu tidak bisa kalau tidak pakai otak anda. Ini tentang penurunan frekwensi gelombang otak anda sendiri. Untuk masuk dalam kondisi samadhi, khusyuk, kun fayakun. Di semua tradisi seperti itu modus operandinya walaupun mungkin dijelaskan secara wah atawa berlebihan. Kita bisa buang yg berlebihanisasi dan pegang yg esensial atau intinisasi saja. Yg penting hasil akhirnya which is menyatunya pikiran dan tubuh anda. Dunia atas dan dunia bawah, kalau mau pakai simbol, yg tidak lain dan tidak bukan cuma anda dan anda sendiri juga. Namanya andanisasi. Bukan hubungan atas bawah melewati langit.
Roh Kudus cuma istilah saja, menurut saya merujuk kepada energi manusia yg memunculkan intuisi, kemampuan penyembuhan, kemampuan bernubuah, dlsb. Terekam di catatan sejarah sudah muncul di murid-murid Yesus pas 10 hari setelah Yesus meninggalkan mereka. Cuma energi saja, ada di setiap orang dari kita yg mau mempraktekkan meditasi. Tidak perlu diputar-balikkan demi jualan agama. Tidak perlu juga demi kesadaran, baik anda namakan inti ataupun bukan.
Kesadaran Inti anda adalah yg sadar thok itu. Sadar bahwa anda sadar. Namanya kesadaran biasa. Cuma sering disebut kesadaran Buddha, kesadaran Kristus, kesadaran Inti, Nur Muhammad dan berbagai istilah wah lainnya yg gunanya untuk membuat anda terjebak. Setelah anda terjebak dan tersiksa puluhan tahun, barulah anda mau menerima fakta bahwa kesadaran yg anda cari itu sudah ada sejak awal, yaitu yg sadar thok itu. Sama sekali tidak wah. Itu juga kalau anda mau terima karena tidak ada yg paksa. Ini paradoks spiritualitas manusia, setelah jatuh bangun mendaki gunung halusinasi, barulah mungkin mau menerima apa yg sudah ada di depan mata.
Lalu seperti biasa ada yg bertanya bagaimana caranya. Karena saya orangnya gampangisasi, maka saya berikanlah terjemahan dari Vigyan Bhairav Tantra. Saya terjemahkan lima teknik meditasi pertama yg termuat dalam sutra itu. Saya ambil dari versi bahasa Inggris yg diterjemahkan oleh Osho. Kalau anda sudah bisa menguasainya berarti anda sudah mencapai kesadaran. Paling tidak anda sadar bahwa selama ini juga sudah sadar. Berikut terjemahannya: Vigyan Bhairav Tantra 1 s/d 5:
Dewi bertanya: Oh Shiva, apakah realitasmu? Apakah alam semesta yang menakjubkan ini? Apakah yang membentuk benih? Siapakah yang menyeimbangkan roda semesta? Apakah hidup yang mengatasi segala bentuk itu? Bagaimana kita bisa masuk sepenuhnya, mengatasi ruang dan waktu, segala nama dan semuanya? Semoga keraguanku sirnalah!
Shiva menjawab:
1. Hai insan cahaya, pengalaman ini bisa muncul di antara dua napas. Setelah menarik napas dan sebelum mengeluarkannya - anugerah.
2. Ketiga napas berbalik dari turun kembali ke atas, dan juga ketiga napas membalik dari atas ke bawah - melalui kedua pembalikan ini, sadarilah.
3. Atau, ketika tarikan dan helaan napas bersatu, pada detik ini sentuhlah pusat yang kosong, dan yang penuh energi itu.
4. Atau, ketika helaan napas telah habis (atas) dan berhenti dengan sendirinya, atau ketika tarikan tapas habis (bawah) dan berhenti - dalam sela total seperti itu, diri kita yang kecil lenyap. Ini cuma sukar bagi mereka yang tak bersih.
5. Perhatikan yang ada di antara kedua alis mata, biarkan pikiran kita ada di depan obyek pikiran. Biarkan tubuh kita penuh dengan hakekat napas sampai ke puncak kepala dan turun sebagai cahaya dari sana.
(Leonardo R.)
Meditasi bukanlah hal diam saja seperti patung Buddha, bukan pula mengosongkan pikiran which is impossible, melainkan menurunkan frekwensi gelombang otak. Nama lainnya wirid, dzikir, tafakur, novena, dll. Prinsip dasarnya sama saja, yaitu penurunan frekwensi gelombang otak praktisi. Bisa pakai simbol, bisa pakai doa atau mantera, bisa pakai dupa, bisa pakai musik, bisa tidak pakai apa-apa. Yg tidak bisa cuma satu, yaitu tidak bisa kalau tidak pakai otak anda. Ini tentang penurunan frekwensi gelombang otak anda sendiri. Untuk masuk dalam kondisi samadhi, khusyuk, kun fayakun. Di semua tradisi seperti itu modus operandinya walaupun mungkin dijelaskan secara wah atawa berlebihan. Kita bisa buang yg berlebihanisasi dan pegang yg esensial atau intinisasi saja. Yg penting hasil akhirnya which is menyatunya pikiran dan tubuh anda. Dunia atas dan dunia bawah, kalau mau pakai simbol, yg tidak lain dan tidak bukan cuma anda dan anda sendiri juga. Namanya andanisasi. Bukan hubungan atas bawah melewati langit.
Roh Kudus cuma istilah saja, menurut saya merujuk kepada energi manusia yg memunculkan intuisi, kemampuan penyembuhan, kemampuan bernubuah, dlsb. Terekam di catatan sejarah sudah muncul di murid-murid Yesus pas 10 hari setelah Yesus meninggalkan mereka. Cuma energi saja, ada di setiap orang dari kita yg mau mempraktekkan meditasi. Tidak perlu diputar-balikkan demi jualan agama. Tidak perlu juga demi kesadaran, baik anda namakan inti ataupun bukan.
Kesadaran Inti anda adalah yg sadar thok itu. Sadar bahwa anda sadar. Namanya kesadaran biasa. Cuma sering disebut kesadaran Buddha, kesadaran Kristus, kesadaran Inti, Nur Muhammad dan berbagai istilah wah lainnya yg gunanya untuk membuat anda terjebak. Setelah anda terjebak dan tersiksa puluhan tahun, barulah anda mau menerima fakta bahwa kesadaran yg anda cari itu sudah ada sejak awal, yaitu yg sadar thok itu. Sama sekali tidak wah. Itu juga kalau anda mau terima karena tidak ada yg paksa. Ini paradoks spiritualitas manusia, setelah jatuh bangun mendaki gunung halusinasi, barulah mungkin mau menerima apa yg sudah ada di depan mata.
Lalu seperti biasa ada yg bertanya bagaimana caranya. Karena saya orangnya gampangisasi, maka saya berikanlah terjemahan dari Vigyan Bhairav Tantra. Saya terjemahkan lima teknik meditasi pertama yg termuat dalam sutra itu. Saya ambil dari versi bahasa Inggris yg diterjemahkan oleh Osho. Kalau anda sudah bisa menguasainya berarti anda sudah mencapai kesadaran. Paling tidak anda sadar bahwa selama ini juga sudah sadar. Berikut terjemahannya: Vigyan Bhairav Tantra 1 s/d 5:
Dewi bertanya: Oh Shiva, apakah realitasmu? Apakah alam semesta yang menakjubkan ini? Apakah yang membentuk benih? Siapakah yang menyeimbangkan roda semesta? Apakah hidup yang mengatasi segala bentuk itu? Bagaimana kita bisa masuk sepenuhnya, mengatasi ruang dan waktu, segala nama dan semuanya? Semoga keraguanku sirnalah!
Shiva menjawab:
1. Hai insan cahaya, pengalaman ini bisa muncul di antara dua napas. Setelah menarik napas dan sebelum mengeluarkannya - anugerah.
2. Ketiga napas berbalik dari turun kembali ke atas, dan juga ketiga napas membalik dari atas ke bawah - melalui kedua pembalikan ini, sadarilah.
3. Atau, ketika tarikan dan helaan napas bersatu, pada detik ini sentuhlah pusat yang kosong, dan yang penuh energi itu.
4. Atau, ketika helaan napas telah habis (atas) dan berhenti dengan sendirinya, atau ketika tarikan tapas habis (bawah) dan berhenti - dalam sela total seperti itu, diri kita yang kecil lenyap. Ini cuma sukar bagi mereka yang tak bersih.
5. Perhatikan yang ada di antara kedua alis mata, biarkan pikiran kita ada di depan obyek pikiran. Biarkan tubuh kita penuh dengan hakekat napas sampai ke puncak kepala dan turun sebagai cahaya dari sana.
(Leonardo R.)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar