Revolusi mental, bukan revolusi hati. Tempatnya di kepala, bukan di
dada. Penggunaan hati sudah dari dahulu kala, dan termasuk yg harus
kena revolusi. Atau perubahan cepat sekali. Ada yg baru, bukan barang
basi.
oleh Leonardo R.
Kita sudah masuk jaman revolusi mental, kenapa anda belum berubah?
Revolusi mental, bukan revolusi hati. Tempatnya di kepala, bukan di
dada. Penggunaan hati sudah dari dahulu kala, dan termasuk yg harus
kena revolusi. Atau perubahan cepat sekali. Ada yg baru, bukan barang
basi.
Ada gelombang otak Gamma yg kecepatannya 2 X
kecepatan Beta. Penyembuhan memang bisa terjadi di gelombang otak rendah
sekali seperti Theta. Tetapi ada jebakannya, yaitu kebanyakan orang
tidak bisa mempertahankan gelombang otak sadar penuh. Paling tidak di
Beta harus tetap ada. Jadi, ada gelombang otak cepat dan rendah yg
berjalan bersamaan. Kalau bisa di gelombang otak Gamma. Yg saya bilang
frekwensi gelombang otak Kun Fayakun adalah penggabungan gelombang otak
meditasi mendalam, yaitu Theta, dengan gelombang otak sadar intens,
yaitu gelombang otak Gamma. Itu yg saya praktekkan selama ini. Rasanya
beda kalau dibandingkan dengan frekwensi yg dipancarkan para meditator
umum. Mereka klayar kliyer dalam gelombang otak rendah, sedangkan saya
sadar penuh. Harus begitu untuk bisa bilang amin dalam konseling. Tapi
yg ini kayaknya belum pernah ada yg menteorikan. Saya juga baru menulis
sekali-sekali saja. Tentang gabungan antara gelombang otak samadhi dan
gelombang otak di atas kesadaran normal. Belum ada EEG, yaitu alat yg
bisa mengukur gelombang otak saya. Kalau sudah pernah diukur secara
obyektif, maka baru bisa saya tuliskan dengan cukup mantap. Sekarang
juga bisa. Tapi cuma berdasarkan perkiraan saja. Fokusnya tetap sama,
yaitu di cakra mata ketiga. Patokannya di titik antara kedua alis mata.
Dan bahkan tidak perlu meditasi formal. Bagi saya sendiri, semakin
banyak bicara maka gelombang otak saya akan semakin turun. Mungkin
karena saya banyak guyon dan tertawa. Karena saya tertawa, gelombang
otak saya turun terus. Yg diajak bicara juga begitu. Makanya dengan
bercanda-canda bersama saya di sarasehan, banyak teman langsung mencapai
gelombang otak samadhi. Tinggal pasang aksi seperti Buddha Borobudur.
Tapi jangan lupa, fokus di titik ajna harus tetap ada. Walaupun bicara
dan tertawa. Mungkin itu rahasianya.
Jalan spiritual
sebanyak jumlah manusia di atas bumi. Setiap manusia punya jalannya
sendiri, yaitu yg diinjak oleh kakinya. Apa yg anda injak, itulah jalan
anda. Makanya jangan suka menginjak kaki orang lain. Jangan
berdesak-desakan seperti kebiasaan jelek orang Indonesia, termasuk
saya. Tidak mau tapi terkadang terpaksa. Karena memang macet jalannya.
Penuh kendaraan roda empat. Dan roda dua. Begitu penuhnya sehingga
bahkan, ketika saya turun kendaraan, dan jalan dengan dua kaki saya,
tetap saja masih berdesakan. Seperti orang-orang yg mengantri mau masuk
surga. Jangankan surga, jalanan di Jakarta juga harus mengantri.
Walaupun harusnya tidak begitu kalau anda tahu caranya. Bukan hanya
lewat kiri jalan yaitu syariat, tarekat, hakekat dan makrifat. Melainkan
juga bisa lewat kanan jalan yaitu kebalikannya: makrifat, hakekat,
tarekat dan syariat. Anda tidak perlu mempertahankan salah kaprah
seolah-olah semua jalan harus berurutan dari syariat sampai makrifat.
Dari jalan sempit sampai jalan tol. Tidak begitu. Karena yg mulai dari
jalan tol juga ada, dan makin lama makin menyempit. Sama-sama dari Timur
Tengah juga. Yg dari tradisi Islam biasanya mulai dari syariat,
sedangkan yg dari tradisi Kristen biasanya mulai dari makrifat. Apa
bisa? Bisa saja karena kenyataannya di Kekristenan seperti itulah yg
diajarkan. Anda akan diberitahu sejak awal bahwa Allah hidup di dalam
anda, dan anda hidup di dalam Allah. Anda sudah makrifat. Setelah itu
baru diberitahu tentang hakekat Allah yaitu cinta kasih, dan bukan hanya
cinta berahi. Lalu ada tarekat ketika anda bisa memilih mau melayani
sesama dalam bidang apa saja. Apakah memberikan inisiasi kundalini atau
reiki, atau cuma mau menyembuhkan anak tetangga anda menggunakan tenaga
prana. Setelah itu baru syariatnya, yaitu syarat-syarat apa yg ingin
anda terapkan kepada diri anda sendiri. Yg tentu saja berbeda-beda.
Organisasi keagamaan menetapkan syariat sendiri, dan anda juga bisa
menetapkan syariat sendiri. Tidak ada yg bisa saling memaksa. Anda sudah
makrifat, tidak bisa dipaksa.
Seperti komunisme,
agama cuma bisa berjaya kalau dipaksakan dengan kekerasan. Oleh aparat
negara. Komunisme adalah ekstrim kiri, dan agama adalah ekstrim kanan.
Mereka yg tinggal di negara maju tahu hal ini, tetapi kita tidak tahu.
Kita pikir pemaksaan agama benar, dan pemaksaan komunisme salah. Yg
benar, pemaksaan keduanya salah. Negara tidak boleh memaksa warganya
untuk menjadi komunis ataupun beragama. Merupakan HAM tiap warga bumi
untuk berideologi apapun, termasuk yg dinamakan agama. Agama itu
ideologi juga, artinya sistem ide. Ada latar belakang pemikiran,
sekaligus buku pintarnya. Diperkirakan bisa menjawab semua pertanyaan
di dunia. Bahkan di akhirat. Merupakan hak bebas tiap orang untuk
menganut ideologi apapun asalkan tidak melanggar ketertiban masyarakat.
Tetapi bahkan hak kebebasan yg mendasar ini pun masih dilecehkan
sampai sekarang di beberapa bagian tertentu di bumi. Komunisme boleh
bilang sudah habis. Agama belum habis. Masih dipaksakan sejadi-jadinya.
Mungkin ini bagian dari tahap akhir sebelum satu bumi bisa disatukan.
Dalam satu pemerintahan universal. Anda yg tadinya warga negara
terpuruk sarat korupsi bernuansa keagamaan akan otomatis menjadi warga
dunia makmur dengan perlindungan HAM menyeluruh. Kita sedang menuju
kesana. Sekarang masih upgrade diri dulu.
Orang-orang
yg selama ini bermain di cakra jantung akan digoyang habis-habisan
oleh alam di jaman Revolusi Mental. Cakra jantung adalah apa yg disebut
hati oleh orang Indonesia. Perasaan belaka, yg ditentukan oleh hubungan
antar manusia. Bukan otak mengatur hati, tetapi hati mengatur otak.
Sumber malapetaka berkepanjangan bagi bangsa Indonesia. Dan sekarang
digoyang secara ghoib. Bukan oleh saya, tetapi oleh alam. Saya membaca
pertanda alam. Dan begini lho penjelasannya. Peradaban manusia
bergerak dari era primitif, cakra dasar. Bertahan untuk hidup dalam
dunia hewani, kurang lebih. Setelah itu naik ke cakra sex. Ini
peradaban kawin campur. Asal campur pasti kawin. Lalu perang dengan
satu sama lain, atau peradaban cakra solar plexus. Tempatnya di perut.
Setelah itu baru cakra jantung, yaitu yg mementingkan perasaan. Dari
cakra jantung naik lagi ke cakra tenggorokan, artinya mulai bisa
berkomunikasi menggunakan konsep-konsep yg rasional. Anda semua sudah
bisa itu. Dari bawah sampai atas. Tapi sebagian masih belum bisa naik
ke cakra mata ketiga. Terhambat di cakra jantung yg anda sebut hati
itu. Hambatannya adalah perasaan. Rasa takut. Takut salah, takut benar,
takut segala-galanya.
Anda yg menyangkut di cakra
jantung mudah sekali dikenali, karena akan selalu bicara tentang hati.
Tidak kritis menggunakan kemampuan anda untuk berpikir. Anda cuma
merasakan apa yg ada di hati. Mengambil keputusan mengikuti hati. Tentu
tidak salah karena itu hidup anda. Bukan milik orang lain. Menurut
pengalaman saya, anda yg seperti itu tidak akan naik tingkat kecuali
kena batunya. Kalau anda sudah jatuh sampai hampir mati, ada
kemungkinan anda mau berubah. Dan barulah bisa naik tingkat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar