T
= Sebenarnya definisi yg benar tentang ilmu laduni itu apa sih Mas? Ini
ada paranormal yg ngaku bisa mentrasfer ilmu laduni. Menurutnya, ilmu
laduni adalah ilmu yg mempersingkat waktu belajar kita. Kita hanya cukup
belajar sedikit tentang sebuah biadang keilmuan, lalu dengan
mengamalkan kunci laduni ( bebrapa ayat dalam Quran) otomatis kita akan
menguasai seluruh bidang keilmuan yg dimaksud. Benarkah begitu?
J = Laduni artinya bisa sendiri tanpa ada yg mengajarkan. Bagaimana anda bisa sendiri? Karena anda rajin meditasi mata ketiga. Muncul intuisi di dalam pikiran anda. Intuisi inilah yg muncul begitu saja. Seolah-olah ada yg mengirimkan pakai paket hemat ataupun paket kilat. Padahal anda sudah mempelajarinya sejak lama. Sepotong demi sepotong info yg tidak berkaitan anda kumpulkan. Terekam di alam bawah sadar anda. Sampai suatu saat anda mencapai klimaks dan keluarlah pengetahuan yg sudah jadi itu. Tahu-tahu sudah jadi di dalam pikiran anda. Anda kaget, karena bisa juga disertai dengan simbol malaikat. Orang tua. Leluhur. Pacar gelap maupun pacar terang. Semuanya bisa digunakan oleh alam bawah sadar anda sendiri untuk menginfokan berita baru bahwa anda telah menguasai sesuatu. Anda cek dan ricek. Ternyata benar. Anda sudah waskita. Begitulah cara kerjanya dan jelas relatif perlu waktu panjang. Tidak sependek pelatihan spiritual. Atau retret keagamaan. Bisa tahunan. Atau mungkin puluhan tahun. Kalau dikejar tak ada, tidak dikejar ternyata ada.
Laduni ada di semua bidang, bukan hanya bidang spiritual saja. Makanya istilah netralnya adalah intuisi. Dan untuk memunculkannya digunakan meditasi rutin di cakra mata ketiga. Atau berbagai istilah lainnya yg sepadan. Maksudnya sama.
Dalam bidang sekuler non spiritualitas, istilahnya bukan meditasi mata ketiga, tapi penggunaan logika. Kalau disebutkan begitu, otomatis orang akan terhantar untuk pegang kepalanya sendiri. Pakai kepala. Karena yg logis bisa berpikir cuma kepala. Karena sudah pegang kepala makanya intuisinya siap untuk keluar setiap saat.
Semua filsuf kelas dunia itu punya ilmu laduni. Mereka merasakan intuisinya memunculkan sesuatu yg baru. Maka dituliskanlah walaupun membuat gempar satu dunia intelektual. Ketika dimunculkan membuat kegemparan. Sekarang, setelah ratusan tahun berlalu, masih tetap dipelajari orang. Bagian dari sejarah intelektual umat manusia. Filsuf-filsuf Barat seperti Kant, Hegel, Hume. Mereka termasuk modern. Sedangkan filsuf-filsuf klasik seperti Aristoteles dan Plato saja masih terus dipelajari. Orang akan bisa melihat bagaimana proses penalarannya. Ternyata cara berpikir orang jaman dulu sama saja dengan cara berpikir kita. Kita malahan lebih mudah karena teknologi begitu canggih. Mereka dulu bahkan untuk menulis saja susah. Tinta dan kertas tidak ada dimana-mana. Kita menulis pakai laptop. Mereka mungkin masih pakai batutulis. Batu yg ditulis. Dan bisa dihapus lagi.
Memory bisa ditulis dan dihapus. Kalau mau. Tapi ada alam bawah sadar yg merekam semuanya. Kalau kamu suka sesuatu dan terlupakan. Mungkin dengan sengaja kamu tekan karena kamu malu. Maka suatu saat memory itu bisa muncul sendiri ke permukaan. Karena secara alam sadar kamu sudah buang malu yg tidak perlu itu. Kamu buang ke alam bawah sadar. Nah, itu sudah suatu kondisi yg pas untuk munculnya laduni. Sesuatu yg terlihat setitik di dalam pikiranmu. Kamu perhatikan, makin lama makin besar. Makin jelas.
Semakin kamu perhatikan semakin tegas naga-naganya. Atau tenaganya. Lalu kamu dorong. Jadilah.
Penemuan teknologi baru juga berasal dari laduni. Motor bakar yg sekarang menjadi mobil dan motor. Balon udara yg sekarang menjadi pesawat terbang. Meriam tomong sekarang menjadi pesawat ulang alik ke antariksa. Semuanya laduni. Artinya, semuanya lahir dari inspirasi.
Menginspirasikan sesuatu adalah tugas manusia. Menerima inspirasi adalah hak. Ketika anda menerima inspirasi yg muncul, artinya anda sudah mahir berladuni. Bukan berarti proses sekali dua kali, melainkan seumur hidup. Kata lainnya adalah proses kreatif. Semuanya menggunakan otak manusia. Pusat memory. Dan pusat niat juga. Bukan pakai dada yg cuma bisa merasakan saya sayang. Atau saya benci.
Dada mungkin penentu kebahagiaan atau kesedihan manusia. Fungsinya merasakan emosi. Tapi kreativitas ditentukan oleh kepala. Tempat otak, hardward dari sistem memory manusia. Pusat pengolahahan data, yg entah berapa trilyun sel jumlahnya. Sampai muncul sendiri pada saat yg pas. Kalau orangnya mau dan siap.
T = Apakah Laduni ini juga berhubungan dengan memory kolektif? Maksudnya dengan ilmu laduni ini kita bisa dengan leluasa mengakses memory kolektif? Boleh nggak kalo saya katakan memory kolektif ini sebagai ''kecerdasan semesta''?
J = Tentu saja berhubungan. Einstein mengakses memory kolektif, bahkan Zuckerberg yg membuat facebook ini juga. Pusat data ada di dalam otak manusia. Semua otak manusia saling berhubungan. Karena semuanya berasal dari gen yg sama. Berhubungan satu sama lain secara fisik. Dan berhubungan satu sama lain secara astral. Atau memorial. Bersifat memory. Adanya di dimensi antah berantah. Pengikatnya dengan tubuh fisik kita cuma otak fisik itulah.
Bisa disebut sebagai kecerdasan semesta. Istilah saja. Dalam hal ini semesta kecil, yaitu yg berada di dalam manusia. Kalau berada di luarnya disebut semesta besar.
Yg jelas pusat pengolah datanya ada di dalam otak manusia. Bagian kepala. Makanya saya berputar disitu. Memutar kepala orang untuk sadar bahwa dia punya kepala. Ada di tubuhnya sendiri. Kalau itu saja sudah mulai digunakan dengan semestinya, maka laduni atau apapun istilahnya akan muncul dengan sendirinya.
T = Nah, kecerdasan semesta inilah yg disebut sebagaian orang sebagai Tuhan. Dan untuk mengaksesnya, orang biasa menggunakan simbol-simbol. Agar bisa berkomunikasi dengan Sang Maha Cerdas ini tadi. Simbol atau ritual-ritual diperlukan sebagai media perantara untuk berkomunikasi dengan Jagad Gede. Kalo dibikin rutenya seperti ini : Manusia (jagad cilik) --- ritual / doa --- keadaan sadar --- bawah sadar --- kecerdasan semesta (jagad gede). Begitukah?
J = Ya.
(Leonardo R.)
J = Laduni artinya bisa sendiri tanpa ada yg mengajarkan. Bagaimana anda bisa sendiri? Karena anda rajin meditasi mata ketiga. Muncul intuisi di dalam pikiran anda. Intuisi inilah yg muncul begitu saja. Seolah-olah ada yg mengirimkan pakai paket hemat ataupun paket kilat. Padahal anda sudah mempelajarinya sejak lama. Sepotong demi sepotong info yg tidak berkaitan anda kumpulkan. Terekam di alam bawah sadar anda. Sampai suatu saat anda mencapai klimaks dan keluarlah pengetahuan yg sudah jadi itu. Tahu-tahu sudah jadi di dalam pikiran anda. Anda kaget, karena bisa juga disertai dengan simbol malaikat. Orang tua. Leluhur. Pacar gelap maupun pacar terang. Semuanya bisa digunakan oleh alam bawah sadar anda sendiri untuk menginfokan berita baru bahwa anda telah menguasai sesuatu. Anda cek dan ricek. Ternyata benar. Anda sudah waskita. Begitulah cara kerjanya dan jelas relatif perlu waktu panjang. Tidak sependek pelatihan spiritual. Atau retret keagamaan. Bisa tahunan. Atau mungkin puluhan tahun. Kalau dikejar tak ada, tidak dikejar ternyata ada.
Laduni ada di semua bidang, bukan hanya bidang spiritual saja. Makanya istilah netralnya adalah intuisi. Dan untuk memunculkannya digunakan meditasi rutin di cakra mata ketiga. Atau berbagai istilah lainnya yg sepadan. Maksudnya sama.
Dalam bidang sekuler non spiritualitas, istilahnya bukan meditasi mata ketiga, tapi penggunaan logika. Kalau disebutkan begitu, otomatis orang akan terhantar untuk pegang kepalanya sendiri. Pakai kepala. Karena yg logis bisa berpikir cuma kepala. Karena sudah pegang kepala makanya intuisinya siap untuk keluar setiap saat.
Semua filsuf kelas dunia itu punya ilmu laduni. Mereka merasakan intuisinya memunculkan sesuatu yg baru. Maka dituliskanlah walaupun membuat gempar satu dunia intelektual. Ketika dimunculkan membuat kegemparan. Sekarang, setelah ratusan tahun berlalu, masih tetap dipelajari orang. Bagian dari sejarah intelektual umat manusia. Filsuf-filsuf Barat seperti Kant, Hegel, Hume. Mereka termasuk modern. Sedangkan filsuf-filsuf klasik seperti Aristoteles dan Plato saja masih terus dipelajari. Orang akan bisa melihat bagaimana proses penalarannya. Ternyata cara berpikir orang jaman dulu sama saja dengan cara berpikir kita. Kita malahan lebih mudah karena teknologi begitu canggih. Mereka dulu bahkan untuk menulis saja susah. Tinta dan kertas tidak ada dimana-mana. Kita menulis pakai laptop. Mereka mungkin masih pakai batutulis. Batu yg ditulis. Dan bisa dihapus lagi.
Memory bisa ditulis dan dihapus. Kalau mau. Tapi ada alam bawah sadar yg merekam semuanya. Kalau kamu suka sesuatu dan terlupakan. Mungkin dengan sengaja kamu tekan karena kamu malu. Maka suatu saat memory itu bisa muncul sendiri ke permukaan. Karena secara alam sadar kamu sudah buang malu yg tidak perlu itu. Kamu buang ke alam bawah sadar. Nah, itu sudah suatu kondisi yg pas untuk munculnya laduni. Sesuatu yg terlihat setitik di dalam pikiranmu. Kamu perhatikan, makin lama makin besar. Makin jelas.
Semakin kamu perhatikan semakin tegas naga-naganya. Atau tenaganya. Lalu kamu dorong. Jadilah.
Penemuan teknologi baru juga berasal dari laduni. Motor bakar yg sekarang menjadi mobil dan motor. Balon udara yg sekarang menjadi pesawat terbang. Meriam tomong sekarang menjadi pesawat ulang alik ke antariksa. Semuanya laduni. Artinya, semuanya lahir dari inspirasi.
Menginspirasikan sesuatu adalah tugas manusia. Menerima inspirasi adalah hak. Ketika anda menerima inspirasi yg muncul, artinya anda sudah mahir berladuni. Bukan berarti proses sekali dua kali, melainkan seumur hidup. Kata lainnya adalah proses kreatif. Semuanya menggunakan otak manusia. Pusat memory. Dan pusat niat juga. Bukan pakai dada yg cuma bisa merasakan saya sayang. Atau saya benci.
Dada mungkin penentu kebahagiaan atau kesedihan manusia. Fungsinya merasakan emosi. Tapi kreativitas ditentukan oleh kepala. Tempat otak, hardward dari sistem memory manusia. Pusat pengolahahan data, yg entah berapa trilyun sel jumlahnya. Sampai muncul sendiri pada saat yg pas. Kalau orangnya mau dan siap.
T = Apakah Laduni ini juga berhubungan dengan memory kolektif? Maksudnya dengan ilmu laduni ini kita bisa dengan leluasa mengakses memory kolektif? Boleh nggak kalo saya katakan memory kolektif ini sebagai ''kecerdasan semesta''?
J = Tentu saja berhubungan. Einstein mengakses memory kolektif, bahkan Zuckerberg yg membuat facebook ini juga. Pusat data ada di dalam otak manusia. Semua otak manusia saling berhubungan. Karena semuanya berasal dari gen yg sama. Berhubungan satu sama lain secara fisik. Dan berhubungan satu sama lain secara astral. Atau memorial. Bersifat memory. Adanya di dimensi antah berantah. Pengikatnya dengan tubuh fisik kita cuma otak fisik itulah.
Bisa disebut sebagai kecerdasan semesta. Istilah saja. Dalam hal ini semesta kecil, yaitu yg berada di dalam manusia. Kalau berada di luarnya disebut semesta besar.
Yg jelas pusat pengolah datanya ada di dalam otak manusia. Bagian kepala. Makanya saya berputar disitu. Memutar kepala orang untuk sadar bahwa dia punya kepala. Ada di tubuhnya sendiri. Kalau itu saja sudah mulai digunakan dengan semestinya, maka laduni atau apapun istilahnya akan muncul dengan sendirinya.
T = Nah, kecerdasan semesta inilah yg disebut sebagaian orang sebagai Tuhan. Dan untuk mengaksesnya, orang biasa menggunakan simbol-simbol. Agar bisa berkomunikasi dengan Sang Maha Cerdas ini tadi. Simbol atau ritual-ritual diperlukan sebagai media perantara untuk berkomunikasi dengan Jagad Gede. Kalo dibikin rutenya seperti ini : Manusia (jagad cilik) --- ritual / doa --- keadaan sadar --- bawah sadar --- kecerdasan semesta (jagad gede). Begitukah?
J = Ya.
(Leonardo R.)
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapus