26 Nov 2015

Saya Juga Paranoid

Paranoia termasuk salah satu gangguan jiwa dari jenis ringan atau neurosis. Kebanyakan dan rata-rata orang Indonesia mengidap neurosis. Pengidapnya disebut orang neurotik. Bahasa Indonesianya sarap yg sering diartikan sebagai gila. Padahal belum gila tapi cuma kadang-kadang gila. Suka lupa diri mengira dipilih oleh Allah atau Dewa Dewi untuk membawa kabar keselamatan, ancaman masuk neraka, atau ritual wajib untuk menjaga keseimbangan alam sehingga kelompok kebo girang tidak terpilih lagi memimpin negeri. Melainkan lebih suka dipimpin oleh tante girang. Yg sekarang sudah menjadi janda karena di zaman dahulu, yaitu ketika saya masih kecil sekali dan duduk di sekolah dasar, yg namanya Tante Girang punya pasangan juga yg disebut Oom Senang. Tante Girang dan Oom Senang. O harus dobel karena itu bahasa Belanda. Kalau anda pakai istilah Oom dan Tante artinya anda sudah kebelanda-belandaan atau dipengaruhi oleh otak penjajah. Tapi anda suka itu, dan tidak mau dibilang membela penjajah. Anda malah balik menuduh orang lain sebagai antek onta, maksudnya pengikut aliran padang pasir Arabia yg berusaha mengkafir-kafirkan anda. Di dalam hati kecil, anda tahu bahwa anda kafir, dan anda tidak perduli itu. Tapi anda berusaha menutup rapat itu rahasia, bahkan kepada diri anda sendiri. Anda mencoba meyakinkan diri anda bahwa anda percaya kepada Tuhan. Tapi tidak bisa. Anda sudah dapat bocoran dari Leo bahwa agama diciptakan oleh manusia. Anda tidak bisa memaksakan diri lagi untuk percaya bahwa benar-benar ada Allah yg menurunkan agama, menunjuk nabi-nabi, dan sekarang menghitung amal ibadah anda secara terperinci untuk menjadi input atau masukan bagi ujian akhir di akhirat ketika semua catatan dibuka dan anda akan divonis masuk surga atau masuk neraka. Kalau amal ibadah lebih banyak daripada dosa maka anda akan masuk surga. Kalau dosa lebih banyak akan masuk neraka. Anda tidak percaya itu. Tapi anda tidak mau orang lain tahu. Sehingga kesana kemari anda melecehkan aliran Islam Liberal dengan alasan otaknya sudah kena setrum pemikiran Kristen yg memang benar. Tapi lebih tepatnya pemikiran humanis universal yg walaupun di Indonesia punya kesan menyeramkan sebenarnya tidak salah. Melainkan benar sebenar-benarnya. Karena anda sudah menemukan sendiri bahwa segala aliran yg ada di dunia sifatnya humanis atau berasal dari manusia dan untuk manusia. Bahkan yg pakai Allah. Bahkan yg tidak pakai Allah atawa atheist. Bahkan yg agnostik. Bahkan yg spiritual. Bahkan yg membanggakan kejawaan atau kejawen. Bahkan yg minder setengah mati dan selalu berteriak demi leluhur dan NKRI. Semuanya humanis. Bahkan yg bilang Allah kasih syariat. Karena semua berasal dari manusia dan untuk manusia. Jadi, anda masih mempertahankan sedikit nuansa remang-remang agar tetap dikira percaya kepada Tuhan. Anda berpura-pura dan tidak ingin ada yg tahu. Makanya anda selalu curiga, mengira dibicarakan oleh orang lain di belakang anda. Mengira anda dituduh atheist dan ditertawakan. Anda resah dan gelisah terus. Tidak bisa tidur. Sampai menulis pakai ayat yg sudah anda tidak percayai lagi. Munafik, bingung, dan membuat orang lain bingung juga. Depresi, melankolis, paranoid.
Saya juga paranoid, saya selalu pegang rekor sebagai manusia yg paling introvert di komunitas kita. Tidak pernah mau keluar dan diajak silaturahmi kesana kemari. Tidak mau mencari jejak leluhur ke Gunung Padang yg energinya bisa saya akses dari mana saja. Cuma mau naik ke Pura Jagadkarta di Bogor sekali saja, karena ada panggilan dari alam gaib. Dan ada maksudnya karena ternyata Naga mau muncul. Dan saya lihat itu Naga muncul di tengah-tengah lingkaran ketika kita berkumpul. Bersama teman-teman dari group Spiritual Batak. Sehingga kerapkali saya dianggap orang Batak juga yg tidak menjadi masalah. Karena saya juga admin dari group Spiritual Gunung Toba yg bersifat tertutup dan terbatas. Banyak yg panggil saya Lae. Tapi tetap saja menjadi Mas Leo kalau saya ke Yogya seperti minggu lalu untuk menghadiri pertemuan bulanan komunitas kita di Yogyakarta. Belum tentu saya bisa hadir kembali di pertemuan berikutnya. Saya datang karena mau bertemu dengan Lois Aan dan si buah hati. Dan tentu saja dengan teman-teman baru. Lebih dari 30 orang teman hadir di pertemuan bulanan Yogyakarta minggu lalu yg mungkin paling kuat energinya. Frekwensi Cakra Mahkota yg saya ambil dari lereng Bukit Menoreh di Magelang. Dari titik di atas panggung sandiwara dunia dimana kita bisa memandang Candi Borobudur lurus di depan mata. Yg menurut saya merupakan titik pijakan kaki leluhur kita ketika menentukan titik di hadapan dua mata yg akhirnya menjadi monumen kelas dunia yg sekarang dikenal dengan nama Candi Borobudur. Tempat yg seharusnya lebih sakral karena bahan baku batu-batuan untuk Borobudur diambil dari bukit ini. Memang bukit batu, bukan bukit tanah. Batu yg kita kenal sebagai batu candi, bahan baku pembuatan candi. Aslinya lahar gunung berapi yg sudah membeku. Tinggal dipotong-potong dan dipahat sesuai selera.
Kalau bicara tentang Indonesia dan titik-titik di jidatnya, maka berarti saya menjadi orang spiritual beraliran kebangsaan yg berusaha untuk menjadi orang humanis universal. Tapi jangan girang dahulu karena saya juga terkena imbas pengaruh Timur Tengah.
Walaupun ada ebook "Sejarah Tuhan oleh Karen Armstrong" di bagian files di group kita, saya lebih memilih untuk membaca dalam bahasa aslinya. Beli buku seharga Rp 265 ribu dan dibaca sedikit demi sedikit karena saya sudah tahu sejarahnya, dan ini cuma refreshing atau menyegarkan yg gersang karena kemarau panjang. Seperti kegalauan sebagian orang yg tidak menyangka kalau agama Yahudi berkembang pesat dan tersendat-sendat selama ribuan tahun. Tidak begitu saja muncul Allah yg lalu jadi satu-satunya Tuhan. Malah anda akan kaget kalau saya kasih tahu bahwa Allah digunakan oleh 10 suku Israel yg menetap di Utara. Dan Tuhan digunakan oleh 2 suku Israel yg bertempat tinggal di sekitar Yerusalem. Yaitu suku Yehuda dan Benyamin. Dari nama Yehuda muncullah Yahudi. 10 suku di Utara hilang dimakan setan atau musuh Tuhan, yaitu ketika diserang dan diculik oleh orang Suriah. Tidak kembali lagi dan keturunannya sekarang menjadi penduduk wilayah itu yg dominan Muslim. Jadi orang Suriah juga keturunan Yahudi selain keturunan campur-campur lainnya. 2 suku di Selatan bisa bertahan sebelum diserang dan diangkut ke Irak. Dan kemudian, setelah beberapa generasi, baru diperbolehkan kembali lagi oleh penguasa baru dari Persia. Semua terjadi sekitar 7 abad sebelum Masehi atawa sebelum kelahiran Tuhan Yesus. Serang menyerang yg dalam konteks waktu itu termasuk culik menculik. Penculikan berjamaah karena tidak ada sistem pengiriman TKW dan TKI dari Indonesia yg tentu saja masih kosong karena nenek moyang kita belum datang. Indonesia masih kosong dan leluhur kita mungkin masih berada di benua Asia. Antara India dan Tiongkok. Mungkin juga sudah sampai di Indochina, dan sebagian mulai berakit-rakit untuk sampai ke pulau-pulau tanah airku.
Dan di Kerajaan Yehuda itulah, pada tahun 622 SM, muncul monotheisme dalam bentuknya yg asli atawa fanatik membabi buta. Raja Josiah, penguasa Yerusalem pada saat itu, merekayasa penemuan kembali kitab yg ditulis oleh Musa. Konon ditulis Musa tapi kita tahu itu rekayasa karena Musa hidup ratusan tahun sebelum Josiah. Rekayasa yg umum dalam setiap tradisi keagamaan, tidak beda dengan kitab "Darmo Gandhul" yg konon berasal dari akhir masa Majapahit tetapi ditulis pada awal abad ke 20 M. Jadi itu kitab Musa-musaan ditemukan di Baitullah di Yerusalem yg masih penuh dengan berhala. Macam-macam berhala. Ada dewa dan dewi. Dewa Duit, Dewi Kesuburan, dll. Termasuk para healer atau penyembuh spiritualnya yg pada saat itu dikenal sebagai nabi-nabi. Nabi untuk dewa apa, untuk dewi apa. Yg semuanya dibasmi habis karena Josiah melakukan reformasi, membersihkan Keyahudian sehingga murni monotheistik, menyembah Tuhan saja. Yg belum bisa dituntaskan oleh Musa, Daud dan bahkan Sulaiman. Orang Yahudi pada dasarnya politheistik. Mirip dengan Hindu awal, mirip nenek moyang kita juga yg mungkin jauh lebih parah lagi politheismenya. Ada manusia pemakan segala atau karnivora, ada juga yg percaya segala, segalanya dipercaya. Bahkan yg ditulis oleh saya.
T = Mengapa setiap orang mengamalkan ilmu spiritual seringkali mendapatkan banyak rintangan dan halangan dalam hidupnya?
J = Mungkin spiritualnya salah kaprah, percaya yg tidak keruan, tidak realistis, penuh takhayul. Atau mungkin cuma pelarian dari masalah dalam hidupnya. Sejak awal memang bermasalah, dan bukannya menyelesaikan masalahnya malahan menceburkan diri dalam dunia spiritual yg dianggapnya glamour atau berkilauan. Ingin jadi selebriti atau setidaknya orang sakti. Atau dianggap suhu, master, guru, orang pintar. Mungkin pintar bohongin orang lain, tapi lebih pintar lagi bohongin diri sendiri.
T = Bagaimana agar dapat mengendalikannya?
J = Gunakan logika semaksimal mungkin, jangan takut pakai otak. Bukan setan, tidak diharamkan kecuali oleh orang tertentu.
T = Apakah otak dapat mengendalikan yg gak nampak? Dan apakah juga dapat mengendalikan yg nampak? Terkadang yg saya gunakan itu tidak pernah berhasil apabila orang tsb gak percaya sama saya.
J = Otak gunanya untuk berpikir, bukan untuk mengendalikan yg tampak ataupun yg tidak tampak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar