Anda perhatikan,
koruptor-koruptor itu banyak yg dekat dengan lembaga keagamaan.
Kemungkinan penyumbang terbesarnya. Saya tidak heran karena saya
mengerti sejarah dunia. Bukan cuma di tempat terbelakang yg bernama
Indonesia ini, tetapi di bagian dunia lainnya yg sudah lebih dahulu
maju. Ketika mereka terbelakang, mereka seperti kita. Ada simbiosis
antara koruptor dan ulama. Sekarang sudah tobat, makanya jadi masyarakat
makmur. Anda belum tobat, makanya dikasih koruptor terus oleh Allah.
Allah menghasilkan korupsi apabila ada agama resmi dan agama liar.
Negara memberikan kesempatan bagi penggaruk uang untuk membungkam mulut
anda lewat ulama yg dibayar pakai uang. Dan anda takut, makanya anda
diam saja sampai sekarang. Bilang ini semua cobaan dari Allah.
oleh Leonardo Rimba
Jangan anda pikir saya silau dengan agama. Tidak ada pengaruhnya bagi
saya segala macam ayat yg anda kutip itu. Walaupun anda bilang berasal
dari Allah, saya tahu itu buatan manusia. Yg sama persis dengan anda
dan saya. Korbannya sudah tidak terhitung. Korban agama. Anda tinggal
ikut saja MLM yg pakai Allah, dan tinggal goyang bibir jahat anda
sampai berbusa. Dilanjutkan dengan menuai pahala anda di dunia berupa
penghargaan setinggi-tingginya oleh Majelis Ulama. Anda dianggap
manusia bermoral menurut kriteria agama. Karena kemunafikan anda sudah
maksimum. Tidak bisa lebih lagi. Titik tertinggi sebelum anda korslet
sedikit dan tinggal dikurung di Rumah Sakit Jiwa. Sekarang inipun jiwa
anda sudah sakit, tapi anda pura-pura sehat. Masih mau mengelak? Anda
pikir saya tidak bisa membaca isi hati anda. Yg terbuka seperti etalase
toko. Sesungguhnya anda tidak percaya diri, dan ingin dihormati.
Sekaligus dianggap punya kelebihan. Memang ada, kelebihan anda cuma
satu, yaitu tidak punya kemaluan. Urat malu anda sudah putus. Anda tega
menipu sesama manusia. Segala macam ayat buatan manusia anda bilang
berasal dari Allah. Dasar manusia kemaruk. Belajar dulu dari dasar.
Masuk Sekolah Dasar yg benar, yg mengajarkan bahwa segala macam ayat
adalah hasil budaya manusia. Peradaban manusia. Bukan diturunkan pakai
tambang oleh Allah. Atau dihantarkan oleh malaikat sebagai kurir jasa
titipan kilat.
T = Kalo begitu yg diturunkan oleh Allah apa?
J
= Tanya sendiri sama Allah, jangan tanya saya. Yg saya perhatikan gerak
alam, kemana arahnya alam mau bergerak. Ada banyak aspeknya, dan tiap
aspek punya pergerakannya. Bukan menyembah dan memuja-muji segala macam
berhala, baik yg disebut Tuhan asli maupun Tuhan palsu. Yg seperti itu
untuk mereka yg berada di tingkat dasar, atau yg ditakdirkan untuk
selamanya di tingkat dasar. Untuk yg lebih dewasa modusnya lain. Bisa
amburadul saya kalau tetap pakai modus kelas dasar. Berantakan
semuanya. Segalanya serba terbalik.
Anda perhatikan,
koruptor-koruptor itu banyak yg dekat dengan lembaga keagamaan.
Kemungkinan penyumbang terbesarnya. Saya tidak heran karena saya
mengerti sejarah dunia. Bukan cuma di tempat terbelakang yg bernama
Indonesia ini, tetapi di bagian dunia lainnya yg sudah lebih dahulu
maju. Ketika mereka terbelakang, mereka seperti kita. Ada simbiosis
antara koruptor dan ulama. Sekarang sudah tobat, makanya jadi masyarakat
makmur. Anda belum tobat, makanya dikasih koruptor terus oleh Allah.
Allah menghasilkan korupsi apabila ada agama resmi dan agama liar.
Negara memberikan kesempatan bagi penggaruk uang untuk membungkam mulut
anda lewat ulama yg dibayar pakai uang. Dan anda takut, makanya anda
diam saja sampai sekarang. Bilang ini semua cobaan dari Allah.
T
= Ketika iman seseorang kuat dia tidak mungkin melakukan tindakan
korupsi atau perbuatan yang merugikan dirinya atau orang lain.
J = Teorinya memang begitu, prakteknya anda semua tahu.
Kalau
anda tidak tahu, akan saya kasih satu bocoran atau contoh. Satu kata yg
paling berperan meningkatkan kadar sakit jiwa manusia Indonesia adalah
kata "harus". Sejak kecil kita diharuskan untuk menurut. Untuk
mengerti. Untuk menerima. Bukan orang yg lebih tua yg harus mengerti,
tetapi yg lebih muda yg harus mengerti yg lebih tua. Itu adat Nusantara
yg bikin gila. Setidaknya seperti itulah yg saya rasakan. Saya harus
mengerti orang tua, dan orang tua tidak harus mengerti saya. Saya harus
mengerti pemerintah, dan pemerintah tidak harus mengerti saya. Saya
harus mengerti agama, dan agama tidak harus mengerti saya. Lalu saya
ini apa? Saya dianggap orang yg paling bisa mengerti. Ternyata saya
jadi orang tua, dan lainnya anak kecil. Saya harus memperlakukan orang
tua seolah-olah barang pecah belah yg sensitif sekali. Pemuka agama
juga begitu, harus diperlakukan dengan sangat hati-hati. Mereka
semuanya anak kecil. Saya jadi orang tua mereka. Karena mereka tidak
mau belajar untuk mengerti manusia. Mereka maunya dimengerti.
Dihormati. Dilayani. Dihargai. Tapi tidak mau atau tidak bisa
sebaliknya. Realitanya seperti itu. Dan yg seperti inilah yg saya sebut
pengalaman spiritual pribadi. Karena saya dihadapkan dengan beban
berupa segala macam keharusan yg begitu berat, termasuk tipu-tipu. Orang
tua yg menipu, ulama yg menipu. Pakai ancaman palsu, janji palsu,
alamat palsu. Semuanya serba palsu. Saya jadi tahu, ternyata yg jadi
sasaran adalah saya sendiri. Diharuskan untuk mengerti dan menghamba
kepada begitu banyak tokoh sensitif. Harus dilindungi oleh saya karena
mereka rapuh. Saya dianggap yg kuat. Mereka yg lemah. Mungkin masih
seperti itu sampai sekarang. Tapi saya sudah beda. Saya tidak mau
berpura-pura. Kalau orang sudah tua mau seperti anak kecil kelakuannya,
maka perlakukanlah seperti anak kecil. Dibanting saja. Biarpun nangis
sampai menjerit-jerit. Saya bisa seperti itu kepada orang tua karena
mereka kelakuannya seperti itu kepada saya. Saya bisa seperti itu kepada
penjual agama, karena yg jualan agama juga seperti itu. Semuanya anak
kecil, dan saya sendiri yg orang dewasa.
Label
spiritual
(134)
pajak
(40)
crochet pattern
(17)
Joko T.
(15)
Leonardo R.
(15)
aksesoris
(15)
gemstone
(15)
cuplikan/ringkasan
(14)
tutorial aksesoris
(13)
web SI
(13)
fashion
(10)
rajut
(10)
soliloquy
(6)
pengembangan diri
(5)
info dan aturan perpajakan
(4)
nengah hardiani
(4)
foto diri
(3)
jahit-menjahit
(3)
politik
(3)
ekonomi
(2)
English
(1)
berkebun
(1)
bermain jiwa
(1)
bisnis
(1)
foto
(1)
kesehatan
(1)
puisi
(1)
resep masakan
(1)
tarot
(1)
yoga
(1)
zodiak
(1)
22 Des 2014
11 Des 2014
kitab suci
T = Selama kitab suci formal yg tertulis masih jadi panduan utama, maka kitab suci pribadi yg berisi pengalaman hidup sendiri tak akan bisa terbuka penuh, lalu bagaimana cara menuliskan kitab suci pribadi itu secara sistematik?
J = Tulis saja langsung. Apa yg keluar dari pikiran anda langsung dituliskan. Tanpa berpikir. Langsung jari-jari tangan jalan sendiri. Seperti ini. Sampai hari ini sudah lima buku saya yg terbit. Satu bulan lagi akan jadi enam. Baru, bukan cetak ulang. Semuanya pakai teknik tangan jalan sendiri. Kalau berpikir, saya tidak bisa menulis.
T = Spontan, letupan emosi negatif mungkin awalnya, perubahan sukar terjadi tanpa kegelisahan yg sangat.
J = Awalnya semua yg negatif harus keluar dulu. Anda keluarkan saja semuanya. Tulis saja. Lama-kelamaan akhirnya tinggal yg isi. Kulitnya sudah dikeluarkan lebih dahulu. Anda bisa kupas kulitnya. Buang. Dan pakai isinya saja.
T = Kadang terasa rindu dengan simbol kulit yang rumit, kondisi suwung tanpa simbol kegelisahannya agak horor, Mas.
J = Bagaimanapun juga anda dan saya telah bisa menyeimbangkan diri. Walaupun kita tahu bahwa kita tidak berasal dari bumi, kita berhasil beradaptasi. Dengan jatuh bangun. Termasuk saya sendiri. Menyeimbangkan diri dengan meditasi.
sumber : e-book 'Dampak Meditasi Mata Ketiga'
J = Tulis saja langsung. Apa yg keluar dari pikiran anda langsung dituliskan. Tanpa berpikir. Langsung jari-jari tangan jalan sendiri. Seperti ini. Sampai hari ini sudah lima buku saya yg terbit. Satu bulan lagi akan jadi enam. Baru, bukan cetak ulang. Semuanya pakai teknik tangan jalan sendiri. Kalau berpikir, saya tidak bisa menulis.
T = Spontan, letupan emosi negatif mungkin awalnya, perubahan sukar terjadi tanpa kegelisahan yg sangat.
J = Awalnya semua yg negatif harus keluar dulu. Anda keluarkan saja semuanya. Tulis saja. Lama-kelamaan akhirnya tinggal yg isi. Kulitnya sudah dikeluarkan lebih dahulu. Anda bisa kupas kulitnya. Buang. Dan pakai isinya saja.
T = Kadang terasa rindu dengan simbol kulit yang rumit, kondisi suwung tanpa simbol kegelisahannya agak horor, Mas.
J = Bagaimanapun juga anda dan saya telah bisa menyeimbangkan diri. Walaupun kita tahu bahwa kita tidak berasal dari bumi, kita berhasil beradaptasi. Dengan jatuh bangun. Termasuk saya sendiri. Menyeimbangkan diri dengan meditasi.
sumber : e-book 'Dampak Meditasi Mata Ketiga'
sumber foto : sahabatbuku.web.id
"buang sial"
Menurut saya larungan adalah
cara akal-akalan untuk buang sial. Bahasa Betawi-nya "buang sial",
jadi segala macam simbol dari berbagai hal yg diduga akan membawa kesialan
dikumpulkan dalam satu wadah, dan dalam waktutertentu dibuang ke Laut Selatan
yg merupakan simbol dari the Great Unknown, dalam manifestasinya sebagai the
Great Feminine.
Karena
feminin, maka bagian di tubuh manusia yg dikuasainya adalah bagian dada atau
Cakra Jantung, tempat dimana emosi-emosi yg berasal dari hubungan antar manusia
berada. Jadi, hal-hal yg mengganjal dalam hubungan antar manusia bisa
disimbolkan dalam bentuk tertentu, dan dilarung di Laut Selatan. Ini ritual,
dan efeknya berada di dalam kejiwaan dari mereka yg berpartisipasi, dan bukan
di benda-benda yg secara fisik dilarung itu. Kalau jiwa
merasa
tenteram karena merasa telah mengorbankan hal-hal yg dianggap berharga dalam
hidup ini, maka tentu saja di kehidupan sehari-hari akan lebih lancar. Itu
penjelasan praktisnya menurut saya, walaupun mereka yg hidup dalam kebudayaan
Jawa memiliki berbagai penjelasan berbeda.
Nyai Roro Kidul yg dipercaya
sebagai penguasa Laut Selatan sebenarnya juga merupakan simbol dari alam bawah
sadar penguasa. Penguasa Jawa masa lalu bersifat otoriter, sangat maskulin, dan
apa yg di-repressed itu di-relegasikan ke alam bawah sadar dan mengambil figur
sebagai Nyai Roro Kidul. Jadi, Raja Jawa akan berdampingan dengan Nyai Roro
Kidul dalam memerintah rakyatnya. Artinya apa? Artinya bahwa kesadaran dalam
diri siRaja Jawa itu komplit, ada bagian sadar (si Raja sendiri), dan ada alam
bawah sadar (disimbolkan oleh Nyai Roro Kidul).
Simbolisme, semuanya
simbolisme, dan memang bisa memiliki power juga bagi mereka yg hidup dengan
kepercayaan seperti itu. Bagi mereka yg tidak percaya, segala macam simbolisme
itu tidak ada artinya, dan tidak memiliki kekuatan apapun. Yg memiliki kekuatan
adalah simbol yg dipercayai. Nyai Roro Kidul di Jawa bisa digantikan oleh Bunda
Maria dalam kepercayaan Katolik, misalnya. Bisa digantikan oleh Fatima dalam
kepercayaan Arab Muslim. Bisa digantikan oleh Dewi Kuan Im dalam kepercayaan
Buddha Mahayana. Bisa digantikan oleh Dewi Saraswati dalam kepercayaan Hindu
Bali.
Dengan mengerti bahwa segalanya
adalah simbolisme yg bekerja di dalam proses kejiwaan kita sendiri akhirnya
membawa kita menjadi manusia yg toleran. Kita plural, dan tidak ada gunanya
untuk main fanatik-fanatikan karena segala yg kita pegang ternyata cuma
simbolisme belaka, termasuk yg adanya di agama-agama dan tradisi kita.
Pedahal yg essensial adalah yg
tidak bisa di-simbolkan. Kita menyatu dengan yg essensial, sehingga segala
simbol-simbol itu cuma datang dan pergi saja di kesadaran kita, dan kita tidak
melekat kepada mereka. Itu ajaran non attachment atau tanpa kemelekatan dari
Sidharta Gautama. Itu juga pengertian ikhlas dan pasrah dalam Islam. Itu juga
pengertian menyatu dengan Allah dari Yesus. Dan itu juga sebabnya Syekh Siti
Jenar bilang: kulo gusti.
7 Des 2014
Dukun Cabul di Facebook
T = Tadi waktu sholat subuh, ajna saya berasa sakit seperti ditusuk-tusuk jarum.
J = Normal saja, artinya mata ketiga anda sudah terbuka, sensasi yg sangat biasa. Tapi anda masih lebay. Terlalu lebay, ingin dibelay. Dan saya lihat anda ingin diceburkan lagi ke cakra jantung. Supaya bisa digaruk lagi anunya oleh dukun cabul di facebook. Jangan minta bantuan saya lagi.
Teman-teman perempuan yg seperti anda beraura ketan, lengket. Menempel di lelaki yg mau memberinya perhatian. Bukan memberikan perhatian kepada lelaki. Yg itu jenis perempuan lain lagi. Yaitu yg berbakat menjadi dukun perempuan penggaruk anunya lelaki. Sebaliknya teman perempuan yg auranya lengket berbakat untuk digaruk anunya. Lengketnya tidak tahan. Menempel seperti lem amplop. Tinggal dijilat dan langsung kering. Harus dirobek-robek untuk membebaskannya. Dukun cabulnya saya kenal, anda sebagai korbannya saya kenal. Mungkin anda berdua menikmatinya. Cabul jarak jauh. Tapi saya sudah pernah bicara, makanya kali ini akan saya diamkan saja.
Saya pakai istilah "mata ketiga terbuka" supaya anda baca tulisan saya. Memang kelenjar pineal yg ada di dalam kepala anda tidak ada kelopaknya, tidak membuka dan menutup. Tetapi dianggap anak tiri selama ini. Jantung dianggap anak kandung, dan kepala anak tiri. Makanya energinya statis. Ada dan tidak dipakai. Ketika anda mulai menggunakan Cakra Mata Ketiga dalam meditasi atau doa, maka kelenjar pineal mulai aktif. Sensasinya antara lain seperti ada yg berjalan-jalan. Namanya prana atau chi. Yg lebay akan bilang seperti ditusuk jarum. Memangnya ada dokter yg mengejar-ngejar anda sambil bawa jarum suntik?
Kemarahan ternyata isi Cakra Dasar. Muladara. Kalau anda tidak bisa marah, anda tidak punya dasar. Tidak ada mula. Tidak bermula. Belum mulai. Kalau mau mulai, anda harus merasakan marah. Dan mengeluarkannya. Anda bermasalah bukan karena anda marah, melainkan karena anda tidak bisa marah. Energinya tertumpuk dan memakan jiwa raga anda. Anda sakit, dan anda tahan terus. Tetap sampai sekarang. Bagaimana mau sembuh? Bagaimana mau mulai? Mulailah marah, keluarkan. Itu energi penyembuhan diri anda sendiri yg anda tahan dan berubah menjadi negatif. Kalau anda keluarkan, anda sembuh. Anda tahan jadi sakit. Dikeluarkan cuma untuk mulai. Mulai saja jadi manusia normal. Sembuh dan naik tingkat. Kalau mulai saja belum bagaimana mau hidup? Tentu saja anda tetap salah kaprah disini. Anda mengira marah sesuatu hal luar biasa. Padahal biasa saja. Yg luar biasa namanya amuk. Mengamuk. Dikarenakan anda menahan amarah. Anda menahan diri untuk tidak mulai. Tidak bisa mulai. Ditahan dan ditahan sampai akhirnya keluar sendiri menjadi amuk. Tidak perlu penjelasan lagi. Masyarakat sakit memang begitu. Untuk mulai saja masih ditahan secara kolektif maupun pribadi. Jatuhnya amuk massa dan amuk sendiri. Dan anda masih mau bertahan untuk tidak mulai? Masih mau bilang ini tidak spiritual? Perhatikanlah bayi yg baru lahir, apa yg anda lihat? Perhatikan satu bulan berikutnya, apa yg terlihat? Tiga bulan? Enam bulan? Satu tahun? Masih tetap di dasar. Itulah kerja cakra dasar. Mengumpulkan marah dan mengeluarkannya. Untuk bertumbuh, untuk hidup. Apa bedanya dengan anda? Bukankah anda tetap bayi? Ada bayi di dalam setiap orang dari anda. Bahkan di dalam saya. Tetap dan selamanya ada. Selama kita jadi manusia. Kita bukan malaikat, jangan salah kaprah lagi. Cakra tidak ada di malaikat, makanya tidak pernah marah. Tapi itu juga legenda karena anda dan saya tidak pernah melihat malaikat. Kecuali anda kena delusi.
Cakra Sex atau Swadisthana adalah pusat energi kehidupan. Kalau anda salurkan energinya, anda hidup. Kalau anda tahan, anda mati. Walaupun mungkin manifestasinya terlihat kasar, cakra inilah yg mengatur berlangsungnya hidup anda. Kalau Cakra Sex anda masih berfungsi, anda masih hidup. Kalau anda matikan, maka anda mati. Secara batin anda mati. Dan mungkin akan mati secara fisik perlahan-lahan. Bukan semata tentang sex, tetapi tentang kreatifitas alamiah. Seperti berteriak kalau anda sakit. Anda berteriak karena anda ingin hidup. Tapi anda dipaksa oleh lingkungan untuk tetap diam. Lingkungan ingin mematikan Cakra Sex anda supaya anda jadi zombie. Menjadi robot yg bisa disetir kesana kemari. Maukah anda? Saya tidak mau. Biarpun tidak ngesex, Cakra Sex saya tetap aktif.
Cakra Solar Plexus tempatnya di pusar. Pusaran atau tengah tubuh. Persis di tengah. Fungsinya memutar energi fisik. Yg berasal dari metabolisme atau pencernaan tubuh anda akan menjadi energi, namanya energi fisik. Seperti untuk pertumbuhan badan, pemulihan sel-sel yg rusak, dan juga untuk menggerakkan otot-otot. Generatornya di tengah, di pusar anda. Bukan pusara karena yg itu artinya lain lagi. Setelah anda tamat menjadi manusia hidup, anda disebut bersemayam di pusara. Ketika menjadi manusia hidup, anda punya pusaran. Tempatnya di titik tengah tubuh anda. Pusar. Ada titiknya. Tempat anda menghisap sari makanan ketika dibentuk oleh alam dari pertemuan sel telur dan sperma. Anda makhluk alamiah. Anak alami. Walaupun sebagian dari anda mungkin dibentuk di dalam tabung, dan disebut bayi tabung, tetap saja anda dibentuk dari pertemuan dua sel. Sel yg berasal dari laki-laki, dan yg berasal dari perempuan. Makanya anda selalu mengandung keduanya. Maskulin dan feminin. Yang dan Yin. Langit dan Bumi. Ini semuanya hal fisik, bergeraknya berdasarkan naluri. Kalau ada yg bergerak secara fisik di kiri anda, maka anda ikut bergerak. Bergeraknya ke kanan. Kalau ada tekanan dari kanan, anda bergerak ke kiri. Itu kalau tekanannya anda rasakan biasa saja. Tidak mengancam. Kalau mengancam, anda akan melompat langsung ke arah ancaman. Tanpa berpikir. Spontan apa adanya. Dan anda akan bergerak langsung tanpa dikomando. Itulah kiprah sejati Cakra Solar Plexus. Pusaran anda. Tempat anda berdiri tegak. Tegak ke atas, tegak ke bawah, tegak ke depan, dan tegak ke samping kiri dan kanan. Anda di tengah. Tetap ada ketegakan itu walaupun anda sudah diterjang berbagai cobaan alam dan budaya. Anda manusia hidup. Selalu tegak secara astral.
Ketika anda fokus di bagian atas ini, maka terbukalah belang jantung anda. Ternyata belangnya ditanamkan oleh orang-tua, oleh kekasih hati, oleh pemuka agama. Jantung anda suci murni tetapi akhirnya jadi comberan karena jantung anda dianggap penampung sampah budaya. Kalau belum mau tobat, teruskanlah. Hati-hati, begitu katanya. Maksudnya, takut-takut. Semakin anda takut, semakin anda dipuji. Dipuji punya hati. Hati yg penakut. Sumber segala penyakit. Dan semakin anda penyakitan, maka anda akan semakin dipuji sebagai manusia yg bertakwa. Berbakti kepada sumber penyakit hati yg berasal dari mulut orang. Orang lain ingin anda jadi budak, maka ditakut-takutilah anda. Supaya tetap pakai hati. Yaitu Cakra Jantung dalam bahasa spiritual. Padahal Cakra Jantung anda yg asli tetap tidak tercemar. Anda masih bisa mencintai tanpa melihat bulu orang. Walaupun belum punya bulu, kalau anda cinta tetap saja cinta. Cakra Jantung yg asli bukan perasaan, bukan emosi, melainkan energi. Energi cinta universal.
sumber : https://www.facebook.com/notes/leonardo-rimba/dukun-cabul-di-facebook/904094589609841?pnref=story
Langganan:
Postingan (Atom)