Tasawuf yg asli itu Stoicism juga.
Orang-orang stoics adalah pengikut filsafat Yunani yg berpikir rasional
dan apa adanya saja. Itu ajaran filsafat dan spiritual yg lebih mendekati
kebenaran karena tidak bergelimang dalam imajinasi. Yg serupa dengan stoicism
masuk ke Kristen dalam bentuk aliran-aliran Gnostic. Dan di Islam
secara umum disebut aliran Sufi.
Kalau kita mau merubah sesuatu yg
ada secara fisik, kita cuma bisa melakukannya kalau kita merubah yg ada di alam
"astral" itu yg tidak lain dan tidak bukan merupakan pikiran kita
sendiri... Terkadang pikiran orang sudah begitu kakunya sehingga tidak bisa
digerakkan secara rasional lagi. Nah, dalam hal ini segala macam praktek
shamanism itu mungkin bisa berhasil yg, sebenarnya, juga ditentukan oleh hubungan
antara si shaman dengan pasiennya itu.
Kalau si shaman dan pasiennya itu
memiliki Belief System yg sama, maka ada kemungkinan segala macam healings yg
dilakukan akan bisa membawa hasil. Kalau belief system antara si shaman dan
pasien-nya itu beda jauh, maka tidak akan terjadi apapun dan, dalam hal ini,
kita bilang bahwa si shaman itu cuma mengada-ada saja which is actually true.
Perdukunan itu shamanism. Jadi
kadang-kadang bisa ada hasilnya kalau apa yg dipercayai oleh si dukun dan
pasiennya itu memang nyambung. Kalau tidak nyambung maka jadinya nonsense
doang.
Shaman itu seorang traditional
healer. Di Indonesia umumnya disebut "dukun". Ada dukun tradisional
yg bisa melakukan pengobatan melalui cara masuk ke dalam Alam Bawah Sadar di
dirinya sendiri dan Alam Bawah Sadar di diri pasiennya. Tetapi hal itu cuma
bisa dilakukan kalau belief system antara si dukun dan si pasien itu sama. Yg
namanya "paranormal" sekarang bukan shaman melainkan kebanyakan
tukang tipu doang. Shaman is dukun tradisional yg memang mempunya missi untuk
membantu sesama.
Shamanistic journey, yaitu:
perjalanan si shaman ke dalam Alam Bawah Sadar di dalam dirinya sendiri...
Dengan kata lain, journey ke dalam pikiran atau mind yg ada di diri si shaman
itu sendiri. Bisa juga dikatakan bahwa si shaman itu "masuk" ke dalam
alam pikiran dari orang yg dibantunya, pedahal sebenarnya si shaman itu cuma
masuk ke dalam pikiran di dirinya sendiri. Cara melakukannya ketika sedang
"trance" yg bisa di-induce dengan cara puasa dan tidak tidur selama berhari-hari.
It's only a technique, though.
T = How 'real' is
a shamanistic journey?
J = It could be
very real untuk orang yg mengalaminya. Untuk si shaman itu sendiri, the
journeys he or she takes to the "underworld" (Alam Bawah Sadar) are
very real. Tapi itu cuma di alam pikiran saja dan isinya simbol belaka yg harus
dimanipulasi oleh si shaman untuk membantu menyembuhkan pasiennya di dunia
fisik.
T = Saya pernah
'journey' into my mind, waktu sambil nge-ganja. theoretically speaking dan
lepas dari stigma sosial, ganja is feminine dan ngebantu saya lebih santai n
let go, dan di waktu yang sama ngebawa otak ke alpha brainwave which is said to
ngelancarin imajinasi n stuff.
'journey' saya ini ngebawa saya
sampe ke tahap dmn saya bisa komunikasi sama sesuatu/seseorang, dan
jawaban-jawabannya dia tuh masuk di akal n wise (saya coba nanyananya ke si
penjawab ini ttg advice dsb, mau tau ini nih beneran ato imajinasi). Maybe is
it my higher self? Saya juga nyoba ngirim-ngirim message lewat telepathy
(eksperimen) , was I being delusional?
J = Kalau pakai
ganja and things like that, memang bisa masuk ke dalam pikiran kita sendiri.
Kalau ternyata bertemu dengan
"seseorang", maka so pasti itu cuma imajinasi saja... Seseorang yg
muncul itu cuma simbol. Kita bisa bilang bahwa itu "higher self" dari
diri kita sendiri. Bisa juga bilang bahwa kita berkomunikasi dengan diri kita
sendiri yg tidak fokus di dunia fisik melainkan di dunia Bawah Sadar sehingga
terkadang advisnya juga gimana gituh. Terkadang masuk akal dan terkadang tidak
masuk akal juga. So, we ought to be very careful here.
T = Waktu itu sih
berasanya nyata sekali, soalnya saya ngelakuin semuanya secara intuitif aja, dan
'belajar' bbrp hal dari dapet insights, slh satu contohnya yaitu bahwa orang
kalo nyembuhin tumpang tangan di atas kepala itu sebenernya nyembuhin dgn cara
ngerekonfigurasi susunan energi kita lewat crown chakra. again, apakah saya
cuma ngimajinasiin aja? atau insight yang saya dapet ini bener? soalnya saya
mau tau apakah semua ini real ato ngga dan saya butuh second opinion..
J = Well, insights
semacam itu bisa dibilang sebagai intuisi juga dan tidak ada istilah benar ataupun
salah. Apa bedanya bilang tumpang tangan itu rekonfigurasi energi lewat cakra
mahkota atau cuma permainan pikiran saja ? ... Saya sendiri bilang bahwa tanpa
tumpang tangan pun kita bisa melakukan penyembuhan karena segalanya ada di
dalam pikiran. Kalau kita niatkan sehat, maka bisa sehatlah orangnya...
walaupun perlu juga ada konfirmasi dari orangnya sendiri.
Orangnya itu mau atau tidak untuk
disembuhkan. Kalau orangnya tidak mau disembuhkan, apapun yg kita lakukan tidak
akan membawa hasil.
T = Apa opini Mas
Leo tentang entheogens/ so called 'divine plants' e.g. ganja? Saya sering research
tentang hal ini n opini orang-orang semuanya 50-50. Ada yang bilang aman dan
emang bs digunakan sebagai fasilitator dan katalistator walopun sebenarnya
unnecessary, ada yg bilang juga bahaya buat astral body kita, katanya bikin
lobang-lobang di aura.. what do you think?
J = Well, in my
opinion the ganja cuma ok buat recreational drugs doang. Shamans jaman dulu dan
jaman sekarang juga memang ada yg menggunakan ganja and similar plants supaya
bisa "high" dalam membantu pasiennya. Tetapi sebenarnya tanpa menggunakan
itupun kita tetap bisa melakukan healings, kalau mau. Saya sendiri merasa bahwa
ganja is somewhat dangerous karena bikin tulalit. Tulalit, tulalit... maksudnya
nggak nyambung. Jadi, kalau kita pake ganja, jalur memory seperti melambat dan
terkadang ada memory yg hilang sehingga truly nggak nyambung alias tulalit.
Kalo keseringan dipake sampe bertahun-tahun maybe orangnya akan bisa mengalami
permanent head damage alias tulalit for the rest of his or her life.
(e-book)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar