Dasarnya kita semua roh, tidak mempunyai jasad fisik. Jasad fisik ini
simbol saja. Kalau gelombang otak kita aktif, maka gambaran kita bisa
diproyeksikan ke tempat lain, baik secara sadar maupun tidak. Dan mereka
yg berfrekwensi gelombang otak sama akan bisa melihat. Melihatnya di
dalam pikiran mereka saja, secara fisik tidak ada.
Yg ada secara fisik juga bisa diberikan arti baru. Saya bisa bilang:
"Ikat
pinggang saya yg terbuat dari kulit dinosaurus asli baru saja putus.
Saya beli tahun 1993 di AS ketika saya masuk sekolah sihir. Menurut
dawuh harus dipakai terus untuk memutus kutuk Lord Voldermort. Ternyata
dibutuhkan waktu 20 tahun. It's done."
Teknik yg
ini namanya memberikan makna baru kepada kejadian yg sudah lalu. Sudah
terjadi, tinggal diberikan arti. Anda juga bisa, coba saja.
Teknik menciptakan realita dari fakta fisik. Realita adanya di dalam
pikiran. Dimensi pikiran. Kita bahkan bisa membalikkan realita ketika
kita memberikan makna baru kepada fakta fisik. Fakta fisik sama, realita
berubah. Sekali lagi, coba saja.
Coba-mencoba adalah
kemampuan Yahudi. Kalau anda suka mencoba, artinya anda punya darah
Yahudi, setidaknya lewat kakek dan nenek moyang kita yg namanya Adam dan
Hawa. Diasumsikan ada Adam dan ada Hawa. Lelaki dan Perempuan asal. Apa
benar ada demikian tentu saja soal lain. Yg penting diasumsikan ada.
Dan berdasarkan itu, dibuatlah prinsip-prinsip Kabalah, ajaran esoterik
Yahudi yg tidak lain dan tidak bukan merupakan perkawinan antara
mistisisme Timur Tengah dan filsafat Yunani.
Kabalah
punya titik-titik pusat yg disebut sepiroth. Bahasa Inggrisnya sphere
atau lingkaran. Ada 10 sephira (plural dari sepiroth). Antara lain yg
bernama Kether dan Tipereth. Kether letaknya di kepala, dan Tipereth
letaknya di pusar. Itu kalau kita letakkan lingkaran-lingkaran ini di
tubuh fisik kita.
Di antara Kether dan Tiphereth
ada yg namanya Daath. Sephiroth atau Sphere yg tersembunyi, dan tidak
pernah digambarkan. Menurut saya, Daath adalah cakra tenggorokan. Dengan
kata lain, komunikasi verbal, bidang yg paling tidak bisa dikuasai oleh
praktisi spiritual. Bisa dibilang shadow karena belum dijalani. Kalau
sudah dijalani seperti anda, saya dan beberapa teman, namanya bukan
Daath lagi tapi Dool.
Sepiroth bisa dianggap nyata, bisa juga dianggap bayangan atau shadow.
Konsep
Shadow digunakan oleh Carl Gustav Jung, maksudnya our alter ego. The
hidden self. Teknik konseling tiap praktisi berbeda. Teknik saya dengan
guyon-guyon, untuk memunculkan the hidden self. Kalau sudah muncul, dan
diinkorporasikan ke dalam kesadaran melek, maka spiritualitas akan
meningkat. Dari bayang-bayang menjadi nyata. Semu menjadi asli. Tadinya
diragukan, sekarang dipercaya.
Oh (itulah asal mula kepercayaan)
Kalau
sudah dipercaya akan menjadi whole self. Diri yg lengkap. Kurang lebih
begitu pengertiannya. Yg esoterik sebenarnya di bawah matahari terik.
Jelas sekali.
Contoh lain, Borobudur adalah buku
terbuka dalam bentuk batu. Anda bahkan bisa langsung tahu titik cakra
pusat meditasi yg diajarkan. Tidak pernah diucapkan, memang.
Diperuntukkan bagi anda yg bisa melihat dan mengerti. Bukan untuk yg
melihat dan tidak mengerti. Anda perhatikan setiap stupa besar dan
kecil yg ada di Borobudur. Stupa adalah simbol tubuh anda ketika duduk
meditasi. Stupa juga simbol dari kepala anda. Lalu anda bayangkan anda
menjadi stupa itu. Tubuh anda adalah stupa. Kepala anda adalah stupa.
Apa yg anda rasakan? Titik fokus mana yg muncul di depan kesadaran anda?
Gunakanlah itu. Itu titik fokus meditasi mata ketiga. Siddharta
Gautama pakai itu, tapi tidak diajarkan untuk umat yg sampai detik ini
masih percaya harus pegang dada. Dharma adalah dada, begitu katanya.
Mereka salah kaprah. Dharma adanya di kepala.
Menemukannya bisa lewat buku, bisa lewat garuk-garuk sendiri atawa otonomus. Autonomous. Auto-isme. Autisme.
Sedikit
banyak kita mengidap autisme, kalau tidak autis anda tidak bisa
konsentrasi. Sebagian besar dari kita bisa menghadapi hal ini seorang
diri, tanpa ada orang lain yg tahu. Orang tua tidak tahu, guru-guru
tidak tahu, teman-teman tidak tahu. Saya termasuk seperti itu, dan
mendorong anda yg mengalami sedikit gejala autisme untuk tidak cengeng.
Kalau mau fokus pasti bisa. Autisme ringan cukup normal, tidak perlu
dijadikan alasan menjadi lebay. Kalau mau sedikit bersusah payah pasti
bisa. Singkirkan mereka yg mau membuyarkan konsentrasi anda, dan
tetaplah fokus, di bidang apapun yg anda pilih.
Saya
sendiri tidak menangani anak-anak di bawah umur yg terkena syndrome
autis atau ADHD, baik ringan maupun berat. Perhatian saya lebih kepada
MANTAN pengidap autis ringan seperti saya yg sudah belajar dengan jatuh
bangun untuk menyingkirkan manusia-manusia yg mengganggu kehidupan.
Bukan di masa lalu atau masa kecil, tetapi disini dan saat ini.
Sekarang ini. Masih saja terjadi. Menurut pengalaman saya, cara
satu-satunya adalah menendang mereka keluar. Tidak perlu negosiasi atau
berkompromi dengan manusia yg berperilaku seperti binatang. Anak autis
melihat manusia pengganggu sebagai binatang liar. Saya masih bisa
melihat orang lain seperti itu, kadang-kadang. Dan saya tidak ragu
untuk tendang keluar dari kehidupan saya. Itu bagian dari pengalaman
spiritual yg saya rasa perlu dibagikan untuk menghapuskan satu lagi
salah kaprah bahwa ada manusia lain yg bisa dianggap sebagai guru.
Bukan guru tapi penindas. Bukan manusia tapi binatang liar. Ini jelas,
karena tanpa kenal pun orang seperti itu bisa datang dan mengganggu
anda. Usir saja.
T = Saya mengalami satu fase
dalam hidup saya dulu, saya sampai punya kata "Alienasi", dimana kata
tersebutlah yang pantas untuk menggambarkan kondisi saya saat itu. Saya
itu selalu salah. Huakakakaka... Disalahin teman-teman, disalahin guru
agama, disalahin sama guru sosiologi, tata negara, dll... (Waktu itu)
sangat menyiksa sekali. Apa itu juga tergolong autis (dari sudut pandang
mereka) ? Meski dalam keadaan seperti itu, saya jalan terus...
Berbagai metode saya terus lakukan, tanpa saya timbang benar -
salahnya... Ya jalan terus... Setelah ke klinik.. Eh.. bukan-bukan...
Sampai saya kehilangan diri. Saya gak tau lagi agama saya apa... Dunia
saya dimana, yang mana mimpi yang mana nyata. Hahaha... Dan ternyata
disitu lebih assssoooooy...
Saat ini bung, tepat saya
sedang menulis ini sekarang, saya juga sedang berurusan dengan tendang
menendang itu... Semua terjadi karena kompromi ini kompromi itu.
Hahaha... Jurus tendangan dari langit mungkin memang yang paling ampuh
bung... Hahaha
J = Hahaha
Saya
tidak bilang autisme penyakit, ADHD juga bukan penyakit. Keduanya
alamiah, variasi dari sistem energi di tubuh dan pikiran manusia. Yg
perlu dicari adalah solusi agar mereka yg terkena gejala ini bisa
beradaptasi semaksimal mungkin. Ada kiat-kiat tertentu yg bisa dibagikan
oleh mereka yg telah melewati tahap gonjang-ganjing masa kanak-kanak
yg kurang bahagia itu. Saya sudah bagikan salah satu kiat, yaitu
mengeluarkan orang-orang yg tidak bermanfaat dari kehidupan kita. Harus
tegas. Kalau tidak tegas bisa mati berdiri.
Hati
anda tidak bisa berperang, tidak diterima walaupun mau jadi
sukarelawan. Yg bisa berperang adalah diri anda sendiri, secara fisik
angkat senjata. Senjatanya apa? Dan melawan siapa? Kalau diteruskan
ujung-ujungnya jadi orang aneh. Perang dengan diri sendiri tidak ada yg
menang maupun kalah. Anda yg menang, dan anda sendiri yg kalah. Karena
anda sekarang sudah tahu cuma ada anda sendiri, maka anda bisa
memutuskan mau yg mana. Apapun yg anda mau, anda selalu menang. Anda yg
mau, anda yg jalani, dan anda yg nikmati. Kalau tidak suka bisa ganti
haluan, pilih yg lain. Anda juga yg mejalani dan menikmati. Selalu satu
pilihan untuk satu saat. Tidak bisa dua sekaligus. Pilih A untuk hari
ini, dan pilih B untuk besok. Bosan keduanya bisa pilih C untuk minggu
depan. Tidak ada yg salah karena itu hidup anda sendiri. Anda yg pilih,
anda yg jalani, anda yg nikmati dan tanggung resikonya. Hidup seperti
itu, tentang memilih berganti-ganti. Macam-macam pilihan dicoba dan
dijalani. Ada yg diteruskan, ada yg ditinggalkan. Sederhana kalau mau
anda jalani dan berhenti pikirkan.
Anda punya banyak
bakat, bisa hobby apa saja, semua bisa ditekuni setelah anda stabil.
Saya sendiri sedang mengamati anda, bukan mengamati sebagai obyek
pesakitan, melainkan obyek pelaku. Obyek sekaligus subyek. Apapun yg
anda lakukan tentu saja saya tidak akan bilang salah karena merupakan
keputusan anda sendiri. Kalau bisa menikmati dan tidak merepotkan orang
lain, tentu saja akan beguna bagi nusa dan bangsa. Saya tidak
menyarankan untuk menjadi dukun atawa penyembuh. Healer atau balian.
Walaupun tentu saja saya tidak bisa menghalangi kalau anda mau. Ada
kemungkinan ke arah sana jalannya setelah lewat batu sandungan ini. Yg
anda sedang injak. Namanya batu penyembuhan. Sandungan sekaligus
penyembuhan. Terlihat sakit tapi tidak. Terlihat tersandung tapi tidak.
Ada apa gerangan? Oh, dijalani saja, pastilah kita akan tahu itu apa.
Memang
sudah waktunya, yg muda-muda bisa menerima bahwa segalanya simbol dan
tidak berusaha memaksakan bahwa apa yg muncul di penglihatan dalam
meditasi harus diartikan sebagai wujud sesungguhnya. Itu kesan dari apa
yg saya alami sendiri dalam meditasi bersama Kang Dicky di acara kita di
Jakarta Sabtu lalu. Memang Kang Dicky berusaha memandu agar peserta
memperoleh pengalaman visual atau inderawi, apapun bentuknya. Lalu
terkadang Kang Dicky akan berusaha memberikan arti, walaupun terlihat
tidak terlalu memaksakan seakan itu arti satu-satunya. Dalam satu
kesempatan bahkan Kang Dicky bilang bahwa ada peserta yg mengalami
penyatuan dengan energi dirinya sendiri dalam bentuk simbol-simbol,
bertemu dengan kesadarannya sendiri. Tapi cuma satu kali saja. Jadi,
seolah Kang Dicky masih memberikan kesempatan bagi orang untuk
menafsirkan seolah yg muncul memang ada wujudnya. Atau mungkin juga
mengarahkan kesana. Tetapi karena tidak ada yg dipaksakan, terlihat
seperti diambangkan. Dan peserta juga terlihat mengambang, antara
percaya dan tidak percaya. Mungkin sebagian mau percaya ada wujud dari
apa yg dilihat. Seolah memang ada makhluk. Memang ada roh atau apapun
jenisnya. Atau mungkin leluhur kita, baik yg berasal dari bumi maupun
planet lain. Di pihak lain, saya juga merasa bahwa semuanya sudah siap
untuk menerima interpretasi bahwa apapun yg muncul cuma simbol saja.
Simbol dari berbagai macam energi. Di pikiran dan tubuh kita sendiri.
Atau di alam semesta, yaitu di luar tubuh kita. Tapi dirasakannya lewat
pikiran kita melalui apa yg kita sebut sensasi dalam meditasi.
Terakhir,
jangan anda pikir saya kemana-mana membagikan pencerahan kepada banyak
orang tanpa diminta. Tidak begitu. Pencerahan tidak bisa datang dari
saya tetapi dari alam semesta yg memberikan hidayahnya langsung kepada
manusia yg, kalau sinkron, akan bertemu dengan saya. Pertahankan
keutuhan energi anda, kita mencari dan mempertahankannya dengan susah
payah. Bukan untuk dihambur-hamburkan dan mubazir dengan alasan
memberikan pencerahan. Kita bukan lampu senter, ingat itu.
Ini saya tuliskan untuk membantu cukup banyak teman yg tidak punya
energi karena memaksakan diri untuk memberikan pencerahan. Anda tahu
apa yg saya maksud. Energi anda habis dihambur-hamburkan karena anda
merasa berkewajiban. Nyatanya, tidak ada yg mewajibkan anda. Aturan
alam semesta adalah pertahankan titik keseimbangan anda. Kalau anda
seimbang, energi anda akan stabil. Anda akan merasa utuh. Dan keutuhan
anda akan dirasakan sebagai kekuatan energi oleh orang lain. Itulah yg
bisa membantu orang. Bahkan walaupun anda diam saja. Kalau energi anda
sudah kosong, walaupun diakui sebagai orang spiritual, anda tidak bisa
membantu siapapun. Membantu diri sendiripun anda tidak sanggup. Cukup
banyak yg seperti itu. Untung bukan diantara teman-teman kita. Yg
seperti itu tidak berani dekat saya. Saya tidak suka parasit energi.
Mungkin mereka mau dekat saya dan hisap-hisap, tapi saya yg tidak mau.
Saya bukan permen hisap. Tidak tertarik gaya sedot menyedot melainkan
kocok mengocok saja. Mungkin sambil membayangkan si jantung hati atawa
ingin materialisasi.
Materialisasi bisa lewat
visualisasi dalam gelombang otak rendah, yg saya sebut gelombang otak
kun fayakun. Ini keadaan meditasi mendalam, khusyuk. Kalau anda berbakat
visual, bisa divisualisasikan apa yg diinginkan. - Jebakannya, tidak
semua orang berbakat visual. Makanya banyak yg frustrasi ketika
dipaksakan. - Ada yg kasih solusi afirmasi. Mengulang-ulang ucapan dari
apa yg diinginkan. Jebakannya, mereka tidak pakai pengertian gelombang
otak. Afirmasi dalam gelombang otak biasa hanya membuang waktu dan
tenaga. Mubazir. Kebanyakan doa di kalangan keagamaan masuk dalam
kategori ini. Kasihan Allah, namanya dibawa-bawa tanpa membawa hasil. -
Solusi dari saya adalah niat. Tinggal diniatkan saja apa yg diinginkan.
Niat itu dibawa terus dari keadaan otak jaga sampai keadaan otak
khusyuk. Dari masih bisa berpikir logis sampai ketika masuk gelombang
otak meditasi mendalam atau kun fayakun. Ketika sudah masuk benar-benar
mendalam, niat itu tetap ada. Tinggal bilang amin saja. Atau Om kalau
anda berasal dari latar belakang Hindu-Buddha. Amin. Om. Artinya kita
tutup niat itu dengan niat pula. Niat apapun ditutup dengan amin,
artinya jadilah. Amin, jadilah. Om jadilah om.
(Leonardo R.)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar